Claim Missing Document
Check
Articles

Penerapan Lean Manufacturing Untuk Meminimasi Waste Transportation Pada Proses Produksi Modul Surya 260wp Di Pt. Xyz Firda Maulida Fitria; Agus Alex Yanuar; Marina Yustiana Lubis
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. XYZ merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang elektronika untuk industri dan prasarana. Dalam penelitian ini berfokus pada salah satu jenis produk yang diproduksi oleh PT. XYZ, yaitu modul surya dengan jenis 260WP. Pada proses produksinya ditemukan waste transportation yang mempengaruhi pencapaian target produksi. Berdasarkan observasi lapangan dan data yang terkumpul, waste transportation disebabkan oleh tata letak yang kurang baik yang mengakibatkan terjadinya gerakan backtracking dengan total jarak 25,68 meter. Hal ini dapat mempengaruhi waktu aktivitas pemindahan material menjadi lama. Upaya yang dilakukan untuk meminimasi waste transportation adalah dengan menggunakan pendekatan Lean Manufacturing. Tahap awal penelitian adalah menggambarkan Value Stream Mapping (VSM) dan Process Activity Mapping (PAM) guna memetakan waktu proses dan aliran proses yang terjadi saat ini. Tahap selanjutnya melakukan identifikasi akar penyebab masalah waste transportation dengan menggunakan fishbone diagram dan menganalisis akar penyebab masalah tersebut dengan menggunakan 5whys. Penyelesian akar penyebab masalah adalah dengan merancang usulan perbaikan menggunakan salah satu tools Lean Manufacturing yaitu perancangan perbaikan tata letak fasilitas. Kemudian menggambarkan Value Stream Mapping (VSM) future state untuk memetakan kondisi aliran proses setelah dilakukan perbaikan. Kata kunci : Lean Manufacturing, Waste Transportation, Value Stream Mapping, Process Activity Mapping, Perancangan Tata Letak Fasilitas Abstract PT. XYZ is a stated-owned enterprise company engaged in electronics for industry and infrastructure. In this research focuses on one type of product manufactured by PT. XYZ, solar module with 260WP type. In the production process found waste transportation that affect the achivement of production targets. Based on field observations and collected data, waste transportation is caused by poor layout resulting backtracking movement with a total distance 25,68 meters. This affect the timing of the transfer of material. Efforts to minimize wate transportation is to use Lean Manufacturing approach. The initial phase of this research is to describe Value Stream Mapping (VSM) and Process Activity Mapping (PAM) to map the the existing processing time and process flow. The next stage identifes the root cause of waste transportation problems by using fishbone diagram and analyzes the root cause of the problem using 5whys. Resolving the root cause of the problem is to design the proposed improvement using one of Lean Manufacturing tools that is the design of the facility layout improvement. Then describes the Value Stream Mapping (VSM) future state to map the condition of the process flow after the improvement. Keywords: Lean Manufacturing, Waste Transportation, Value Stream Mapping, Process Activity Mapping, Facility Layout Planning
Usulan Perbaikan Untuk Meminimasi Waste Waiting Pada Proses Produksi Kerudung Instan Di Cv. Xyz Dengan Pendekatan Lean Manufacturing Aditya Candradesta; Agus Alex Yanuar; Marina Yustiana Lubis
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak CV. