Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

COMMUNITY EMPOWERMENT BY STRENGTHENING THE TOURIST VILLAGE AND EDUCATION Desi Tri Kurniawati; Sigit Pramono; Risca Fitri Ayuni; Isma Adila
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 8, No 1 (2021): Erudio Journal of Educational Innovation
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18551/erudio.8-1.3

Abstract

Tourism contributes much to the economy of Indonesia. As such, the government supports tourism development and encourages local governments to develop local potential, including rural tourism. Indonesia holds immense potential for rural tourism since the country has many villages with abundant resources for tourism. The development of tourist villages cannot be separated from rural tourism, an alternative for tourism in recent years amid the new trend of sustainable tourism. Tourists these days care much about environment conservation, community empowerment, and local culture. The development of tourist villages cannot be separated from the participation of the local community. However, problems arise in the development of tourist villages. Dusun Losawi also faces difficulties in developing itself as Kampung Dolanan. Although Kampung Dolanan has existed for four years, it has not benefited the local people. One solution to solve the problem is community empowerment through Community-Based Tourism (CBT). As a first step to identify the issues and formulate solutions in Kampung Dolanan, the community service team conducted field surveys and FGDs with Pokdarwis. The results were solutions in three main areas: (1) human resources—improvement of human resource quality through mindset training and comparative studies; (2) infrastructure sector—improvement through landmark construction, traditional toys provision, and land rental assistance; and (3) marketing communication—improvement through photography training, social media communication training, rural tourism marketing, and brand management. The activities carried out in the current program of Doktor Mengabdi were field surveys, FGDs, program proposals, mindset training, traditional toys provision, and preparation for other activities in September 2020.
INOVASI MODEL MITIGASI BENCANA NON STRUKTURAL BERBASIS KOMUNIKASI, INFORMASI, KOORDINASI DAN KERJASAMA (Innovation of Non Structural Disaster Mitigation Model based on Communication, Information, Coordination and Cooperation) Dian Tamitiadini; Wayan Weda Asmara Dewi; Isma Adila
Jurnal Komunikasi Vol 13, No 1 (2019): Maret
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi UTM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1262.312 KB) | DOI: 10.21107/ilkom.v13i1.5216

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengusulkan bagaimana ilmu komunikasi diterapkan pada Mitigasi Bencana. Terutama, berdasarkan bagaimana Komunitas dan Komunikasi Bersinergi untuk Membuat Mitigasi Bencana Menengah, khususnya dalam Menyelesaikan Masalah Kesehatan setelah Bencana. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi proyek percontohan untuk BNBP Indonesia dan Dinas Kesehatan,dalam menentukan sikap pemerintah untuk langkah-langkah selanjutnya dalam melindungi orangorang yang berada di wilayah Rawan terhadap bencana alam di Indonesia. Untuk mencapai tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan. Jenis Tindakan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan partisipatif. Hasil unit unit pemetaan daerah yang terkena dampak akan menghasilkan tingkat prioritas manajemen pasca bencana Letusan Gunung Agung. Rencana aksi untuk mitigasi bencana akan dibahas dalam media komunikasi yang dibentuk secara organik, baik berdasarkan teknologi komunikasi atau media komunitas lokal, seperti Pasebaya. Program Penyelesaian Kesehatan ini mengacu pada Kerangka Utama Pencegahan Bencana SDG di Lempeng Asia Pasifik. BNPB Nasional juga berupaya untuk menerapkan Kerangka Sendai 2015-2030 tentang Mitigasi Bencana di Asia, khususnya Indonesia yang memiliki Resiko Bencana Tinggi di Asia Tenggara. Negara-negara Mengingat pentingnya program ini, semua daerah rawan bencana di Indonesia harus menerapkan program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. 
Analisis Implementasi Kebijakan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di Kota Malang Restu Karlina; Isma Adila; Ayu Kusumastuti
Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol 6, No 2 (2016): (October 2016)
Publisher : Department of Government Studies Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1421.74 KB) | DOI: 10.26618/ojip.v6i2.271

