Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KOMUNIKASI INTERPERSONALANTARA MAHASISWA DAN DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN DIRGAHAYU SAMARINDA Bernarda Teting; Made Ermayani
Jurnal Keperawatan Dirgahayu (JKD) Vol 1 No 1 (2019): March
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52841/jkd.v1i1.85

Abstract

merupakan dasar membentuk hubungan sosial antar individu. Terdapat limaaspek dalam komunikasi interpersonal, yaitu: 1) Keterbukaan (openness); 2) Empati (empathy); 3) Sikap mendukung (supportiveness); 4) Sikap Positif (positiveness); 5) Kesetaraan (equality). Metode penelitian deskriptif dengan subyek penelitian adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda tingkat 2 semester 3 yang berjumlah 101 mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran komunikasi interpersonal mahasiswa dengan dosen Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda.Karakteristik responden lebih banyak berusia 19 tahun (59,4%) dan sebagian besar berjenis kelamin perempuan (83,2%). Gambaran komunikasi interpersonal mahasiswa pada aspek keterbukaan kategori baik (82,2%), pada aspek empati kategori baik (73,3%), pada aspek dukungan kategori sangat baik (53,5%), pada aspek sikap positif kategori baik (52,5%) dan pada aspek kesamaan kategori baik (73,3%). Gambaran komunikasi interpersonal mahasiswa dan dosen Akper Dirgahayu Samarinda adalah sebagian besar menunjukan memiliki komunikasi yang sangat baik yaitu 76,2%.
Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Balita di Kelurahan Jawa Kota Samarinda tentang Tumbuh Kembang dan Kegawatdaruratan Anak melalui Pendidikan Kesehatan Made Ermayani; Aprilia Nuryanti; Agnesia Winda Kurniati
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 3 No. 2 (2019): June
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.559 KB) | DOI: 10.24903/jam.v3i2.501

Abstract

Data kependudukan kota Samarinda tahun 2015 menunjukkan bahwa kelompok balita menduduki kelompok umur tertinggi kedua setelah usia 25-29 tahun. Jumlah 84.756 jiwa kelompok balita memerlukan perhatian khusus pada masalah pertumbuhan perkembangan dan kesehatannya. Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan balita di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Jumlah Posyandu sebanyak 75 buah di Kecamatan Samarinda Ulu. Puskesmas memiliki kader-kader kesehatan anak di masing-masing Posyandu yang seharusnya memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dalam deteksi dini tumbuh kembang anak, tidak hanya secara administratif melakukan pekerjaan dalam kegiatan Posyandu. Penyuluhan tentang pemantauan tumbuh kembang dan kesehatan anak perlu dilakukan kepada kader agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup banyak untuk disampaikan kepada orang tua saat membawa anak ke Posyandu karena tidak jarang orang tua balita dan kader menghadapi masalah kesehatan anak misalnya penyakit pada anak dan kondisi kegawatdaruratan pada anak. Masalah yang sering dihadapi sehari-hari seperti anak demam, kejang, diare, mimisan, luka, perdarahan, dan lain-lain. Kader posyandu balita sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan mengenai pelaksanaan pelayanan posyandu 5 meja, pelatihan tentang pemantauan tumbuh kembang dan pijat bayi. Namun dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala dan tidak semua kader mengikuti. Berdasarkan hasil focus group discussion sebelumnya parakader menyatakan membutuhkan penyuluhan tentang tumbuh kembang balita, kesehatan anak dan kegawatdaruratan anak. Metode pelaksanaan kegiatan adalah penyuluhan secara klasikal denga pre- dan post-test tentang tumbuh kembang dan pertolongan kegawatdaruratan anak. Saat penyuluhan berlangsung juga dilakukan diskusi dan tanya jawab terkait materi. Pelaksanaan kegiatan secara berseri pada tanggal 14 September dan 12 Oktober 2018 yang dihadiri 17 orang kader. Perbandingan nilai pre dan post tes pengetahuan kader tentang tumbuh kembang anak mengalami peningkatan mean dari 63 (nilai min 50, maks 80) meningkat menjadi mean 75 (nilai min 60, maks 90). Nilai pre- dan post-tes pengetahuan kader tentang kegawatdaruratan anak meningkat signifikan dari mean 66 (nilai min 50, maks 80) menjadi mean 83,6 (nilai min 60, maks 100). Kader rutin mendapatkan sosialisasi dan penyuluhan program dari Puskesmas rata-rata tentang topik tumbuh kembang anak, vaksinasi dan program nasional lain. Kegawatdaruratan pada anak adalah materi baru bagi kader. Rata-rata pengetahuan kader setelah dilakukan penyuluhan adalah dalam kategori baik pada topik tersebut. Upaya peningkatan pengetahuan bagi kader sangat diperlukan dengan berbagai metode. Pelatihan lanjutan perlu dilakukan agar kader memiliki keterampilan teknis terkait pemeriksaan tumbuh kembang anak dan pertolongan kegawatdaruratan pada masalah kesehatan anak.  
Pemberdayaan Kader Posyandu Dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Dengan Metode Denver Development Screening Test (DDST) Aprilia Nuryanti; Made Ermayani; Agnesia Winda Kurniati; Jelita Adelina Br. Sitompul
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Volume 4 Nomor 6 Desember 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i6.4502

