Siti Malikhah Towaf
Universitas Negeri Malang

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Permasalahan guru IPS dalam pengembangan media pembelajaran di SMP Brawijaya Smart School Malang berbasis TIK Muhammad Khoiro; I Nyoman Ruja; Siti Malikhah Towaf
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.15 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i3p270-276

Abstract

Learning today can be facilitated with the help of technology that can be utilized by teachers in presenting learning materials in the teaching and learning process. In order to facilitate teachers in carrying out the teaching and learning process can use the main learning media based on Information and Communication Technology (ICT). But the phenomenon that occurs, teachers experience a lot of problems when developing ICT-based learning media. Qualitative research method of phenomenological approach can be understood that the results of research in SMP BSS show; 1) The awareness of IPS teachers in SMP BSS the importance of ICT-based learning media; 2) Teacher problems in developing ICT-based learning media in the form of, how to operate media software and follow the development of technology; 3) factors of problematika emergence, namely, age factors, lack of skills mentoring, differences learned between generations, overload of additional tasks, and lack of opportunities in the division of time to learn; 4) addressing the problems that arise, ips teachers at SMP BSS take a stand by doing time management, and also the spirit of continuing to learn ICT-based learning media; 5) the hope of ips teachers in SMP BSS is that there is a paya fulfillment of facilities from the agency so that the problems they face can be resolved. Pembelajaran saat ini dapat dipermudah dengan bantuan teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh guru dalam menyajikan materi pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Guna mempernudah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dapat menggunakan media pembelajaran utamanya berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Namun fenomena yang terjadi, guru banyak mengalami problematika ketika mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK. Metode penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi dapat dipahami bahwa hasil penelitian di SMP BSS menunjukkan; 1) Adanya kesadaran guru IPS di SMP BSS pentingnya media pembelajaran berbasis TIK; 2) Permasalahan guru dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK berupa, cara pengoperasian software media dan mengikuti perkembangan teknology; 3) factor munculnya problematika yakni, factor usia, tidak adanya pendampingan keterampilan, perbedaan yang dipelajari antar generasi, overload tugas tambahan, dan kurangnya kesempatan dalam pembagian waktu untuk belajar; 4) menyikapi problematika yang muncul, guru IPS di SMP BSS mengambil sikap dengan melakukan manajemen waktu, dan juga semangat terus belajar media pembelajaran berbasis TIK; 5) harapan guru IPS di SMP BSS yakni ada paya pemenuhan fasilitas dari instansi agar problematika yang mereka hadapi dapat teratasi.
Peran Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) terhadap kehidupan masyarakat (sosial-ekonomi) Desa Mojoparon Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan Yonita Yuli Amanda; Sukamto Sukamto; Siti Malikhah Towaf
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.682 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i3p285-292

Abstract

This research aims to describe the role of Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) to the socioeconomic life of Mojoparon villagers in Pasuruan Regency. The approach and type of research used qualitatively descriptive. Three research conclusions were obtained as follows. First, the history of its establishment in PIER is due to the development of SIER and the development of industry in Pasuruan District phase III. Second, the problem of pier role for Mojoparon village community is divided into two, namely, indirect role and direct role. The indirect role is economic growth and increased employment opportunities. Direct role in the form of village infrastructure assistance, APAP cooperation, and PK and BK programs. Third, the impact of PIER for Mojoparon villagers is more prosperous and utilized pier industrial waste. At the same time the benefits of this research for IPS education can be used as additional insights and can foster socially sensitive, positive and skilled attitudes. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan keberadaan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Mojoparon Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan kualitatif deskriptif. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini ada tiga garis besar yakni. Pertama, sejarah berdirinya di PIER merupakan pengembangan dari SIER selain itu adanya pengembangan industri di Kabupaten Pasuruan tahap III. Kedua, masalah peranan PIER bagi masyarakat Desa Mojoparon dibagi menjadi dua yaitu, peranan secara tidak langsung dan peranan secara langsung. Peranan tidak langsung yaitu pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja meningkat. Peranan langsung berupa bantuan infrastruktur desa, kerjasama APAP, dan Program PK dan BK. Ketiga, dampak PIER bagi masyarakat Desa Mojoparon yaitu semakin sejahtera dan dimanfaatkannya limbah industri PIER. Sekaligus manfaat penelitian ini bagi pendidikan IPS dapat dijadikan tambahan wawasan dan dapat menumbuhkan sikap peka sosial, positif dan terampil.
Pengaruh compulsive gaming terhadap learning outcome siswa SMPN 1 Porong Mokhammad Ilham Fuady; Siti Malikhah Towaf; I Dewa Putu Eskasasnanda; I Nyoman Ruja
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.866 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i3p361-367

