Ratna Ibrahim
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto,SH Tembalang, Semarang

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH PERBEDAAN SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN RUMPUT LAUT Sargassum polycystum TERHADAP STABILITAS EKSTRAK KASAR PIGMEN KLOROFIL Rohmat, Nur; Ibrahim, Ratna; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.227 KB)

Abstract

Sargassum polycystum  adalah rumput laut yang memiliki pigmen fotosintetik klorofil a, klorofil b, karoten, fukosantin dan santofil. Pigmen-pigmen tersebut memiliki kelemahan yaitu labil terhadap suhu dan sinar matahari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu penyimpanan dingin (5°C), suhu ruang (25°C - 28°C) dan dikeringkan (29°C - 32°C) serta lama penyimpanan (0, 2, 4 dan 6 hari) S. polycystum terhadap stabilitas pigmen klorofil dan mengetahui kondisi optimum yang dapat menjaga stabilitas pigmen klorofil. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratories dengan menggunakan pola percobaan split plot in time dengan rancangan dasarnya Rancanfan Acak Kelompok. Variabel yang diamati adalah kandungan klorofil a dan b, nilai pH dan nilai kecerahan warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kandungan klorofil a dan b serta nilai pH yang semakin menurun. Penurunan terbesar terjadi pada perlakuan pengeringan dengan penurunan klorofil a dan b masing - masing 77,79% dan 75,50%, nilai pH menjadi 5,77 serta nilai kecerahan warna semakin naik menjadi 36,85. Kondisi penyimpanan optimum terjadi pada perlakuan suhu dingin dengan penambahan dry ice yang mempunyai nilai penurunan klorofil a dan b masing - masing sebesar 33,47% dan 41,93%, nilai pH menjadi 6,53 serta nilai kecerahan warna mengalami kenaikan menjadi 20,19.
KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALGA HIJAU Ulva lactuca DARI PERAIRAN PANTAI SUNDAK, GUNUNGKIDUL Arianti, Dyah; Ibrahim, Ratna; Agustini, Tri Winarni
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the polarity of bioactive compounds, compounds that act asantioxidants, the effects of different solvent polarity used on the process of macerationtoward the antioxidant activity, total phenolic, chlorophyll a, chlorophyll b and carotenoidcontents, and the correlation of each of them to the activity of free radical inhibition. Theresults showed that the highest antioxidant activity was obtained from sample which wasaxtracted by acetone solution which has IC50 value of 281.425 ppm. Bioactive compoundsthat act as antioxidants in the U. lactuca were semi polar. It was detected as alkaloids andphenols. The different polarity solvent which was used for maceration of sample caused thevalue of antioxidant activity differ significantly. The highest total phenolic, chlorophyll a,chlorophyll b, and carotenoid contents were obtained from the sample extracted by acetonsolution. Each of their values was 65.753 mg GAE/g sample, 2.547 mg/g sample, 1.996 mg/gsample, and 2.264 mg/g sample recpectively. Each of the value was positively correlated withfree radicals inhibition percentage.
PENGARUH LAMA FERMENTASI KECAP ISI PERUT IKAN MANYUNG (Arius thalassinus) DENGAN PENAMBAHAN PAPAIN TERHADAP JUMLAH SENYAWA KIMIA DAN KOLONI BAKTERI Purnamasari, Dyah Ayu; Ibrahim, Ratna; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecap ikan merupakan produk hasil proses fermentasi yang dibuat dari ikan maupun limbah ikan (isi perut). Kendala pada pembuatan kecap ikan umumnya membutuhkan waktu yang lama dan rasa produknya sangat asin. Proses fermentasi bahan pangan dapat dipersingkat dengan penambahan enzim pencernaan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama fermentasi (1, 4, 8 dan 12 hari) kecap isi perut ikan Manyung dengan penambahan enzim papain 5% terhadap jumlah senyawa kimia, dan koloni bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH, TVBN, total N, kadar garam dan total koloni bakteri berbeda sangat nyata (P<0,01) diantara perlakuan. Selama proses fermentasi kecap isi perut ikan Manyung dengan penambahan enzim papain 5% menunjukkan  nilai TVBN, total N, dan log TPC cenderung mengalami kenaikan secara nyata seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi, sedangkan nilai pH dan kadar garam mengalami penurunan.  Nilai TVBN, total N dan total koloni bakteri produk pada akhir fermentasi 12 hari masing-masing 41,33mgN/100g; 1,2213 g N/100 ml; 3,37x105   cfu/ml. Nilai total N produk masih lebih rendah dibandingkan dengan nilai total N kecap ikan standar industri di Thailand kualitas premium. 
UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK TERIPANG DARAH (Bohadschia argus) TERHADAP DAYA TAHAN JAMUR (Candida albicans) Kurniawan, Nur Arif; Ibrahim, Ratna; Ridlo, Ali
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The sintetic antifungal drugs in long term-use could have a side effects, so it isimportant to study natural drugs. B. argus is one of the natural resources that potential as anatural antifungal agent. The aimed of the research was to determine the antifungal activityof methanol, etil asetat and n-heksan extracts B. argus toward C. albicans and the effect ofthe different of B. argus toward the inhibitory zone of C. albicans and kind test substancescontained in of B. argus. The results showed that the B. argus extract contained of saponins,alkaloids and triterpenoids. The concentration (0 mg/ml, 15 mg/ml and 20 mg/ml) of extractof Bohadschia argus with methanol solvent resulted in significantly different inhibition.The concentration of 25 mg/ml was the best concentration with had medium categoryinhibitory zone (6.29 ± 0.20mm) at against Candida albicans during 24 hours incubation.
PENGARUH PERBEDAAN PENAMBAHAN KONSENTRASI ZnCl2 DALAM EKSTRAK KASAR PIGMEN KLOROFIL RUMPUT LAUT Sargassum sp. TERHADAP STABILITASNYA Nurusholah, Titin; Ma'ruf, Widodo Farid; Ibrahim, Ratna
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.53 KB)