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang industri pakaian. Penelitian ini berfokus pada proses produksi kerudung instan. Berdasarkan data perusahaan, CV. XYZ tidak mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu sehingga adanya keterlambatan pengiriman produk kerudung instan pada periode tahun 2017. Pada proses produksinya terdapat aktivitas yang tidak bernilai tambah, yaitu testing jahitan, memperbaiki mesin jahit, dan menunggu kerudung jadi untuk diinspeksi yang termasuk dalam waktu menunggu (waste waiting). Berdasarkan permasalahan yang terjadi, diperlukan rancangan perbaikan untuk menimimasi waste waiting yang terjadi menggunakan pendekatan lean manufacturing. Tahap awal dalam penelitian ini adalah pemetaan dan identifikasi pada Value Stream Mapping (VSM) dan Process Activity Mapping (PAM). Tahap selanjutnya yaitu mengidentifikasi akar penyebab waste waiting menggunakan tools lean manufacturing, yaitu Fishbone Diagram dan 5 Why’s. Tahap terakhir adalah analisis 5W1H untuk penjabaran permasalahan yang ditemukan secara detail dan menentukan rancangan usulan perbaikan. Hasil yang didapatkan dari rancangan usulan perbaikan yaitu penyeimbangan lini dengan metode Helgeson-Birinie dan pemberian pelatihan serta sertifikasi menjahit untuk meminimasi waste waiting. Dari usulan rancangan perbaikan yang dibuat, didapatkan lead time sebesar 2301.83 detik dengan aktivitas bernilai tambah sebesar 1096.66 detik. Kata kunci: Lean Manufacturing, Value Stream Mapping, Process Activity Mapping, Waste Waiting, Penyeimbangan Lini. Abstract CV. XYZ is a manufacturing company in the garment industry. This study focuses in production process instant veils. Bas d on the company’s data, CV. XYZ cannot fullfil customer demand at appropriate time. Therefore, there is time delay on instan veil product delivery in period of 2017. In its production process there is non value-added activities, that is test stiching, fix the machine, and wait for the finished good veils for inspection which include in waiting time (waste waiting). Based on the problems that happened, it needs a design improvement to minimize waste waiting with lean manufacturing approach. The first step in this study is mapping and identification the value stream mapping (VSM) and process activity mapping (PAM). The next step is to identify the caused of waste waiting with lean manufacturing tools, that is fishbone diagram and 5 Why’s. The last step is 5W1H analysis for problem’s description that founded in detail and decide the design improvement. The result from the design improvement is line balancing with helgeson-brinie method and training and cerfitication in sewing for minimize waste waiting. From the design improvement result which has been made, there is 2301.83 s lead time with 1096.66 s value added activities. Keywords: Lean Manufacturing, Value Stream Mapping, Process Activity Mapping, Waste Waiting, Line Balancing.
Usulan Rancangan Alat Bantu Untuk Meminimasi Defect Pada Proses Assembly Pintu Bagian Depan Komodo Mbda Di Departemen Fabrikasi Pt. Pindad (persero) Octavia Ratna Dewi; Marina Yustiana Lubis; Agus Alex Yanuar
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kendaraan Khusus jenis Komodo MBDA merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. Pindad. Terdapat beberapa komponen penyusun kendaraan jenis Komodo MBDA yang sering mengalami defect, salah satunya adalah pintu bagian depan. Berdasarkan data perusahaan periode Juni 2016-November 2016 presentase rata-rata tejadinya defective pintu bagian depan mencapai 31% untuk setiap bulannya, sehingga melebihi batas toleransi defective yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 12% . Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya dibutuhkan perancangan perbaikan untuk meminimasi defect dengan menggunakan metode Six Sigma. Pada metode Six Sigma terdiri dari lima tahap yaitu define, measure, analyze, improve, dan control (DMAIC). Pada tahap define dilakukan identifikasi CTQ dan pemetaan proses produksi dengan menggunakan diagram SIPOC. Pada tahap measure dilakukan pengukuran stabilitas proses dan kapabilitas proses. Pada tahap analyze menentukan jenis cacat tertinggi pada produk dengan menggunakan pareto diagram dan melakukan analisis faktor penyebab defect dengan menggunakan fishbone diagram, dan 5 why’s, serta menentukan prioritas untuk usulan perbaikan dengan menggunakan FMEA. Dari hasil FMEA akan dilakukan tahap improve yaitu pembuatan rancangan usulan perbaikan berdasark an prioritas. Prioritas utama usulan perbaikan yaitu berupa alat bantu dan usulan perbaikan lainnya yaitu berupa display visual. Usulan alat bantu digunakan untuk lebih memudahkan dalam melakukan proses assembly plat pintu dengan komponen penyusun Komodo MBDA lainnya, dengan memiliki sistem pengunci sehingga ketika proses assembly plat pintu tidak bergeser-geser. Display visual yang diusulkan yaitu untuk mengingatkan operator agar memberikan waktu jeda dalam proses pengelasan dan mengingatkan operator agar disiplin dalam melakukan pekerjaan. Kata Kunci : Defect, Six Sigma, DMAIC, CTQ
