Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

KEBIASAAN MAKAN IKAN JANJAN Pseudapocryptes elongatus DI KALI MIRENG KABUPATEN GRESIK PADA NOPEMBER-JANUARI Fani Fariedah; Nanik Retno Buwono; R S Ayudya
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 2 (2017): JAFH Vol. 6 No. 2 Juni 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.09 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i2.11285

Abstract

Pseudapocryptes elongatus adalah sejenis Mudskipper yang ditemukan di muara-muara atau mulut sungai. Pseudapocryptes elongatus dikenal dengan ikan janjan. Para penduduk setempat menangkap ikan ini untuk digunakan sebagai ikan konsumsi karena mempunyai rasa yang gurih dan tekstur yang lembut, sampai saat ini permintaan terhadap ikan janjan masih tinggi, namun keberadaan ikan janjan masih tergantung dari hasil tangkapan nelayan. Keberadaanya beberapa tahun terakhir mulai menurun ditandai dengan semakin kecilnya ukuran ikan hasil tangkapan dan semakin menurun hasil tangkapan maka keberadaannya di alam terancam mengalami kepunahan. Domestikasi merupakan salah satu cara untuk mencegah ikan janjan dari kepunahan, tetapi informasi tentang biologi ikan janjan masih sangat terbatas, termasuk tentang kebiasaan makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan janjan pada bulan Nopember sampai Januari, sehingga akan bermanfaat sebagai acuan usaha domestikasi. Metode penelitian bersifat deskriptif dengan cara mengambil ikan janjan di muara kali miring kabupaten Gresik dua minggu sekali dari bulan Nopember sampai Agustus. Ikan kemudian diukur panjang dan ditimbang beratnya, kemudian dibedah untuk diambil saluran pencernaannya untuk dilakukan analisis tentang kebiasaan makan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ikan janjan merupakan ikan omnivora dengan Relative Gut Length < 3, dengan makanan utama berupa diatom (37,57%), disusul kemudian oleh Rotifera, Cyanophyta, Protista, Chlorophyta, dan Arthropoda sebesar (30,69%; 26, 39%; 4%; 1,22% dan 0,12% berturut-turut). 
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus) DI HILIR SUNGAI BENGAWAN SOLO KABUPATEN LAMONGAN nanik retno buwono
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 8 No. 1 (2019): JAFH Vol. 8 No. 1 Februari 2019
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.054 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v8i1.11364

Abstract

Analisis isi lambung ikan dapat memberikan gambaran antara komposisi pakan alami dalam lambung dengan habitatnya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan mengenai makanan alami ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) dengan melihat isi lambung ikan, pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan di bagian hilir Sungai Bengawan Solo Kabupaten Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pengambilan sampel dua minggu sekali selama 2 bulan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ikan tawes merupakan ikan herbivora. Rasio panjang relatif usus ikan tawes berkisar antara 2,0-2,1 cm yaitu panjang usus ikan tawes lebih panjang dari panjang total tubuhnya  yang menunjukkan ikan tawes bersifat herbivora. Frekuensi kejadian makanan ikan tawes didominasi dari jenis plankton Chlorophyta yaitu Akistrodesmus (100%) pada semua lambung yang teramati serta Ulotrix (94,4%) yang ditemukan di beberapa lambung yang teramati. Kisaran panjang tubuh ikan tawes antara  104,8-280,1 gram dan  memiliki pola pertumbuhan  allometrik  negatif. Faktor kondisi pada ikan  tawes betina dengan nilai rata-rata 1,4 dan pada ikan tawes jantan dengan nilai rata-rata 0,8. Faktor kondisi ikan tawes di Sungai Bengawan Solo memiliki faktor kondisi yang cukup tinggi hal ini berarti adanya kecocokan antara ikan dengan lingkungannya.  
Bioakumulasi residu pestisida pada komunitas gastropoda di perairan Sungai Kalisat, Kabupaten Malang Nanik Retno Buwono; Trinita Gultom; Setya Widi Ayuning; Supriatna Supriatna
Depik Vol 8, No 3 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4110.445 KB) | DOI: 10.13170/depik.8.3.14368