Abstract

This study aims to describe (1) the background of SMPN 1 Porong students playing clash of clans games, (2) the characteristics of clash of clans game players at SMPN 1 Porong, (3) the impact of clash of clans game on students' learning outcomes at SMPN 1 Porong. The research was conducted at SMPN 1 Porong Subdistrict Porong Sidoarjo which was designed using qualitative approach with descriptive research type. The results of this study are: (1) students playing clash of clans games due to the influence of friends, loneliness and supportive facilities; (2) The characteristics of clash of clans players at SMPN 1 Porong are male, have free time, players are economically well-off students; (3) The influence of clash of clans game addiction on the learning outcomes of SMPN 1 Porong students is that students become easily lost concentration so that their learning outcomes are less satisfactory, with average learning outcomes (80) and slightly above average (82). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) latar belakang siswa SMPN 1 Porong bermain game clash of clans, (2) karakteristik pemain game clash of clans di SMPN 1 Porong, (3) dampak game clash of clans terhadap hasil belajar siswa di SMPN 1 Porong. Penelitian dilakukan di SMPN 1 Porong Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo yang dirancang menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini adalah: (1) siswa bermain game clash of clans dikarenakan pengaruh teman, kesepian dan fasilitas yang mendukung; (2) Karakteristik pemain game clash of clans di SMPN 1 Porong adalah laki-laki, memiliki waktu luang, pemain merupakan siswa yang berkecukupan dalam segi ekonomi; (3) pengaruh kecanduan game clash of clans terhadap hasil belajar siswa SMPN 1 Porong adalah siswa menjadi mudah hilang konsentrasi sehingga hasil belajar mereka kurang memuaskan, dengan hasil belajar rata-rata (80) dan sedikit di atas rata-rata (82).
Konstruksi sosial toleransi keberagaman dalam pelestarian budaya multikultural di Pesarean Gunung Kawi Angga Bayu Setiawan; Sukamto Sukamto; I Dewa Putu Eskasasnanda; Siti Malikhah Towaf; Pradani Maulidiyah Azzahroh
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 2 No. 9 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe: (1) how the socio-cultural construction of religious tolerance in Pesarean Gunung Kawi; (2) how is the social construction of the community in interpreting religious tolerance in Pesarean Gunung Kawi; (3) and how the social construction of the community in maintaining religious tolerance in Pesarean Gunung Kawi. This research uses a qualitative approach with the type of case study research. The research location is Pesarean Gunung Kawi, Wonosari Village, Wonosari District, Malang Regency. The results of this study: (1) the condition of Wonosari Village consists of various religions adhered to by the community including Islam, Christianity, Confucianism, Hinduism, and Buddhism. The religion that first entered Wonosari Village was Islam. Meanwhile, Christianity entered in 1965 at the time of the G30S/PKI incident, while the followers of Confucianism, Hinduism, and Buddhism were not many in number because the majority of their adherents were immigrants who married local residents. (2) The people of Wonosari Village interpret tolerance as an attitude of how they can respect each other without losing their respective characteristics. (3) The process of maintaining tolerance is carried out by the government and also the community. The local government has intensively carried out socialization, which was carried out at informal events such as RT meetings, RW meetings, and community gatherings. In addition, the government and the community have special events held to maintain tolerance, namely the 1 Suro ritual celebration. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bagaimana konstruksi sosial budaya toleransi keberagamaan di Pesarean Gunung Kawi; (2) bagaimana konstruksi sosial masyarakat dalam memaknai sikap toleran keberagamaan di Pesarean Gunung Kawi; (3) dan bagaimana konstruksi sosial masyarakat dalam menjaga toleransi keberagamaan di Pesarean Gunung Kawi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Lokasi penelitian berada di Pesarean Gunung Kawi Desa Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Hasil penelitiannya yaitu: (1) beragam agama yang di percaya oleh masyarakat Desa Wonosari seperti Islam, Kristen, Khong Hu Cu, Hindu, dan Budha. Agama yang pertama kali masuk ke Desa Wonosari yaitu agama Islam. Sedangkan agama Kristen masuk pada tahun 1965 pada saat peristiwa G30S/PKI, sedangkan pemeluk agama Khong Hu Cu, Hindu, dan Budha tidak banyak jumlahnya dikarenakan kebanyakan penganutnya adalah pendatang yang berjodoh dengan penduduk setempat. (2) Masyarakat Desa Wonosari memaknai toleransi sebagai suatu sikap yang dapat saling menghargai satu sama lain tanpa menghilangkan ciri khas masing-masing. (3) Pemerintah serta masyarakat setempat gencar-gencarnya menjaga sikap toleran yang ada, seperti gencar melakukan sosialisasi, yang dilakukan pada acara-acara tidak formal seperti saat rapat RT, rapat RW, dan tahlil warga. Selain itu pemerintah dan masyarakat memiliki ciri khas atau acara khusus yang dilaksanakan guna menjaga toleransi yaitu gebyar ritual 1 Suro.
