Claim Missing Document
Check
Articles

Evaluasi Kenyamanan Spasial dan Visual Ruang Pejalan Kaki Koridor Jalan Soekarno-Hatta Sinaga, Andriano; Santosa, Herry
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Malang Tahun 2010-2030, Kota Malang akan mengadakan perbaikan mengenai fasilitas dan prasarana jalur pejalan kaki untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jalur pejalan kaki. Jalan Soekarno-Hatta merupakan salah satu dari koridor jalan provinsi yang terletak pada kawasan perdagangan dan jasa, hal ini membuat koridor ini memiliki mobilitas yang tinggi baik kendaraan bermotor maupun pejalan kaki. Kenyamanan mobilitas pada suatu kawasan tidak lepas dari pengaruh elemen-elemen fisik yang tersedia. Maka dari itu, diperlukan kajian untuk mengevaluasi elemen-elemen ruang pejalan kaki guna untuk menyetahui tingkat kenyamanan pejalan kaki saat melakukan mobilitas serta mengetahui elemen-elemen apasaja yang perlu perbaikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif guna untuk menganalisis karakter fisik elemen ruang pejalan kaki dan metode kuantitatif untuk mengetahui preferensi masyarakat tentang ruang pejalan kaki pada koridor Jalan Soekarno-Hatta. Penilaian elemen-elemen spasial maupun visual yang dikaji berdasarkan teori dan regulasi yang dipadukan dengan preferensi masyarakat untuk menentukan elemen-elemen mana yang sudah baik ataupun yang masih perlu diperbaiki. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa elemen spasial ruang pejalan kaki cenderung kurang nyaman sedangkan elemen spasial sudah cukup nyaman.   Kata kunci:  Kenyamanan spasial, kenyamanan visual, koridor jalan   ABSTRACT   Based on the Spatial Plan of Malang City Year 2010-2030, Malang City will make improvements on the facilities and infrastructure of pedestrian paths to be able to improve services for users of pedestrian paths. Soekarno-Hatta Road is one of the provincial road corridors located in the trade and services area, making this corridor has high mobility both motor vehicles and pedestrians. Convenience of mobility in a region cannot be separated from the influence of physical elements available. Therefore, a study is needed to evaluate the elements of the pedestrian space in order to know the pedestrian comfort when performing mobility and to know the elements that need to be ignored. This research uses qualitative method in order to analyze the physical character of pedestrian space element and quantitative method to know public preference about pedestrian way on Soekarno-Hatta Road corridor. Assessment of spatial and visual elements studied by theory and regulation combined with community preferences to determine which elements are good or that need improvement. From the results of this study concluded that the spatial elements of pedestrian space tend to be less comfortable while the spatial element is quite comfortable. Keywords: Spatial comfort, visual comfort, road corridor
Pengembangan Parametric Object Library Berbasis HBIM pada Bangunan Bersejarah Gereja Ijen Kota Malang Exacorinna Azalia Sucipto; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelestarian terhadap bangunan bersejarah sangat penting bagi sumber ilmu pengetahuan dan budaya. Namun, sebagian besar bangunan bersejarah di Indonesia hanya memiliki informasi umum seperti nama, alamat, sejarah, dan hanya memiliki gambar desain pada kertas. Seiring dengan berkembangnya teknologi, upaya pelestarian bangunan bersejarah di beberapa negara sudah mulai melakukan adanya digitalisasi. Penggunaan Building Information Modelling “BIM” telah digunakan pada beberapa bangunan bersejarah di dunia untuk upaya dokumentasi dan membuat gambar kerja serta informasi lengkap. Kemudian, seiring dengan upaya pelestarian terdapat pengembangan dari BIM yaitu Historical Building Information Modelling “HBIM” untuk menghasilkan elemen arsitektural yang lebih kompleks dari bangunan bersejarah. Studi kasus pada penelitian ini adalah bangunan bersejarah Gereja Ijen Kota Malang yang telah dibangun sejak 1934. Bangunan ini dilakukan perekaman menggunakan laser scanning yang akan menghasilkan data point cloud yang akurat. Data ini yang digunakan pada penelitian ini untuk mengembangkan parametric object library dari bangunan Gereja Ijen Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan parametric object library bangunan bersejarah Gereja Ijen untuk mengupayakan pelestarian secara digital. Penelitian ini berada pada tingkatan LOK 200yang menghasilkan basis data digital berupa parametric object library berbasis HBIM.
Pengembangan Fasilitas Wisata Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya Dengan Konsep Waterfront Rahmat Sepa Indrawan; Herry Santosa; Sri Utami
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.234 KB)

