Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMISAHAN NaCl DARI LIMBAH PADAT IKM GARAM BERYODIUM UNTUK INDUSTRI PENYAMAKAAN KULIT DAN PENGOLAHAN AIR INDUSTRI Nilawati Nilawati; Marihati Marihati; Muryati Muyati
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 27, No 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.125 KB) | DOI: 10.28959/jdpi.v27i2.1615

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sludge kotor menjadi garam untuk industri penyamakan kulit dan pengolahan air industri dengan spesifikasi NaCl minimum 85%. Variabel yang digunakan yaitu variabel pertama adalah formulasi sludge, terdiri dari perbandingan sludge bersih dan sludge kotor yaitu 50%: 50%dan 0:100%). Variabel kedua adalah jumlah penambahan Na2CO3dalam proses pemurnian larutan garam terdiri dari 0, 3 ,4 dan 5 g/l larutan garam 240Be. Penambahan Na2CO3sebanyak 4 g/l larutan garam merupakan hasil yang terbaik dengan nilai prosentase penurunan Ca2+ minimum 91,67% dan zat pengotor Mg++mengalami penurunan minimum 14%. Pemisahan NaCl dari sludge melalui proses pelarutan dan pemurnian menaikkan NaCl formula 50%:50% dari 66,75% menjadi 95,77%, sedangkan NaCl dari formula 0:100% dari 48,5% menjadi 91,87%. Rendemen garam untuk formula 50% : 50% dan 0: 100% masing-masing 79,7% dan 77,4%.
Low Energy Bacteria Preservation of Extremely Halophilic Archaea Haloferax Lucentense and Haloferax Chudinovii Immobilized using Natural Zeolite Rizal Awaludin Malik; Nilawati Nilawati; Novarina Irnaning Handayani; Rame Rame; Silvy Djayanti; Ningsih Ika Pratiwi; Nanik Indah Setianingsih; Nasuka Nasuka
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 10 No. 2 (2019)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2019.v10.no2.p16-28

Abstract

The methods of microbial cells preservation were already known by liquid drying, freeze-drying, and freezing. Those methods could preserve bacteria cells in a long period of time but its survivability was relatively low and used relatively high energy during preservation. Immobilization was known as entrapping, attaching or encapsulating bacterial cells in a suitable matrix. This research was conducted to know the suitability of zeolite as immobilization carrier and also as preservation matrix of two halophilic archaea Haloferax chudinovii and Haloferax lucentense. Variable of this research was the type of the carrier which was raw zeolite, 110oC and 300oC heat-activated zeolite carrier, parameters measured in this study was physical and chemical of zeolite such as chemical content, Si/Al ratio, surface area and pore volume, and biochemical assay, bacterial cells numbers after immobilization and bacterial cells after preservation as bacterial response to the immobilization and preservation. Heat activation was significantly affecting the chemical composition, carrier surface area, and pore volume. Highest surface area, pore volume, and Si/Al ratio were obtained in 110oC pretreated zeolite followed by 300oC pretreated zeolite. The bacterial cells obtained after immobilization process was 1,8x107 cfu/g, 3,0 x 107 cfu/g, and 2,1x107 for raw zeolite, 110oC pretreated zeolite and 300oC zeolite respectively. After 4 months preservation, the slight reduction of the bacterial cells was observed. Immobilization halophilic archaeae using zeolite as carrier was proven as low cost and effective preservation method due to relatively simple process and unspecific preservation temperature requirements.
Efficient Cell-Wall Disruption of Microalgae Chlorella Vulgaris in water by catalytic ozonation over Microporous Carbon-Supported Titanium Oxide Rame Rame; Nilawati Nilawati; Silvy Djayanti; Novarina Irnaning Handayani; Agus Purwanto; Lisa Ruliaty; Ganang Dwi Harjanto
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2018.v9.no2.p30-36

Abstract

This study investigated several parameters for cell-wall disruption from microalgae Chlorella vulgaris during catalytic ozonation over microporous carbon-supported titanium oxide, including flow ozone, catalytic time, and reactor capacity. At the same time, the cell-wall disruption yield and an active compound yield such as chlorophyll and carotenoid were evaluated for each pretreatment. The required delivered flow ozone to achieve 76,47% cell-wall disruption of Chlorella vulgaris was 1 minute at 4 LPM, which produced chlorophyll 56,75% and carotenoid 89,09%. Carbon-supported titanium oxide reduces the required O3 dose and catalytic time for cell-wall disruption; however, it limited chlorophyll yield did not exceed 75,67%. Pretreatment with 1 minute at 1 LPM in 2 liters produced carotenoid yield by approximately 98,18%, though it reduced chlorophyll to 59,45%.
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR GARAM BAHAN BAKU 30˚ Be UNTUK PENGASINAN IKAN GABUS RENDAH NACl DAN MENGANDUNG Mg Nilawati Nilawati
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 5 No. 2 (2014)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2014.v5.no2.p67-73

