Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH TAHAPAN PENGOLAHAN TERHADAP KUALITAS KANDUNGAN LEMAK BANDENG (Chanos chanos Forks) PRESTO GORENG Falistin, Nadia Bella; Ma'ruf, Widodo Farid; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.22 KB)

Abstract

Bandeng merupakan ikan yang memiliki banyak duri. Sehingga diperlukan pengolahan untuk melunakkan duri bandeng. Pengolahan yang dilakukan adalah pengolahan tekanan tinggi (presto) dan pengolahan menggunakan minyak dengan suhu tinggi sebagai lanjutan hasil presto yaitu penggorengan. Pengolahan dapat mempengaruhi komposisi asam lemak bandeng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengolahan menggunakan tekanan tinggi dan suhu tinggi terhadap perubahan komposisi asam lemak ikan bandeng. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bandeng yang ditangkap pada tambak yang sama di tambak Baron, Semarang. Parameter yang dilakukan adalah uji asam lemak bebas (FFA), analisa asam lemak menggunakan alat Gas Chromatography Mass Spectrometri (GC-MS) Shimadzu QP2010S, dan uji kadar air. Perlakuan pada penelitian ini adalah pengolahan presto dan penggorengan hasil presto. Penelitian menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pengolahan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap asam lemak bebas (FFA). Kualitas lemak mulai menurun pada saat pengolahan tekanan tinggi. Penurunan kualitas lemak ditunjukkan dengan kenaikan asam lemak bebas yang tinggi pada bandeng presto yaitu sebesar 2,55% dengan asam lemak bebas bandeng segar sebesar 1,56%. Kenaikan asam lemak bebas juga terdapat pada pengolahan lanjutan yaitu pengolahan bandeng presto pada suhu tinggi menggunakan media minyak (penggorengan) sebesar 2,69%. Asam lemak yang terdapat pada bandeng segar adalah asam kaprat, laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat dan eikosatetranoat. Asam lemak pada bandeng presto adalah asam laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat dan eikosatetranoat. Sedangkan asam lemak pada bandeng presto yang digoreng adalah asam kaprat, laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat dan linoleat. Kadar air pada Bandeng mengalami penurunan pada setiap perlakuan. Kadar air Bandeng segar sebesar 73,28%, Bandeng presto 59,18% dan Bandeng presto yang digoreng 37,11%. Milkfish is a fish that has a lot of bone. Processing required to soften milkfish bone. Processing performed is aplicated high pressure (soft-boned) milkfish and aplicated oil and high temperature (frying) soft-boned milkfish result is continued pan. Processing can affect the fatty acid composition of milkfish. The aim of this study was to determine the effect of processing using high pressure and high temperature to quality chance of fatty acids in milkfish. The material used in this research was milkfish which caught at the same fishpond in Baron, Semarang. The testing parameters were free fatty acid test, fatty acid analysis using Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) Shimadzu QP2010S, and water content test. Treatment of this research were soften milkfishbone and frying the soften milkfishbone. Research design using completely randomized design (CRD) with three replications. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). To find the difference between the treatment of data were tested with test Honestly Significant Difference (HSD). The results showed that the difference in processing significantly (P<0.05) against free fatty acids content. The quality of fat decrease when high pressure processing. Decrease fat quality were indicated by the increase in high free fatty acids in soft-boned milkfish was 2.55% and free fatty acids of milkfish fresh was 1.56%. The increase in free fatty acids were also present in advanced treatment which soft-boned processing at high temperature by used oils (frying) was 2.69%. Fatty acids profile in fresh milkfish were capric acid, lauric acid, miristic acid, palmitic acid, stearic acid, oleic acid, linoleic acid and eicosatetranoic acid. Fatty acids in milkfish presto were lauric acid, miristic acid, palmitic acid, stearic acid, oleic acid, linoleic acid and eicotetranoic acid. While the fatty acids in fried milkfish Presto were capric acid, lauric acid, miristic acid, palmitic acid, stearic acid, oleic acid and linoleic acid. Milkfish water content was decrease in every treatment. Water content fresh Milkfish 73.28%, soft-boned milkfish 59.18% and fried soft-boned milkfish 37.11%.
PENGARUH PENGGUNAAN BIOAKTIVATOR EM4 DAN PENAMBAHAN TEPUNG IKAN TERHADAP SPESIFIKASI PUPUK ORGANIK CAIR RUMPUT LAUT Gracilaria sp. Sundari, Irma; Ma'ruf, Widodo Farid; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.066 KB)

