Thojib, Jusuf
Department Of Architecture, Engineering Faculty, Universitas Brawijaya

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang) Fitri Rahmadiina; Muhammad Satya Adhitama; Jusuf Thojib
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.246 KB)

Abstract

Kinerja pencahayaan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam perancangan kantor, karena hal tersebut akan berpengaruh pada kenyamanan visual pengguna ruang. Indonesia yang memiliki potensi mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun harusnya dapat memanfatkan hal tersebut sebagai pencahayaan alami pada bangunan kantor. Namun selama ini penggunaan pencahayaan alami masih jarang digunakan karena cahaya yang masuk ke bangunan kurang atau berlebih, serta silau yang ikut masuk ke dalam ruangan. Plasa Telkom Blimbing Malang merupakan salah satu kantor di kota Malang yang masih menggunakan sistem pencahayaan buatan karena kinerja pencahayaan alami yang belum optimal pada bangunannya. Metode yang digunakan adalah eksperimental menggunakan simulasi dengan software DIALux 4.12 untuk mengetahui strategi desain yang dapat mengoptimalkan kinerja pencahayaan alami. Strategi yang dapat digunakan antara lain dengan meneliti dimensi bukaan, dimensi dan jumlah layer shading device, dimensi light shelf, dan pemilihan warna & material pada interior bangunan. Rekomendasi desain yang dipilih berdasarkan prosentase kinerjanya yang lebih tinggi dan distribusi pencahayaan dalam ruangan yang lebih merata.Kata kunci: pencahayaan alami, kinerja pencahayaan alami, kantor
PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN AKUSTIKA RUANG DALAM PADA PERANCANGAN AUDITORIUM MONO-FUNGSI, SIDOARJO - JAWA TIMUR Ika Budi Setya Zuyyinati; Jusuf Thojib; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (981.73 KB)

Abstract

Perkembangan MICE (Meeting, Insentive, Convention and Exhibition) di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan akan wadah tersebut terus meningkat terutama untuk kota-kota besar. Selaras dengan permasalahan tersebut, kabupaten Sidoarjo berencana membangun gedung serbaguna terbesar. Gedung tersebut terutama digunakan untuk kegiatan pertemuan, seminar dan sebagainya sehingga dibutuhkan ruang auditorium. Menyikapi permasalahan tersebut, dalam perancangan auditorium perlu memperhatikan beberapa hal terutama kenyamanan audio dan visual. Metode perancangan berawal dari menganalisis jumlah pelaku, menentukan sifat elemen-elemen pembentuk ruang sebagai pemantul atau penyerap, pemilihan material yang digunakan, dan menghitung waktu dengung yang terjadi dalam ruangan. Penghitungan waktu dengung digunakan sebagai tolak ukur kenyamanan audio yang disarankan terjadi. Hasil kajian menunjukkan bahwa penempatan material sesuai dengan karakter material itu sendiri mempengaruhi penyebaran suara yang terjadi di dalam ruang.Kata kunci: Sidoarjo, auditorium, akustika ruang dalam
Evaluasi Bukaan Pencahayaan Alami untuk Mendapatkan Kenyamanan Visual pada Ruang Perkuliahan Dwi Risky Febrian Dhini; Muhammad Satya Adhitama; Jusuf Thojib
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1324.639 KB)