Abstract

Pengasinan merupakan metode pengawetan yang sudah lama dengan menggunakan garam krosok namun pengasinan dengan limbah cair garam 30˚ Be belum banyak dilakukan. Keuntungan dengan metode ini akan menghasilkan produk ikan asin yang rendah NaCl dan tinggi kandungan Mg. Penelitian ini menggunakan 1 variabel yaitu konsentrasi limbah cair garam 30˚ Be yaitu B0 (0 persen- kontrol), B10 (10 persen). B20 (20 persen), B30 (30 persen), B40(40 persen), B50 (50 persen) dan kontrol B100 (100 persen) serta kontrol pembanding penggaraman kering dengan garam bahan baku G100 (100 persen) atau dikenal garam krosok. Hasil penelitian diperoleh kandungan NaCl murni pada pemakaian larutan 30˚ Be sebanyak 10 persen sebesar 6,952 persen. Dan pada konsentrasi limbah cair garam 30˚ Be dengan konsentrasi 50 persen diperoleh kndungan NaCl murni sebesar 15,478 persen, namun untuk kontrol yang menggunakan garam krosok maka NaCl nya paling tinggi, sedangkan kontrol dengan 100 persen larutan 30˚ Be kandungan NaCl murninya sampai 25,134 persen, yang menggunakan garam bahan baku kandungan NaCl sebesar 43,864 persen. Perlakuan yang terbaik diperoleh pada pemakaian larutan garam 30˚ Be pada konsentrasi 40 persen. Kandungan Magnesium pada penelitian ini berkisar antara 0,387 Sampai 3,444 persen. Perlakuan mulai konsentrasi 30 persen keatas penampakan ikan asin putih kecoklatan , empuk, bersih, namun kalau dibawah 30 persen penampakannya kecoklatan muda, daging liat agak keras namun NaCl nya rendah.
KEMAMPUAN BAKTERI HALOFILIK UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PEMINDANGAN IKAN Nilawati Nilawati; Marihati Marihati; Susdawanita Susdawanita; Nanik Indah Setianingsih
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 6 No. 1 (2015)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2015.v6.no1.p23-28

Abstract

Industri pemindangan ikan dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah cair. Limbah tersebut langsung dibuang ke sungai, hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama bau akibat dari pembusukan protein.Kapasitasnya 150 m3 per-hari untuk 1 industri. Limbah cair rebusan ikan pindang mengandung beban cemaran yang cukup tinggi, dengan nilai permanganat 15.073 ppm dan BOD 5.380 ppm.Pengolahan limbah cair dalam penelitian ini menggunakan sistem batch dan kontinyu yang diamati setiap hari selama 8 hari (hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7). Hasil penelitian menunjukkan penurunan nilai permanganat paling optimal terjadi pada hari ke 6 sebesar 4.266 ppm atau penurunannya sebesar 2.401 ppm , atau 36,01 persen untuk sistem batch. Sistem kontinyu penurunan optimal pada hari ke-3 yaitu 5.906 ppm turun 13,47 persen.Jadi sistem batch lebih efektif daripada sistem kontinyu pada pengolahan limbah pindang dengan bakteri halofilik. Nilai BOD terjadi penurunan yang signifikan, untuk pengolahan dengan sistem batch secara keseluruhan nilai BOD sistem batch lebih rendah daripada sistem kontinyu. Penurunan yang optimal pada hari ke-6menjadi 496 ppm terjadi penurunan sebesar 1.203 ppm atau 70,81 persen, sedangkan sistem kontinyu nilai BOD tidak terjadi penurunan.
Pengolahan Air Limbah Kadar Garam Tinggi dengan Sistem Lumpur Aktif Nanik Indah Setianingsih; Danny Widyakusuma Hermawan; Nilawati Nilawati
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 6 No. 2 (2015)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2015.v6.no2.p45-50

Abstract

Air limbah perebusan dari industri kacang garing masih menjadi permasalahan karena mengandung garam yang tinggi. Pada kegiatan penelitian ini dilakukan pengolahan air limbah tersebut dengan sistem lumpur aktif dengan memanfaatkan mikroba yang sudah teradaptasi dengan kadar garam tinggi berasal dari bak equalisasi air limbah tersebut. Percobaan penelitian pengolahan limbah dilakukan dengan dua kondisi yaitu kadar MLVSS (Mixed Liquour Volatile Suspended Solid) awal 1000 mg/L dan 2000 mg/L, pengamatan sampel dilakukan setiap 24 jam selama lima hari. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat penurunan nilai BOD dan permanganat pada sampel air limbah namun tidak terjadi penurunan untuk parameter nilai klorida. Penurunan nilai BOD adalah sebesar 89,89% dengan perlakuan MLVSS 1000 mg/L dan 91,01 % untuk perlakuan MLVSS 2000 mg/L. Kondisi optimal pada sistem lumpur aktif belum tercapai yang ditunjukkan dari nilai sludge volume masih kurang dari 30%. Sampel hasil pengolahan belum dapat memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan dengan nilai BOD 352,2 mg/L, permanganat 213,4 mg/L dan klorida 8347 mg/L.