Abstract

Setiap tahun ribuan hektar lahan yang subur berkurang akibat penggunaan pupuk kimia, namun pada era sekarang ini, penggunaan pupuk organik makin meningkat sejalan dengan berkembangnya pertanian anorganik. Salah satu kekayaan alam yang dapat diolah menjadi pupuk organik adalah Gracilaria sp. karena mengandung unsur makro dan mikro mineral serta zat pengatur tumbuh yang dibutuhkan oleh tanaman. Penggunaan bioaktivator EM4 selama fermentasi dapat mempersingkat waktu dekomposisi bahan organik menjadi unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, selain itu limbah industri perikanan yang diolah menjadi tepung ikan juga berpotensi sebagai pupuk organik karena mengandung unsur nitrogen dan fosfor yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kualitas pupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bioaktivator EM4 dan penambahan tepung ikan terhadap kandungan C-organik, nitrogen, fosfor, dan kalium, pH dan kandungan bakteri patogen dalam pupuk organik cair. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan yaitu kontrol (A), penambahan EM4 (B), dan penambahan EM4+tepung ikan (C) masing-masing tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan EM4 dan tepung ikan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kadar C-organik (A=12,480%; B=8,660%; C=14,760%), kadar nitrogen (A=0,350%; B=1,530%; C=4,660%), kadar fosfor (A=0,340%; B=0,360%; C=0,490%), kadar kalium (A=0,575%; B=0,694%; C=0,405%), pH (A=5,5; B=5,1; C=7,2) dan kandungan bakteri patogen E. coli dan Salmonella pada semua perlakuan adalah negatif.  Thousand hectares of fertile soil are decreasing due to the use of chemical fertilizer every year, but the use of organic fertilizers is increasing in line with development of inorganic agriculture. Gracilaria sp. is one of natural assets that can be processed into organic fertilizers because it contains macro and micro mineral elements and growth regulator which are necessary for plants. EM4 bio activator usage can shorten decomposition time of organic substances into necessary substances for the plants. Furthermore, the waste of fishery industry processed into fish flour can be potential organic fertilizer because it contains high nitrogen and phosphorus so that it can increase fertilizer qualities. This research aims to know the effect of EM4 bioactivator usage and fish flour addition towards C-organic, nitrogen, phosphorus, potassium, pH, and pathogen bacteria contents in liquid organic fertilizer. In this research, the writer uses Completely Randomized Design (CRD) with three levels of treatments which are controlling (A), adding EM4 (B), and adding EM4 and fish flour (C) in three experiments repeatedly. The results of this research showed that EM4 and fish flour additions giving significant effects (P<0,05) towards the contents of C-organic (A = 12.480%; B = 8.660%; C = 14.760%), the contents of nitrogen (A = 0.350%; B = 1.530%; C = 4.660%),  the contents of phosphorus (A= 0.340%; B = 0.360%; C = 0.490%), the contents of potassium (A = 0.575%; B = 0.694%; C = 0.405%), the contents of pH (A= 5.5; B = 5.1; C = 7.2),  and the contents of E. coli and Salmonella pathogen bacteria were negative.
UJI BIOAKTIFITAS EKSTRAK Gelidium sp. TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcusaureus winarno, sigit; ma'ruf, widodo farid; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelidium sp. is a kind of macro algae species which it’s bioactive content was studied.The aim of this study were to determined of the content of bioactive compounds and thepotential extract of Gelidium sp. as antibacterial of E. coli and S.aureus and to determined theeffect of the different concentration of the solvent. The result showed that the best extractionof Gelidium sp. us methanol extract. The result of this study showed that the highestantibacterial activity indicated by widest inhibitory zone on S. aureus (6,67±0,58 mm),compared with E. coli (4,67 ± 0,58 mm). The highest inhibitory zone was found atconcentration 13 mg/ml. The result of phytochemical screening test indicated that there arethe compounds of alcaloid, steroid and triterpenoid.
PENGARUH PERBEDAAN METODE PEMBEKUAN TERHADAP KUALITAS KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) CANGKANG LUNAK Dewi, Bidari Mara; Agustini, Tri Winarni; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu produk ekspor dari kepiting bakau yang telah dikembangkan adalah kepiting bakau (Scylla serrata) cangkang lunak atau biasa disebut kepiting soka. Salah satu cara agar kepiting soka sampai ke tangan konsumen dalam keadaan tidak busuk adalah dengan cara dibekukan. Unit pengolahan pembekuan kepiting soka kebanyakan belum menggunakan metode pembekuan yang tepat, sehingga produk kepiting soka yang dihasilkan kurang berkualitas dari segi organoleptik maupun segi kandungan kimianya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kepiting soka berdasarkan parameter kimia dan parameter fisika yang mengalami perlakuan metode pembekuan yang berbeda. Kepiting beku dengan empat metode pembekuan yang berbeda didapatkan hasil bahwa sampel dengan metode contact plate freezing merupakan kepiting soka beku dengan kualitas terbaik bila dilihat dari kadar protein larut garam sebesar 7,21% ± 0,75 , nilai drip loss sebesar 12,85 % ± 0,44, nilai pH 6,97, dan dilihat dari struktur daging yang lebih rapat dengan ukuran 5 μm. Hasil pegujian tersebut berbeda sangat nyata dengan metode chest freezing yaitu metode terburuk dengan nilai protein larut garam sebesar 5,09 ± 0,31 %, niali drip loss 32,78 % ± 0,66, nilai pH 6,47, dan struktur daging yang lebih renggang dengan ukuran 15µm.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU BAKSO UDANG (Litopenaeus vannamei) Nugroho, Setyo Adi; Dewi, Eko Nurcahya; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.202 KB)