Abstract

Abstract. Gastropods can respond to pesticide pollution in the environment because their life is relatively sedentary and their movements are very limited. The character of pesticides are not selective and persistent can result in bioaccumulation of pesticide content in gastropod. Hence, the  aim of the study was to determine the levels of pesticide residues that accumulate in the gastropod body at Kalisat River, Malang Regency. The pesticide residues in gastropods was measured using High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Data were analyzed descriptively comparative or compared with the quality standards which exceeded the maximum residual limit set by the EU Pesticide Database. The results showed that pyrethroid pesticides were found with the active ingredient beta-cyfluthrin (mean 0.05 mg/g) and carbamate group with three highest active ingredients namely propoxur (average value of 0.15 mg/g), carbofuran (average value of  0.16 mg/g) and carbaryl (average value of 0.11 mg/g). Bioaccumulation factor values at all stations are greater than 1 (BAF1) that indicates the gastropods can accumulate pesticide residues.Keywords: bioaccumulation, gastropod, pesticide residues, Kalisat River Abstrak. Gastropoda dapat memberikan respon terhadap pencemaran pestisida di lingkungan karena hidupnya relatif menetap dan pergerakannya sangat terbatas. Sifat pestisida yang tidak selektif dan persisten dapat mengakibatkan terjadinya bioakumulasi atau penumpukan kandungan pestisida dalam tubuh gastropoda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar residu pestisida yang terakumulasi dalam tubuh gastropoda di Sungai Kalisat, Kabupaten Malang. Pengukuran residu pestisida pada gastropoda menggunakan alat High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ditemukan pestisida golongan piretroid dengan bahan aktif jenis beta siflutrin (rerata 0,05 mg/g) dan golongan karbamat dengan tiga jenis bahan aktif tertinggi, yaitu propoksur (rerata 0,15 mg/g), karbofuran (rerata 0,16 mg/g) dan karbaril (rerata 0,11 mg/g). Data dianalisis secara deskriptif komparatif atau dibandingan dengan baku mutu EU Pesticide Database tahun 2019 telah melebihi batas maksimum residu yang ditetapkan oleh EU Pesticide Database. Nilai faktor bioakumulasi pada seluruh stasiun lebih besar dari 1 (BAF1) yang menunjukkan bahwa gastropoda mampu mengakumulasi residu pestisida. Pestisida dapat ditemukan pada gastropoda dengan melalui difusi langsung dari lingkungan dan juga melalui proses pencernaan gastropoda. Kata kunci: bioakumulasi, gastropoda, residu pestisida, Sungai Kalisat
Bioakumulasi residu pestisida pada komunitas gastropoda di perairan Sungai Kalisat, Kabupaten Malang Nanik Retno Buwono; Trinita Gultom; Setya Widi Ayuning; Supriatna Supriatna
Depik Vol 8, No 3 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.8.3.14368

