PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .
Unknown Affiliation

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KOMPARASI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SSCS (SEARCH, SOLVE, CREATE, SHARE) ANTARA PERLAKUAN SETING KELOMPOK DENGAN PERLAKUAN SETING INDIVIDU TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI SMP NEGERI 2 TEGALLALANG NI MADE ADI KENCANA WATI TIRA .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. IDA BAGUS JELANTIK SWASTA,M.SI .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa yang belajar dengan model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, Share) antara perlakuan seting kelompok dan seting individu, (2) menganalisis perbedaan pemahaman konsep siswa yang belajar dengan model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, Share) antara perlakuan seting kelompok dan seting individu, dan (3) menganalisis perbedaan keterampilan proses sains siswa yang belajar dengan model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, Share) antara perlakuan seting kelompok dan seting individu. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan rancangan non equivalent pre-test post-test control group design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 189 siswa dan sampel penelitian yang digunakan adalah 62 siswa. Data dikumpulkan dengan tes pilihan ganda pemahaman konsep dan tes keterampilan proses sains. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis statistik menggunakan analisis MANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains yang signifikan antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran SSCS dengan perlakuan seting kelompok dan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran SSCS dengan perlakuan seting individu, (2) terdapat perbedaan pemahaman konsep yang signifikan antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran SSCS dengan perlakuan seting kelompok dan siswa yang belajar menggunakan model SSCS dengan perlakuan seting individu, dan (3) terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran SSCS dengan perlakuan seting kelompok dan siswa yang belajar menggunakan model SSCS dengan perlakuan seting individu. Berdasarkan analisis LSD, menunjukkan bahwa model SSCS dengan perlakuan seting kelompok lebih baik dibandingkan model SSCS dengan perlakuan seting individu baik dalam pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa.Kata Kunci : Keterampilan Proses Sains, Model Pembelajaran SSCS, Pemahaman Konsep, Seting Individu, Seting Kelompok This research had purpose such as: (1) analyzing the differences understanding concept and science process skills of students who learned using SSCS (Search, Solve, Create, Share) learning model between the treatment of group and individual setting, (2) analyze the differences concepts understanding of students that learned using SSCS (Search, Solve, Create, Share) learning model between the treatment of group and individual setting, and (3) analyze the differences science process skills students that learned using SSCS (Search, Solve, Create, Share) learning model between the treatment of group and individual setting. This research was a quasi experimental design with non equivalent pre-test post-test control group design. The population in this research were 189 students and the sample used 62 students. The data was collected by a multiple choice test concept understanding and science process skills test. Data were analyzed using descriptive analyzing and statistical analyzing MANOVA. The results of this study show that: (1) there are a significant differences in concept understanding and science process skills between the students who learned using SSCS learning model of group and individual setting treatment, (2) there are significant differences in concept understanding between the students who learned using SSCS learning model of group setting treatment and students who learned using SSCS learning model of individual setting treatment, and (3) there are a significant differences in science process skills between the students who learned using SSCS learning model of group setting treatment and students who learned using SSCS learning model of individual setting treatment. Based on LSD analysis show the SSCS model with group setting treatment better than SSCS model with individual setting treatment in concept understanding and science process skills.keyword : Concept Understanding, Group Setting, Individual Setting, Science Process Skills, SSCS Learning Model
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 11 DENPASAR RIKARDUS HERAK .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. I WAYAN SUBAGIA, M.App.Sc.,Ph.D .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan dan keterampilan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran experiential dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan rancangan Pretest Posttest Non-equivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Denpasar tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil random sampling, terpilih kelas VIII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis multivariat. Hasil analisis menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan dan keterampilan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran experiential dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung; 2) terdapat perbedaan hasil belajar aspek pengetahuan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran experiential dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung; 3) terdapat perbedaan hasil belajar aspek keterampilan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran experiential dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung.Kata Kunci : model pembelajaran experiential, hasil belajar, pengetahuan, keterampilan The study aimed at describing and explaining the differences of the achievement of cognitive and psychomotor aspects between a group of students learning by the use of experiential instructional model and those learning based on direct model. It is a quasi experimental type of study designed based on Pretest Posttest Non-equivalent Control Group Design. The population of the study consisted of all students of class VIII SMP Negeri 11 Denpasar during the academic year of 2015/2016. Based on the result of the random sampling, class VIII F was selected as the experimental class and class VIII E as the control class. The data obtained was analyzed based on descriptive and multivariate system.The results indicated that: 1) there was a difference of the students learning achievement on the aspects of cognitive and psychomotor when learning by using experiential instructional model and those when learning based on direct instruction model; 2) there was a difference in learning achievement on the aspect of cognitive between the students learning based on experiential instructional model and those learning based on direct instruction model; 3) there was a difference in learning achievement on the aspect of psychomotor between the students learning based on experiential instructional model and those learning based on direct instruction modelkeyword : Key Words: Experiential learning model, learning outcomes, cognitive, psycomotor.