Usulan Perbaikan Sistem Material Handling Equipment Pada Lantai Produksi Kain Grey Untuk Meminimasi Waste Transportation Di Pt Buana Intan Gemilang Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Hendy Kurnia; Marina Yustiana Lubis; Agus Alex Yanuar
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Buana Intan Gemilang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur tekstil. Saat ini PT Buana Intan Gemilang mengalami permasalahan pada proses produksi kain grey, yakni belum dapat memenuhi target realisasi permintaan konsumen secara tepat waktu. Ditemukan waste transportation pada proses produksi yang terjadi di lantai produksi, yang mempengaruhi pencapaian target realisasi produksi. Berdasarkan data perusahaan, target realisasi produksi kain grey pada bulan Januari hingga Oktober tahun 2016 hanya mencapai 74%. Oleh karena itu dirancang suatu usulan perbaikan yang berguna untuk meminimasi waste transportation pada lantai produksi dengan pendekatan lean manufacturing. Tahap penelitian diawali dengan pengumpulan data yang akan dikelompokkan menjadi data primer, dan data sekunder. Kemudian diolah sehingga menghasilkan Value Stream Mapping (VSM), dan Process Activity Mapping (PAM) yang memberikan informasi mengenai aliran informasi proses produksi serta material pada proses produksi kain grey. Tahap selanjutnya adalah identifikasi akar penyebab terjadinya waste transportation menggunakan fishbone diagram, dan 5 why. Tahap penyeleasaian masalah untuk setiap akar penyebab dari waste transportaion dapat menerapkan sistem prinsip material handling. Dengan menerapkan sistem prinsip material handling, dapat diberikan usulan berupa alokasi jumlah material handling equipment untuk tiap area, pengadaan pemeliharan material handling equipment pada jangka waktu tertentu, serta penerapan prinsip-prinsip material handling pada lantai produksi. Kata Kunci: Lean Manufacturing, Waste Transportation, Value Stream Mapping, Process Activity Mapping, Sistem Prinsip-Prinsip Material Handling.
Penerapan Metode Penjadwalan Preventive Maintenance Untuk Meminimasi Cacat Bagian Atas Berlubang Pada Proses Produksi Tutup Botol Oli Ahm Biru Di Mesin Injeksi Pada Cv Wk Dengan Menggunakan Pendekatan Six Sigma Putria Dhiakanza Purwinto; Marina Yustiana Lubis; Agus Alex Yanuar
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak CV WK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi yang berbahan dasar polimer, khususnya tutup botol. Salah satu produk yang rutin diproduksi oleh CV WK adalah tutup botol oli AHM biru. Menurut data historis produksi tutup botol oli AHM biru periode Januari – Oktober 2016, didapatkan bahwa rata rata persentase cacat sebesar 2,21%. Rata rata tersebut melebihi batas tolerasi yang diberikan oleh perusahaan yaitu 2%. Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan metode six sigma untuk mengurangi terjadinya cacat bagian atas tutup botol oli AHM biru berlubang. Tahapan pada six sigma yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Namun penelitian ini hanya sampai tahap improve saja. Pada tahap define diidentifikasi terdapat 5 buah CTQ potensial yang mempengaruhi terhadap kualitas produk. Pada tahap measure dilakukan pengukuran stabilitas proses menggunakan peta kendali p dan perhitungan kapabilitas proses (DPMO dan level sigma). Pada tahap analyze, untuk memberikan usulan perbaikkan untuk mengurangi cacat, dilakukan pencarian akar penyebabnya menggunakan tools fishbone diagram, 5 why’s, dan FMEA. Pada tahap improve, usulan yang diberikan yaitu penjadwalan perawatan untuk dilakukan pembersihan atau pergantian sebelum 19 hari dan pembuatan jadwal selama setahun. Kata kunci: Six Sigma, DMAIC, CTQ potensial
