Articles
Arah Perkembangan Klenteng Di Jawa Timur Ditinjau dari Bentuk Atap
Destiyana Dwi S;
Beta Suryokusumo;
Totok Sugiarto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (848.153 KB)
Arsitektur Tionghoa mengenal lima konsep tipe bentuk atap. Ngang Shan, Hsieh Shan, Hsuah Shan, Wu Tien dan Tsuan Tien. Bangunan klenteng merepresentasikan arsitektur Tionghoa. Tujuan penelitian adalah menganalisis kemungkinan arah perkembangan klenteng berkelanjutan dengan pendekatan nilai-nilai filosofi klenteng. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis kualitatif, untuk mendapatkan nilai-nilai filosofi yang harus dipertahankan dalam konteks bangunan Klenteng. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, sesuai dengan kriteria UU Cagar Budaya. Kelima sampel terpilih yaitu Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Hok An Kiong dan Pak Kik Bio Surabaya, Eng An Kiong Malang dan Tjoe Hwie Kiong Kediri. Preseden Masjid Cheng Hoo sebagai pandangan arah perkembangan bangunan klenteng. Hasil akhir kajian yaitu rekomendasi arah perkembangan klenteng untuk masa yang akan datang. Rekomendasi bentuk atap, material dan fungsi.Kata kunci: Perkembangan, Klenteng, bentuk atap
Optimasi Pemerataan Tingkat Terang Cahaya pada Rancangan Ruang Kelas Bangunan Pendidikan Nonformal di Kota Malang
Danis Tria Kurnia;
Beta Suryokusumo;
Sigmawan Tri Pamungkas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Perkembangan dunia pendidikan nonformal di Kota Malang hingga tahun 2014 tercatat terdapat 225 Lembaga Pendidikan nonformal yang berdiri. Berdasarkan hasil analisa data dari instansi-instansi terkait, 68% lembaga pendidikan nonformal menempati bangunan yang belum memenuhi standar. Hal ini dikarenakan belum adanya bangunan pendidikan terencana khusus untuk pendidikan nonformal di Kota Malang. Rancangan bangunan pusat pendidikan nonformal merupakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam bangunan pendidikan, pencahayaan ruang kelas merupakan faktor penting, karena dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar. Kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung di ruang kelas tidak tergantung cuaca, sehingga membutuhkan bantuan pencahayaan buatan untuk memenuhi kenyamanan kebutuhan visual. Dibutuhkan perencanaan kondisi pencahayaan yang tepat antara pencahayaan alami dan buatan, agar keberadaan cahaya buatan bersinergi dengan kondisi cahaya alami. Kajian perancangan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dalam proses evaluasi pencahayaan ruang kelas dengan metode simulasi menggunakan software DIALux 4.12. Hasilnya untuk menghadirkan kondisi pencahayaan yang optimal pemerataan tingkat terang/illuminance setiap waktu, diwujudkan dengan perencanaan sistem kontrol cahaya pasif dan aktif.Kata kunci: Optimasi pencahayaan, ruang kelas, bangunan pendidikan nonformal
Pengaruh Elemen Tembus Cahaya terhadap Nilai Perpindahan Termal pada Fasad Bangunan
Maharani P. B. Limijana;
Beta Suryokusumo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1251.648 KB)
Kenyamanan termal pada bangunan tinggi bergantung penuh pada penggunaan Air Conditioner (AC). Dengan diketahuinya hal ini, dari keseluruhan konsumsi energi listrik pada bangunan pendidikan, diketahui bahwa 57% didominasi oleh pemakaian AC. Padahal saat ini persediaan tenaga listrik dari bahan fosil telah mengalami krisis darurat. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi bukaan pada fasad untuk mengetahui potensi konservasi energi, sebab perancangan fasad bangunan yang tepat merupakan salah satu tindakan konservasi energi paling efektif untuk menekan konsumsi listrik. Dengan menggunakan metode eksperimental, dilakukan sintesis elemen tembus cahaya untuk menemukan solusi desain yang efektif untuk menekan nilai perpindahan termal pada fasad.