Abstract

Family empowerment program was initiated by Professor Haryono Suyono head of the National Pop-ulation and Family Planning during the Soeharto era. Malang included in Posdaya II East Java re-gion which is coordinated by the University of Merdeka. Formally Posdaya in Malang commenced in 2014, with the memorandumm of understanding between coordinator Posdaya and the Mayor of Malang. The MoU content provides agremeent for divisions devided the area assisted by the college. One of the Posdaya in Malang that goes well is Posdaya in Subdistrict Penanggungan particularly in RT 04 RW 06. There are three forms of Posdaya in this village namely Posdaya Sunday market, Posdaya pottery and Posdaya greening. The results showed Posdaya in RT 04 RW 06 goes well be-cause of some factors such as the synergy between communities with college companion. College companion managed to provide accompaniment programs based on community needs.Program pos pemberdayaan keluarga awal mulanya diinisiasi oleh Profesor Haryono Suyono kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional pada masa pemerintahan Soeharto. Ma-lang termasuk dalam posdaya wilayah II Jawa Timur yang dikoordinasi oleh Universitas Merdeka. Secara legal formal posdaya di Malang mulai dilaksanakan tahun 2014, dengan ditandatanganinya MoU antara koordinator Posdaya dengan Walikota Malang. Mou tersebut berisi kesepakatan untuk pembagian daerah dampingan oleh perguruan tinggi. Di Malang salah satu posdaya yang berjalan dengan baik adalah Posdaya di Kelurahan Penanggungan khususnya di RT 04 RW 06. Ada tiga ben-tuk posdaya di Kelurahan ini yaitu posdaya pasar minggu, posdaya gerabah dan posdaya penghi-jauan. Hasil penelitian menunjukan posdaya di RT 04 RW 06 dapat dikatakan berjalan baik karena beberapa hal yaitu adanya sinergitas antara masyarakat dengan perguruan tinggi pendamping. Perguruan tinggi pendamping berhasil memberikan program pendampingan sesuai kebutuhan masyarakat.
Whatsapp : The Dispute between Social Media Using and Hoax Spreading isma adila; Widya Pujarama; Arif Budi Prasetya; Ika Rizki Yustisia
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2020.004.1.05

Abstract

Realizing good governance in communication activities through the media in Indonesia is not easy. Social media besides providing convenience also bring negative impacts for its users. Disinformation or hoax messages are disseminated via Whatsapp cause panic and anxiety. The older adult or the so-called silver surfer group is claimed to be a vulnerable group that consumes and/or disseminates hoax messages because their consumption patterns of media products are often carried out in the form of reinforcing their personal opinions, not cross-check information received. This study uses qualitative research methods with the aim to provide an overview of phenomenon about the spread of hoax messages by the older adult in their Whatsapp group and the social consequences. The lack of understanding media literacy impacts the difficulty of differentiating factual information and hoaxes. This research provides education to the public about the importance of media literacy, especially in the dissemination of disinformation, as well as giving an overview about the importance of media literacy, especially in the scope of the smallest organization, families. This also can be an academic consideration for the risk mitigation activities of the spread of hoax messages that were practiced by the Ministry of Information and Communication (Kominfo RI).
Resolving Health Communication Problem on Disaster Risk through Community Relationships Isma Adila; Wayan Weda Asmara Dewi; Dian Tamitiadini
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.sosiologi.jkrsb.2018.002.2.02