Konstruksi sosial suami terhadap beban ganda istri sebagai buruh di Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Ugik Endarto; Siti Malikhah Towaf; I Nyoman Ruja; Sukamto Sukamto; Avietha Reinanda
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 2 No. 9 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Women who work as laborers in the public space are now often found in people's lives. In Pasuruan, women who work as laborers are very numerous. This matter due to the city of Pasuruan convenient with an industrial area, named Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). But despite living as laborers were able to answer the family's economic problems, there are new problems that arise, namely the double burden. The formulation of the problem in this research are: (1) How social construction of the husband toward wife double burden as a laborer in PIER?, (2) What is the double burden of a wife who works as a laborer in PIER?, (3) What is the impact of the social construction of the husband toward wife double burden as laborers in PIER? This study uses qualitative research with a construction approach. The data obtained in the form of the primary and secondary data collection procedures through observation, interviews, and documentation. The data analysis uses the Miles & Huberman model analysis techniques that consists of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Checking the validity of the findings by source triangulation, triangulation techniques, and time triangulation. There are 3 stages of research and 10’s steps. The first stage of the initial stage, the second stage is data collection and analysis, and the third stage is the final discussion and writing report. The results showed that the wife's decision to work in a public space, can not be separated from her husband a social construction. The social construction of husbands against wives effect on his wife received the double burden. Double burden that is created has a psychological impact and social impact. The psychological impact is brought stress to his wife, so it can affect family harmony. Physical fatigue is a major factor that affects psychologically. Social impact is the creation of a patriarchal social construction of women's multiple roles and wants to be kept. The dual role is assumed as something positive, so the burden that is also inherent in the dual role is considered as something natural and absolute. Though the double burden of a bad culture. Para perempuan kini yang bekerja sebagai buruh di ruang publik kini banyak dijumpai dengn mudah dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya seperti di Kota Pasuruan, dimana perempuan yang bekerja sebagai buruh sangat banyak. Hal tersebut terjadi karenakan di Kota Pasuruan terdapat banyak kawasan industri yang memiliki nama Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Namun meski hidup sebagai buruh dapat mengatasi permasalahan ekonomi keluarga, terdapat masalah baru yang muncul, yaitu adanya beban ganda. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana akibat adanya konstruksi sosial suami terhadap beban ganda istri sebagai buruh di PIER?, Bagaimana beban ganda istri yang bekerja sebagai buruh di PIER?, serta Bagaimana dampak dari adanya konstruksi sosial suami terhadap beban ganda istri sebagai buruh di PIER? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan konstruksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berupa prosedur pengumpulan data primer dan sekunder melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis model Miles & Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan temuan dengan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Ada 3 tahap penelitian dan 10 langkah. Tahap pertama yaitu tahap awal, tahap kedua pengumpulan dan analisis data, dan tahap ketiga adalah pembahasan akhir dan penulisan laporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan istri bekerja di ruang publik, tidak lepas dari konstruksi sosial suaminya. Konstruksi sosial suami terhadap istri berdampak pada istri menerima beban ganda. Beban ganda yang tercipta memiliki dampak psikologis dan dampak sosial. Dampak psikologis tersebut membawa stres pada istri, sehingga dapat mempengaruhi keharmonisan keluarga. Kelelahan fisik merupakan faktor utama yang mempengaruhi secara psikologis. Dampak sosial adalah terciptanya konstruksi sosial patriarki tentang peran ganda perempuan dan ingin dipertahankan. Peran ganda diasumsikan sebagai sesuatu yang positif, sehingga beban yang juga melekat pada peran ganda dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan mutlak. Padahal beban ganda dari budaya yang buruk.