Analisis Perancangan Perbaikan Tata Letak Untuk Meminimasi Waste Transportasi Pada Produksi Kain Poliester Divisi Dyeing Dan Finishing Di Pt Xyz Dengan Pendekatan Konsep Lean Manufacturing Raden Muhammad Goumelar; Agus Alex Yanuar; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Waste merupakan segala bentuk aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap proses produksi, salah satu jenis waste adalah transportasi. Setelah melakukan observasi pada divisi dyeing dan finishing khususnya proses produksi kain Poliester, ditemukan beberapa penyebab keterlambatan pengiriman kain Poliester kepada konsumen. Untuk menghindari permasalahan tersebut, dilakukan minimasi waste yang teridentifikasi dengan menggunakan konsep lean manufacturing. Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data terkait waste, mengetahui aliran produksi dari kain Poliester dengan menggambarkan Value Stream Mapping, mengidentifikasi aktivitas teridentifikasi waste melalui Process Activity Mapping, mengetahui penyebab munculnya waste terpilih yaitu waste transportasi dengan diagram fishbone. Setelah mengetahui penyebab munculnya waste transportasi karena terdapat backtracking, dilakukan analisis perencanaan usulan berupa perancangan tata letak dengan menggunakan software WinQSB dengan metode CRAFT serta SLP untuk mencari alternatif terbaik diantara keduannya. Kata kunci : waste transportasi,lean manufacturing,value stream mapping,process activity mapping,fishbone,tata letak Abstract Waste is any form of activity that is not worth adding to the production process, one type of waste is transportation. After making observations on the division of dyeing and finishing especially Polyester fabric production process found some causes of delay in delivery of Polyester fabric to consumers. to avoid the problem, waste that is identified by using lean manufacturing concepts. The research begins with collecting waste related data, knowing the flow of production from Polyester fabric by depicting Value Stream Mapping, identifying identified the activity of waste through Process Activity Mapping, knowing the cause of the emergence of selected waste that is waste transportation with fishbone diagram. After knowing the cause of the emergence of waste transportation because there is backtracking, done planning proposal analysis in the form of layout design using WinQSB software with CRAFT and SLP method to find alternative best among the two. Keywords: waste transportation, lean manufacturing, value stream mapping, process activity mapping, fishbone, layouting
Usulan Perbaikan Penyebab Defect Floating Pada Proses Produksi Kain Grey Di Workstation Inspeksi Pada Pt. Buana Intan Gemilang Winta Pingkan; Marina Yustiana Lubis; Agus Alex Yanuar
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kualitas merupakan elemen penting yang harus di penuhi oleh perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjamin setiap permintaan konsumen terhadap hasil produksi dapat terpenuhi sesuai dengan spesifikasi maupun jumlah. Dalam memenuhi permintaan konsumen terhadap hasil produksi, perusahaan perlu menjaga kualitas produk agar sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan oleh konsumen demi mencapai customer satisfaction (kepuasan konsumen). Kain grey merupakan kain setengah jadi yang belum melalui proses pewarnaan. Pada tahun 2016, tercatat bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi target produksi hampir di sepanjang periode Januari-Oktober 2016. Diketahui selama periode Januari-Oktober 2016 jumlah defect telah melebihi batas toleransi perusahaan sebesar 10% dan defect floating merupakan defect dengan presentase tertinggi. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan berfokus untuk meminimasi defect floating menggunakan metode Six Sigma. Adapun DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) sebagai pendekatan dalam metode Six Sigma. Usulan perbaikan tersebut berupa menentukan interval pemeliharaan mesin Jacquard pada proses weaving, pembuatan checksheet pemeliharaan mesin dan penggunaan penjepit untuk tali pada kartu pola. Kata kunci : Kain Grey, defect floating, Six Sigma, proses weaving, CTQ, Preventive Maintenance