Abstract

Abstract. Gastropods can respond to pesticide pollution in the environment because their life is relatively sedentary and their movements are very limited. The character of pesticides are not selective and persistent can result in bioaccumulation of pesticide content in gastropod. Hence, the  aim of the study was to determine the levels of pesticide residues that accumulate in the gastropod body at Kalisat River, Malang Regency. The pesticide residues in gastropods was measured using High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Data were analyzed descriptively comparative or compared with the quality standards which exceeded the maximum residual limit set by the EU Pesticide Database. The results showed that pyrethroid pesticides were found with the active ingredient beta-cyfluthrin (mean 0.05 mg/g) and carbamate group with three highest active ingredients namely propoxur (average value of 0.15 mg/g), carbofuran (average value of  0.16 mg/g) and carbaryl (average value of 0.11 mg/g). Bioaccumulation factor values at all stations are greater than 1 (BAF1) that indicates the gastropods can accumulate pesticide residues.Keywords: bioaccumulation, gastropod, pesticide residues, Kalisat River Abstrak. Gastropoda dapat memberikan respon terhadap pencemaran pestisida di lingkungan karena hidupnya relatif menetap dan pergerakannya sangat terbatas. Sifat pestisida yang tidak selektif dan persisten dapat mengakibatkan terjadinya bioakumulasi atau penumpukan kandungan pestisida dalam tubuh gastropoda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar residu pestisida yang terakumulasi dalam tubuh gastropoda di Sungai Kalisat, Kabupaten Malang. Pengukuran residu pestisida pada gastropoda menggunakan alat High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ditemukan pestisida golongan piretroid dengan bahan aktif jenis beta siflutrin (rerata 0,05 mg/g) dan golongan karbamat dengan tiga jenis bahan aktif tertinggi, yaitu propoksur (rerata 0,15 mg/g), karbofuran (rerata 0,16 mg/g) dan karbaril (rerata 0,11 mg/g). Data dianalisis secara deskriptif komparatif atau dibandingan dengan baku mutu EU Pesticide Database tahun 2019 telah melebihi batas maksimum residu yang ditetapkan oleh EU Pesticide Database. Nilai faktor bioakumulasi pada seluruh stasiun lebih besar dari 1 (BAF1) yang menunjukkan bahwa gastropoda mampu mengakumulasi residu pestisida. Pestisida dapat ditemukan pada gastropoda dengan melalui difusi langsung dari lingkungan dan juga melalui proses pencernaan gastropoda. Kata kunci: bioakumulasi, gastropoda, residu pestisida, Sungai Kalisat
Sosialisasi PP No. 38 Tahun 2011 untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Sumberdaya Sungai di Desa Sumber Brantas, Bumiaji, Batu Umi Zakiyah; Andi Andi Kurniawan; Mulyanto Mulyanto; Supriatna Supriatna; Mohammad Mahmudi; Sri Surdayanti; Nanik Retno Buwono; Lutfi Ni’matus Salamah; Alivia Salsabila K.T.S; Riska Ayu Lestari
I-Com: Indonesian Community Journal Vol 4 No 1 (2024): I-Com: Indonesian Community Journal (Maret 2024)
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33379/icom.v4i1.4063

Abstract

River water quality is getting worse due to lack of public awareness about the importance of river water quality. Efforts that can be made to increase public awareness are through law enforcement. This is done to instill a basic foundation in preserving the environment, and refers to the implementation of Government Regulation Number. 38/2011 which regulates rivers. Awareness raising is done by socialization method to the community about the existence of the government regulation. The area used as a socialization study is the community of Sumber Brantas Village, Batu, which is located near the upstream of the Brantas River. Some of these communities are not aware of the existence of government regulations governing rivers. In addition, there is a laij problem, namely the existence of environmentally unfriendly waste. So to realize the environment around river resources, there needs to be cooperation between various parties, including the community, government, and industry players. Cooperation is carried out to build a foundation in implementing the applicable law. In addition, synergy is also needed in providing sustainable solutions to problems faced around the river area.
Bioakumulasi residu pestisida pada komunitas gastropoda di perairan Sungai Kalisat, Kabupaten Malang Nanik Retno Buwono; Trinita Gultom; Setya Widi Ayuning; Supriatna Supriatna
Depik Vol 8, No 3 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.8.3.14368

Abstract

Abstract. Gastropods can respond to pesticide pollution in the environment because their life is relatively sedentary and their movements are very limited. The character of pesticides are not selective and persistent can result in bioaccumulation of pesticide content in gastropod. Hence, the  aim of the study was to determine the levels of pesticide residues that accumulate in the gastropod body at Kalisat River, Malang Regency. The pesticide residues in gastropods was measured using High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Data were analyzed descriptively comparative or compared with the quality standards which exceeded the maximum residual limit set by the EU Pesticide Database. The results showed that pyrethroid pesticides were found with the active ingredient beta-cyfluthrin (mean 0.05 mg/g) and carbamate group with three highest active ingredients namely propoxur (average value of 0.15 mg/g), carbofuran (average value of  0.16 mg/g) and carbaryl (average value of 0.11 mg/g). Bioaccumulation factor values at all stations are greater than 1 (BAF1) that indicates the gastropods can accumulate pesticide residues.Keywords: bioaccumulation, gastropod, pesticide residues, Kalisat River Abstrak. Gastropoda dapat memberikan respon terhadap pencemaran pestisida di lingkungan karena hidupnya relatif menetap dan pergerakannya sangat terbatas. Sifat pestisida yang tidak selektif dan persisten dapat mengakibatkan terjadinya bioakumulasi atau penumpukan kandungan pestisida dalam tubuh gastropoda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar residu pestisida yang terakumulasi dalam tubuh gastropoda di Sungai Kalisat, Kabupaten Malang. Pengukuran residu pestisida pada gastropoda menggunakan alat High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ditemukan pestisida golongan piretroid dengan bahan aktif jenis beta siflutrin (rerata 0,05 mg/g) dan golongan karbamat dengan tiga jenis bahan aktif tertinggi, yaitu propoksur (rerata 0,15 mg/g), karbofuran (rerata 0,16 mg/g) dan karbaril (rerata 0,11 mg/g). Data dianalisis secara deskriptif komparatif atau dibandingan dengan baku mutu EU Pesticide Database tahun 2019 telah melebihi batas maksimum residu yang ditetapkan oleh EU Pesticide Database. Nilai faktor bioakumulasi pada seluruh stasiun lebih besar dari 1 (BAF1) yang menunjukkan bahwa gastropoda mampu mengakumulasi residu pestisida. Pestisida dapat ditemukan pada gastropoda dengan melalui difusi langsung dari lingkungan dan juga melalui proses pencernaan gastropoda. Kata kunci: bioakumulasi, gastropoda, residu pestisida, Sungai Kalisat
Studi Kegiatan Budidaya Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda [Study of Vaname Shrimp Culture (Litopenaeus vannamei) in Different Rearing System] Sulastri Arsad; Ahmad Afandy; Atika P Purwadhi; Betrina Maya V; Dhira K Saputra; Nanik Retno Buwono
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7624

