Muhammad Satya Adhitama
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang) Fitri Rahmadiina; Muhammad Satya Adhitama; Jusuf Thojib
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.246 KB)

Abstract

Kinerja pencahayaan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam perancangan kantor, karena hal tersebut akan berpengaruh pada kenyamanan visual pengguna ruang. Indonesia yang memiliki potensi mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun harusnya dapat memanfatkan hal tersebut sebagai pencahayaan alami pada bangunan kantor. Namun selama ini penggunaan pencahayaan alami masih jarang digunakan karena cahaya yang masuk ke bangunan kurang atau berlebih, serta silau yang ikut masuk ke dalam ruangan. Plasa Telkom Blimbing Malang merupakan salah satu kantor di kota Malang yang masih menggunakan sistem pencahayaan buatan karena kinerja pencahayaan alami yang belum optimal pada bangunannya. Metode yang digunakan adalah eksperimental menggunakan simulasi dengan software DIALux 4.12 untuk mengetahui strategi desain yang dapat mengoptimalkan kinerja pencahayaan alami. Strategi yang dapat digunakan antara lain dengan meneliti dimensi bukaan, dimensi dan jumlah layer shading device, dimensi light shelf, dan pemilihan warna & material pada interior bangunan. Rekomendasi desain yang dipilih berdasarkan prosentase kinerjanya yang lebih tinggi dan distribusi pencahayaan dalam ruangan yang lebih merata.Kata kunci: pencahayaan alami, kinerja pencahayaan alami, kantor
Evaluasi Bukaan Pencahayaan Alami untuk Mendapatkan Kenyamanan Visual pada Ruang Perkuliahan Dwi Risky Febrian Dhini; Muhammad Satya Adhitama; Jusuf Thojib
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1324.639 KB)

Abstract

Malang merupakan salah satu kota pendidikan yang terletak di provinsi Jawa Timur. Berada di iklim tropis, Kota Malang memiliki cahaya matahari melimpah yang seharusnya merupakan potensi besar bagi pemanfaatan pencahayaan alami sebagai penerangan utama bangunan. Sebagai kota pendidikan perguruan tinggi di Kota Malang memiliki tuntutan akan kenyamanan visual yang tinggi untuk mendukung aktivitas belajar dan mengjar di dalamnya, salah satunya adalah Gedung Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang. Pada gedung teknik sipil terdapat 5 jenis ruang perkuliahan dengan aktivitas yang berbeda-beda yaitu ruang kelas teori, komputer, gambar, bengkel, dan hitungan. Kenyamanan visual berkaitan dengan tingkat pencahayaan yang tepat sesuai standar yang dapat mendukung aktivitas pengguna. Masing-masing ruang memiliki standar tingkat pencahayaan yang berbeda-beda mulai dari 250-700Lux. Oleh karena itu, dibutuhkan evaluasi desain bukaan pencahayaan alami untuk meningkatkan kenyamanan visual pada 5 jenis ruang perkuliahan tersebut. Metode penelitian yaitu eksperimental kuantitatif dengan menggunakan simulasi Dialux 4.12. Penelitian bertujuan mengevaluasi desain bukaan pencahayaan alami serta memberikan rekomendasi desain untuk meningkatkan kenyamanan visual pada ruang perkuliahan Gedung Teknik Sipil Polinema.Kata kunci: pencahayaan alami, kenyamanan visual, ruang perkuliahan
Kajian Green Building pada Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Barra Pasuka Dewa; Agung Murti Nugroho; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Green Building merupakan suatu konsep bangunan ramah lingkungan yang sudah menjadi perhatian khususnya di negara beriklim tropis. Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis dengan suhu dan kelembaban yang tinggi. Maka pada tahun 2009, sebuah lembaga GBCI (Green Building Council Indonesia) dibentuk untuk memberikan pratik-praktik bangunan ramah lingkungan kepada masyarakat. Universitas Brawijaya merupakan salah satu universitas dengan skala wilayah yang luas. Parameter bangunan yang dipilih adalah bangunan dengan bentukan vertikal, geometri bangunan, bentukan massa, bangunan berlantai 6-8 lantai, fungsi perkantoran dan perkuliahan, dan orientasi bangunan Utara-Selatan. Maka terpilih bangunan Gedung Dekanat FT-UB. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur seberapa jauh tingkat Green Building pada bangunan obyek Gedung Dekanat. Metode penelitian observasi dengan deskriptif kualitatif. Pengamatan, wawancara, dan pengukuran menggunakan alat ukur sebagai pelengkap kajian penelitian ini. Pada gedung tersebut akan dinilai dari standar Greenship dengan 6 kriteria utama. Kriteria utama tersebut adalah Basic Green Area, Electric Sub Metering, Water Metering, Fundamental Refrigerant, Indoor Health and Comfort, dan Basic Waste Management. Setelah dilakukan kajian terhadap obyek, diperoleh nilai 40 poin dengan predikat BRONZE. Kemudian peneliti memberi rekomendasi agar naik satu predikat mejadi SILVER dengan nilai akhir 54 poin. Rekomendasi tersebut diantaranya pada kriteria Water Metering, Indoor Healt And Comfort dan Electrical Sub Metering.Kata kunci: Green Building, Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Greenship, rating/sertifikasi.
Kajian Bukaan Terhadap Pendinginan Alami Ruangan pada Bangunan Kolonial Di Malang Arvin Lukyta; Agung Murti Nugroho; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.39 KB)