Abstract

Malang merupakan salah satu kota pendidikan yang terletak di provinsi Jawa Timur. Berada di iklim tropis, Kota Malang memiliki cahaya matahari melimpah yang seharusnya merupakan potensi besar bagi pemanfaatan pencahayaan alami sebagai penerangan utama bangunan. Sebagai kota pendidikan perguruan tinggi di Kota Malang memiliki tuntutan akan kenyamanan visual yang tinggi untuk mendukung aktivitas belajar dan mengjar di dalamnya, salah satunya adalah Gedung Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang. Pada gedung teknik sipil terdapat 5 jenis ruang perkuliahan dengan aktivitas yang berbeda-beda yaitu ruang kelas teori, komputer, gambar, bengkel, dan hitungan. Kenyamanan visual berkaitan dengan tingkat pencahayaan yang tepat sesuai standar yang dapat mendukung aktivitas pengguna. Masing-masing ruang memiliki standar tingkat pencahayaan yang berbeda-beda mulai dari 250-700Lux. Oleh karena itu, dibutuhkan evaluasi desain bukaan pencahayaan alami untuk meningkatkan kenyamanan visual pada 5 jenis ruang perkuliahan tersebut. Metode penelitian yaitu eksperimental kuantitatif dengan menggunakan simulasi Dialux 4.12. Penelitian bertujuan mengevaluasi desain bukaan pencahayaan alami serta memberikan rekomendasi desain untuk meningkatkan kenyamanan visual pada ruang perkuliahan Gedung Teknik Sipil Polinema.Kata kunci: pencahayaan alami, kenyamanan visual, ruang perkuliahan
Sistem Ventilasi Alami pada Perancangan Pasar Ikan di Kota Pasuruan Kharisma Mahardika; Jusuf Thojib; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.728 KB)

Abstract

Kota Pasuruan merupakan kota pelabuhan dengan potensi perikanan yang cukup besar.  Potensi perikanan Kota Pasuruan meliputi kawasan perikanan tangkap, kawasan  perikanan budidaya, dan kawasan industri perikanan maka diperlukan fasilitas  distribusi berupa pasar ikan. Sebagai bangunan pasar, Pasar Ikan Kota Pasuruan  memiliki permasalahan yang berhubungan dengan penghawaan yaitu tingginya tingkat  kelembaban udara akibat pengaruh suhu yang tinggi. Penerapan sistem ventilasi alami  pada elemen selubung bangunan akan memberikan kontribusi pada sirkulasi udara  dalam bangunan sehingga ruangan tidak panas, lembab dan permasalahan bau yang  terjadi pada pasar ikan akan terselesaikan. Metode perancangan yang digunakan  meliputi metode pragmatik dan diagramatik untuk konsep perancangan pasar ikan  secara fungsional serta simulasi eksperimental yang akan menguji kinerja  pengoptimalan sistem ventilasi terhadap bangunan pasar ikan. Proses simulasi  dilakukan dengan menggunakan software autodesk Vasari beta 3 untuk kawasan dan  perhitungan matematis untuk debit udara dalam bangunan sesuai standar. Sehingga  nantinya akan muncul kriteria perancangan pasar ikan di Kota Pasuruan.  Kata kunci: pasar ikan, sistem ventilasi, selubung bangunan
Studi Pendinginan Pasif dalam Bangunan Pendidikan Bahasa di Kawasan “Kampung Inggris” Pare Syarifah Khairunnisa; Jusuf Thojib; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.019 KB)

Abstract

“Kampung Inggris” Pare merupakan kampung mandiri dengan usaha di bidang pendidikan sebagai sumber utama penghasilan warga. “Kampung Inggris” Pare merupakan kawasan yang ditujukan pada pengembangan permukiman yang juga dipakai dalam usaha jasa yakni kursus bahasa. Pemilihan objek kajian didasari dengan semakin berkembangnya kawasan “Kampung Inggris” Pare, semakin banyak pula bangunan kelas belajar dibangun. Pembangunan kelas ini bertujuan untuk memaksimalkan jumlah siswa yang masuk. Namun pembangunan ruang-ruang kelas tersebut tidak terencana secara baik sehingga belum memperhatikan sistem pendinginan pasif yang baik sehingga kenyamanan dalam ruang tidak optimal. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode penelitian deskriptif analitik. Pada pengolahan data digunakan metode evaluatif dengan menghadapkan kriteria-kriteria bidang studi terhadap data eksisting yang ada sehingga mendapatkan nilai positif dan negatif pada objek studi. Nilai tersebut yang akan menjadi acuan dalam menganalisis solusi dari permasalahan yang sesuai korelasi antar variabel yang diteliti, sehingga akan mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Kata kunci: pendinginan pasif, bangunan pendidikan bahasa
PENGARUH FASADE BANGUNAN TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI PADA LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI MALANG Adila Bebhi Sushanti; Jusuf Thojib; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1109.973 KB)