Abstract

Studi ini fokus pada bagaimana ilmu komunikasi diterapkan pada Mitigasi Bencana berdasarkan pada bagaimana Komunitas dan Komunikasi disinergikan untuk menyelesaikan Masalah Kesehatan pasca Bencana. Pada studi ini, media komunitasmerupakansalah satu bentuk community empowermentyang dapat menjadi potensi dalam penanggulangan bencana, berbasis swadaya masyarakat.Secara umum, kajian mengenai bagaimana posisi ilmu sosial dalam kajian mitigasi bencana masih sangat kurang di Indonesia. Hal ini berbanding terbalik dengan kasus yang terjadi di Indonesia, seperti yang kita ketahui Indonesia berada pada gugus gunung api aktif, juga pada posisi kepulauan.Selain bertujuan mengisi kesenjangan kajian terkait, hasil dari penelitian ini dapat menjadi proyek percontohan untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) Indonesia dan Dinas Kesehatan dalam menentukan sikap pemerintah untuk langkah-langkah selanjutnya dalam melindungi masyarakat yang tinggal di daerah bahaya bencana alam di Indonesia. Untuk mencapai tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah Action Research. Jenis Action Research yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipatory action research. Hasil dari mapping unit unit daerah terdampak bencana, akan menghasilkan level prioritas pengelolaan Mitigasi Bencana daerah Lereng Pegunungan Kelud, Area Pujon-Kediri.Rencana aksi untuk mitigasi bencana akan tercakup dalam media komunikasi yang terbentuk secara organik, baik berbasis teknologi komunikasi atau media komunitas masyarakat lokal setempat.Program ini mengacu kepada Kerangka besar dari Sustainable Development Goals (SDG’s)yakni Pencegahan Bencana di Lempeng Asia Pasifik. BNPB Nasional juga berusaha untuk mengimplementasi Sendai Framework 2015-2030 tentang Mitigasi Bencana di Asia, khususnya Indonesia yang memiliki Disaster Risk Tinggi di Negara Asia Tenggara. Mengingat pentingnya program ini, seluruh wilayah Indonesia yang rawan bencana harus menerapkan program pengurangan risiko bencana berbasis komunitas.
PENGEMBANGAN MODEL LITERASI DAN INFORMASI BERBASIS PANCASILA DALAM MENANGKAL HOAKS Isma Adila; Wayan Weda; Dian Tamitiadini
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Volume 18, No. 1 June 2019
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/wacana.v18i1.721

Abstract

Fenomena "Hoax" atau berita palsu yang dapat menyebabkan perasaan takut, kecemasan, terancam, atau salah persepsi di masyarakat. Hal ini dikarenakan hoax dan hate speech yang terjadi di dunia digital seringkali mengandung unsur SARA, provokatif dan bombastis. Ironisnya menurut Polri di Indonesia pada tahun 2017 terdapat 40 ribu berita hoax yang tersebar di media sosial (tribunnews.com). Kurangnya literasi media dalam masyarakat kita mengarah pada kedangkalan pengetahuan di media sosial. Sesuai dengan gerakan pemerintah yang telah dirintis, yaitu melawan hoax menggunakan nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, penelitian ini dengan pendekatan praktis, berupaya mengembangkan model literasi media yang berbeda dalam menganalisis informasi salah (hoax) dalam berita di media sosial. Melalui pengembangan model tinjauan literasi media sebagai pendekatan yang memberdayakan pengguna media sosial (warganet), diasumsikan bahwa warganet akan lebih mampu membangun muatan positif dalam memanfaatkan media sosial.
Twitter Discourse: The Necessary Melding of Ethics and Digital Activism Isma Adila; Nikita E. Santanasyah; Alanis Desra Marja Arif; Lenia Ajeng Titiasa; Erlangga Firdaus
Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 15 No 2 (2023): Ultimacomm
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31937/ultimacomm.v15i2.3531

Abstract

This paper draws upon how digital activism, by using hashtag (#) is influencing audience discourse on Twitter platform, with particular cases carried out by the twitter account @PartaiSocmed. This twitter account is anonymously focused on creating threads, containing unofficial information, photos, videos of public officials- politicians, related to their wealth and family. In the second section, this paper will also discuss how this social media activism and discourse also has lateral issues related with doxing and privacy breaching. Moreover, this research will mainly be using Sentiment Analysis as tools to reveal how social media has been used, for digital activism and asserting important issues. In addition, the author highlights, there is power in the attention online activism brings, also online activists need to work on a way to improve the quality of the discourse by developing habits and operating under standards to make them more ethical.