Abstract

Rumput laut Sargassum sp. mengandung pigmen antara lain klorofil a, klorofil b, karoten, fukosantin, dan xantofil. Klorofil bersifat mudah terdegradasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mempertahankan stabilitas pigmen klorofil. Berkaitan dengan masalah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh perbedaan penambahan konsentrasi ZnCl2 dalam ekstrak kasar pigmen klorofil rumput laut Sargassum sp. terhadap stabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan (0, 24, 48, 72, 96, 120, 144, dan 168 jam) ekstrak kasar pigmen klorofil rumput laut Sargassum sp. terhadap stabilitasnya dan mengetahui pengaruh perbedaan penambahan konsentrasi ZnCl2 (0, 25, 50, dan 75 ppm) dalam ekstrak kasar pigmen klorofil rumput laut Sargassum sp. terhadap stabilitasnya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut Sargassum sp. Variabel yang diamati adalah kandungan klorofil a, klorofil b, dan nilai pH. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan laboratoris dengan menggunakan pola percobaan split plot in time dengan rancangan dasarnya acak kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan penambahan konsentrasi ZnCl2 selama penyimpanan 7 hari menghasilkan kandungan klorofil a dan b yang paling stabil yaitu pada konsentrasi 25 ppm dengan kandungan klorofil a sebesar 11,74 mg/l pada jam ke-0 dan 9,87 mg/l pada jam ke-168; sedangkan kandungan klorofil b sebesar 11,57 mg/l pada jam ke-0 dan 10,22 mg/l pada jam ke-168. Nilai pH pada penambahan konsentrasi ZnCl2 sebanyak 25 ppm sebesar 5,15 pada jam ke-0 dan 4,46 pada jam ke-168. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama penyimpanan dan penambahan perbedaan konsentrasi ZnCl2 dalam ekstrak kasar pigmen klorofil rumput laut Sargassum sp. mempengaruhi stabilitasnya.
STABILITAS EKSTRAK KASAR PIGMEN KLOROFIL, BETA KAROTEN, DAN CAULERPIN ALGA HIJAU (Caulerpa racemosa) PADA SUHU PENYIMPANAN YANG BERBEDA Fajar, Ahmad; Ibrahim, Ratna; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.791 KB)