Perancangan Stadion Utama Di Kota Kediri Melalui Pendekatan Estetika Struktur
M. Syarif Hidayatullah;
Beta Suryokusumo;
Bambang Yatnawijaya Soebandono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kebutuhan sebuah wadah kegiatan olahraga di Kota Kediri menjadi penting ketika Pemerintah Kota belum memiliki fasilitas tersebut. Dalam RPJPD Kota Kediri 2010-2030 pengembangan pusat area olahraga ditempatkan di Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto. Bangunan stadion yang menjadi objek utama, saat ini tidak hanya dibangun berdasar fungsional saja, namun juga sebagai landmark dan ikon yang mengangkat identitas daerah tersebut. Konsep kebudayaan lokal berupa kejayaan Kediri di masa kerajaan dimunculkan kembali ke dalam proses desain bentukan stadion. Selain bentuk desain, pemenuhan standar internasional ke dalam bangunan stadion menjadi hal penting dimana beberapa masalah yang ada di stadion yang sudah ada di Indonesia diakibatkan dari belum seluruhnya menggunakan acuan standar yang ditentukan dalam bangunannya. Stadion yang menjadi objek rancangan adalah stadion utama, dimana mampu memenuhi kebutuhan olahraga yang lebih banyak. Rancangan stadion menerapkan sistem struktur membran yang dipadukan dengan sistem struktur truss. Berdasarakan analisis yang telah dilakukan, penggunaan membran menjadi alternatif mengingat sistem struktur ini menunjang desain yang fluid dan lebih bebas. Rancangan ini difokuskan pada desain yang dihasilkan melalui estetika struktur dari sistem struktur membran tersebut.Kata kunci: stadion utama, sistem struktur membran, estetika struktur
Penerapan Bambu pada Bangunan Sekolah Kejuruan Pertanian di Kabupaten Tulungagung
Irma Zuhria Asfiansari;
Edi Hari Purwono;
Beta Suryokusumo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (323.602 KB)
Bambu adalah bahan material lokal di Indonesia yang memiliki potensi sebagai bahan bangunan dan mengurangi penggunaan kayu yang berlebih. Saat ini kemajuan teknologi yang diimbangi dengan kemajuan desain membuat bambu sebagai bahan material alami tidak terbatas sebagai bahan material yang bersifat tradisional, namun juga modern. Untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Tulungagung di bidang pertanian dengan memanfaatkan bambu sebagai bahan material pada sekolah kejuruan pertanian, maka potensi industri bambu dapat juga dikembangkan. Perancangan Bangunan Sekolah Kejuruan Pertanian di Kabupaten Tulungagung dilakukan dengan mengumpulkan data primer dari hasil wawancara dan observasi langsung ke daerah di sekitar tapak terpilih, dan data sekunder dari pustaka tentang bambu dan sekolah, serta studi komparasi dari bangunan yang menggunakan bahan bambu, yaitu Panyaden School, Green School dan Nw Bar. Penerapan bambu pada bangunan sekolah kejuruan pertanian adalah pada atap, lantai dan dinding yang disesuaikan dengan fungsi bangunan, kemampuan bambu dan bentuk bangunan.Kata kunci: penerapan, konstruksi, bambu, sekolah kejuruan pertanian
Analisis Desain Ventilasi Alami dengan Metode Computational Fluid Dynamic Software Ansys Workbench pada Gedung Olahrga
Faizah Tri Rakhmawati;
Beta Suryokusumo;