Abstract

Bangunan kolonial Belanda sudah berdiri sejak abad 17 dimana pada saat ituBelanda menjajah Indonesia terutama di Kota Malang bangunan kolonial sudah adasejak tahun 1767. Pada saat itu pembangunan bangunan kolonial di Malang diawalidengan pembangunan berupa tempat tinggal meluas hingga menjadi kantor danbangunan layanan publik seperti sekolah, rumah sakit, dsb. Dilihat dari segi sainsteknologi bangunan bangunan kolonial yang awalnya hanya dibangun di benuaEropa yang memiliki iklim subtropis kini merambat ke daerah tropis sepertiIndonesia tentu akan memperngaruhi kondisi kenyamanan suhu pada penggunabangunan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai komponen seperti jendela padabangunan kolonial tersebut yang dibuat untuk bisa beradaptasi dengan lingkunganiklim di Eropa sedangkan jika di Indonesia belum dipastikan komponen jendelatersebut bisa memberikan dampak kenyamanan termal yang sama dengan didampak yang diberikan di Eropa. Melalui penelitian ini akan dikaji seberapa besarpengaruh bukaan jendela ini terhadap pendinginan alami ruang dan apakah masihbisa memberikan kenyamanan termal pada pengguna bangunan. Variabel penelitianyang akan diobservasi dan diukur adalah bentuk bukaan, rasio WWR, dan rasio luaslantai terhadap luas bukaan jendela. Pada penelitian ini akan diukur seberapa besarpengaruh komponen-komponen bukaan tersebut terhadap suhu ruang yangberkaitan dengan pendinginan alami ruang.Kata Kunci: Bangunan kolonial, Jendela, dan pendinginan alami
Kualitas Ruang Transit Antarmoda pada Terowongan Penyeberangan Orang Jakarta Kota Irene Setiawani; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang transit antarmoda sejatinya diharapkan menjadi jawaban atas permasalahan kemacetan yang dihadapi oleh banyak kota besar di dunia. Semakin baik kualitas sebuah ruang transit, jumlah pengguna transportasi umum pun dapat meningkat. Terowongan Penyeberangan Orang (TPO) Jakarta Kota, sebagai salah satu dari sedikit ruang transit yang terdapat di Jakarta, terlihat memiliki fasilitas-fasilitas yang kurang tepat guna bagi pengunjungnya, sehingga perlu dikaji untuk diketahui bagaimana kualitasnya. Untuk mengetahui kualitasnya, peneliti menggunakan metode mixed method pada penelitian ini. Secara kualitatif, yaitu analisis deskriptif untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi berdasarkan dasar teori. Analisis kuantitatif dengan analisis mean score dan regresi, untuk mengetahui respon pengunjung. Kedua analisis tersebut menggunakan 22 variabel bebas dan 1 buah variable terikat. Analisis yang dilakukan didasarkan pada dua jenis responden yang berbeda, yaitu pengunjung yang sedang melakukan perpindahan dan pengunjung yang sedang singgah. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa kualitas ruang transit pada TPO Jakarta Kota dinilai secara berbeda oleh kedua jenis pengunjung yang ada. Sarana informasi menjadi hal yang paling berpengaruh bagi pengunjung yang berpindah, sedangkan fasilitas umum menjadi hal yang paling berpengaruh menurut pengunjung yang singgah. Sehingga berdasarkan hasil analisis gabungan pendapat kedua jenis pengunjung ditemukan bahwa TPO Jakarta Kota memiliki kualitas yang cenderung cukup baik.
Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Pedestrian Ways Pada Koridor Jalan Tunjungan Kota Surabaya Sebagai Ruang Publik Moehammad Iqbal Al Madani; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koridor Jalan Tujungan Kota Surabaya merupakan kawasan bersejarah yang dulunya menjadi tempat perjuangan arek-arek suroboyo dalam merebut kemerdekaan Kota Surabaya. Koridor Jalan Tunjungan Kota Surabaya terletak pada pusat kota serta menjadi kawasan perdagangan dan jasa, tentunya hal tersebut memberikan kesan menarik pada kawasan tersebut. Kesan pada koridor tersebut yakni pada jalur pedestrian yang ada pada koridor Jalan Tunjungan, hal tersebut dikarenakan perlebaran jalur pedestrian yang dilakukan oleh pemerintahan