Abstract

ABSTRAK Pemeriksaan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan balita perlu menjadi perhatian khusus. Berdasarkan hasil diskusi dengan kader kesehatan anak pada tanggal 15 Agustus 2018 menunjukkan bahwa identifikasi gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita penting untuk dilakukan masyarakat. Pendidikan kesehatan perlu dilakukan agar masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengidentifkasi masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan balita. Metode pelaksanaan program adalah penyuluhan dan pelatihan pada kader sebagai tangan panjang puskesmas untuk menggunakan instrumen pemeriksaan tumbuh kembang balita yang menggunakan Denver Development Screening Test (DDST). Bentuk kegiatan berupa dua kali penyuluhan dan empat kali praktik skrining DDST. Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan kader tentang DDST. Peningkatan nilai post tes menunjukkan materi dapat diterima dengan baik. Pendampingan langsung dalam pemeriksaan anak yang memerlukan skrining tumbang, mahasiswa turut dilibatkan untuk menerapkan ilmu keperawatan anak dalam pemeriksaan tumbang. Kata kunci: Kader Posyandu, Tumbuh Kembang, Balita, Denver Development Screening Test (DDST)  ABSTRACTScreening for toddler growth and development needs to be of particular concern. The discussions' result with posyandu (integrated health center for toddler) cadres on August 15, 2018, was showed that screening for toddlers' failure of growth and development was essential to do in the community. Health education, training, and mentoring need to be done on cadres who organize posyandu activities. The program's method was counseling and training on cadres as an extended hand puskesmas (community health centers) to use the instrument of examination of the development of toddlers using the Denver Development Screening Test (DDST). The form of activity in the form of two counseling and four times the practice of DDST screening in the community. Counseling could increase cadres' knowledge about DDST. The increase in post-test scores suggests the material was well received. Direct assistance for cadres in the examination of children who require screening collapsed. Students were also involved in applying nursing knowledge in this activity. Methods of counseling, training, and mentoring on growth and development screening for posyandu cadres were adequate and needed further activities. Keywords: posyandu (integrated health centers) cadres, toddlers, growth, and development, Denver Development Screening Test (DDST)
Pelatihan Kegawatdaruratan Sehari-Hari di Masa Pandemi Covid-19 Pada Kader Posyandu di Kelurahan Jawa Samarinda Kalimantan Timur Made Ermayani; Agnesia Winda; Hamidah Hamidah; V. Lunayunita Pide; Nelly Meirinda Manurung
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v7i1.1672

Abstract

Kegawatdaruratan dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pertolongan yang tepat dalam menangani kasus gawat darurat adalah Basic Life Support yang dapat diajarkan kepada siapa saja. Kader kesehatan merupakan salah satu elemen masyarakat yang harus memiliki keterampilan penanganan kegawatdaruratan. Sasaran kegiatan pelatihan adalah kader kesehatan Puskesmas Pasundan di Kampung Jawa Samarinda Kalimantan Timur, dengan output kegiatan peningkatan keterampilan kader dalam menangani keadaan darurat sehari-hari selama Pandemi Covid-19. Kegiatan dilakukan dengan metode penyuluhan dan pelatihan menggunakan phantom simulator, dimana dimulai dengan kegiatan daring kemudian kegiatan luring . Semua kader menunjukkan peningkatan pengetahuan (skor post-test >80%) pada materi kegawatan sehari-hari dan 79,1% kader mampu mempraktekkan bantuan hidup dasar dengan baik. Pengetahuan dan keterampilan kader meningkat setelah mengikuti semua pelatihan dan penyuluhan tentang penanganan kegawatdaruratan sehari-hari. Pelatihan kegawatdaruratan sehari-hari bagi masyarakat awam perlu diperluas ke kelompok masyarakat lain seperti kelompok pemuda atau kelompok anak sekolah.
The Influence of Breastfeeding On Nutritional Status, and the Frequency of Children Experience Tropical Diseases during the Covid 19 Pandemic in Samarinda Ida Ayu Kade Sri Widiastuti; Ruminem Ruminem; Rita Puspa Sari; Made Ermayani; Bahtiar Bahtiar
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan Vol 6, No 1 (2023): JKPBK Juni 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.kes.pasmi.kal.v6i1.10852

Abstract

Warm temperatures, humidity, and high rainfall are factors in the high incidence of infectious diseases in the tropics. This condition is certainly risky for children's health. COVID-19 pandemic also adds to the risk of endangering the health of children in the golden period. In the golden period, infants and toddlers need adequate nutritional intake. Many factors hinder the provision of nutrition (ASI), one of which is the COVID 19 pandemic. Inadequate nutritional intake can lead to suboptimal growth and development of children, decreased immunity. The purpose of this study was to determine the effect of breastfeeding on nutritional status, and the frequency of children experiencing tropical diseases during the COVID 19 pandemic. Methods: Quantitative study with a categorical analytic research design. with a cross-sectional analytic approach. The sampling technique used a purposive sampling technique and the data collection tool was a questionnaire to measure the frequency of illness. Nutritional status measurement used anthropometric assessment. Conclusion: there is a significant relationship between breastfeeding and nutritional status and the frequency of illness in children. Recomedations:Therefore it is Important to campaign more intensively on the importance of breastfeeding for children's nutritional adequacy.
Penggunaan Complementary and Alternative Medicine pada Penyakit Hipertensi Selama Pandemi Covid-19 di Samarinda Made Ermayani
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 9 (2023): Volume 5 Nomor 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i9.7470