Pengembangan Modul Pembelajaran IPA (Aspek Biologi) dengan Setting Problem Based Learning Bermedia Audio-visual untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif SMP I WAYAN ADNYANA .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. IDA BAGUS JELANTIK SWASTA,M.SI .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan modul pembelajaran IPA dengan setting Problem Based Learning media audio-visual yang memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa SMP. Perangkat pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan model 4-D. Unsur-unsur pengembangan model 4-D meliputi: 1) define; 2) design; 3) develope; and 4) disseminate. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu define, design, develope, sedangkan tahap disseminate tidak dilakukan. Jenis penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dengan rancangan penelitian pengembangan 4-D dan untuk menguji efektivitas menggunakan Pre-experimental dengan One-group pretest-posttest design. Subjek dalam penelitian ini adalah dosen, guru dan siswa yang terlibat dalam pengembangan modul. Objek penelitiannya adalah modul pembelajaran IPA. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan lembar validasi modul, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket respon guru terhadap modul, angket respon siswa terhadap modul, tes keterampilan berpikir kritis, dan tes hasil belajar. Data dianalisis untuk validitas dan kepraktisan modul pembelajaran IPA secara deskriptif kuantitatif dan efektifitas keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dianalisis menggunakan Paired Sample T-Test. Hasil penelitian adalah: 1) modul pembelajaran yang dikembangkan memperoleh skor rata-rata 4,16 dengan kategori valid; 2) keterlaksanaan modul pembelajaran memenuhi kriteria praktis dengan memperoleh skor rata-rata 3,99, skor rata-rata respon guru memperoleh skor 4,30 dengan kategori sangat praktis dan respon siswa memperoleh skor 4,13 dengan kategori praktis, 3) modul pembelajaran memenuhi kriteria efektifitas berdasarkan hasil uji coba, yang dapat ditunjukkan dengan rata-rata nilai tes hasil belajar siswa sebesar 80,45 dan berdasarkan uji t diperoleh nilai t hitung (11,80) > t tabel (2,02). Sementara itu untuk nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 79,60 dan berdasarkan uji t di peroleh nilai t hitung (12,89) > t tabel (2,02). Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran IPA (aspek biologi) yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.Kata Kunci : modul pembelajaran IPA, Problem Based Learning, keterampilan berpikir kritis, hasil belajar The purpose of this study to produce biology learning modules with setting Problem Based Learning audio-visual media that qualify for valid, practical and effective criteria to improve the knowledge and critical thinking skills of junior high school students. This study was designed to pre-experimental that use one-group pretest-posttest design. Learning tools developed using 4-D models. Elements 4-D model development include: 1) define; 2) design; 3) develope; and 4) disseminate. This research was conducted in three phases, namely define, design, develope, while stage disseminate are not done. This type of research is development research with 4-D design development research and to test the effectiveness of this research using the Pre-experimental with One-group pretest-posttest design. Subjects in this study are professors, teachers and students involved in the development of the module. The object of research is science learning modules. Data was collected using a validation module sheets, observation sheets enforceability of learning, the teacher's response to the questionnaire module, the student questionnaire responses of the module, the test of critical thinking skills, and achievement test. Data were analyzed for validity and practicality of science learning modules using descriptive quantitative and effectiveness of critical thinking skills and student learning outcomes were analyzed using Paired Sample T-Test. The results of the research are: 1) learning modules developed obtained an average score of 4.16 with a valid category; 2) Excercising of learning modules qualify practical criteria that obtain an average score of 3.99, the average score of the response of teachers obtain a score of 4.30 with a very practical and response categories, then the students obtained a score of 4.13 with practical categories, 3) learning modules qualify effectiveness criteria based on the test results, which can be shown by the average scores of 80.45 students' knowledge and based on t test obtained by value t (11.80)> t table (2.02). Meanwhile to the average value of students' critical thinking skills at 79.60 and by the t test obtained t value (12.89) > t table (2.02). Based on the findings of this study can be concluded that the science learning module (biology aspects) developed qualify to valid, practical and effective criteria to improve the knowledge and critical thinking skills of students.keyword : science learning modules, Problem Based Learning, critical thinking skills, learning outcomes