Abstract

Surabaya sebagai salah satu kota metropolis tidak banyak memiliki objek wisata yang dapat diandalkan. Seperti halnya Taman Hiburan Pantai Kenjeran dan Kebun Binatang Surabaya 2 objek wisata tersebut kian lama ditinggalkan Karena tidak terawat dan kurangnya fasilitas yang memadahi. Pemkot Surabaya sudah memiliki rencana akan menata ulang dan mengembangkan outlet tujuanb wisata tersebut. Rencana pengembangan induk pariwisata kota Surabaya (BAPPEKO) telah mencantumkan wisata yang perlu dikembangkan termasuk dalam wisata-wisata yang diunggulkan seperti Taman Hiburan Pantai Kenjeran yang berada pada Kecamatan Tambak Wedi pengembangan unit 3. Rencana pengembangan Taman Hiburan Pantai Kenjeran sekarang memasuki tahap dimana jembatan atau jalan pintas yang melewati sudah selesai dibangun dan telah digunakan. Selain adanya rencana pengembangan kawasan strategis Kaki Jembatan Suramadu hingga Pantai Kenjeran, terdapat rencana Masterplan pengembangan Kawasan Pantai Kenjeran yang telah dibuat oleh Pemkot Surabaya tahun 2016. Proses perancangan Taman Hiburan Pantai Kenjeran diawali dengan tahap evaluasi. Evaluasi kondisi Taman Hiburan Pantai Kenjeran yang di lintasi Jembatan Surabaya ini bertujuan untuk mengetahui fasilitas yang ada (eksisting) sekaligus melihat atau mengidentifikasi potensi yang ada. Dikarenakan posisi atau objek wisata yang berbatasan dengan air atau pantai, maka wisata Taman Hiburan Pantai Kenjeran ini dikembangkan dengan konsep wisata tepi air (waterfront) agar dapat mengoptimalkan potensi fasilitas wisata yang berkaitan dengan lingkungan tepi air.. Tahap ke dua yaitu mengevaluasi masterplan Taman Hiburan Pantai Kenjeran yang telah dibuat oleh pemkot. Studi evaluasi masterplan Kenjeran menggunakan aspek waterfront.Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Analisa dan sintesa, diawali dengan melakukan evaluasi eksternal dan internal pada Taman Hiburan Pantai Kenjeran, kemudian studi evaluasi masterplan kawasan. Pada tahap perancangan menggunakan kaidah aspek dominan waterfront. Kesimpulan yang didapat adalah Pengembangan fasilitas wisata Taman Hiburan Pantai Kenjeran merupakan suatu bentuk upaya meningkatkan fasilitas wisata kota Surabaya agar menjadi ODTW (Objek dan Daya Tarik Wisata). Menggunakan teori waterfront sebagai penunjang perancangan arsitektur tepi laut dan elemen-elemen di dalamnya merupakan sebuah patokan untuk merancang wisata yang berbatasan dengan tepian laut.Kata kunci : fasilitas wisata, wisata tepi air, pengembangan
Penilaian Kualitas Visual Fasade pada Bangunan Kolonial Pabrik Gula di Malang berdasarkan Persepsi Masyarakat (Studi Kasus : Pabrik Gula Kebon Agung dan Pabrik Gula Krebet) Wulan Novianti; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fasade bangunan merupakan bagian terpenting dari sebuah objek bangunan arsitektural, karena fasade bangunan menjadi elemen yang mudah diamati dan dilihat secara langsung. Fasade pada bangunan kolonial memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri serta menarik untuk diamati. Penelitian ini difokuskan pada fasade bangunan kolonial pabrik gula Kebon Agung dan pabrik gula Krebet yang terletak di Malang sebagai objek studi, karena kedua bangunan pabrik gula tersebut masih mempertahankan fasade asli bangunan kolonial dan sebagai bangunan pabrik gula yang masih berfungsi dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kualitas visual pada elemen fasade, komposisi fasade dan komponen fasade bangunan berdasarkan persepsi masyarakat. Dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif serta metode pemilihan sampel dengan cara non-probability sampling dengan teknik purposive sampling untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap kualitas visual fasade kedua bangunan dengan analisis mean score dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kualitas visual pada elemen ukuran bangunan dan gaya bangunan kedua pabrik gula tersebut dapat dikategorikan tinggi. Sedangkan nilai kualitas visual pada elemen warna bangunan dan komponen signage/papan nama bangunan dapat dikategorikan rendah.   Kata kunci: kualitas visual, fasade bangunan, kolonial, pabrik gula, persepsi masyarakat.
Integrasi Fungsi Wisata pada Fasilitas Agroindustri (Studi Kasus : Kusuma Agrowisata, Batu dan Taman Buah Mekarsari, Kab. Bogor) Knasatra Saraswati; Herry Santosa; Subhan Ramdlani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1456.744 KB)

