Claim Missing Document
Check
Articles

Lingkungan Ramah Anak pada Sekolah Taman Kanak-Kanak Diyanti, Ayu Oktira; Amiuza, Chairil Budiarto; Mustikawati, Triandriani
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 12, No 2 (2014)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.824 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2014.012.02.6

Abstract

Physical environment (in this case is kindergarten) needs to be considered because it has a frequent contact either physically or mentally with children. Based on this issue, kindergarten should provides facilities that appropriate to children’s growth and development process, and also to their characteristic. The purpose of this research was identifying child-friendly environment criterias. The method used was literature comparation about child-friendly criterias in kindergarten. The result showed that child-friendly criterias in kindergarten were three factors: safety, comfort, and stimulation either in exterior element or interior element of kindergarten environment.Keywords: children, kindergarten, exterior, interior
Studi Elemen Interior Rumah Adat Sumbawa Depri Satriwan; Chairil Budiarto Amiuza
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1203.318 KB)

Abstract

Tujuan dari kajian studi ini adalah mengenal, memahami dan menelusuri Rancangan ruang dalam (interior) pada Rumah Adat Sumbawa untuk bahan kajian dan perbendaharaan Rancangan Ruang dalam (Interior) Arsitektur Tradisional Nusantara. Keunikan dan kekhasan Arsitektur Tradisional Sumbawa akan menjadi penting dalam rangka menelusuri lokalitas suatu potensi yang menyangkut pelestarian dan pengembangan perancangan lingkungan binaan. Fakta lapangan yang ada, ternyata ada beberapa strata sosial yang ada pada Rumah Adat Sumbawa ini, Rumah Adat Sumbawa memiliki 3 jenis Rumah adat yaitu Rumah yang di diami oleh Sultan, petinggi Sultan dan Prajurid/rakyat biasa, oleh karena itu ke 3 bangunan ini mempunyai arsitektur yang bervariasi dengan detail dan unsur–unsur, rancangan yang beragam pula, baik ekterior maupun interiornya. Khususnya, Interior Arstektur Tradisional Sumbawa belum ada kajian khusus aspek aspek interior bangunan tersebut. Guna melengkapi khasanah pengetahuan dan pengembangan rancangan Arsitektur yang bermuatan lokal, diperlukan kajian Interior Arsitektur tradisional Sumbawa, yang dalam tataran pengetahuan rancangan Interior Tradisional Nusantara masih sangat terbatas.Kata Kunci: Arsitektur Tradisional, Rumah Adat Sumbawa, strata sosial
Perancangan Pusat Informasi Adat dan Budaya Sabu-Raijua : Transformasi Kampung Adat Lommi Dida Kini; Chairil Budiarto Amiuza; Galih Widjil Pangersa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap daerah dan suku yang berdia, di Indonesia memiliki kearifam local yang berbeda-beda. Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu kepulauan yang kayak suku dan budaya. Salah satu Suku besar di Pulau ini adalah Suku Sabu. Suku Sabu memiliki keunikan dari segi kultur dan budaya. Hal ini tidak hanya tercermin dalam seni namun telah menjadi cara hidup. Masyarakat Sabu memiliki pola permukiman dan cara hidup yang khas. Mereka adalah para pelaut ulung sehingga diimplementasikan dalam caranya bermukim dan membangun permukiman atau kampung Adat. Pulau Sabu –Raijua juga telah menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan mancanegara.Selain itu banyak masyarakat Sabu yang telah keluar dan merantau di tanah lain sehingga seringkali mereka tidak mendapatkan informasi tentang adat dan budaya Sabu. Dengan banyaknya wisatawan baik dari dalam dan luar negeri yang datang dan menurunnya kesadaran memiliki dan bangga akan budaya sendiri maka diperlukanlah perencanaan Pusat Informasi Adat dan Budaya masyarakat Sabu-Raijua.Perencaan Pusat Informasi Adat dan Budaya beridentitas kearifan local sehingga digunakan metode transformasi. Perancangan ini mentrasformasi penataan, bentukan fisik dan tampilang dari Kampung Adat yang biasa disebut “Rae Kowa” atau Kampung Perahu.Keywords: pusat informasi adat, transformasi, arsitektur sabu
KONSEPSI POLA TATA RUANG PEMUKIMAN MASYARAKAT TRADISIONAL PADA HOTEL RESORT DI TOYABUNGKAH KINTAMANI Kade Praditya S. Empuadji; Abraham Mohammad Ridjal; Chairil Budiarto Amiuza
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.488 KB)