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA NI WAYAN INTAN PRADNYANDARI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; DR. I GST.AGUNG NYM.SETIAWAN, M.Si. .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran biologi berbasis model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA. Jenis penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dengan rancangan penelitian termasuk Pre-experimental menggunakan One-group pretest-posttest design. Pengembangan modul pembelajaran menggunakan model 4-D menurut Tiagarajan dkk meliputi : 1) define; 2) design; 3) develop; dan 4) disseminate. Dalam penelitian ini hanya dilakukan 3 tahapan yaitu define, design, dan develop, sedangkan tahap disseminate tidak dilakukan karena keterbatasan waktu. Hasil penelitian yang diperoleh produk yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas dengan skor rata-rata 4,23 dengan kategori sangat valid. Produk yang dikembangkan telah memenuhi syarat kepraktisan dengan skor rata-rata keterlaksanaan modul pembelajaran dari empat kali pertemuan sebesar 4,25 dengan kategori sangat praktis, respon guru terhadap keterlaksanaan modul pembelajaran yang dikembangkan memperoleh skor rata-rata 4,4 yang termasuk dalam kategori sangat praktis, dan skor rata-rata respon siswa terhadap keterlaksanaan modul pembelajaran yang dikembangkan adalah 4,08 berada pada kategori praktis. Produk yang dikembangkan telah memenuhi syarat efektivitas untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dengan nilai rata-rata tes keterampilan berpikir kritis 85,92 dengan kriteria tuntas dan hasil uji t memperoleh p value < 0,05 menunjukkan modul dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis secara signifikan. Dengan demikian modul pembelajaran yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dari segi validitas, kepraktisan dan efektivitas.Kata Kunci : modul pembelajaran, sains teknologi dan masyarakat, keterampilan berpikir kritis This research aims to generate biology learning module with the Science-Technology-Society learning model that has validity, practicality and affectivity requirement to improve student critical thinking skill. This research and development included to Pre-experimental used One-group pretest-posttest design. Learning module development uses 4-D model .According Tiagarajan et al (1974) elements of 4-D model development include: 1) define; 2) design; 3) develope; and 4) disseminate. In this research only carried three stages, that is define, design and develope, while the disseminate stage is not carried due to limited time. The research results obtained: 1) learning module were developed based on validation by experts and practitioners to obtain an average score of 4.23 which includes a very valid category, 2) learning module meet the practical criteria based on the results of the feasibility study obtain an average score of 4.25 with the very practical categories, the average score of teachers response are 4.4 in the category of very practical and student responses are 4.08 in the category of practical, 3) the modul meets the criteria for effective learning based on the test results which indicated by students critical thinking skill. This is evident from average value of student critical thinking skill test are 85.92, and based on t test obtained value p value < 0.05 which indicated that modul effective to increase student critical thinking skill. Based on the research concluded that biology learning module fulfill criteria of valid, practical and effective for increase student critical thinking skills.keyword : learning module, sains technology and society, student critical thinking skill.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA SMP NEGERI 2 PUPUAN NI WAYAN UMI UTARI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; DR. LUH PT.MANIK WIDIYANTI, S.Si, M.Kes .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mengikuti model pembelajaran STM dan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan rancangan The Posttest Only Control Group Design. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pupuan tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 125 siswa. Sampel penelitian berjumlah 99 siswa yang diambil dengan teknik random kelas. Data yang dikumpulkan meliputi pemahaman konsep dan keterampilan proses. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis MANOVA satu jalur, dengan taraf signifikansi 5%, dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep dan proses keterampilan proses yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran STM dan model pembelajaran langsung (F=11,578; p