Kota Surabaya dalam mendukung kawasan menjadi ruang publik Kota Surabaya. Namun, dengan adanya perlebaran jalur pedestrian terdapat ketidaksesuaian fungsi dari pemanfaatan jalur pedestrian tersebut. Mulai digunakannya sebagai tempat parkir kendaraan dan digunakan mobilitas kendaraan roda 2. Hal tersebut tentunya mengganggu dari kenyamanan dan keamanan pejalan kaki yang menggunakan jalur tersebut. Permasalahan yang terjadi pada jalur pedestrian menjadi fokus penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan pedestrian ways pada koridor Jalan Tunjungan Kota Surabaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif (Kualitatif dan Kuantitatif). Data penelitian didapatkan dengan mengumpulkan data melalui pembahasan terkait kondisi eksisting dengan observasi dan data mean score melalui survey kuesioner online (Accidental Sampling). Data yang terkumpul dari penyebaran survey kuesioner online dianalisis menggunakan mean score dengan sintesis kualitatif-kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat kategori penilaian dari pemanfaatan pedestrian ways “Sangat Baik”, “Baik”, “Cukup”, “Kurang”, dan “Sangat Kurang”.
Persepsi Pengguna Terhadap Aksesibilitas Pada Alun-alun Kabupaten Lamongan Aflah Rihadannafis; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Renovasi Alun-alun Lamongan pada akhir tahun 2018 membuat Alun-alun Lamongan mengalami peningkatan angka pengunjung yang berasal dari berbagai kalangan usia.  Terdapat banyak perubahan yang terjadi pada Alun-alun Lamongan, seperti pelebaran trotoar pejalan kaki, fasilitas tempat duduk, ruang baca, taman rekreasi, hingga wahana-wahana yang bisa dinikmati langsung oleh pengunjung alun-alun Lamongan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap aksesibilitas pada Alun-alun Lamongan. Berdasarkan observasi awal diketahui bahwa masih terdapat beberapa fasilitas di Alun-alun Lamongan yang belum bisa dimanfaatkan secara maksimal, serta masih ditemui ketidaksesuaian fasilitas pada Alun-alun Lamongan dengan standar aksesibilitas yang ada. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data pengamatan kondisi eksisting aksesibilitas pada Alun-alun Lamongan akan dianalisis secara kualitatif dengan standar aksesibilitas yang ada. Data persepsi pengguna dianalisis secara kuantitatif menggunakan analisis meanscore untuk mengetahui tingkat kesesuaian aksesibilitas pada Alun-alun Lamongan berdasarkan persepsi penggunanya. Dari kedua analisis tersebut kemudian dilakukan sintesis data untuk mengetahui keterkaitan antara kesesuaian kondisi eksisting pada Alun-alun Lamongan dengan persepsi pengguna terhadap aksesibilitas pada Alun-alun Lamongan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga elemen aksesibilitas yaitu jalur pemandu, jalur pedestrian dan ruang/ sirkulasi yang dinilai masyarakat sudah cukup baik dan memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi dengan standar aksesibilitas yang ada. Sementara untuk elemen ramp, tangga, rambu dan marka, serta area parkir dinilai cukup oleh masyarakat, karena masih terdapat beberapa ketidaksesuaian yang dapat mempengaruhi penggunanya. Serta satu elemen aksesibilitas yang dinilai masih sangat kurang adalah pada elemen toilet karena masih terdapat banyak kekurangan dan ketidaksesuaian dengan standar aksesibilitas yang ada. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat menilai kualitas aksesibilitas pada Alun-alun Lamongan dinilai cukup, karena masyarakat cenderung sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu sehingga akan lebih baik jika dilakukan beberapa perbaikan terhadap elemen aksesibilitas yang dirasa kurang oleh masyarakat, agar pengguna dapat merasakan kenyamanan dan bisa beraktivitas sesuai dengan kebutuhannya terhadap Alun-Alun Lamongan.
Science Learning Center di Universitas Mulawarman dengan Konsep Green Building Intan Tribuana Dewi; Agung Murti Nugroho; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.87 KB)

Abstract

Universitas Mulawarman adalah Perguruan Tinggi Negeri terbesar di Kalimantan Timur Yang akan menambah fasilitas yang menunjang kegiatan belajar-mengajar. Fasilitas yang Akan dibangun adalah Science Learning Center. Universitas Mulawarman memiliki tujuan Untuk merancang Science Learning Center dengan konsep Green Building sebagai bangunan ramah lingkungan. Di Indonesia, terdapat lembaga Green Building Council Indonesia(GBCI) yang dibentuk dengan tujuan untuk memberikan prinsip pada praktik Bangunan ramah lingkungan kepada masyarakat. Metode desain yang digunakan, yaitu Metode deskriptif analisis dan metode programatik. Science Learning Center dirancang sesuai standar Greenship dengan kriteria utama, yaitu tepat guna lahan, efisiensi dan konservasi energy, konservasi air, sumber dan siklus material, kesehatan dan kenyamanan dalam ruang, serta manajemen lingkungan bangunan. Setelah melakukan analisis, didapatkan rancangan bentuk bangunan, pemanfaatan lahan, konsep shading device, upaya efisiensi energi, dan air yang sesuai dengan standar Greenship untuk bangunan baru.Kata kunci: science learning center, green building, greenship
Pola Perubahan Desain Rumah Dome Pasca Bencana Gempa di Prambanan, Sleman, Yogyakarta Dandi Raviandaru Pratama; Herry Santosa; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.815 KB)

Abstract

Rumah dome adalah sebuah rumah bantuan dari pemerintah. Seiring dengan berjalannya waktu rumah dome mengalami perkembangan yang didasari oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perubahan rumah dome dari awal terhuni pada tahun 2007 hingga sekarang. Setelah itu akan menginvestigasi penyebab terjadinya pola perubahan yang terjadi pada rumah dome dan dapat mengevaluasi apakah warga setempat berhak apabila menerima bantuan berupa rumah dome kembali. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis dan metode evaluatif. Terdapat tiga pola perubahan yang terjadi pada rumah dome, yaitu pola perubahan kecil, sedang, dan besar. Pola perubahan didominasi oleh perubahan sedang, yang ditandai banyak perubahan yang dilakukan dengan melakukan penambahan/perubahan bentuk dan sebagian penambahan/perubahan pada tampilan. Penelitian ini menunjukkan bahwa rumah dome ini kurang sesuai. Kekurangsesuaian rumah dome ini karena desain rumah yang awalnya sebuah bantuan dengan konsep rumah inti tumbuh ternyata tidak terwujud. Bahan material dan bentuk pada rumah dome ternyata mempersulit warga untuk mengembangkan rumah. Pada akhirnya banyak warga yang menambahkan dengan membangun bangunan sendiri diluar rumah dome.Kata kunci: Rumah Dome, Evaluasi, Pola Perubahan, Bentuk dan Tampilan
Persepsi Pengguna Terhadap Kenyamanan Jalur Pedestrian Pada jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Ahmad Faishal Ekzananda; Muhammad Satya Adhitama
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 4 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gencarnya pengembangan fasilitas jalur pedestrian di ibukota membuat penataan fasilitas pejalan kaki menjadi lebih baik, namun terdapat beberapa jalan yang masih belum adanya perbaikan salah satu jalan perlu ditinjau kembali adalah Jalan Raya Lenteng Agung. Terletak di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jalan Raya Lenteng Agung merupakan area dengan permukiman padat, perkantoran, serta perdagangan dan jasa. Adanya transportasi tetap membuat mobilitas pada jalan ini terhitung tinggi. Dengan kondisinya yang terlihat masih adanya kerusakan pada jalur pedestrian, terputusnya jalur pedestrian, serta hal lainnya mengenai kenyamanan jalur pedestrian yang masih kurang maka perlu adanya peninjauan terhadap kenyamanan jalur pedestrian pada Jalan Raya Lenteng Aguang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Dari analisis tersebut maka akan dilakukan sintesis mengenai keterkaitan penilaian kenyamanan oleh pengguna dan kenyamanan berdasarkan teori dan peraturan. Dari hasil penelitian maka didaptkan kenyamanan jalur pedestrian pada Jalan Raya Lenteng Agung masih dinilai kurang berdasarkan persepsi pengguna maupun berdasarkan teori dan peraturan yang ada. Hal yang menjadi sorotan adalah posisi jembatan penyebrangan orang yang berada tepat di tengah jalur pedestrian. Maka dari itu diperlukan adanya peninjauan dan perbaikan pada jalur pedestrian Jalan Raya Lenteng Agung untuk dapat meningkatkan kualitas kenyamanan fasilitas pejalan kaki.