Abstract

                                                               AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk melakukan monitoring kualitas air di tambak budidaya udang vaname, membandingkan efektivitas penerapan budidaya dengan sistem pemeliharaan berbeda pada tambak dan variasi pemberian pakan. Pada kegiatan ini, empat tambak budidaya digunakan sebagai tempat pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei). Parameter yang diukur meliputi parameter fisika dan kimia yaitu suhu, kecerahan, pH, oksigen terlarut, salinitas, amonia, dan alkalinitas; sedangkan performa pertumbuhan organisme budidaya dilihat dengan cara menghitung tingkat kelulushidupan (survival rate) udang pada akhir pemeliharaan, efisiensi konsumsi pakan melalui perhitungan FCR, dan laju pertumbuhan spesifik udang (SGR) dengan menghitung ABW (Average Body weight) dan ADG (Average Daily Growth) udang. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan kisaran kualitas air yang diperoleh masih dalam keadaan layak untuk kegiatan budidaya dan bahkan Tambak 3 dan 4 menunjukkan kisaran optimum untuk kualitas air budidaya, sedangkan untuk parameter performa pertumbuhan, pada Tambak 3 dan 4 diperoleh nilai SR lebih dari 80 %, dan Tambak 1 dan 2 mempunyai SR di bawah 70 %. Selain itu, nilai FCR berada di bawah 1.7 pada tambak 3 dan 4, sedangkan pada Tambak 1 dan 2 nilainya lebih dari 1.7. Terakhir untuk nilai SGR, Tambak 3 dan 4 juga menunjukkan presentasi yang bagus jika dibandingkan Tambak 1 dan 2. Secara komprehensif, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem pemeliharaan dengan menggunakan sistem flok pada Tambak 3 dan 4 meningkatkan performa kualitas air dan hasil produksi dibandingkan pada Tambak 1 dan 2.                                                                 AbstractThe aim of this study was to monitor water quality in vaname culture pond and compare the application of different rearing culture system and feeding variations. Four ponds culture were used as vaname (Litopenaeus vannamei) growth place. Measured parameters include physical and chemical factors such as temperature,brightness, pH, DO, salinity, ammonia, and alkalinity, while growth shrimp performance showed by SGR, SR and FCR. The research result of the water quality parameters show an adequate range values for all of the ponds and good enough for shrimp growth, and especially an optimum range value presented in pond three and four. Survival rate (SR) both pond 3 and 4 exhibit a good presentation that is more than 80%, whereas pond 1 and 2 were just less than 70% of SR value. The specific growth rate (SGR) presents also a good presentation in Pond 3 and 4 rather than pond 1 and 2. Based on the feed consumption, pond 1 and 2 show high FCR that is more than 1.7 while pond 3 and 4 present smaller FCR value which is less than 1.7. Finally, it could be concluded that application of floc in culture rearing system of pond 3 and 4 increase water quality and production value than pond 1 and 2.
Pengelolaan Mata Air Sumberawan Berbasis Masyarakat di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang [The Management Of Sumberawan Wellspring Based On The Community in the Toyomarto Village Singosari District Malang Regency] Nanik Retno Buwono; Gladi Oktavia Muda; Sulastri Arsad
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7627

