Ratna Ibrahim
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto,SH Tembalang, Semarang

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGUKUSAN (STEAM JACKET) TERHADAP KUALITAS MINYAK DARI LIMBAH USUS IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Nugroho, Agung Jati; Ibrahim, Ratna; Har Riyadi, Putut
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.869 KB)

Abstract

Proses pengolahan minyak ikan kasar dari limbah usus ikan Nila yang dilakukan pengolah minyak ikan di UKM daerah Jawa Tengah umumnya menggunakan dry renderring method (pemanasan langsung dengan suhu tinggi yaitu 90o C, tanpa penambahan air) dan suhu tidak terkontrol. Produk yang dihasilkan mengandung asam lemak bebas 11,76 %, dan bilangan peroksida 65,92 meq/kg. Nilai tersebut belum memenuhi standar mutu internasional minyak ikan kasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pengukusan sistim (steam jacket) yang berbeda (80±2o C, 70±2o C, dan 60±2o C) pada pengolahan minyak ikan kasar dengan bahan baku limbah usus ikan Nila (Oreochromis niloticus) terhadap kualitas minyak ikan kasar yang dihasilkan serta untuk mengetahui suhu optimum yang menghasilkan produk yang bermutu baik. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah usus ikan Nila. Proses pengolahan limbah isi perut ikan Nila menggunakan cara pengukusan dengan sistim (steam jacket). Sebagai perlakuannya adalah perbedaan suhu pemasakan yaitu suhu 80±2o C, 70±2o C, dan 60±2o C dan secara dry renderring method dengan suhu 90±2o C sebagai kontrol. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Sebagai variabel mutu produk yaitu kandungan asam lemak bebas, dan bilangan peroksida. Sedangkan variabel pendukungnya adalah angka iod, kadar air, viskositas, rendemen, dan organoleptik. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan laboratoris menggunakan rancangan acak kelompok. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji beda nyata jujur. Hasil penelitian menunjukkan semakin rendah suhu pengukusan menyebabkan asam lemak bebas, bilangan peroksida, angka iod, dan rendemen semakin menurun, sedangkan kadar air, dan viskositas semakin meningkat. Nilai organoleptik produk tidak berbeda nyata diantara perlakuan pada sistim steam jacket. Suhu pemasakan optimum yaitu pada suhu 80±2o C dengan karakteristik kandungan asam lemak bebas 3,91%, bilangan peroksida 17,51 meq/kg, angka iod 9,13 mg/g, kadar air 0,91%, viskositas 194,11 cp, rendemen 25,3%, dan nilai organoleptik 7,4.
PENGARUH PERBEDAAN KADAR GARAM TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGIS TERASI REBON (Acetes sp.) Aristyan, Indra; Ibrahim, Ratna; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.954 KB)

Abstract

Proses pembuatan terasi yang dilakukan oleh pengolah ikan ataupun dalam penelitian terasi di Indonesia masih menggunakan prosentase garam yang berbeda-beda, berkisar antara 2% – 20%, bahkan ada yang tidak menggunakan garam sama sekali. Konsentrasi garam yang terlalu sedikit dikhawatirkan akan membuat terasi mudah tercemar bakteri pathogen dan bermutu kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar garam yang berbeda (2%, 8,5%, dan 15%) terhadap mutu terasi rebon secara organoleptik dan mikrobiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata terhadap nilai organoleptik dan jumlah koloni bakteri terasi rebon. Semakin tinggi kadar garam semakin tinggi nilai kenampakan dan tekstur, tetapi semakin rendah nilai Aw, Total koloni bakteri S. aureus dan jumlah koloni bakteri Halofilik. Hasil pengujian E. coli, Salmonella, V. cholera, menunjukkan hasil negatif. Produk terasi yang terbaik yaitu produk yang ditambah garam 15% dengan nilai organoleptik rata-rata 8,1 tetapi cemaran mikrobanya tidak memenuhi syarat SNI. The process of making shrimp paste which is done by fish processors or in some researches in Indonesia is still using different percentages of salt, ranging between 2% to 20%, even without salt. The concentration of small amount of salt in shrimp paste could easy to be contaminated by pathogenic bacteria and has the poor quality. The purpose of this research was to know the influence of different percentages of salt (2%, 8.5%, 15%) toward sensory and microbiological quality of shrimp paste. The results showed that the using of different percentages of salt in making shrimp paste made of mysids caused a significant influence toward sensory and the total colonies of halophilic bacteria of shrimp paste. The higher the salt percentage the higher the value of appearance and the texture, but the lower the Aw value, total colonies of S. aureus bacteria and total colonies of Halophilic bacteria. Total colonies of E. coli, Salmonella, V. cholera bacteria, showed the negative result. The best quality of shrimp paste product was the product that was added by 15% salt which has the average sensory value 8,1 but the number of bacteria did not meet the requirement of SNI. 
The Effect of Gracilaria verrucosa Extract Feeding to the Blood Glucose Content of White Rats (Rattus norvegicus) S.A., Candra Tama; Dewi, Eko Nurcahya; Ibrahim, Ratna
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Saintek Perikanan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.581 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.8.1.1-6