Abstract

Udang termasuk jenis Crustacea dan merupakan hasil perikanan yang digemari oleh masyarakat dunia karena lezat dan berprotein tinggi. Bakso merupakan salah satu produk olahan daging yang populer di Indonesia ataupun di beberapa Negara asia lainnya. Karagenan  merupakan  polisakarida  yang  diekstraksi  dari  beberapa spesies  rumput  laut  atau  alga merah (rhodophyceae). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan karagenan pada pengolahan bakso udang terhadap kandungan mutu bakso udang berdasarkan uji fisik dan uji kimia,mengetahui perbandingan prosentase terbaik antara tepung tapioka, daging udang, karagenan pada pengolahan bakso udang, dan mengetahui apakah bakso udang yang dihasilkan sudah memenuhi standar mutu bakso. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan konsentrasi karagenan 0%, 1% dan 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan yang berbeda tidak memberikan perbedaan nyata (P>0,05) terhadap uji sensori, tetapi memberikan perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap gel strength. Nilai tertinggi berdasarkan uji sensori kenampakan 8,07, citarasa 7,03 dan tekstur 8,4 pada konsentrasi karagenan 2%. Untuk penambahan karagenan yang terbaik adalah 2% dengan hasil uji gel strength 130,78 gF, nilai uji lipat 2,53, nilai uji gigit 7,5 dan hasil pengujian kimiawi yaitu kadar air 74,27%, kadar protein 18,89% dan kadar lemak 0,22%. Pembuatan bakso daging udang dengan penambahan konsentrasi karagenan 2% memiliki kualitas yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya. Shrimp including the type of crustacean and fishery is favored by the world community as a delicious and high protein. Meatballs is one of the popular processed meat products in Indonesia or in some other Asian Countries. Carrageenan is a polysaccharide extracted from several species of seaweed or red algae (Rhodophyceae). The purpose of this study was to determine the effect of different carrageenan on processing shrimp meatballs to shrimp meatballs quality content based on physical test and chemical test, determine the percentage ratio between the best tapioca flour, shrimp meat, shrimp meatballs carrageenan on processing, and determine whether the resulting shrimp meatballs meet quality standards meatballs. This study is an experimental laboratory with experimental design completely randomized design (CRD). Treatment applied is the difference carrageenan concentration of 0%, 1% and 2%. The results showed that different concentrations of carrageenan did not give significant differences (P> 0.05) on the sensory test, but it gives a very noticeable difference (P <0.01) against gel strength. The highest value of 8.07 based on tests of sensory appearance, flavor and texture 7.03 8.4 at a concentration of 2% carrageenan. For the addition of carrageenan is best to 2% by the results of gel strength test 130.78 gF, folding test value of 2.53, 7.5 and the bite test score results of chemical testing that the water content of 74.27%, 18.89% protein content and fat content of 0.22%. Making meatballs shrimp with the addition of 2% carrageenan concentration has the most excellent quality compared to other treatments.
STABILITAS KLOROFIL a DAN b EKSTRAK MAKROALGA JENIS Caulerpa racemosa DENGAN pH YANG BERBEDA PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG Pratomo, Agung; Ma’ruf, Widodo Farid; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Caulerpa racemosa adalah rumput laut yang banyak mengandung pigmen klorofil dan karotenoid. Pigmen klorofil yang berasal dari bahan-bahan alami disebut sebagai pewarna alami. Kelemahan dari pigmen yang akan dijadikan tujuan komersial adalah tidak stabilnya warna yang dihasilkan bisa disebabkan oleh perubahan pH sehingga intensitas warnanya sering berkurang akibat perlakuan lama penyimpanan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh perbedaan pH asam, netral, basa dengan lama penyimpanan pada suhu ruang terhadap stabilitas pigmen klorofil a dan klorofil b pada Caulerpa racemosa. Materi yang digunakan adalah makroalga Caulerpa racemosa yang diambil dari pantai Jepara yang kemudian diekstrak dengan aseton P.A. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratories dengan dua tahap penelitian, penelitian utama menggunakan split plot in time. Analisa kuantitatif dengan spektrofotometer UV-Vis, dan uji stabilitas pigmen dengan perlakuan perbedaan pH dengan lama penyimpanan.            Hasil penelitian Pendahuluan didapatkan bahwa penyimpanan kandungannya hilang 50% selama 5 Hari. Dengan nilai awal rata-rata SD klorofil a 4,51±0,08 menjadi 1,94±0,01 dan klorfil b 3,46±0,14 menjadi 1,24±0,03. Pada penelitian utama didapatkan nilai yang paling stabil adalah pada pH 10 terjadi penurunan pada hari ke-1  1%, pada hari ke-2 14%, pada hari ke-3 13%, pada hari ke-4  17%, dan pada hari ke-5 21%.
KARAKTERISTIK KULIT IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) SAMAK DENGAN KOMBINASI BAHAN PENYAMAK ALUM DAN MIMOSA Andini, Lucky; Dewi, Eko Nurcahya; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2018): JANUARI 2018
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.738 KB)