Abstract

Toyabungkah yang berada di Kabupaten Bangli memiliki potensi wisata yang belum dapat dimaksimalkan karena kurangnya ketersediaan akomodasi wisata yang memadai. Padahal, Toyabungkah memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai tujuan wisata peristirahatan, karena Toyabungkah berada di kawasan pegunungan di tepi Danau Batur. Untuk mengembangkan daya tarik wisata peristirahatan di Toyabungkah, dibutuhkan sebuah hotel resort sebagai akomodasi pendukung pengembangan pariwisata. Namun, perencanaan tersebut dibatasi oleh Perda setempat karena Toyabungkah merupakan kawasan Daya Tarik Wisata Khusus dan berada di dalam Zona Efektif Pariwisata yang memiliki ketentuan pembangunan yang mengutamakan konsep budaya lokal dan berlandaskan kebudayaan Bali. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, hotel resort di Toyabungkah dapat menerapkan konsep pola tata ruang pemukiman tradisional Bali pada perancangan pola tata ruangnya. Untuk menerapkan konsep pola tata ruang pemukiman tradisional Bali tersebut, dibutuhkan kajian analisis tentang pola tata ruang tradisional Bali. Hasil dari kajian ini nantinya terfokus pada penataan massa bangunan di dalam hotel resort yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar perancangan hotel resort di kawasan Toyabungkah.Kata kunci: hotel resort, pola tata ruang pemukiman tradisional Bali
Kriteria Desain Pasar Seni dengan Pendekatan Semiotika Arsitektur Amiratul Karimah; Chairil Budiarto Amiuza; Indyah Martiningrum
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.442 KB)

Abstract

Pasar seni pada sebuah kota merupakan salah satu objek wisata denganfungsi sosial, komersil, dan edukasi. Pasar Seni dirancang dengan wujudarsitektural yang mampu mengkomunikasikan makna didalamnya. Secarafisik pasar seni yang sudah terbangun memiliki ciri objek arsitektur yangberbeda-beda, sehingga sampai saat ini belum ada kriteria perancanganpasar seni secara spesifik. Studi ini menghasilkan sebuah kriteria desaindengan pendekatan semiotika arsitektur. Penelitian dilakukan denganmenggunakan metode deskriptif komparatif yang membandingkan empatobjek sampel pasar seni. Kriteria desain pasar seni meliputi aspek bentuk,fungsi dan makna. Aspek bentuk pasar seni adalah kombinasi dari pola-polaelemen ruang-fungsi-massa/konstruksi dengan elemen ruang yang palingdominan diantara yang lain. Aspek fungsi pasar seni merupakan elemenpembentuk pasar seni dengan kecenderungan wisatawan menimbulkankebutuhan ruang-ruang spesifik seperti ATM Center, layanan informasi danakomodasi lainnya. Aspek makna pada pasar seni memuat referensi yangmenerjemahkan dua jenis kode yang diterapkan pada tema keseluruhanbangunan, yaitu bentuk arsitektur tradisional dan gaya arsitektur tertentu.Muatan tanda lainnya pada pasar seni yaitu ekspresi yang menerjemahkannilai-nilai yang diambil dari pola hidup masyarakat lokal.Kata kunci: pasar seni, semiotika arsitektur
Tingkat Kenyamanan Desain Interior pada Perpustakaan (Studi Kasus : Perpustakaan Umum Kota Tuban, Jawa Timur) Imroatin Nurillah; Chairil Budiarto Amiuza; Jenny Ernawati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.328 KB)