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA NI NYOMAN YULI ADELINA .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; DR. I GST.AGUNG NYM.SETIAWAN, M.Si. .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan hasil belajar biologi dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran langsung, (2) pengaruh interaksi model pembelajaran berdasarkan gaya kognitif terhadap hasil belajar biologi, (3) perbedaan hasil belajar biologi berdasarkan gaya kognitif field independent dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran langsung, (4) perbedaan hasil belajar biologi berdasarkan gaya kognitif field dependent dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran langsung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan The Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Ganesha Denpasar tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari VII 1 sampai VII 10, berjumlah 470 siswa, dengan sampel penelitian yang digunakan adalah 191 siswa, yang terdistribusi ke dalam empat kelas. Dua instrumen pokok penelitian ini yaitu Group Embedded Figure Test (GEFT) dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh berupa nilai terhadap pertanyaan pada GEFT, dan nilai tes hasil belajar siswa pada materi organisasi kehidupan. Data gaya kognitif dan hasil belajar dianalisis dalam dua tahap yaitu analisis deskriptif dan uji hipotesis dengan uji ANAVA dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (2) terdapat pengaruh interaksi model pembelajaran berdasarkan gaya kognitif terhadap hasil belajar biologi, (3) model pembelajaran Group Investigation lebih unggul dibandingkan model pembelajaran langsung dalam peningkatan hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent, dan (4) model pembelajaran langsung lebih unggul dibandingkan dengan model pembelajaran Group Investigation dalam peningkatan hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent. Kata Kunci : pembelajaran Group Investigation, gaya kognitif, hasil belajar This study aimed at analysing: (1) the difference in biological learning achievement by using Group Investigation learning model and direct learning model, (2) the influence of learning model interaction based on cognitive style on biology learning achievement, (3) the difference of biology learning achievement based on cognitive style of field Independent by using Group Investigation learning model and direct learning model, (4) the difference of biology learning achievement based on cognitive style of field dependent by using Group Investigation learning model and direct learning model. The research of this study was Quasi Experimental and by using Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group Design. The population in this study is the VII grade students of Ganesha Denpasar Junior High School 2016/2017 academic year consisting of VII 1 to VII 10, amounting to 470 students. The subjects were 191 students of seventh grade in which distributed into four classes. Group Embedded Figure Test (GEFT) and the test of Children learning achievement were used as the main instruments in this study. The data was obtained in the form of the Group Embedded Figure Test (GEFT) score, and the students’ learning achievement of organizations life materials. The data of cognitive style and learning achievement were analysed in two stages: descriptive analysis and hypothesis test with ANAVA test. The results of this study indicated that: (1) There are differences in biology learning achievement between groups of students who are taught by cooperative learning model of Group Investigation type and group of students who are taught by direct learning model (2) there is an influence of learning model interaction based on cognitive style on biology learning achievement, (3) Group Investigation study model is superior to direct learning model in improving students' learning achievement that have cognitive style field independent, and (4) direct learning model is superior compared with Group Investigation study model in improving student learning achievement that have cognitive style Field dependent.keyword : Group Investigation model, cognitive style, learning achievement
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN SETTING MODEL SIKLUS BELAJAR 7E UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP NI LUH PUTU WIDYA DHARMAYANTHI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. I WAYAN SADIA, M.Pd .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran biologi yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pengembangan dilakukan menggunakan model 4-D yang terdiri dari: define, design, develop, dan disseminate. Tahapan yang dilaksanakan sampai pada tahap develop. Rancangan awal disebut draft I divalidasi oleh ahli dan praktisi, kemudian dianalisis dan direvisi sehingga dihasilkan draft II, selanjutnya dilakukan uji kelas di SMP Negeri 3 Tegallalang kelas VIIB yang berjumlah 32 siswa. Data dikumpulkan dengan lembar validasi modul pembelajaran, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket respon guru dan siswa terhadap modul pembelajaran serta tes pemahaman konsep. Kemudian dilanjutkan dengan analisis menggunakan statistik deskriptif dan uji one sample t-test untuk menyatakan efektivitas modul pembelajaran. Hasil penelitian: (1) validitas modul pembelajaran 4,4 dengan kategori sangat valid. (2) Keterlaksanaan modul pembelajaran 4,34 dengan kategori sangat praktis. (3) Keefektifan modul pembelajaran dengan nilai rata-rata pemahaman konsep 76,48 kategori tuntas karena melampaui KKM dengan persentase 87,5%. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t memberikan hasil t-hitung (5,129) lebih besar dari nilai t-tabel (2,042) menunjukkan bahwa modul pembelajaran efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan temuan hasil penelitian disimpulkan modul pembelajaran memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, sehingga dapat digunakan dalam lingkup yang lebih luas.Kata Kunci : Modul Pembelajaran, Siklus Belajar 7E, Pemahaman Konsep The purpose of this research was to produce a valid, practical, and effective biology learning module to improve students' conceptual understanding. Development is done using 4-D model which consists of: define, design, develop, and disseminate. Stages are implemented until the develop stage. The initial draft was called draft I validated by experts and practitioners, then analyzed and revised so that the result of draft II, then conducted the class test in SMP Negeri 3 Tegallalang class VIIB which amounted to 32 students. Data were collected with validation sheet of learning module, observation sheet of learning implementation, response questionnaire of teacher and student to learning module, and concept comprehension test. Then proceed with the analysis using descriptive statistics, and one sample t-test to express the effectiveness of the learning module. Result of research: (1) validity of learning module 4,4 with very valid category. (2) The implementation of learning module 4,34 with very practical category. (3) The effectiveness of the device with an average score of concept understanding is 76,48 with the finished category because it exceeds the minimum mastery criteria with the percentage 87,5%. The result of calculation using t-test gives t-count result (5,129) bigger than t-table value (2,042) shows that the learning module is effective in improving students' conceptual understanding. Based on the findings of the study, it is concluded that the learning module meets the valid, practical, and effective criteria to improve students' concept understanding, so that it can be used in a wider scope.keyword : Learning Module, 7E Learning Cycle, Concept Understanding
PENGEMBANGAN MODUL BERORIENTASI CASE BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA LUH PUTU EMITHA UPADIANTI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. KETUT SUMA, M.S. .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi modul pembelajaran biologi berorientasi Case Based Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4-D yang meliputi, tahap penetapan (define), perancangan (design), pengembangan (develope), dan penyebaran (disseminate). Validasi modul dilakukan dengan uji validitas, uji kepraktisan, dan uji efektivitas. Uji validitas dilakukan melalui validasi ahli dan validasi empiris, uji kepraktisan dilakukan dengan pemberian angket respon guru dan siswa terhadap keterlaksanaan modul pembelajaran, dan uji efektivitas dilakukan dengan pemberian pretest dan posttest terhadap siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan memiliki validitas yang sangat tinggi dengan skor rata-rata 4,25. Modul yang dikembangkan memiliki kepraktisan yang sangat tinggi dengan skor rata-rata 4,21 dalam hal keterlaksanaan modul. Modul yang dikembangkan memenuhi syarat efektivitas untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dengan nilai rata-rata tes keterampilan berpikir kritis 85,92. Hasil uji t memperoleh nilai t hitung 22,567 > t tabel (1,868) yang menyatakan terjadi peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang signifikan antara sebelum penerapan modul dan setelah penerapan modul. Dengan demikian modul pembelajaran yang berorientasi Case Based Learning adalah valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA. Kata Kunci : modul pembelajaran, case based learning, keterampilan berpikir kritis This study aims to develop and validate the Case Based Learning module to improve the critical thinking skills of high school students. The development model used 4-D model that includes, define, design,develope, and disseminate. Module validation is done by validity test, practicability test, and effectiveness test. Validity test is done through expert validation and empirical validation, practical test is done by giving teacher and student response questionnaire to the learning module implementation, and effectiveness test is done by giving pretest and posttest to students. The results showed that the module developed has a very high validity with an average score of 4.25. The modules developed have a very high practicality with an average score of 4.21 in terms of the implementation of the module. The developed module qualifies the effectiveness to improve critical thinking skills with an average value of the critical thinking skill test of 85.92. Result of t test get t value 22,567> t table (1,868) which states there is improvement of critical thinking skill of students which is significant between before application of module and after application of module. The conclusion, learning module that is oriented Case Based Learning is valid, practical, and effective to improve critical thinking skill of high school student. keyword : learning module, case based learning, critical thinking skill