Abstract

Tanning agent merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses penyamakan kulit ikan. Penyamakan kombinasi alum dengan mimosa dapat menyempurnakan kekurangan tanning agent pada proses penyamakan. Alum merupakan bahan penyamak dengan daya samak rendah, sedangkan mimosa memiliki ketahanan terhadap panas yang rendah sehingga penggabungan keduanya diharapkan dapat meningkatkan kualitas kulit samak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan penyamak alum dan mimosa terhadap kualitas fisik kulit ikan Kakap Putih tersamak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan, yaitu: konsentrasi alum (0%; 3%; 6%; 9%) dan mimosa (20%; 25%). Parameter yang diuji yaitu uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran, dan suhu kerut. Data analisis menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA). Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyamakan kombinasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas fisik berdasarkan parameter uji. Perlakuan konsentrasi 6% alum-25% mimosa merupakan yang optimal dengan kriteria: nilai kekuatan tarik (2308,49 N/cm2), kekuatan sobek (347,03 N/cm), kemuluran (54,50%), dan suhu kerut (85oC).
MUTU NATA DE SEAWEED (Gracilaria Sp) DENGAN PENAMBAHAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) DAN UREA PADA KONSENTRASI DAN JUMLAH YANG BERBEDA Yanto, Supri; Agustini, Tri Winarni; Dewi, Eko Nurcahya
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nata de seaweed is one of foods gelling products resulted from seaweed fermentation. Theaddition of bilimbi extract and urea are important factor to control pH and nitrogen resourcefor growing of A. xylinum in nata’s medium. The aims of research were to determine the bestconsentration by the addition of bilimbi as pH control substances and urea as nitrogenresources at different concentration to the nata de seaweed Gracilaria Sp. The research usingCompletely Randomized Factorial 2x2 design. The first factor is bilimbi extract with level of(3% and 4%) and the second factor is urea with level of (1 g and 1.5 g). The best treatment isthe addition of extract b. wuluh 3% and 1 g of urea with the quality characteristics of pH(4.07), yield (93.33 g), fiber content (0.93%), moisture content (95.06%), elasticity (1.26 mm/ g / s), sugar (6.05%), as well as preference test is fairly like to the product (appearance =6.4; flavor = 6.6; texture = 6). Examinations of F-test (ANOVA) showed that the addition ofextract bilimbi (3% & 4%) and urea (1 g and 1.5 g) gave a very significant (p<0,01) effect onthe yield, actual pH and moisture content of product and not significant (p>0,05) effect to thelevels of sugar, elasticity and fiber content.
PENGARUH TEKNIK PENGERINGAN DAN LAMA EKSTRAKSI YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS SEMI REFINED CARRAGEENAN (SRC) Eucheuma cottonii Megawati, Nur Mulia; Dewi, Eko Nurcahya; -, Sumardianto
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu komoditas ekspor dan sumberdaya perairan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Pemanfaatan rumput laut sebagai komoditas ekspor masih terbatas dalam bentuk kering, salah satu cara dengan melakukan pengolahan lebih lanjut yang dapat meningkatkan nilai jual, misalnya pengolahan menjadi Semi Refined Carrageenan (SRC). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara nyata apakah teknik pengeringan awal serta lama ekstraksi yang berbeda dapat mempengaruhi kualitas SRC. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eucheuma cottonii segar, pengeringan menggunakan sinar matahari, Solar Tunnel Dryer (STD) dan bahan pendukung lainnya. Metode yang digunakan yaitu eksperimental laboratories. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Serta nilai organoleptik SRC E. cottonii pada lama ekstraksi dan teknik pengeringan yang berbeda. Sebagai perlakuan dengan lama ekstraksi 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Hasil penelitian utama didapat teknik pengeringan STD dan lama ekstraksi 5 jam menghasilkan kualitas SRC yang terbaik, serta menunjukkan teknik pengeringan dan lama ekstraksi yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai rendemen 69,13%, kadar air 7,68%, kekuatan gel 569,92 g/cm2, kadar sulfat 15,91%, viskositas 17,69 cps, kadar abu 23,09% dan kadar abu tak larut asam 0,75%. Uji organoleptik diperoleh nilai diatas 7 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut layak dikonsumsi.
ANALISA TATA LETAK PABRIK PENGALENGAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE WINQSB Zulkarnain, Ahmad Zakki; Dewi, Eko Nurcahya; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.961 KB)