Abstract

Caulerpa racemosa termasuk jenis alga hijau yang terdapat di perairan Indonesia. Kandungan senyawa bioaktif dalam rumput laut yang sangat berguna adalah pigmen klorofil dan beta karoten. Caulerpa racemosa mengandung pigmen klorofil a, klorofil b, beta karoten dan caulerpin. Pigmen sangat labil terhadap suhu. Penggunaan suhu 4°C dapat mempertahankan klorofil kacang hijau selama 18 hari, sedangkan pada suhu 20 °C terjadi degradasi klorofil hingga mencapai 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan ekstrak kasar pigmen klorofil, beta karoten, dan caulerpin Caulerpa racemosa pada suhu 0oC, 5 oC, 10 oC dan 30 oC terhadap stabilitasnya serta mengetahui suhu optimum penyimpanan yang dapat menjaga stabiltas ekstrak kasar pigmen klorofil, beta-karoten serta senyawa caulerpin Caulerpa racemosa selama penyimpanan 48 jam. Ekstraksi klorofil menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan laboratoris menggunakan pola percobaan split plot in time dengan rancangan dasarnya acak kelompok. Sebagai main plot adalah lama waktu penyimpanan (0 dan 48 jam) dan sebagai sub plot adalah suhu penyimpanan (0oC, 5 oC, 10 oC, dan 30 oC). Pengukuran nilai absorbansi dilakukan pada jam ke-0 dan jam ke-48. Penyimpanan ekstrak kasar pigmen dari Caulerpa racemosa pada suhu dingin selama 48 jam menyebabkan penurunan kadar klorofil, beta karoten dan caulerpin lebih rendah secara sangat nyata dibandingkan pada suhu ruang. Sedangkan nilai pH ekstrak kasar klorofil dan caulerpin naik secara sangat nyata. Tetapi tidak ada perubahan yang nyata pada nilai kecerahan ekstrak kasar klorofil dan beta karoten. Suhu penyimpanan ekstrak kasar pigmen dari Caulerpa racemosa yang optimum selama 48 jam adalah pada suhu 0°C dimana masih mengandung klorofil (83,6%), beta karoten (93,4%), dan caulerpin (72,9%).
Aplikasi Karagenan Sebagai Emulsifier Pada Sosis Segar Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) Putra, Aditya Cahya; Ibrahim, Ratna; anggo, apri dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One function is to carrageenan as emulsifier to improve the stability of the emulsion on the sausage.The purpose of this study was to determine the effect of the addition of carrageenan as an emulsifierwith different percentages of the quality of sausage as well as finding the best percentage ofcarrageenan were added in the process of making sausage. The benefits of this research is to provideinformation about the percentage of carrageenan for the best quality. The materials used are tilapiaand carrageenan. This research is experimental laboratories. Experimental design used wasRandomized Block Design with four treatments, the dough sausage without the addition ofcarrageenan 0% (control), batter sausage with the addition of carrageenan 3.5%, 4,0%, 4,5%. Thevariables measured were emulsion stability, gel strength, hedonic, moisture content, protein contentand fat content. Data were analyzed with parametric tests of variance and Data Real Honest. As forthe hedonic test using Kruskall Wallis test followed by Multiple Comparison Test. The results showedthat the addition of carrageenan to the sausage mixture causes the average value of emulsion stability,gel strength, hedonic, protein content and higher fat content is very noticeable compared to thesausage without the additionof carrageenan. The addition of 4% carrageenan in sausage batter tilapiaproduced the best emulsion stability (84.92%), gel strength (2871.93 gfcm), moisture content(70.05%), protein content (25.84%), fat content (16.51%) and the hedonic value of > 7,0 (preferablypanelists).
PENGARUH PERBEDAAN JENIS VISCERA IKAN SEBAGAI BAHAN BAKU DAN PENAMBAHAN ENZIM TRIPSIN TERHADAP MUTU KECAP IKAN Permanasari, Intan Ayu; Ibrahim, Ratna; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.104 KB)

Abstract

Kecap ikan merupakan produk hasil fermentasi yang dibuat dari ikan rucah maupun limbah ikan dan biasanya digunakan sebagai bumbu masakan. Perbedaan penggunaan bahan baku pada pembuatan kecap ikan dari ikan air laut dan ikan air tawar telah dilaporkan memberikan perbedaan terhadap komposisi kimia dan mutu produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis viscera sebagai bahan baku pada pembuatan kecap ikan dengan penggunaan garam (NaCl) 25% dan penambahan enzim tripsin 0,3% selama fermentasi 1,5 bulan terhadap mutu kimiawi dan sensori produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis viscera ikan sebagai bahan baku pada proses fermentasi kecap ikan dengan kadar garam 25% selama 1,5 bulan, dengan penambahan enzim tripsin 0,3% menyebabkan nilai TVBN dan nilai TMA produk lebih rendah secara nyata, dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan enzim, tetapi tidak mempengaruhi nilai amonia produk. Terdapat interaksi antara perlakuan perbedaan bahan baku dan perlakuan penambahan enzim tripsin terhadap nilai warna produk. Kecap ikan dengan bahan baku viscera ikan Lele dengan penambahan enzim tripsin 0,3% komposisi kimianya berupa nilai TVBN (33,03 mgN/100ml), nilai TMA (6,07 mgN/100ml) dan nilai Amonia (18,31 mgN/100ml) sudah memenuhi kriteria mutu kecap ikan komersial dari Taiwan Grade II. Produk tersebut disukai oleh panelis dengan nilai 6,43. Fish sauce is the product of fermentation from trash fish or fish viscera and it is usually used as condiment. The different type of raw material in the production of fish sauce of sea water fish and freshwater fish has been reported to give the significant difference to the chemical compounds and the quality of  product. This study aimed to determine the effect of different types of viscera as a raw material in the production of fish sauce with salt (NaCl) 25% and the addition of 0.3% trypsin enzyme during fermentation of 1,5 months toward the sensory quality and chemical compounds. The results showed that different type of fish viscera as raw materials in fish sauce fermentation processing with salt content of 25% during 1,5 months,  with the addition of trypsin enzyme 0,3%  causes TVBN and TMA value of the product  lower significantly, compared with the treatment without the addition of enzyme, but did not affect to the ammonia value. There was interaction between the different treatment of the raw materials and the addition of the trypsin enzyme to the color value. Fish sauce using freshwater catfish viscera with the addition of 0,3% trypsin enzymes resulted chemical composition mainly TVBN (33,03 mgN/100ml), TMA (6,07 mgN/100ml) and ammonia values (18,31 mgN/100ml) already meet the standard of the commercial fish sauce Thaiwan Grade II. The products were preferred by the panelists with a score of 6,43.
MUTU DAN DAYA SIMPAN PINDANG IKAN BANDENG (Chanos-chanos Forsk) YANG DICELUP LARUTAN KITOSAN BERBEDA KONSENTRASI Wibisono, Harys Desvian; Ibrahim, Ratna; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan pindang adalah ikan segar yang diolah dengan cara penggaraman dan perebusan. Masalah yang terjadi dalam pemasaran produk ikan pindang adalah daya simpan produk yang relatif singkat. Penggunaan kitosan pada bahan makanan memberi kontribusi terhadap pencegahan kerusakan produk oleh mokroorganisme. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pencelupan ikan pindang Bandeng dalam larutan kitosan berbeda konsentrasi (0%, 1%, 1,5% dan 1,75%) yang kemudian disimpan selama  3 hari pada suhu ruang terhadap mutu produk dan untuk mengetahui mutu produk yang baik. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan laboratoris pola percobaan split plot in time dengan rancangan dasar acak kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencelupan pindang Bandeng dalam larutan kitosan pada penyimpanan hari ke-0 dan penyimpanan 3 hari menghasilkan produk dengan nilai organoleptik yang lebih tinggi, sedangkan nilai pH, kadar TVBN dan jumlah koloni bakteri produk lebih rendah bila dibandingkan dengan produk yang tidak dicelup larutan kitosan. Produk berkualitas baik yang memiliki daya simpan selama 3 hari adalah produk yang dicelupkan ke dalam larutan kitosan konsentrasi 1,75% selama 1 menit. Produk ini memiliki nilai organoleptik 7,6, kadar air (68,13%), Aw (0,93), pH (6,31), kadar garam (7,35%), nilai TVBN  (35,92 mgN%) dan jumlah koloni bakteri (1,8x103 cfu/g). Produk ini telah memenuhi standar mutu ikan pindang berdasarkan Standar Nasional Indonesia.
KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALGA COKLAT Padina australis DARI PERAIRAN PANTAI SUNDAK GUNUNG KIDUL Maini, Mela; Ibrahim, Ratna; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of brown algae species that contains bioactive compounds was P. australis.Several studies on the antioxidant activity of brown algae including P. australis from JavaNorthern waters have already done above temperature 500C which was mostly resulted in lowantioxidant activity. This study aimed to know the polarity properties of bioactivecompounds, the compounds that act as antioxidants, the effect of three solvent types which isdifferent polarity on antioxidant activity, the total phenolic, the chlorophyll and carotenoidscontents as well as their correlation to the percentage of free radicals inhibition. Materialsused in this study were fresh P. australis which obtained from Sundak coastal waters. Thereasearch method applied was experimental laboratories. The experimental design used was Block Randomized Design with three treatments of solvents types which has differentpolarity, namely n-hexane, ethyl acetate and ethanol. Each of the treatments was done intriplicate. The main variable measured was antioxidant activity. The other variablesmeasured were the total phenolic, the chlorophylls and carotenoids contents. The data wereanalyzed by ANOVA and tested with an Honestly Significant Different test. The resultsshowed that the characteristic of bioactive compounds that act as antioxidants in the P.australis was semipolar. The lowest IC50 value was 282,967 ppm which categorized in lowcategory of antioxidant activity. Maceration of the sample using three solvent types which isdifferent polarity caused the antioxidant activity values of the P. australis extract differsignificantly. The highest total phenolic, chlorophyll a, chlorophyll b and carotenoid contentsobtained from the sample extracted by ethyl acetate solution was 59.41 mg GAE / g sample,2.674 mg / g sample, 2.235 mg / g sample and 2.256 mg / g sample respectively. Each of thevalues was positively correlated with the percentage of free radical inhibition.