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KINGDOM PLANTAE DENGAN SETTING INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PUTU NOVI KURNIAWATI .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. PUTU BUDI ADNYANA, M.Si. .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran biologi dengan setting inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMA. Prosedur pengembangan modul pembelajaran menggunakan model 4D (define, design, develope, disseminate) Thiagarajan (1974), meliputi 4 tahap yaitu: tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap, pengembangan, dan tahap diseminasi. Dalam penelitian ini hanya dilakukan tiga tahapan yaitu tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan, sedngakan tahap penyebaran tidak dilakukan dengan pertimbangan keterbatasan waktu. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar validasi modul pembelajaran, lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran, angket respon guru dan siswa terhadap perangkat pembelajaran, dan tes keterampilan proses sains. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji efektivitas modul adalah statistik deskriptif dan uji t satu pihak (one sample t test). Hasil penelitian: (1) validitas modul 4,10 dengan kategori valid; (2) kepraktisan modul 4,29 dengan kategori sangat praktis; dan (3) efektivitas modul memiliki rata-rata keterampilan proses sains 83,98 dengan kategori efektif karena melampaui KKM dengan persentase 96,77%. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji t satu pihak diperoleh nilai t 7,554 > t tabel 2,042 yang menunjukkan bahwa Ha gagal ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa modul pembelajaran memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.Kata Kunci : modul pembelajaran, inkuiri terbimbing, keterampilan proses sains This research aims to generate biology learning module in guided inquiry setting to improve student science process skill. This kind of research is research and development (R&D). Procedure of learning module development uses 4D Model according to Thiagarajan (1974), and divided into 4 stages i.e. 1) define; 2) design; 3) develope; 4) disseminate. This research only carried three stages, that is define, design, and develope, while the disseminate stage is not carried due to the limited of time. Data collecting instrument uses in this research that is learning module validation sheet, learning modul feasibility observation sheet, teacher response questionnaire, student response, and science process skill test. Data analysis methods used to analyze the effectivity of learning module is as follows, such as descriptive statistic and one sample t test. The research results obtain: (1) validity of learning module were develop based on validation by experts and practitioners obtain an average score of 4,10 which is valid; (2) learning module meets the practical criteria based on three results i.e. a) feasibility study; b) teacher response; and c) students response obtain 4,29 score which is very practical; (3) the module meets the criteria for effective learning based on the test results which is indicated by student achievement of science process skill. This is evident by average value of science process skill test are 83,98 which is fulfill the minimum score (78,00) by the percentage of 96,77%, and based on one sample t test obtained value 7,554 > 2,042 (t table). Based on the results concluded that learning module fulfill the criteria valid, practical, and effective way to increase student’s science process skill.keyword : learning module, guided inquiry, science process skill
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI BERMUATAN KEARIFAN LOKAL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KARAKTER SISWA SMP I GUSTI NGURAH YUDA PRANATA .; PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. .; PROF. DR. IDA BAGUS JELANTIK SWASTA,M.SI .
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan keterampilan proses sains dan karakter siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan inkuiri terbimbing dan kelompok siswa yang belajar dengan model pengajaran langsung, (2) perbedaan keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang belajar dengan inkuiri terbimbing dan kelompok siswa yang belajar dengan model pengajaran langsung, (3) perbedaan karakter siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan inkuiri terbimbing dan kelompok siswa yang belajar dengan model pengajaran langsung.Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan rancangan non equivalent postest only control group design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah304 siswa dan sampel penelitian yang digunakan adalah 76 siswa. Data dikumpulkan dengan tes keterampilan proses sains dan lembar observasi karakter siswa. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis statistik menggunakan analisis MANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa.(1) terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal keterampilan proses sains dan karakter siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model inkuiri terbimbing dan siswa yang belajar dengan model pengajaran langsung (F = 1,114; p