Abstract

Pengaturan tata letak fasilitas mencoba memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material dan sebagainya, agar diperoleh tata letak pabrik yang effektif dan effisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan usulan tata letak dengan menggunakan metode CRAFT dan memanfaatkan software WinQSB yang terdiri dari koordinat tata letak awal, jarak antar departemen dan frekuensi perpindahan barang. Agar proses produksi lebih effektif dan produktivitas pabrik meningkat. Hasil penelitian menghasilkan usulan layout yang lebih effektif dan effisien dengan total cost 12617.50 m dibandingkan dengan total cost tata letak awal sebesar 14717.50 m. Hasil tersebut didapat dengan menukarkan 2 departemen yaitu departemen sortasi dan print kaleng dengan menggunakan metode CRAFT yang memanfaatkan software WinQSB. Usulan tata letak software WinQSB juga menghasilkan konsep penyederhanaan yang meliputi nilai Efifisiensi waktu 98% sudah dapat menghantarkan rajungan dalam kualitas produk yang baik dan nilai effisiensi pekerja 92% sudah mengacu pada SSOP dan GMP, sehingga layak dilakukan pada industri perikanan. Dari analisa didapatkan bahwa tata letak software WinQSB lebih effektif dan effisien, dibandingkan dengan tata letak awal. The layout setting of facilities in a factory was tried to use the area for the machines arrangement and the smooth movement displacement of materials, storing materials, the layout of the factory land can be more efficiently. This experiment was aimed to get the layout recommendation with CRAFT method and WinQSB software that consists of initial coordinate layout, the distance between departments, and the material displacement frequency. To get the efficient processing and factory productivity increase. The results showed that layout recommendation with total cost 12617.50 m is more efficient than the initial layout 14717.50 m. That results is obtained by exchanged of 2 departments which are sortation deparment and can printing department by using CRAFT method and WinQSB software. WinQSB software layout recommendation also produce effective simply concept, because efficiency value of time are 98% can lead to a better quality of the products and efficiency value of workers 92% it has refered to SSOP and GMP, so that proper to do in the fisheries industry. From analysis above can be concluded that the layout setting that used WinQSB software are more effective and efficient compared to the initial layout.