Perancangan Alat Bantu Untuk Meminimasi Defect Pada Proses Pembuat Cetakan Komponen Coupling Head Dengan Metode Six Sigma Di Pt Pindad Elvan Pratama; Marina Yustiana Lubis; Agus Alex Yanuar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Pindad adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi produk militer dan komersial di Indonesia. Salah satu produk yang diproduksi adalah air brake system. Air brake system adalah sistem pengereman kereta api yang memiliki banyak komponen dan salah satunya adalah komponen coupling head. Tahun 2018 PT. Pindad memproduksi komponen coupling head sejumlah 24.709 dan memiliki 1.245 komponen yang defect. Dengan persentase defect sebesar 5,2% dan batas toleransi defect perusahaan sebesar 2,04% menjadikan komponen coupling head sebagai obyek penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode six sigma untuk meminimasi defect pada komponen coupling head dengan tahapan DMAIC. Diawali dengan define, yaitu tahap identifikasi masalah dan menemukan pada proses pembuat cetakan yang mengakibatkan defect berupa geser dan inklusi pasir. Dilanjutkan dengan tahap measure, yaitu tahap yang digunakan untuk mengukur stabilitas dan kapabilitas proses, dan mengetahui proses yang berada diluar batas kendali dan mengetahui DPMO sebesar 6639 dan level sigma sebesar 3,97. Proses yang diluar batas kendali kemudian akan ditentukan akar penyebab masalah dan usulan perbaikan yang tepat pada proses analyze dengan menggunakan identifikasi fishbone diagram dan FMEA. Selanjutnya dilakukan tahap improve untuk memberikan usulan yang tepat berdasarkan akar masalah yang didapatkan untuk mengurangi defect geser dan inklusi pasir. Usulan yang diberikan berdasarkan faktor mesin, manusia, dan metoda sebagai penyebab defect geser dan inklusi pasir. Usulan perbaikan yang tepat berupa alat bantu pengukuran pada model cetakan untuk mengukur diameter pada baut pein pelurus model cetakan, dan juga alat bantu pengecekan pada cetakan pasir dan model untuk mengetahui diameter lubang pein pelurus pada cetakan pasir dan diameter pein pelurus pada model serta penambahan peringatan berupa poster agar operator menjadi lebih waspada dengan harapan tidak ditemukan defect kedepannya dan dapat meningkatkan kualitas. Kata kunci : Pindad, Defect, Six sigma, DMAIC, Coupling head
Perancangan Usulan Perbaikan Proses Persiapan Bahan, Pemotongan Bahan, Dan Sewing, Pada Produksi Celana Jeans Di Pt Xyz Dengan Metode Six Sigma Saskia Latifah Choir; Marina Yustiana Lubis; Agus Alex Yanuar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam pelaksanaan produksi celana jeans, sejumlah produk cacat ditemukan yang mengakibatkan tidak tercapainya target jumlah produksi. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi dan mengalisis penyebab terjadi produk cacat tersebut. Dengan menggunakan metode six sigma dengan tahapan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control), pada tahap define, diketahui CTQ produk dan dilakukan observasi di tahap proses produksi, hingga ditemukan proses yang bermasalah, penyebab terjadinya 14 jenis cacat pada produk cacat. Proses yang bermasalah yang akan di berikan usulan perbaikan yaitu pengecekan kelayakan bahan, pemotongan bahan, dan sewing III. Pada tahap measure dilakukan perhitungan kapabilitas proses dengan hasil 3.92 sigma dan DPMO 7764. Tahap analyze, akar penyebab pada proses yang bermasalah diindentifikasi dengan menggunakan fishbone diagram dan FMEA