Konstruksi sosial wisata religi makam Sunan Bonang di Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban Ranu Eko Raharjo; Sukamto Sukamto; Siti Malikhah Towaf; I Nyoman Ruja; Devy Yuliana Putri
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe: (1) the characteristics of religious tourists at the Sunan Bonang Tomb, Kutorejo Village, Tuban District, Tuban Regency, (2) the process of carrying out the pilgrimage of religious tourists at the Sunan Bonang Tomb, Kutorejo Village, Tuban District, Tuban Regency, (3) social construction tourists to the meaning of religious tourism at the Sunan Bonang Tomb, Kutorejo Village, Tuban District, Tuban Regency. The approach and type of research used is descriptive qualitative. The results of this study indicate that: (1) the characteristics of tourists who make pilgrimages are mostly male with an age range of 27-61 years. The tourists include working as entrepreneurs and the majority are currently studying at Senior High School (SMA). Religious tourists are dominated by people from outside Tuban; (2) the process of carrying out the pilgrimage includes taking ablution, greeting the tomb, sending Al-Fatihah prayers to Rasulullah and addressed to Sunan Bonang, reading the Qur'an, Al-Fatihah, Tahlil, Yasin, Sholawat, and closing. with a personal prayer to God through the intermediary of the tomb of Sunan Bonang; (3) tourists interpret the tradition of pilgrimage at the tomb of Sunan Bonang due to the influence of parents (ancestors), culture, and the environment. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) ciri khas wisatawan religi di Makam Sunan Bonang, Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, (2) proses pelaksanaan ziarah wisatawan religi di Makam Sunan Bonang Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban, (3) konstruksi sosial wisatawan terhadap makna wisata religi di Makam Sunan Bonang Kelurahan Kutorejo Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban. Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ciri khas wisatawan yang berziarah sebagian besar memiliki jenis kelamin laki-laki dengan rentan usia antara 27-61 tahun. Para wisatawan diantaranya bekerja sebagai wiraswasta dan mayoritas sedang menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Wisatawan religi didominasi oleh masyarakat yang berasal dari Luar Tuban; (2) adapun proses pelaksanaan ziarah diantaranya dimulai dengan mengambi wudhu, mengucapkan salam masuk makam, berikirim doa Al-Fatihah kepada Rasulallah dan ditujukan kepada Sunan Bonang, membaca Al-Qur’an, Al-Fatihah, Tahlil, Yasin, Sholawat, dan ditutup dengan do’a pribadi kepada Allah lewat perantara makam Sunan Bonang; (3) wisatawan memaknai tradisi ziarah di makam Sunan Bonang dikarenakan pengaruh dari orangtua (leluhur), budaya, dan lingkungannya.
Pemahaman tentang makna pacaran dan perilaku seksual pada remaja awal di Desa Gunung Jati Kabupaten Blitar Retno Wulandari; I Dewa Putu Eskasasnanda; Siti Malikhah Towaf; I Nyoman Ruja; Mely Kurnia
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe the meaning of dating for early teens in Gunung Jati Village, Malang Regency, early teens knowledge about sexual education and factors related to sexual behavior. The study used descriptive qualitative research. The results showed that: (1) the meaning of engage for early teens was based on feelings of love and fear of losing ones, for entertain, and sex experience, (2) early teens did not know about the concept of sexual education, (3) the factors of early teens do sexual behavior because of sexual maturity, feeling of being interested and they believe they will marry with their couple, obstruction of desire to marry cause of age, could not resist sexual desire, mass media influence and experience of sexual behavior with their couple. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna pacaran bagi remaja awal di Desa Gunung Jati Kabupaten Malang, serta pengetahuan remaja awal tentang pendidikan seksual, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja awal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) makna pacaran bagi remaja awal; dilandasi karena adanya perasaan suka serta takut kehilangan orang yang disukai, sarana hiburan, dan mencari pengalaman, (2) remaja awal tidak mengetahui tentang konsep pendidikan seksual, (3) faktor penyebab remaja awal melakukan perilaku seksual karena kematangan seksual, perasaan tertarik dan yakin suatu saat akan menikah dengan pacar, terhalangnya keinginan menikah karena umur, tidak dapat menahan hasrat seksual, pengaruh media massa dan pengalaman melakukan perilaku seksual dengan pacar.