Heru Sufianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Ventilasi alami pada sebuah gedung olah raga dengan kegiatan berat dan bentang yang lebar penting untuk penghawaan secara alami bagi penonton dan pemain. Faktor yang mempengaruhi penghawaan alami yaitu (a)bentuk massa (b)orientasi bukaan terhadap arah angin (c)overhang horizontal (d)rasio jendela (e)jenis jendela (f)perbedaan jarak tinggi bukaan dan (g)perletakan serta penataan vegetasi terhadap inlet. Simulasi menggunakan program Computational Fluid Dynamic software Ansys Workbench untuk menguji faktor-faktor di atas. Hasil akhir dari desain Gedung Olahraga Kota Batu adalah bentuk massa persegi panjang dengan sisi miring di bagian depan, orientasi inlet tegak lurus dengan arah angin, overhang memiliki jarak dengan inlet, rasio jendela antar inlet lebih besar dari outlet, penataan vegetasi bersilangan dan. Aliran angin merata pada seluruh ruang dan laju udara sudah diatas batas minimal yaitu 1.1 m/s. Aliran angin merata pada setiap sudut ruang.Kata kunci: gedung olahraga, ventilasi alami, angin
PERANCANGAN SARANA PAUD DENGAN KONSEP FRUGAL ARCHITECTURE DI KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG
Hellen Kirana;
Rinawati P Handajani;
Beta Suryokusumo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1136.671 KB)
Frugal architecture merupakan sebuah konsep perancangan guna menghemat biaya pembangunan dan memanfaatkan bahan bangunan yang ada di sekitar demi keberlangsungan masyarakat lokal terutama masyarakat tidak mampu untuk dapat menciptakan sebuah bangunan yang terjangkau bagi masyarakat tidak mampu sehingga tetap dapat merasakan atau menikmati karya arsitektural pada bangunan. Dewasa ini, kondisi pendidikan di Negara Indonesia sangat memprihatinkan. Mahalnya biaya pendidikan menjadi pengambat anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan. Masyarakat kurang mampu menjadi korban mahalnya biaya pendidikan sehingga para orang tua tidak bisa menyekolahkan anak-anak mereka. Oleh karena itulah diperlukan sarana pendidikan anak usia dini yang dapat membantu masyarakat tidak mampu untuk mengenyam pendidikan dengan menerapkan konsep Frugal Architecture pada bangunan PAUD. Tujuan penulisan skripsi ini adalah merancang bangunan pendidikan dengan memanfaatkan potensi bahan material lokal yang tersedia dengan bentukan yang hemat dan sederhana sesuai dengan konsep Frugal Architecture. Proses pemilihan material yang digunakan, dengan menggunakan metode pemilihan material Frugal Architecture, yaitu beberapa jenis bahan bangunan dan berbagai macam kriteria-kriteria Frugal Architecture dikumpulkan, untuk kemudian di lakukan proses penilaian sehingga mendapatkan material Frugal Architecture. Hasil desain yang didapat berupa bangunan Pendidikan Anak Usia Dini yang menggunakan material Frugal Architecture.Kata kunci: frugal architecture, PAUD, masyarakat tidak mampu, material lokal
Motif Ornamen Minangkabau sebagai Desain Shading Devices pada Kantor Pemerintah (Studi Kasus pada Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Barat)
Vida Yulia Dhira;
Jusuf Thojib;
Beta Suryokusumo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penggunaan pencahayaan alami yang sedikit disebabkan karena kendala silau. Silau disebabkan oleh sinar matahari langsung yang menerpa bangunan dengan intensitas yang tinggi. Silau pada bangunan dapat mengganggu aktifitas di dalamnya. Mengatasi masalah silau adalah dengan menggunakan shading devices, sehingga sinar langsung matahari tidak masuk ke dalam ruang dalam bangunan. Bangunan Kantor Gubernur Sumatera barat merupakan objek penelitian ini. Bangunan ini memiliki orientasi bukaan pada arah timur dan barat sehingga sangat rentan dengan silau. Kajian ini bertujuan agar shading pada bangunan dapat memaksimalkan fungsi pembayangan. Motif ornamen lokal digunakan sebagai dasar desain shading devices untuk menampilkan bangunan yang memiliki ciri lokal. Alat bantu kajian ini adalah dengan menggunakan software ecotect analysis 2011. Motif lumuik hanyuik, bada mudiak, cacak kuku, dan daun puluik-puluik merupakan ornamen lokal yang dapat memaksimalkan pembayangan pada objek penelitian.Kata kunci : sinar matahari langsung, shading devices, pembayangan, ornamen lokal
PASAR IKAN DENGAN KONSEP ARSITEKTUR LOKAL TANGGAP IKLIM DI PPN BRONDONG, LAMONGAN
Rizki Astri Apriliani;
Beta Suryokusumo;
Sigmawan Tri Pamungkas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1061.293 KB)
PPN Brondong memiliki peranan yang sangat strategis dalam usaha pengembangan perikanan tangkap yaitu sebagai pusat kegiatan perikanan laut di Kabupaten Lamongan. Kecamatan Brondong masuk dalam Wilayah Pengembangan II yang direncanakan menjadi kawasan minapolitan tangkap, sehingga dibutuhkan penambahan fasilitas yang disesuaikan dengan standar kawasan minapolitan. Aktivitas perdagangan saat ini meningkat seiring meningkatnya hasil tangkapan ikan yang menyebabkan kondisi PPN Brondong menjadi tidak tertata dengan baik. Menyikapi permasalahan tersebut maka dibutuhkan perancangan fasilitas fisik pasar ikan yang baik sesuai standar pasar sehat (Kepmenkes/519/SK/VI/2008) untuk menjual belikan ikan secara eceran serta rancangan bangunan yang dapat menyesuaikan iklim dan arsitektur lokal setempat. Metode perancangan yang digunakan ialah deskriptif kualitatif, programatik dan pragmatik. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat kondisi tapak secara langsung dengan penggunaan teori yang dipaparkan secara kualitatif. Tahapan analisis dan sintesis dilakukan dengan metode programatik yang merupakan metode penyelesaian suatu masalah secara sistematis dan berurutan, sedangkan konsep arsitektur lokal tanggap iklim dikembangkan melalui metode pragmatik. Objek komparasi yang digunakan ialah komparasi bangunan dengan fungsi pasar ikan dan bangunan dengan fungsi pasar yang menerapkan konsep arsitektur lokal tanggap iklim. Hasil dari kajian menunjukkan bahwa konsep arsitektur lokal tanggap iklim yang diterapkan pada bangunan dengan fungsi utama pasar ikan melalui parameter dan kriteria desain yang telah ditetapkan dapat memberikan kenyamanan di dalam ruang sehingga dapat menurunkan suhu di dalam ruangan serta dapat mengalirkan angin dengan baik ke dalam ruangan di pasar ikan.Kata kunci: PPN Brondong, pasar ikan, arsitektur lokal, tanggap iklim
Evaluasi Penghawaan Alami Ruang Kelas di Sekolah dengan Menggunakan Teknik Simulasi CFD
Mahizar Mandika Muhammad;
Heru Sufianto;
Beta Suryokusumo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sekolah merupakan salah satu fasilitas yang digunakan untuk menerapkan pendidikan sebagai proses aktivitas edukasional. Ketidaknyamanan suasana ruang kelas dapat menimbulkan efek negatif yang mempengaruhi efektifitas kegiatan belajar mengajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas penghawaan alami yakni kesesuaian penggunaan sistem penghawaannya. Sistem penghawaan alami yang tidak sesuai dengan kondisi ruangan akan mengakibatkan sirkulasi udara dalam ruangan tidak berjalan dengan optimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kecepatan dan persebaran angin di dalam ruang kelas di SMA Negeri 4 Malang, yang nantinya diberikan rekomendasi jendela agar memenuhi standar angin dalam ruang yang telah ditetapkan oleh SNI 03-6572-2001 dan juga meninjau dari literatur – literatur yang terkait dengan penghawaan alami bangunan.Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu simulasi digital, menggunakan software Autodesk Flow Design 2015. Software dapat menunjukkan kecepatan, arah, dan persebaran angin dalam bentuk grafis - kuantitatif. Hasil dari evaluasi dan rekomendasi jendela yang kemudian dibuktikan dengan simulasi, menunjukkan adanya perubahan pada persebaran dan kecepatan angin. Penghawaan alami bangunan pada tiap tipe ruang kelas menjadi lebih optimal.Kata kunci: sekolah, ruang kelas, penghawaan alami, buk