Abstract

Perkembangan sektor pertanian di Indonesia saat ini menjadi pertanian yang multifungsi sehingga dapat disinergikan atau bergabung dengan sektor lainnya, salah satunya adalah sektor wisata atau disebut sebagai agrowisata, Namun keadaan agrowisata belum berkembang secara optimal dengan berjalannya dua fungsi yang berbeda, berdasarkan aspek aktivitas, zonasi, dan sirkulasi dengan studi kasus di Kusuma Agrowisata, Batu, dan Taman Buah Mekarsari, Kab. Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif melalui studi kasus. Integrasi fungsi wisata dan agroindustri pada Kusuma Agrowisata dan Taman Buah Mekarsari berdasarkan aspek aktivitas, zonasi, dan sirkulasi berjalan dengan baik dan saling bersinergi antara kedua fungsinya karena terdapatnya pemisah yang baik, yaitu perbedaan waktu pada aktivitas wisata dan agroindustri. Integrasi dibatasi oleh pembatas fisik berupa sirkulasi di dalam perkebunan yang berbeda dan batas – batas pepohonan yang membatasi ruang aktivitas keduanya, aktivitas wisata, dan agroindustri tidak saling mengganggu karena aktivitas agroindustri lebih banyak di perkebunan atau pabrik, di dalam perkebunan pun dibedakan antara zona wisata dan agroindustri.Kata kunci : Integrasi, wisata, agroindustri, aktivitas, zonasi dan sirkulasi.
Museum Klimatologi di Malang dengan Pendekatan Arsitektur Simbolis Oni Wibisono; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKlimatologi atau ilmu iklim adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim. Iklim memiliki banyak pengaruh dalam aktifitas manusia, seperti pada pertanian, industri penerbangan dan lain-lain. Sayangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang klimatologi masih sedikit, jadi perlu adanya wadah untuk mempelajari ilmu iklim yang edukatif dan rekreatif sehingga dibangunlah museum klimatologi. Lokasi tapak museum klimatologi dipilih di Malang karena Malang memiliki potensi wisata pendidikan yang bagus. Metode yang digunakan dalam mendesain museum klimatologi adalah dengan arsitektur simbolis berupa arsitektur metafora dan analogi. Penerapan bangunan simbolis dapat menarik pengunjung untuk datang ke museum. Perancangan Museum Klimatologi dengan Pendekatan Arsitektur Simbolis diharapkan dapat menyumbangkan fasilitas wisata pendidikan, khususnya dalam pengetahuan iklim.Kata kunci: Museum, Klimatologi, Arsitektur Simbolis
Integrasi Ruang Pamer dan Ruang Workshop Studio Perupa (Studi Kasus : Blok B Pasar Seni Ancol) Ridha Aulia; Rinawati P Handajani; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1140.424 KB)

Abstract

Ciri khas daya tarik wisata pada suatu daerah merupakan modal dasar bagi industri pariwisata. Tempat yang mewadahi daya tarik wisata budaya salah satunya adalah pasar seni, yang terdapat dua aktivitas utama, yaitu aktivitas perdagangan dan aktivitas pertunjukan atau atraksi wisata. Pada blok B Pasar Seni Ancol aktivitas perdagangan menyatu dengan aktivitas pembuatan karya seni sehingga dapat menarik perhatian pengunjung, namun terdapat beberapa aktivitas pembuatan karya seni yang dapat membahayakan pengunjung untuk melihat secara dekat dikarenakan tidak adanya pemisah secara jelas antar kedua aktivitas. Tujuan penelitian ini adalah memberikan alternatif dalam pemecahan masalah integrasi ruang dalam pasar seni dengan menyatukan kedua ruang dengan aktivitas yang berbeda namun tetap mempertahankan fungsi ruangnya sehingga dapat saling mendukung antar aktivitas. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan studi kasus yaitu blok B Pasar Seni Ancol berdasarkan lima aspek yaitu aktivitas, karakteristik ruang, hubungan ruang, sirkulasi dan zonasi. Konsep integrasi ruang pamer dan ruang workshop pada studio perupa yaitu menghubungkan kedua ruang tersebut secara visual sehingga menjelaskan perbedaan fungsi kepada pengunjung antara tempat yang diperbolehkan dan dilarang untuk dimasuki dan menjaga keamanan para pengunjung dan kenyamanan perupa pada saat proses pembuatan karya seni.Kata kunci: Integrasi ruang, pola ruang, studio seni, pasar seni, TIJA Jakarta
Pembacaan Tanda Masjid Jami Sultan Syarief Abdurrahman Kota Pontianak Wirawan Fawaza; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesultanan Pontianak merupakan kesultanan termuda di Kalimantan Barat dan memiliki bangunan peninggalan berupa masjid yang keasliannya dijaga hingga sekarang. Masjid dan jamaahnya mengalami interaksi melalui aktivitas melihat masjid melalui elemennya dan berada di ruang masjid. Interaksi ini menghasilkan pemaknaan berupa persepsi terhadap masjid. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pemaknaan masjid oleh jamaah masjid. Pemaknaan masjid dihubungakan dengan karakteristik jamaah masjid dan konteks lokasi masjid. Penggalian makna dilakukan menggunakan teori semiologi Roland Barthes dan pemaparannya menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkap Masjid Jami Sultan Syarief Abdurrahman dimaknai tua, unik, indah, jelas, dan besar .Bagian masjid atau kategori yang dominan adalah atap dan badan bangunan, sedangkan tema yang dominan adalah tua. Pengaruh karakteristik jamaah masjid yang dominan terhadap pemaknaan kategori adalah pendidikan, okupansi, dan latar budaya. Pengaruh karakteritik jamaah masjid yang dominan terhadap pemaknaan tema adalah okupansi dan latar budaya. Hubungan pemaknaan terhadap konteks didapati pengaruh masjid terhadap lingkungannya dan pengaruh lingkungan terhadap masjid. Pengaruh masjid terhadap lingkungan adalah masjid sebagai penanda kawasan. Pengaruh lingkungan terhadap masjid adalah adanya pengaruh penambahan jumlah penduduk terhadap perubahan luasan masjid, adanya pengaruh sungai terhadap posisi masjid, dan pengaruh budaya Melayu, Tradisional, Timur Tengah, dan Eropa terhadap bentuk masjid.
Pola Tata Letak Masjid Pondok Pesantren Muhammad Faisol; Antariksa Antariksa; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1165.288 KB)

Abstract

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Ia lahir dari suatu kearifan lokal Genius Loci Nusantara yang bertahan secara eksistensial selama berabad-abad. Tidak heran jika umat Islam Indonesia sudah faham jika pondok pesantren khususnya di pulau Jawa banyak melahirkan ulama terkemuka, salah satunya dari Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada 3 Pondok Pesantren Salaf yang berumur lebih dari 50 tahun yang tersebar di 2 Kecamatan dari 18 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, sehingga diharapkan pondok pesantren salaf yang terdapat pada 2 kecamatan ini dapat mewakili karakter pesantren di Kabupaten Sidoarjo. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pada pola tata massa Masjid pada pondok pesantren salaf. Dari hasil identifikasi tersebut, pada akhirnya akan didapatkan pola tata letak bangunan masjid yang terdapat pada pondok pesantren salaf serta faktor-faktor yang mempengaruhi peletakan tersebut. Bentuk penelitian ini merupakan penelitian deduktif-kualitatif yang menggambarkan dan menganalisis dengan lebih jelas menegenai pola tata letak Masjid pada pondok pesantren salaf di 2 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Hasil temuan yang diperoleh menunjukkan bahwa peletakan lokasi pondok pesantren salaf berada di bantaran anak sungai Brantas. Masjid yang berada di tengah pondok pesantren menjadi pusat orientasi dilihat dari adanya pola tata bangunan yang saling membentuk konfigurasi saling berhadapan, dengan ruang luar sebagai penyatu.Kata kunci: Pola Tata Letak, Masjid, Pondok Pesantren Salaf
Karakteristik Fasade Bangunan Kawasan Pasar Besar Malang Retno Ulvi Setiamurdi; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1267.525 KB)

Abstract

Pada masa kolonial gaya Arsitektur bangunan di Pasar Besar Kota Malang adalah arsitektur Pecinan/Tionghoa, hal ini terjadi karena kawasan studi merupakan daerah tempat tinggal etnis Tionghoa. Pada awalnya di kawasan terdapat asimilasi budaya Tionghoa, Kolonial, dan lokal. Lokasi penelitian berada di Jl. Pasar Besar, Jalan Kopral Usman, Jl. Kyai Tamin, dan Jl. Sersan Harun. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan memahami karakteristik fasade bangunan perdagangan dan jasa di kawasan Pasar Besar Kota Malang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara purpossive sampling yaitu mengkategorisasikan bangunan berdasarkan langgam arsitekturnya, kemudian sample diidentifikasi berdasarkan teori mengenai ciri-ciri langgamnya. Proses analisis selanjutnya ialah analisis mengenai elemen fasade, komposisi fasade dan profil bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan jumlah langgam bangunan yang diperoleh dapat diketahui bahwa citra kawasan yang dahulu terkenal sebagai kawasan Pecinan saat ini sudah tidak terlihat. Untuk tetap dapat mempertahankan karakteristik fasade bangunan yang khas di kawasan studi dapat dilakukan dengan cara menjaga gaya arsitektur kolonial antara tahun 1916-1940 yaitu arsitektur nieuwe bouwen yang masih cukup banyak ditemukan di kawasan studi. Sehingga kawasan studi tetap dapat menjadi kawasan bersejarah yang memiliki karakteristik tersendiri dan dapat menjadi ikon kawasan tersebut.Kata kunci : karakteristik, fasade, langgam arsitektur
Co-Authors abidah fitrianita Adli Bulain Agatha Christina Felia Rampi Agung Murti Nugroho Ajeng Dyosta Lucandhary Almira Firdania Isna Johanda Anggi Delizvi Anggraeni Annisa Putri Fudali Antariksa Antariksa Antariksa Antariksa Antariksa Antariksa Bagus Suryo Atmojo Bambang Yatnawijaya Baskoro Azis Bayu Setyanugraha Rushadi Beta Suryokusumo bilal muhammad hasan Chairil Budiarto Amiuza Cyndhi Dewi Rukmana Damayanti Asikin Dandi Raviandaru Pratama Dewa Ayu Natih Ninggra Deviyanti Dila Dayita Diyan Lesmana Edwin Abdullah Almuhaimin Eni Zuliana Eni Zuliana Erni Kesuma Wardani Exacorinna Azalia Sucipto Fadhil Muhammad Kashira Farah Rosa Bela Asnawi fenny widiana Fifi Damayanti Geldy Desdiandra Inayatul Fikriyah Insani Aulia Qisti Iwan Wibisono Jenny Ernawati Jenny Ernawati Jenny Ernawati Jenny Ernawati Jenny Ernawati Jhon Andrew Hasudungan Juniawan Adhari Karysa Ranaziza Kevin Tjahyono Knasatra Saraswati Lavica Vioveta Lisa Dwi Wulandari Magvira Ardhia Pratiwi Muchamad Januar Irfan Muhammad Faisol Muhammad Farhan Shaukat Muhammad Satya Adhitama Muhammad Syafrudin Hilal Nabila Ramanindhita nadira nuswantoro Nenchi Rana Mustika Nindhi Kurnia Astiti Novi Sunu Sri Giriwati Novi Sunu Sri Giriwati Nur Faragita Anjani Nur Fauziah Nurachmad Sujudwijono Nurina Hendri Wardina Olivia Caterine Dora Maran Olivia Caterine Dora Maran Oni Wibisono Parada Ichwan Parnanda Pipiet Arini Putri Putri Nabila Zatibayani Rahmat Sepa Indrawan Redi Sigit Febrianto Redi Sigit. F Restica Hapsari Widyastuti Retno Ulvi Setiamurdi Reynaldi Reynaldi Ridha Aulia Ridjal, Abraham Mohammad Rinawati Pudji Handajani Riswanda Setyo Addino Safira Rizki Damayanti Sevilla Tiara Nugroho Shafna Puspita Abhipraya Sinaga, Andriano Sri Utami Subhan Ramdlani Syamsun Ramli Syamsun Ramli Syarapuddin Syarapuddin Tatania Lintang Alviani Tito Haripradianto Totok Sugiarto Tri Wahyu Diana U Bayu Santosa Umi Hajar Kholifatul Hidayah wafid irsyadunnas Wahyuni Eka Sari Wasiska Iyati Wayu L Syuhaya Widya Nurul Aisyah H. Windhy Frida Iswara Wirawan Fawaza Wulan Astrini Wulan Novianti Yusfan Adeputera Yusran Yusfan Adeputera Yusran Zai Dzar Al Farisa