Abstract

ABSTRAK Hipertensi adalah penyakit yang membutuhkan penanganan seumur hidup. Pendekatan non-farmakologis dengan menggunakan Complementary And Alternative Medicine (CAM)  merupakan salah satu pengobatan yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Complementary And Alternative Medicine adalah istilah nonspesifik yang mengacu pada berbagai terapi yang tidak dianggap sebagai bagian dari pengobatan konvensional. Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan jumlah kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan, yang dapat menyebabkan masyarakat lebih memilih penggunaan CAM untuk mengelola penyakit hipertensinya. Mengetahui penggunaan CAM pada penyakit hipertensi selama pandemi Covid-19 Di Samarinda. Penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden adalah 102 responden. Analisa data menggunakan uji univariat. Hasil analisis yang disajikan meliputi frekuensi dan persentase. Sebelum pandemi Covid-19, 44,1% responden yang menggunakan CAM, tapi selama pandemi Covid-19 persentase responden yang menggunakan CAM meningkat menjadi 50%. Faktor eksternal responden menggunakan CAM karena rekomendasi dari keluarga/teman/tetangga (74%), sedangkan faktor internal karena menganggap CAM efek sampingnya lebih sedikit (49%). Obat herbal merupakan jenis CAM yang paling banyak digunakan oleh responden yaitu 53% responden, dan terdapat 24% responden yang menggunakan tindakan pijat. Terdapat peningkatan penggunaan CAM selama pandemik Covid-19. Kata Kunci: Complementary and Alternative Medicine, Hipertensi, Covid-19 ABSTRACT Hypertension is a disease that requires a  lifelong treatment. The non-pharmacological Complementary And Alternative Medicine (CAM) is one of the treatments that is often used by the Indonesian people. Complementary and Alternative Medicine is a nonspecific term that refers to a variety of therapies that are not considered part of conventional medicine. The COVID-19 pandemic has caused a decrease in the number of public visits to health services, which may cause people to prefer the use of CAM to manage their hypertension. To determine the use of CAM in hypertension during the Covid-19 pandemic in Samarinda. This research is a descriptive analytic study with a quantitative approach that uses a cross sectional study design. The sampling method used is purposive sampling with the number of respondents is 102 respondents. Univariate test used  for data analysis which presented include frequency and percentage. Before the Covid-19 pandemic, 44.1% of respondents used CAM, but during the Covid-19 pandemic the percentage of respondents using CAM increased to 50%. External factors of respondents using CAM because of recommendations from family/friends/neighbors (74%), while internal factors because they consider CAM to have fewer side effects (49%). Herbal medicine is the most widely used type of CAM by 53% of respondents, and there are 24% of respondents used massage as their CAM. There is an increase in the use of CAM during the Covid-19 pandemic. Keyword: Complementary And Alternative Medicine, Hypertension, Covid-19
PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA MASYARAKAT KELURAHAN JAWA SAMARINDA Imelda Feneranda Seravia Tambi; Made Ermayani
Jurnal Pengabdiaan Masyarakat Kasih (JPMK) Vol 5 No 2 (2024): April
Publisher : JPMK : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kasih Published by Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52841/jpmk.v5i2.435

Abstract

Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit tidak menular mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Meningkatnya kasus PTM secara signifikan diperkirakan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah. Untuk itu, dibutuhkan komitmen bersama dalam menurunkan morbiditas, mortalitas dan disabilitas PTM melalui intensifikasi pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia Sehat. Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan manajemen terpadu program P2PTM. Untuk mendukung program pemerintah maka dibutuhkan juga program pembinaan masyarakat dengan memberikan pendidikan kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif; dan keterampilan penanganan PTM di lingkungan rumah sebagai upaya preventif dan kuratif. Kementrian Kesehatan RI telah menguraikan lima target capaian dalam RPJM 2020-2040, terdapat target yang membutuhkan keterlibatan dan dukungan masyarakat terkait PTM yaitu peningkatan pengendalian penyakit dan penguatan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Kehadiran komunitas dalam hal ini masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan faktor risiko PTM dalam mengurangi mortalitas dan morbiditas. Pengenalan awal gejala PTM, demi mempercepat proses rujukan dan proses transfer pasien ke rumah sakit menjadi hal yang sangat penting di dalam penanganan PTM. Terdapat peningkatan pengetahuan peserta kegiatan sebelum dan sesudah diberikan pengabdian kepada masyarakat antara lain : Pendidikan Kesehatan Mengenai Obat Herbal Untuk Hipertensi, Pelatihan PMR, Pendidikan Kesehatan Sedentary Lifestyle.