Agus Purwanto
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Implementation Of Electrocatalytic Reactor As Oxidation Unit For Residual Reagent Wastewater Of Testing Laboratory Aris Mukimin; Kukuh Aryo Wicaksono; Nur Zen; Agus Purwanto; Hanny Vistanti
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2018.v9.no2.p11-20

Abstract

The remaining reagent from the sample analysis process become a significant source of hazardous waste of laboratory tasting activities. Methylene blue, phenol and oil are pollutants common in the remaining reagent waste. The electrocatalytic reactor is effective oxidation units for these organic pollutants. The reactor was made for a 50 L capacity with cylindrical metal oxide as the anode. The three anode which 6 cm in diameter and 50 cm in length were paired stainless cathode with the distance of 2.5 cm. The reactor was also equipped with a stirrer that is connected to the motor so that the mass transfer and oxidizing agents is more effective. The reactor application was carried out by feeding the remaining reagent waste into the electrocatalytic unit and giving DC potential 5 Volt. Each COD content for reagent waste of detergent: 2864 mg/L, phenol: 838 mg/L and oil: 708 mg/L. The reactor has reduced COD to 2157 mg/L (detergent), 399 mg/L (phenol) and 506 mg/L (oil) for 120 minutes. The high COD content in residual is caused by solvent (chloroform or hexane) that used at extraction step in determining the process of a sample. This compound is tough to oxidize into CO2 by OH radical or hypochlorite acid formed at the anode during the electrolysis process
Efficient Cell-Wall Disruption of Microalgae Chlorella Vulgaris in water by catalytic ozonation over Microporous Carbon-Supported Titanium Oxide Rame Rame; Nilawati Nilawati; Silvy Djayanti; Novarina Irnaning Handayani; Agus Purwanto; Lisa Ruliaty; Ganang Dwi Harjanto
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2018.v9.no2.p30-36

Abstract

This study investigated several parameters for cell-wall disruption from microalgae Chlorella vulgaris during catalytic ozonation over microporous carbon-supported titanium oxide, including flow ozone, catalytic time, and reactor capacity. At the same time, the cell-wall disruption yield and an active compound yield such as chlorophyll and carotenoid were evaluated for each pretreatment. The required delivered flow ozone to achieve 76,47% cell-wall disruption of Chlorella vulgaris was 1 minute at 4 LPM, which produced chlorophyll 56,75% and carotenoid 89,09%. Carbon-supported titanium oxide reduces the required O3 dose and catalytic time for cell-wall disruption; however, it limited chlorophyll yield did not exceed 75,67%. Pretreatment with 1 minute at 1 LPM in 2 liters produced carotenoid yield by approximately 98,18%, though it reduced chlorophyll to 59,45%.
Integrasi Teknologi Koagulasi-Flokulasi dengan Filter Silika-Karbon Aktif Up Flow Sebagai Unit Pengolah Air Limbah Industri Karpet Aris Mukimin; Agus Purwanto; Cholid Syahroni; Misbachul Moenir; Rame; Agung Budiarto
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p13-22

Abstract

Latek, kapur dan air merupakan bahan utama dalam proses produksi industri karpet. Komposisi dari ketiga bahan tersebut secara berurutan 30%, 50% dan 20% sehingga karakteristik air limbahnya dominan mengandung COD dan TDS. Integrasi koagulasi-flokuasi dengan filter silika-karbon aktif menjadi pilihan yang tepat sebagai unit pengolah polutan tersebut. Unit koagulasi dibuat dalam bentuk tabung silinder dengan kapasitas 2,5 m3, adapun filter silika-karbon aktif ditempatkan dalam dua tabung vertikal dengan kapasitas masing-masing 50 L . Proses koagulasi-fllokulasi dilakukan dengan sistem bacth menggunakan tawas dan anion yang dilanjutkan dengan sedimentasi dan aerasi. Filter vertikal silika-karbon aktif dioperasikan dengan sistem alir kontinyu secara up flow sebagai tahap akhir dari unit pengolahan. Reduksi COD dan DHL telah mampu mencapai 92% dan 74% dengan dosis tawas 1,96 Kg, kapur 0,857 Kg dan anion 1 g untuk volume limbah 2,45 m3 serta laju alir 6 L/menit di filter silika-karbon aktif.
Pengolahan Air Limbah Tekstil Berbasis Ozonisasi Katalitik dengan Katalis Besi (III) oksida (Fe2O3) dan Aluminium oksida (Al2O3) Menggunakan Difuser Mikro Rame; Agus Purwanto; Agung Budiarto
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no2.p67-75

Abstract

Proses oksidasi lanjut (AOP) merupakan teknologi pengolahan air limbah industri tekstil yang sangat potensial. Kelemahan teknologi ini adalah pemakaian H2O2 yang berimplikasi pada biaya operasional dan peningkatan kadar keasaman. Teknologi ozonisasi katalitik terintegrasi katalis Fe2O3 dan Al2O3 dengan difuser mikroadalah alternatif solusi yang murah dan efisien. Ozonisasi katalitik dilakukan dengan variasi dosis katalis 500 g, 1000 g, 1500 g dan flow ozon 1, 2, 3, 4 L/menit dengan volume air limbah 20 L. Optimalisasi proses ozonisasi katalitik dilakukan melalui variasi waktu kontak. Kinerja fungsi katalis diukur berdasarkan umur pemakaian. Indikator kinerja reaktor diukur dengan parameter warna, suhu, TSS, COD, dan BOD5. Kondisi ozonisasi katalitik terbaik untuk dosis katalis 500 g Fe2O3, 500 g Al2O3, waktu ozonisasi katalitik 20 menit dengan flow ozon 2 L/menit.
PEMANFAATAN SERUTAN KARET BAN BEKAS SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SILIKA PADA CLC (CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE) Agung Budiarto; Agus Purwanto
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2016.v7.no1.p23-30

Abstract

CLC adalah jenis beton ringan ramah lingkungan karena proses pembuatannya menggunakan energi yang lebih sedikit daripada bata merah. Namun sebagai salah satu turunan beton, CLC juga memiliki sifat getas. Mempertimbangkan cara untuk memperbaiki sifat-sifat CLC yang getas, maka diperlukan substitusi bahan yang dapat menggantikan material dasar beton. Salah satu substitusi material beton adalah dengan menggunakan limbah karet dari ban bekas yang diserut (panjang ± 2-3 cm, dia. ± 2-4 mm). Ban karet dapat memberikan sifat elastis dan mencegah retak karena memiliki modulus elastisitas 0,77-1,33 MPa, dan memiliki berat isi antara 1,08-1,27 t/m³. Dalam percobaan ini, dibuat 6 formulasi bahan baku beton ringan dan memperoleh 2 formula dengan potensi untuk dimodifikasi. Sampel P10 memiliki berat isi yang paling ringan sekitar 903 kg/m³ dengan perbandingan PS:PC:KP:Al:Air sebesar 63%:12%:2,7%:0.14%: 23% dan formula P12 yang memiliki kuat tekan tertinggi mencapai 6 N/mm² dengan perbandingan PS:PC:KP:Al:Air:PFA sebesar 63%:6%:2,7%:0.14%:23%:6%. Modifikasi dibuat dari P10 dan P12 mengganti komposisi pasir silika dengan serutan ban karet mulai dari 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, sampai dengan 50%. Pemakaian limbah karet ban bekas yang diserut dapat meningkatkan kuat tekan bata ringan tersebut hingga substitusi 50% limbah dengan densitas antara 1.160 – 1.330 kg/m³