Abstract

Food fibre could retard the absorption of glucose into blood. Gracilaria verrucosa seaweed  species contains high food fibre. The objective of the study was to investigate the effect of different doses of G. verrucosa extract fed on white rats (Rattus norvegicus) to the blood glucose after one and two hours feeding of extract. The results  indicated  that  the  different  G.  verrucosa  extract  doses  fed  on  white  rats  caused  highly  significant difference in the blood glucose contents from the blood samples of the treatments after one hour and two hours feeding time. The blood glucose contents were highly significant lower compared to the control. The highest dose was 4.5 g/kg body weight could reduce 53.65% of blood glucose content. Keywords : Gracilaria verrucosa, white rats, blood glucose.
MUTU DAN DAYA SIMPAN FILLET DENDENG IKAN NILA MERAH YANG DIKEMAS HAMPA UDARA DENGAN VACUUM SEALER SKALA RUMAH TANGGA Dewi, Eko Nurcahya; Ibrahim, Ratna
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 4, No 1 (2008): Jurnal Saintek Perikanan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.251 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.4.1.69-75

Abstract

Salah satu cara pengolahan ikan air tawar yang dapat dikembangkan adalah pembuatan dendeng ikan dalam bentuk fillet. Produk dendeng ikan yang diolah secara tradisional biasanya tidak dikemas atau dikemas dalam kantong plastik polyethylene, sehingga mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme atau  kelembaban   udara sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengemasan dendeng fillet ikan Nila Merah , yang dikemas dengan kantong plastik polyethylene dan  dikemas dengan vacuum sealer skala rumah tangga terhadap mutu produk. Produk disimpan   pada  suhu kamar.Pengujian mutu produk meliputi kadar air,kadar TVBN,jumlah bakteri (TPC) dan nilai kesukaan panelis terhadap produk. Metode penelitian menggunakan percobaan laboratoris, berdasarkan pola faktorial (2 x 2) dengan rancangan kelompok. Masing- masing perlakuan diulang 3 kali. Data dianalisa dengan ANOVA dan data kesukaan diuji dengan uji Kruskal – Wallis. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa perlakuan pengemasan dendeng fillet ikan Nila Merah hampa udara dengan  vacuum sealer skala rumah tangga, setelah penyimpanan pada suhu kamar selama 30 hari menyebabkan kadar air, kadar TVBN dan jumlah koloni bakteri produk lebih rendah secara nyata (P< 0,05) bila dibandingkan  dengan produk yang dikemas dengan kantong plastik polyethylene.Kedua cara pengemasan tersebut tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap nilai kesukaan produk baik dari segi warna, bau,rasa dan konsistensi. Penyimpanan produk dendeng selama 30 hari berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar air produk yang dikemas dengan kemasan hampa udara,tetapi tidak berpengaruh nyata (P > 0.05) terhadap kadar TVBN, namun  masih berpengaruh nyata terhadap kenaikan jumlah koloni bakteri. Kata Kunci : Ikan Nila Merah,dendeng fillet ikan, pengemasan, mutu
Soaking Period of Cooked Blood Cockle (Anadara granosa) Meat in Alginate Solution to Cadmium Content Reduction Al Chusein, Achid Furqon; Ibrahim, Ratna
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Saintek Perikanan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.103 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.8.1.20-26

Abstract

Some blood cockles in the West Banjir Kanal river estuary in Semarang have been contaminated  by some heavy metal that exceeds the level of Indonesian National Standard requirement. The research aimed to find out the effect of different soaking period of cooked blood cockle (Anadara granosa) meat in 4.0%  alginate solution to the cadmium content reduction, moisture content, ash content, pH and organoleptic  values of the product. The experimental design used was completely randomized design with three  treatments, namely the soaking period of cooked blood cockle meat in 4.0% alginate solution for 10 minutes, 20 minutes, 30 minutes and control (without soaking). Each of the treatment was done in triplicate. The results  showed that the different soaking period of cooked blood cockle meat in 4.0% alginate solution (for 10 minutes, 20 minutes, 30 minutes) resulted in highly significant reduction of cadmium content which was from 1.588 mg/kg (control) to 0.463 mg/kg (the lowest) after 30 minutes soaking period. The longer the  soaking   period of cooked blood cockle meat in 4.0% alginate solution the lower the cadmium content. The soaking period of cooked blood cockle meat in 4.0% alginate solution for 30 minutes was the best soaking period because it could reduce the content of cadmium up to 0.463 mg/kg and the organoleptic value was 7.89 which met the quality requirements of cooked blood cockle meat according to SNI.  Key words: Cooked blood cockle meat, alginate, cadmium, pH, quality