Abstract

Perpustakaan Umum Kota Tuban membutuhkan peningkatan kualitas kenyamanan interior khususnya pada aspek tata ruang, pencahayaan, pewarnaan dan sirkulasi. Studi ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik penelitian survey tingkat kenyamanan pengguna terhadap desain interior di perpustakaan. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode campuran (mixed), yaitu penggunaan metode kualitatif dalam menjelaskan kondisi eksisting objek observasi dan metode kuantitatif dalam pengambilan data persepsi pengguna perpustakaan malalui teknik survey. Analisis yang dilakukan merupakan analisis dari hasil pengamatan lapangan, analisis data kuantitatif dari survey kuisioner dan analisis dengan standar yang ada. Hasil studi ini menarik kesimpulan bahwa pada elemen tata ruang pengguna merasa masih tidak nyaman hingga penulis memberikan beberapa masukan untuk mengatasi hal ini. Pada pewarnaan ruang di beberapa ruang sudah memenuhi kenyamanan pengguna. Sedangkan pada pencahayaan alami maupun buatan dinyatakan sudah nyaman dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna. Sirkulasi ruang masih berada pada tingkat kenyamanan antara nyaman-tidak nyaman sehingga perlu adanya perbaikan. Dengan temuan hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola Perpustakaan khususnya dalam mendesain interior untuk meningkatkan kualitas layanan.Kata kunci: Desain interior perpustakaan, tingkat kenyamanan pengguna.
Transformasi Ornamen Rumah Betawi dalam Unsur-Unsur Ruang Nurisma Kurniati; Chairil Budiarto Amiuza; Noviani Suryasari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arus globalisasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap punahnya arsitektur lokal Rumah Betawi sebagai identitas Kota Jakarta. Seiring dengan hal tersebut adanya isu arsitektur post-modern mengedepankan pentingnya identitas dalam sebuah karya arsitektural. Identitas Rumah Betawi lebih ditunjukkan oleh ornamen pada bangunan. Penerapan kembali identitas arsitektur lokal dapat dicapai denganmengembalikan ornamen dariarsitektur lokal ke dalam bangunan baru. Dalam proses desain digunakan metode transformasi pada ornamen Rumah Betawi. Transformasi yang digunakan menghasilkan alternatif pola ornamen baru yang memiliki pola majemuk dalam unsur ruang garis dan bidang. Hasil transformasi tersebut dikelompokkan berdasarkan kemiripan karakter ornamen Rumah Betawi asli yang dapat dijadikan acuan pola ornamen baru dan dapat diterapkan pada bangunan baru yang beridentitas Betawi.Kata kunci:transformasi, ornamen, ornamen Betawi
Kriteria Desain Kemudahan dan Kenyamanan Pergerakan Pelaku pada Perancangan Terminal Penumpang Mohammad Firdaus; Chairil Budiarto Amiuza; Triandriani Mustikawati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan aksesibilitas menjadi poin penting bagi kelayakan sebuah terminal.Kajian ini bertujuan untuk menghasilkan kriteria desain bagi rancangan terminal penumpang yang memberikan kemudahan dan kenyamanan pergerakan penumpang dan kendaraan umum terhadap area terminal. Kriteria desain didapat dari studi literatur yang dilakukan. Literatur terbagi menjadi dua jenis, yaitu literatur yang memuat regulasi umum dan literatur yang memuat hal teknis dan khusus mengenai perancangan dan komponen terminal penumpang.Salah satu hal kriteria kenyamanan dan kemudahan bagi kendaraan dan penumpang adalah tidak terjadinya sirkulasi silang antar kedua pelaku.Kata kunci: terminal penumpang, pergerakan, kenyamanan, kemudahan
Penerapan Material Kayu Pada Konstruksi Bangunan Kampung Lumbung Di Kota Batu Rizki Kunang A. Nindyaputra; Chairil Budiarto Amiuza; Bambang Yatnawijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.833 KB)

Abstract

Kota Batu merupakan kota yang berbasis pariwisata yang menonjolkan dengan konsep wisata alam. Untuk mewujudkan konsep wisata alam pada perancangan Bangunan Kampung Lumbung di Kota Batu ini dibutuhkan renovasi salah satunya pengguaan material kayu yang menimbulkan kesan alam sehingga konsep wisata alam dapat terpenuhi. Hal ini dapat dilakukan dengan sifat-sifat dan jenis-jenis kayu serta mempengaruhi kekuatan kayu, sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu. Ditinjau dari segi arsitektur, bangunan kayu mempunyai estetika yang tinggi. Pada penggunaan konstruksi di bangunan Kampung Lumbung menggunakan beberapa jenis kayu yang akan digunakannya antara lain: kayu jati, kayu glugu dan kayu pinus. Dari beberapa 3 jenis kayu yang akan digunakkannya memiliki segi keawetan dan kekuatan yang berbeda-beda dan sesuai akan penggunaannya untuk konstruksi pada bagian bangunan. Metode deskriptif digunakan dalam pemaparan issue sebagai latar belakang penerapan material kayu. Pada aspek programatik membahas akan aktivitas dan fungsi pada bangunan 3 villa bangunan kampung lumbung pada penggunaan konstruksi kayu. Khususnya pada penggunaan struktur utama menggunakan kayu jati dan kayu glugu. Dan untuk penggunaan strukutur pendukung menggunakan jensi kayu pinus.Kata kunci : Materal Kayu, Konstruksi Bangunan, Kampung Lumbung
Semiotika Arsistektur Rumah Adat Kudus Joglo Pencu Rheza Arifputra Rasyidi; Chairil Budiarto Amiuza
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1185.732 KB)

Abstract

Rumah Adat di setiap daerah menjadi sebuah lambang khas dari kebudayaan sebuah daerah. Lambang kekhasan itu juga ditemui pada Rumah Adat Kudus Joglo Pencu. Pada saat ini rumah pencu tersebut sudah jarang ditemui. Sebagian hilang karena dijual, sebagian berubah karena rusak atau karena mengikuti model dan material baru. Dengan metode Pendekatan semiotika arsitektur kita akan memperoleh data – data baru mengenai makna – makna yang terkandung dalam bangunan arsitektur tradisional Rumah Adat Kudus Joglo Pencu.Kata kunci: arsitektur tradisional, joglo pencu, semiotika, semantik