untuk menentukan prioritas kegagalan potensial. Sehingga di tahap improve, diberikan usulan perbaikan untuk mengatasi kegagalan tersebut yaitu pemasangan lampu led panel kotak di mesin inspeksi bahan, pembuatan display visual pengingat pengecekan kondisi mesin potong, penambahan proses set up mesin sebelum mulai menjahit dan penambahan pelindung pada area jarum di mesin jahit. Kata Kunci : Six sigma, DMAIC, Level sigma, CTQ, Celana jeans Abstract In the implementation of jeans production, a number of defective products were found that resulted in not achieving the target production amount. Further research is needed to identify and calculate the cause of the defective product. Using the method Six Sigma with the stage DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control), in the Define phase, known CTQ products and performed observations at the stage of the production process, and found the problematic process, the cause of the occurrence of 14 types Defects in defective products. The problematic process is the material preparation, material cutting, and sewing III. In the measure, calculation of process capability with the result of 3.92 Sigma and DPMO 7764. The Analyze stage, the root cause of the problematic process is identified by the Fishbone diagram and FMEA to determine the priority of potential failures. So in the improvement phase, given the design improvement to overcome the failure are installation of the LED panel panels in the Machine inspection materials, the manufacture of visual display reminder to checking condition of cutting machine, the addition of the process set up machine in sewing process and additional protective on needle area in sewing machine. Keywords : Six Sigma, DMAIC, Level sigma, CTQ, Jeans
Perancangan Alat Bantu Untuk Meminimasi Defect Pada Proses Peleburan Komponen Coupling Head Dengan Metode Six Sigma Di Pt Xxx Nino Setyo Utomo; Marina Yustiana Lubis; Agus Alex Yanuar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu produk PT XXX adalah Air Brake System untuk kereta api. Selanjutnya pada penelitian ini apabila disebutkan Air Brake System maka yang dimaksud adalah sistem pengereman angin untuk kereta api. Tidak semua komponen Air Brake Sytem dibuat oleh PT XXX. Menurut data produksi komponen air brake system yang diproduksi Divisi Tempa dan Cor tahun 2018 produk coupling head menempati urutan pertama rata-rata defect terbanyak yaitu sebesar 26.49 produk atau sebanyak 1245 produk dari 24079 produk yang di produksi. Maka dari itu pada penelitian ini berfokus pada perbaikan proses produksi coupling head. Penelitian ini juga lebih difokuskan lagi pada perbaikan proses peleburan, karena menjadi sumber defect terbanyak yaitu sebanyak tiga jenis defect berupa beku dini (BD), blow hole (BH) dan inklusi terak (IT). Untuk menentukan usulan perbaikan penelitian ini menggunakan metode six sigma. Pada tahap pendahuluan untuk mementukan akar permaslahan menggunakan tahap Define, Measure, dan Analyze. Seperti yang sudah diketahui di atas, pada tahap define ditemukan bahwa proses peleburan adalah proses yang paling bermasalah. Lalu pada tahap measure didapat DPMO sebesar 6639 dengan level sigma sebesar 3,97. Sehingga pada tahap analayze dicari tahu akar permaslahan menggunakan fishbone diagram untuk selanjutnya dibuat prioritas menggunakan FMEA. Selanjutnya adlah tahap improve. Dimulai dari nilai RPN yang didapatkan pada FMEA. Sehingga didapat usulan berupa, Menyediakan alat pengukur suhu (termometer infrared) dan membuat percobaan berapa lama waktu pemanasan yang dibutuhkan hingga ladle mencapai suhu 800°C, meleburkan logam cair hingga ketitik maksimal (1550°C) dan menambah suhu ladle hingga 900°C, menyediakan ladle kecil yang ukurannya sesuai dengan satu kali penuangan cetakan coupling head, membuat penyangga untuk ladle saat penuangan. menyediakan fasilitas kaca mata safety dengan kaca berwarna hitam. Kata kunci: XXX, Coupling head, Defect, Improvement , Six sigma