Abstract

                                                               AbstrakMata Air Sumberawan merupakan sumber penyedia kebutuhan air bersih bagi masyarakat Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang bernaung dalam lembaga kemasyarakatan HIPPAM (Himpunan Pengguna Pemakai Air), dan juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luar desa yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dengan semakin meningkatnya kebutuhan air bersih, maka pengelolaan sumberdaya air yang tepat, sangatlah diperlukan. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam kaitan pengelolaan Mata Air Sumberawan adalah dengan mengetahui profil mengenai upaya pengelolaan mata air yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Toyomarto, menganalisa tingkat kapasitas masyarakat Desa Toyomarto dalam upaya pengelolaan Mata Air Sumberawan, dan mendapatkan faktor pendorong dan penghambat dalam upaya pengelolaan mata air di Desa Toyomarto.Hasil studi menunjukkan upaya konservasi, yaitu pemanfaatan, perlindungan dan pelestarian Mata Air Sumberawan sudah dilakukan masyarakat Desa Toyomarto, namun secara keseluruhan masih didominasi oleh aspek pemanfaatan. Untuk tingkat kapasitas masyarakat Desa Toyomarto dalam pengelolaan Mata Air Sumberawan sudah cukup tinggi, ditunjukkan dari jumlah masyarakat yang mengerti terhadap manfaat peduli terhadap lingkungan yang berhubungan dengan ketersediaan air. Mengingat kepedulian dalam pengelolaan konservasi mata air telah tertanam dalam sebagian besar masyarakat Desa Toyomarto maka hal yang harus dilakukan adalah meningkatkan kegiatan konservasi ke lingkup yang lebih luas, sehingga masyarakat yang belum peduli akan sadar dan ikut terlibat dalam pengelolaan konservasi Mata Air Sumberawan.                                                             AbstractSumberawan Wellspring is a source provider of clean water for villagers in Toyomarto Singosari Malang whose take shelter in community institutions of HIPPAM (Himpunan Pengguna Pemakai Air), and is also used to the needs of the community outside the village which is managed by the Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Some things that can be done in terms of the management of Sumberawan Wellspring is to know the profile of the efforts of the management of the wellspring by the community Toyomarto Village, analyze the level of community capacity in an effort to the management of Sumberawan Wellspring, and to get powerful and inhibitors factors in an effort to manage wellsprings in the Toyomarto Village The results of a study showing effort conservation, namely aspect of the utilization, conservation and preservation in Sumberawan wellspring have been done by community of Toyomarto Village, but the whole are still dominated by utilization aspects. The capacity level of the Toyomarto village community in the management of Sumberawan Wellspring already quite high which indicated the number of people who have understood the benefits of environmental care related to availability clean water. Considering concern in the management of springs conservation has embedded in most of the community of Toyomarto Village then thing to do is improve conservation activities to scope broader, so that people who do not care to be aware of and involved in conservation management Sumberawan Wellspring
Studi Pertumbuhan Populasi Spirulina sp. pada Skala Kultur yang Berbeda [Study of Spirulina sp. Population Growth in The Different Culture Scale] Nanik Retno Buwono; Raden Qonitah Nurhasanah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8516

Abstract

AbstrakSalah satu mikroalga yang berpotensi untuk dikembangkan dan banyak terdapat di perairan Indonesia adalah Spirulina sp. Kultur Spirulina sp. sebagai upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dalam skala laboratorium dan skala semi massal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan populasi Spirulina sp dan perbandingan kualitas media air kultur pada skala kultur yang berbeda yaitu skala laboratorium dan skala semi massal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan parameter yang diukur yaitu kepadatan sel dari mikroalga dan parameter kualitas air meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, nitrat dan orthofosfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kultur pakan alami Spirulina sp. skala laboratorium berlangsung selama 15 hari sedangkan pada skala semi massal adalah 15-30 hari. Kepadatan awal sel Spirulina sp. skala laboratorium yaitu 15.229 unit/ml dan skala semi massal 28.417 unit/ml. Puncak kepadatan populasi sel Spirulina sp. skala laboratorium terjadi pada hari ke-8 yaitu 181.963 unit/ml, sedangkan untuk skala semi massal masih terus mengalami peningkatan jumlah kepadatan sel pada hari ke-15 sebanyak 295.317 unit/ml. Hasil kualitas air yang diperoleh pada kultur Spirulina sp. skala laboratorium maupun skala semi massal masih menunjang pertumbuhan mikroalga Spirulina sp. secara optimal. AbstractOne of the potential microalgae that have the potential to be developed and widely available in Indonesian waters is Spirulina sp. Spirulina sp. culture as an effort to increase production can be done in laboratory scale and semi-mass scale. The purpose of this research was to determine the population growth of Spirulina sp. and comparison the water of media culture at different culture scale i.e laboratory scale and semi-mass scale. The method used in this research is experimental method with parameters  measured i.e cell density of microalgae and also water quality parameters include temperature, pH, dissolved oxygen, nitrate and orthophosphate. The results showed that the growth of Spirulina sp. culture on the laboratory scale lasts for 15 days while on the semi-mass scale is 15-30 days. The initial cell ensity of Spirulina sp. on the laboratory scale is 15.229 units/ml and on the semi-mass scale is 28.417 units/ml. The peak cell population density Spirulina sp. on the laboratory scale occurred on the 8th day of 181.963 units/ml, while for the semi-mass scale still continues to increase the number of cell density on the 15th day of 295,317 units / ml. The quality of water obtained at Spirulina sp. laboratory scale culture and semi-mass scale still support the growth of Spirulina sp. microalgae optimally.
Pengaruh Dunaliella Salina Terhadap Polimorfonuklear Leukosit Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) Yang Diinfeksi Viral Nervous Necrosis (VNN) [Effect of Dunaliella Salina on Polymorphonuclear Leukocytes of Cantang Grouper (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) Infected by Viral Nervous Necrosis (VNN)] Rani Yuwanita; Nanik Retno Buwono; Handian Febyadi Eka Putra
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i2.9797

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  Dunaliella salina terhadap jumlah polimorfonuklear leukosit ikan kerapu cantang yang diinfeksi VNN. Seratus delapan puluh ekor larva ikan kerapu cantang ditebar ke dalam 15 buah bak bervolume 16 L dengan kepadatan 10 ekor/bak. Sebelum diinfeksi VNN, ikan kerapu cantang diberi perlakuan pakan pelet yang mengandung tepung Dunaliella dengan dosis: K- (0 gr/kg pakan), A(6 gr/kg pakan), B (12 gr/kg pakan) dan C (18 gr/kg pakan) secara adlibitum selama 10 hari. Setelah 10 hari perlakuan, ikan kerapu cantang diinfeksi VNN selama 96 jam melalui injeksi intramuscular dengan dosis 0,1 ml/ekor ikan. Berdasarkan hasil pengamatan, Dunaliella salina berpengaruh terhadap jumlah polimorfonuklear leukosit ikan kerapu cantang yang diinfeksi VNN dengan nilai tertinggi pada perlakuan C (18 gr/kg pakan) yang mempunyai nilai rerata leukosit 45,9 x 103 sel/ml, neutrofil: 4,24 x 103 sel/ml dan eusinofil 13,38 x 103 sel/ml.AbstractThis study aimed to determine the effect of Dunaliella salina on the number of Cantang grouper leukocyte polymorphonuclear infected with VNN. One hundred and eighty larvae of Cantang grouper fish were stocked into 15 pieces of 16 L volumes with a density of 10 fish/tube. Before being infected with VNN, the groupers were treated with pellet feed containing doses of Dunaliella flour with a dose: K- (0 g/kg feed), A (6 g/kg of feed), B (12 g/kg of feed) and C (18 g/kg of feed) in adlibitum for 10 days. After 10 days of treatment, Cantang groupers were infected with VNN for 96 hours through intramuscular injection with a dose of 0.1 ml/fish. Based on the observations, Dunaliella salina has an effect on the number of VNN infected grouper cucumber leukocyte polymorphonuclear with the highest value in treatment C (18 g/kg feed) which has a leukocyte mean value of 45.9 x 103 cells/ml, neutrophils: 4.24 x 103 cells/ml and eosinophils 13.38 x 103 cells/ml.