Abstract

Pemanasan global dan keterbatasan sumber energi merupakan permasalahan yangtelah dihadapi selama 20 tahun terakhir. Penghematan energi dapat dilakukan denganmemanfaatkan pencahayaan alami untuk mengurangi penggunaan energi. Desainfasade (dinding, jendela, dan atap), orientasi dan luas jendela dapat mempengaruhibesar cahaya yang masuk. Indonesia merupakan daerah beriklim tropis yang memilikiketersediaan cahaya yang melimpah, begitu pula di Kota Malang. Perguruan tinggimerupakan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi yang memiliki saranadan prasarana akademik khusus berupa laboratorium, laboratorium memilikikebutuhan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan aktivitasnya. Politeknik NegeriMalang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuankhusus yang mahasiswanya diarahkan untuk melakukan praktek di laboratorium danbengkel yang telah tersedia. Permasalahan pada laboratorium di Politeknik NegeriMalang yaitu pada beberapa laboratorium menggunakan pencahayaan buatan danalami, karena cahaya dalam ruangan kurang memenuhi standar dan tidak merata.Tingkat pencahayaan 500lux menurut Kepmenkes nomor 1405 tahun 2002 denganjenis kegiatan dalam ruang yaitu pekerjaan agak halus - pekerjaan dengan mesin.Dengan menggunakan 3(tiga) tahap untuk memperoleh hasil pengukuran didapatkanbahwa tingkat pencahayaan pada masing-masing ruangan kurang memenuhi standarminimal. Untuk memenuhi tingkat pencahayaan dalam ruangan laboratorium sesuaidengan standar, maka dapat diperhatikan lokasi, letak dan orientasi bangunan, bentuk,ukuran dan orientasi jendela.Kata kunci: fasade bangunan, pencahayaan alami, laboratorium
Sistem Penghawaan Alami Ruang Produksi Batik Barong Gung di Tulungagung Femina Andradewi; Jusuf Thojib; Indyah Martiningrum
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu daerah penghasil batik yang memiliki potensi kecepatan angin cukup tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kenyamanan ventilasi pekerja melalui penurunan suhu ruang akibat suhu pemanasan yang mencapai 800C dari aktivitas nglorod dan mengeringkan pola batik printing. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran pada kondisi eksisting ruang produksi yang meliputi kecepatan angin, suhu dan prosentase luas bukaan terhadap luas lantai. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sistem penghawaan alami pada eksisting telah memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI) 03-6572-2001 atau belum. Dari kajian ini diketahui penghawaan alami pada ruang produksi batik dapat diwujudkan melalui pengaturan layout area aktivitas dan bukaan. Faktor tersebut akan saling mempengaruhi untuk memenuhi kenyamanan ventilasi di dalam ruang yaitu suhu 28 0C dan kecepatan angin 0,6 m/s yang masih berada pada rentang suhu dan kecepatan angin yang disyaratkan oleh SNI 03-6572-2001 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Program ANSYS digunakan untuk mengetahui kontur suhu dan kecepatan angin di dalam ruang.Kata kunci: kenyamanan ventilasi, layout area produksi batik, bukaan, program ANSYS
SECONDARY SKIN MOTIF BATIK JAWA TIMUR PADA HOTEL DI SURABAYA Razqyan Mas Bimatyugra Jati; Jusuf Thojib; Chairil Budiarto Amiuza
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1130.781 KB)

Abstract

Surabaya menjadi salah satu destinasi bisnis dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional.Salah satu kebutuhan penunjang kondisi demikian adalah penginapan (hotel). Hotel bangunan tinggi di daerah tropis umumnya memiliki permasalahan visual, yaitu silau. Salah satu carapenyelesaian silau adalah dengan memberikan secondary skin pada bangunan. Selain mengurangi silau,secondary skin juga dapat memberikan citra pada bangunan. Untuk mengoptimalkan fungsi dan makna secondary skin, dipandang perlu untuk memanfaatkan kekayaan budaya, satu diantaranya adalah batik Jawa Timur. Berdasarkan pemikiran ini, maka dibutuhkan secondary skin motif batik Jawa Timur pada hotel di Surabaya.Perancangansecondary skin ini menggunakan metode programatik dengan penggabungan prinsipsecondary skindengan motif batik Jawa Timur yang mampu mengurangi silau pada kamar hotel menjadi ±200 lux. Rancangansecondary skin menggunakan batik Probolinggo motif mangga dengan Window to Wall Ratio (WWR) 30%, ketebalan0,2 m dengan jarak 1m di sisi timur dan tebal 0,5 m dengan jarak 1,65 m di sisi barat bangunan, material menggunakan alumunium composit panel (ACP).Kata kunci: secondary skin, motif batik Jawa Timur, hotel, Surabaya
DOMINASI PENCAHAYAAN ALAMI SEBAGAI DASAR RANCANGAN GALERI KERAJINAN KALIMANTAN TIMUR DI SAMARINDA Nirmala Ashita; Jusuf Thojib; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.904 KB)

Abstract

Kalimantan Timur memiliki beragam kerajinan yang terbuat dari bahan-bahan alam seperti kayu, rotan, dedaunan, manik-manik, bebatuan, dan tanah liat. Beragam kerajinan tersebut dapat dijadikan potensi bagi Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda yang merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Timur untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung serta mengenal kebudayaan Kalimantan Timur. Oleh sebab itu dibutuhkanlah suatu wadah untuk memamerkan benda-benda kerajinan tersebut, yaitu galeri kerajinan. Salah satu faktor penting pada sebuah galeri adalah faktor pencahayaan, karena aktivitas utama dari sebuah galeri adalah melihat benda kerajinan, maka diperlukanlah suatu pencahayaan alami yang dapat memenuhi aktivitas utama tersebut. Fungsi pencahayaan task lighting merupakan fungsi pencahayaan yang dapat memenuhi aktivitas melihat pada galeri karena fugsi pencahayaan tersebut adalah untuk menerangi objek pamer (benda kerajinan) sehingga pengunjung dapat melihat benda kerajinan yang dipamerkan dengan baik. Kota Samarinda terletak di titik koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT memiliki iklim tropis dengan energi panas bumi yang besar yang dapat dimanfaatkan sehingga pemakaian energi listrik yang pada akhirnya menyumbangkan CO2 dan menyebabkan efek rumah kaca dapat berkurang. Oleh sebab itu pencahayaan pada galeri kerajinan, khususnya ruang pameran, menggunakan pencahayaan alami sebagai sumber penerangannya.Kata kunci: galeri kerajinan, kerajinan Kalimantan Timur, pencahayaan alami
Rekayasa Tata Cahaya Alami pada Ruang Baca Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Di Jakarta Rachel Felicia; Jusuf Thojib; Wasiska Iyati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.996 KB)

Abstract

Gedung Perpustakaan merupakan gedung yang membutuhkan kenyamanan visual untuk mewadahi aktivitas utamanya. Pencahayaan alami dalam gedung Perpustakaan Nasional Indonesia dapat dimanfaatkan dengan keberadaan bukaan pencahayaan alami, namun hal tersebut dapat menimbulkan silau apabila tidak didukung dengan pembayang matahari yang didesain sesuai dengan arah orientasi bukaan. Disisi lain, kenyamanan visual di Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia masih memanfaatkan pencahayaan buatan sepenuhnya, keadaan pembayang matahari belum maksimal untuk menghalangi sinar amatahari langsung. Pada penelitian ini variabel bebas yang dipilih adalah penggunaan jenis pembayang matahari, sedangkan variabel terikat yang diamati adalah tingkat pencahayaan alami, faktor pencahayaan alami dan distribusi pencahayaan alami. Sementara itu metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan analisis kuantitatif, dimana hubungan antar variabel dilakukan dengan cara melakukan simulasi perubahan kondsi pembayang menggunakan sebuah perangkat lunak yaitu DIALux 4.12. Berdasarkan hasil analisis pada 2 buah rekomendasi desain yang dilakukan didapatkan bahwa rekomendasi 2 dapat meningkatkan kualitas pencahayaan alami ruang dalam dan faktor pencahayaan alami secara lebih efektif dibandingkan dengan rekomendasi 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa ruang baca pada gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dapat memanfaatkan pencahayaan alami sebagai sumber pencahayaan utamanya, meskipun masih membutuhkan bantuan pencahayaan buatan.Kata kunci : Bukaan pencahayaan alami, pembayang matahari, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia