- Ismail
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN RAJUNGAN ALAT TANGKAP JARING PEJER (BOTTOM SET GILL NET) DAN JARING GONDRONG (TRAMMEL NET) DI DESA SUKOHARJO KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG Romadhani, Mentari; Ismail, -; Boesono, Herry
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 1: Januari 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.829 KB)

Abstract

Desa Sukoharjo adalah salah satu desa di Kabupaten Rembang yang merupakan desa penghasil rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek teknis penangkapan rajungan. Menganalisis perbandingan pendapatan serta menganalisis aspek finansial kelayakan usaha jaring Pejer (Bottom set gill net) dan jaring Gondrong (Trammel net) di Desa Sukoharjo.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif bersifat studi kasus dengan jumlah sebanyak 60 sampel yang terdiri 30 nelayan jaring Pejer (Bottom set gill net) dan 30 nelayan jaring Gondrong (Trammel net). Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Metode analisa data yang digunakan adalah analisis pendapatan menggunakan uji statistik dan aspek finansial. Hasil penelitian menunjukkan secara teknis jaring Pejer (Bottom set gill net) dan jaring Gondrong (Trammel net) mempunyai panjang 160 m dan 157 m. Perahu terbuat dari kayu dan mesin berkekuatan 16-24 PK. Pengoperasian 3 tahap yaitu setting, immersing, hauling. Fishing ground diperairan Rembang. Hasil analisis pendapatan penangkapan rajungan Ho ditolak artinya adanya perbedaan pendapatan antara kedua kelompok usaha penangkapan rajungan dengan finansial usaha didapatkan nilai finansial kedua alat tangkap tersebut, menunjukan bahwa kegiatan usaha penangkapan alat tangkap tangkap jaring Pejer  (Bottom set gill net) dan jaring Gondrong (Trammel net) layak dijalankan. Sukoharjo is one of the villages in Rembang which is producing blue swimming crabs. This study aimed to examines the technical aspects of catching blue swimming crab. Analyzing the ratio of income as well as analyzing financial aspects of the business feasibility Bottom set gill net and Trammel net in the village of Sukoharjo. The method used is descriptive method is a case study with a sample of of respondents is as many as 60 sample consisting of 30 fishermen Bottom set gill net and 30 fishermen Trammel net. The sampling method using purposive sampling. Data taken the form of primary data and secondary data. Data analysis method used is the income analysis using statistical tests and financial aspects. The results showed technically Bottom set gill net and Trammel net has a length of 160 m and 157 m. The boat is made of wood and powered engine 16-24 PK. Operation of three phases, namely setting, immersing, hauling. Apex fishing ground waters Rembang. Results of analysis using t-test is obtained, then Ho is rejected. income instruments  fishing gear Bottom set gill net and Trammel net amounted to Rp. 59.708.000,- per year and Rp 61.717.000,-per year with financially acquired businesses on the financial value of the fishing gear, showed business activity catching blue swimming crab is Bottom set gill net and Trammel net viable.
ANALISIS KINERJA KUD MINA KARYA BAHARI DALAM USAHA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KOTA CIREBON Handayani, Pertiwi; Ismail, -; Pramonowibowo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 3: Agustus, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.708 KB)

Abstract

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi program dan unit-unit usaha KUD Mina Karya Bahari, Menganalisis kinerja KUD Mina Karya Bahari dalam usaha pemberdayaan masyrakat nelayan, dan Menyusun strategi KUD Mina Karya Bahari dalam rangka pemberdayaan masyarakat nelayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara observasi langsung ke lapangan.Dari program yang berjalan di Koperasi Unit Desa Mina Karya Bahari adalah TPI (tempat pelelangan ikan) dan jasa penyaluran BBM; Melalui analisis kinerja balanced scorecard didapatkan bahwa dalam programnya Koperasi Unit Desa Mina Karya Bahari termasuk dalam kategori berhasil; Pelanggan Koperasi Unit Desa Mina Karya Bahari menyatakan bahwa adanya ketidakmerataan dalam pelayanan, selain itu kurangnya program yang mendukung kegiatan untuk penyediaan bahan baku nelayan untuk menangkap ikan.; dan Untuk bahan rujukan dan perbandingan Koperasi Unit Desa Mina Karya Bahari matrik SWOT dapat diketahui bahwa strategi yang dipilih adalah strategi pada kuadran I yaitu strategi S-O (Strength – Opportunity). Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya yang digunakan dalam upaya mengembangkan Koperasi Unit Desa Mina Karya Bahari. Cooperative is a legal entity established by a natural person or legal entity cooperative, with the separation of the wealth of its members as capital to run the business, which meets the aspirations and needs together in the economic, social, and cultural fit with the values and principles of cooperatives.The purpose of this study is to identify programs and business units KUD Mina Karya Bahari, analyze the performance of KUD Mina Bahari work in an effort to empower the community of fishermen, and Develop strategies KUD Mina Bahari work in order to empower fishing communities. The method used in this research is descriptive method by means of direct observation in the field.Of programs running in KUD Mina Karya Bahari is TPI (the fish auction) and fuel distribution services; Community empowerment is based on the respondents found that the value of the interval of the customer satisfaction index is not satisfied. Because in the category of 165 - 297. Customers KUD Mina Karya Bahari claimed that the existence of inequality in service, in addition to the lack of programs that support the activities for the supply of raw materials fishermen to catch fish .; and For reference materials and comparison KUD Mina Karya Bahari SWOT matrix can be seen that the chosen strategy is the strategy in the first quadrant is SO strategy (Strength - Opportunity). This strategy is made to exploit all the power to seize and exploit opportunities as possible were used in an attempt to develop KUD Mina Karya Bahari.
ANALISIS FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP CANTRANG 30 GT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TASIK AGUNG REMBANG Al Bayyinah, Auliya; Ismail, -; Hapsari, Trisnani Dwi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 3: Agustus, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.923 KB)

Abstract

Kabupaten Rembang merupakan Kabupaten yang terletak di pantai Utara Provinsi Jawa Tengah yang memiliki jumlah produksi perikanan tangkap terbesar di Provinsi Jawa Tengah dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Penelitian ini mengambil usaha penangkapan cantrang karena alat tangkap cantrang merupakan salah satu alat tangkap yang jumlahnya paling banyak dibandingkan Kecamatan lain di Kabupaten Rembang. Kapal cantrang yang dioperasikan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tasik Agung berkisar antara 10 – 30 GT dengan 1 trip selama ± 7 – 25 hari. Mayoritas masyarakat di Desa Tasik Agung bekerja sebagai nelayan cantrang. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diketahui sampai seberapa jauh kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap cantrang masih dapat memberikan keuntungan dan dikatakan layak. Penelitian ini bertujuan mengkaji aspek teknis perikanan cantrang dan menganalisis aspek kelayakan finansial usaha penangkapan cantrang di PPP Tasik Agung Rembang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai Januari 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan studi kasus. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah responden 8. Metode analisis  data yang digunakan adalah NPV, IRR, PP dan B/C Ratio. Hasil penelitian diketahui bahwa investasi yang diperlukan untuk usaha perikanan tangkap cantrang dengan ukuran kapal 30 GT berkisar antara Rp. 505.600.000,- sampai Rp. 598.200.000,-. Pendapatan rata-rata sebesar Rp. 1.070.260.281,-/th dengan biaya total Rp. 902.028.022,-/th menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 168.232.259,- /th. Berdasarkan hasil perhitungan analisis finansial usaha perikanan tangkap cantrang diperoleh nilai NPV rata-rata Rp. 946.550.226,-, B/C ratio rata-rata 1,13 , IRR rata-rata 31% dan PP (Payback Period) rata-rata 3,30. Kesimpulan yang diperoleh adalah usaha perikanan tangkap cantrang di PPP Tasik Agung Rembang dapat dikatakan layak secara finansial. Rembang Regency is one of regencies located in the North Coast Area of Central Java Province which produces the largest fishing catch in Central Java Province. The object of this research is Danish Seine, a fishing gear that is more in its quantity in Rembang Sub district than other sub districts in Rembang Regency. Danish Seine, operated in Tasik Agung Fishing Port, has size 10 – 30 GT with its fishing trip is around 7 - 25 days. Most of people in Tasik Agung Village work as a fisherman using Danish Seine. Related with this condition, it is necessary to know how long fishing activity using Danish Seine will be profitable and can be done feasibly. The purpose of this research is to assess the technical aspect of Danish Seine and analyze feasibility aspect of fishing business using Danish Seine in Tasik Agung Coastal Fishing Port. This research was conducted on December 2013 until January 2014. The method used in this research is descriptive method and case study. The purposive sampling method is used in this research which gets 8 respondents. The data were analyzed using NPV, IRR, PP and B/C ratio. The findings of the research implies that the minimal investment required for fishing business using Danish Seine with a ship having size 30 GT was about Rp. 505.600.000,- to Rp. 598.200.000,-. The business made Rp. 1.070.260.281,-/year of average income with Rp. 902.028.022,-/year of total cost, this business made profit of Rp. 168.232.259,- /year. Based on the calculation of financial analysis of fishing business using Danish Seine, the average NPV is Rp. 946.550.226,-, the average of B/C ratio is 1,13 , the average of IRR is  31%,  and  the average of PP (Payback Period) is 3,30. From this research, it can be concluded that the fishing business using Danish Seine in Tasik Agung Fishing Port, Rembang is feasible.     
ANALISIS PEMASARAN HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) SE-KABUPATEN GUNUNGKIDUL Maisyaroh, Nisa; Ismail, -; Boesono, Herry
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 3: Agustus, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.353 KB)

Abstract

Lobster merupakan salah satu komoditas perikanan penting di Kabupaten Gunungkidul. Nilai ekonomis lobster cukup tinggi yaitu mencapai Rp.200.000,- sampai Rp.400.000,- perKg. Lobster juga merupakan komoditas ekspor. Produksi lobster di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 mencapai 88,27 ton. Produksi perikanan yang besar harus diimbangi dengan adanya pemasaran yang efisien mengingat dari hasil perikanan yang mudah rusak. Pemasaran merupakan hal yang paling penting dalam menjalankan sebuah usaha perikanan karena pemasaran merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan nelayan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk saluran distribusi, margin pemasaran, keuntungan dan menganalisis efisiensi pemasaran pada tiap-tiap lembaga pemasaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Secara khusus metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan metode pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bentuk saluran distribusi di setiap TPI ada 2 saluran yaitu Produsen à Pedagang Pengumpul à Konsumen dan Produsen à PedagangPengumpul à Eksportir. Margin pemasaran untuk saluran kedua di semua TPI dari pedagang pengumpul sama yaitu sebesar Rp. 50.000,-/kg. Margin pemasaran untuk saluran pertama di TPI Gunungkidul Lobster batu antara Rp.15.000,-/kg sampai Rp.25.000,-/kg, Lobster pasir antara Rp. 20.000,-/kg sampai Rp. 30.000,-/kg. Nilai efisiensi pemasaran yang paling efisien adalah saluran kedua, dimana nilai efisiensi saluran kedua lebih kecil dibandingkan nilai efisiensi saluran pertama. Lobster is one of fisheries commodities in Gunungkidul. Lobster is valued around Rp. 200.000,- to Rp. 400.000,- / kilogram and it makes lobster has high economic value. Lobstor is also one of export commodities.  The lobster production in Gunungkidul Regency in 2012 reached 88,72 tons. The high production of fish must be balanced with the efficient marketing of fishery products that are easily damaged. Marketing is the most important point in running a fishing business because marketing is an economic action that influences the fishermen’s income. The research was intended to analyze the distribution network, marketing margin, profit and the marketing efficiency in every market. Descriptive method was used in this research, specifically descriptive method using study case approach and accidental sampling method.  The result has shown that there are two distribution channels in every TPI 2 channels namely 1) Producer à fish wholesaler à Consumers and 2) Producer à fish wholesaler à Exporter. The marketing margins for the second line in all TPI from the same wholesaler is Rp. 50.000, - / kg. The marketing margin for the first line rock lobster between Rp.15,000,-/kg to Rp.25,000,-/kg. Sand lobster between Rp.20,000,-/kg to Rp.30,000,-/kg. The most efficient market value is the second line where the efficiency value is less than the first line’s efficiency value.
ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP PAYANG DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) WONOKERTO KABUPATEN PEKALONGAN Tambunsaribu, Jasi Rani; Ismail, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.743 KB)

Abstract

Produksi perikanan di PPP Wonokerto terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana alat tangkap Payang merupakan salah satu alat tangkap yang dominan di PPP Wonokerto. Dengan demikian, perlu diketahui seberapa jauh kegiatan perikanan payang masih dapat berjalan dengan layak untuk diusahakan.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aspek teknis usaha perikanan tangkap payang dan menganalisis tingkat kelayakan usaha dari segi finansial dengan menghitung NPV, IRR, B/C Ratio dan PP. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus deskriptif. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis teknis dan analisis finansial. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengukuran, observasi langsung dan wawancara, sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan dengan mengambil data dan informasi dari instansi-instansi yang mendukung penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap payang yang di operasikan di perairan Wonokerto memiliki ukuran mata jaring (mesh size) 2 – 15 inchi, dengan hasil tangkapan ikan pelagis. Analisis finansial usaha perikanan tangkap payang didapatkan nilai NPV Rp 470.706.068; IRR 36 % ;PP 1,15 tahun; dan B/C ratio 1,25 yang berarti bahwa usaha perikanan tangkap payang di PPP Wonokerto layak secara finansial. Fish production in PPP Wonokerto continues to increase from year to year, which Payang fishing tool is one of the dominant fishing equipment in PPP Wonokerto. Therefore, needed to know how much payang fishing activity still be able to walk properly to be applied. This research purpose is to know the technical aspects of the payang fishery business and analyze the feasibility of financial terms to calculate NPV, IRR, B / C Ratio and PP. This study was conducted in May 2015. The method used was the descriptive case study method. The sampling method used was purposive sampling. Data analysis method used was the analysis of the technical and financial analysis. Primary data collection was done by measuring, direct observation and interviews, while secondary data collection was done by taking the data and information from agencies that support research. The results showed that the payang fishing equpment that operated in Wonokerto waters have a mesh size 2-15 inches, with catches of pelagic fish. Financial analysis to payang fishing obtained NPV value of Rp 470 706 068; IRR 36%; PP 1.15 years; and B / C ratio of 1.25, which means that the payang fishery business in PPP Wonokerto financially feasible.
PENGARUH PERKREDITAN KPL (KOPERASI PERIKANAN LAUT) MINA SUMITRA TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN GILLNET DI DESA KARANGSONG KABUPATEN INDRAMAYU Maulana, Ali Rizki; Ismail, -; Yulianto, Taufik
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.597 KB)

Abstract

Pemberian kredit oleh KPL Mina Sumitra terhadap nelayan gillnet di Desa Karangsong Kabupaten Indramayu sangat berpengaruh untuk meningkatkan pendapatan nelayan gillnet, karena dengan pinjaman kredit dari KPL Mina Sumitra nelayan gillnet dapat memenuhi perlengkapan untuk melaut. Kurangnya biaya untuk usaha penangkapan ikan merupakan alasan utama nelayan gillnet meminjam kredit dari KPL Mina Sumitra. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian kredit KPL Mina Sumitra terhadap pendapatan nelayan gillnet. Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitis, menggunakan teknik survey.Penelitian dilakukan di Desa Karangsong Kabupaten Indramayu yang dipilih secara purposive. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan teknik wawancara, pencatatan dan observasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis regresi linear sederhana dan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya kredit dengan pendapatan bersih nelayan gillnet diperoleh nilai korelasi sebesar 0,711 dan koefisisen determinasi 50,60 %, kemudian berdasarkan uji t diperoleh t-hitung 12,274> t tabel 1,699 dengan signifikasi 5 % Kesimpulan yang dihasilkan adalah pemberian kredit oleh KPL Mina Sumitra sangat berpengaruh terhadap pendapatan bersih nelayan gillnet dan dengan adanya kredit nelayan gillnet dapat menambah modal untuk usaha penangkapan ikan sehingga semakin besar modal yang diberikan untuk biaya perbekalan, lama trip meningkat maka pendapatan bersih akan lebih banyak. The giving of credit by the MPA Mina Sumitra on gillnet fishing in Indramayu Regency Village Karangsong very influential gillnet fishermen to increase revenue, because the credit loans from Mina MPA Sumitra gillnet fishermen can meet supplies for fishing. Lack of finance for the fishing industry is a major reason gillnet fishermen borrow loans from Mina MPA Sumitra. This study aims to determine the effect of MPA Mina Sumitra credit to gillnet fishermen income. The basic method is descriptive analytical study, using survey techniques.The study was conducted in the village of Karangsong purposively selected. The data used is primary data and secondary data were collected by interview, observation and record keeping. Data analysis method used is by simple linear regression analysis and t test. The analysis showed that the amount of credit with gillnet fishing net income obtained correlation value of 0.711 and 50.60% koefisisen determination, later acquired by t test 12.274> t table 1.699 with a significance of 5% resulting conclusion is the provision of credit by KPL Mina Sumitra influence on gillnet fishing net income and the presence of credit may increase the capital gillnet fishermen to fishing effort so that the greater the cost of capital provided for supplies, long trip increases, the net income will be more than.
ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN LAYUR (Trichiurus lepturus) YANG DIDARATKAN DI TPI TANJUNGSARI KABUPATEN REMBANG Pribadi, Teguh; Ismail, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 1: Januari, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.41 KB)

Abstract

Perairan Kabupaten Rembang merupakan salah satu wilayah penyebaran ikan Layur yang cukup potensial di perairan utara Jawa Tengah, yaitu sebanyak 91.966 kg pada tahun 2012. Kelestarian sumberdaya akan terancam jika upaya pemanfaatan yang terus meningkat, jika tidak diupayakan langkah pengendalian. Tujuan dari penelitian ini adalah penganalisisan aspek biologi dan ekonomi sumberdaya Ikan Layur di Pesisir Kabupaten Rembang yang meliputi produksi Layur per usaha penangkapan (CPUE), Maximum Sustainable Yield (MSY),  Maximum Economic Yield  (MEY), dan Open Access Equilibrium (OAE).Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April dan Juli 2013. Materi penelitian ini adalah unit usaha perikanan tangkap yang hasil tangkapannya adalah Ikan Layur di TPI Tanjungsari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jumlah sampel 11 nelayan. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Metode analisa data yang digunakan adalah metode time series dan metode bioekonomi model Schafer. Analisis aspek biologis dan ekonomis dengan menggunakan model Schaefer untuk menghitung MSY,MEY, dan OAE. Hasil penelitian dapat ditunjukan dari nilai rata-rata Catch per Unit Effort (CPUE) sumberdaya Layur pada tahun 2008-2012 di TPI Tanjungsari Kabupaten Rembang adalah 5,92 kg/alat tangkap. Produksi optimal (Copt) pada Maximum Sustainable Yield (MSY) sebesar 162.073 kg/tahun dengan effort optimum (Eopt) 18.387 Trip/tahun. Produksi optimal (Copt) pada Sole Ownership (SO) sebesar 151.837 kg/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 13.767 Trip/tahun. Produksi optimal (Copt) pada Open Access Equilibrium (OAE) sebesar 121.9 76 kg/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 27.533 Trip/tahun. Rembang at Regency Seawaters is one of distribution area of potential belt fish that located in northern coastal of Central Java Province, that producted 91.966 Kg in 2012.  If there is no control in the resources utilization, the resources will be threaten with the increasing of fishing exploitation  on this resources This research aims were to analyze biological and economic aspect of the utilization of ribbon fish in TPI Tanjungsari Rembang Regency Seawaters which includes Catch per Unit Effort (CPUE), Maximum Sustainable Yield (MSY), Sole Ownership (MEY), and Open Access Equilibrium (OAE).This research conducted in April-June 2013. Research material was unit of small scale fishing industries was put ribbon fish target in TPI Tanjungsari. Research method was descriptive method. Sampling method was purposive sampling with 11 samples obtained. Data that used in this research were primary and secondary data. Data analysis method used time series and bioeconomic method Schaefer-Copes Model. Analysis of biological and economical aspects of using the Gordon Schaefer model to get MSY, MEY and OAE.  This study showed that the average of Catch per Unit Effort (CPUE) belt fish potency rate for 2008-2012 in TPI Tanjungsari Rembang Regency Seawaters is 5,92 kilograms/trip. The optimum product (Copt) of the Maximum Sustainable Yield (MSY) was 162.073 kilograms per year with optimum effort (Eopt) was 18.387 trip per year. The optimum product (Copt) of the Maximum Economic Yield (MEY) was 151.837 kilograms per year with optimum effort (Eopt) was 13.767 trip per year. The optimum product (Copt) of the Open Access Equilibrium (OAE) was 121.976 kilograms per year with optimum effort (Eopt) was 27.533  trip per year.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA IKAN LAYUR (Trichiurus sp) PADA ALAT TANGKAP PANCING ULUR DI PPN PALABUHANRATU, JAWA BARAT Devi, Ultania Shinta; Ismail, -; Sardiyatmo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 3: Agustus, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.37 KB)

Abstract

Ikan layur (Trichiurus sp) merupakan ikan ekonomis penting di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu. Pancing ulur merupakan alat tangkap dominan yang digunakan dalam menangkap ikan layur. Total produksi ikan layur (Trichiurus sp)  pada tahun 2013 sebesar 83.936 kg. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Tujuan dari penelitian ini adalah adalah identifikasi distribusi pemasaran ikan layur (Trichiurus sp), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan layur (Trichiurus sp) dan menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan harga ikan layur di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2014 di PPN Palabuhanratu, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus yang bersifat deskriptif, dimana data yang mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan korelasi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga ikan layur (Trichiurus sp) adalah jumlah produksi, mutu dan berat ikan layur. Hairtail (Trichiurus sp) is one of an economical and important fish at Palabuhanratu Fishing Port. The most dominant fishing gear using handline for catching hairtail. The total production of hairtail (Trichiurus sp) in 2013 is equal to 83.936 kg. Price is one of the indicators to determine the success because the price influences the profit of the product selling, either for selling goods or providing service. The purpose of this research were to identify the marketing distribution of hairtail (Trichiurus sp), to analysis the factors that affected to the price of hairtail (Trichiurus sp), and to analysis the most factors influence the price of hairtail (Trichiurus sp) at Palabuhanratu Fishing Port. This research was conducted in January – February 2014 at Palabuhanratu Fishing Port, West Java. The method used descriptive case studies. The data was classified, described, and then analyzed. The sampling method used purposive sampling. The data was analyzed using multiple linear regression and multiple linear correlation. The result proved is the factors that affected to the price of hairtail (Thrichiurus sp) are total production, quality and size of hairtail.
ANALISIS FAKTOR PRODUKSI JARING INSANG LINGKAR (Encircling Gill Net) DI PPI PULOLAMPES, BREBES Muna, Naufa; Ismail, -; Jayanto, Bogi Budi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 2: April, 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.392 KB)

Abstract

Jaring insang lingkar (koncong) menjadi alat tangkap dominan ke dua di PPI Pulolampes Brebes, keberadaanya semakin ditinggalkan karena kalah saing  jumlah hasil target tangkapan yang sama dengan pukat cincin mini yang menjadi andalan masyarakat setempat. Pukat cincin mini memiliki tingkat selektifitas yang rendah dibandingkan jaring koncong, sedangkan penelitian terdahulu menunjukkan terjadi kecenderungan overfishing di perairan Brebes. Untuk meningkatkan hasil tangkapan jaring insang lingkar secara tepat dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang faktor faktor yang mempengaruhi produksi, serta menentukan model hubungan faktor produksi dengan pendekatan fungsi Cobb-Douglass. Penelitian dilaksanakan di PPI Pulolampes, Bulakamba Brebes pada bulan November 2015 – Januari 2016. Faktor yang diduga berpengaruh ialah panjang alat tangkap, lebar alat tangkap, ukuran perahu, kekuatan mesin, lama trip, jumlah BBM, jumlah ABK, dan pengalaman nelayan. Hasil analisis dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh dengan taraf nyata 95% ialah panjang alat tangkap, lama trip, jumlah BBM, jumlah ABK dan umur kerja. Hasil penelitian menunjukkan tidak semua faktor berpengaruh positif terhadap hasil tangkapan, disimpulkan panjang alat tangkap memiliki pengaruh negatif terhadap hasil produksi. Sedangkan faktor yang paling dominan terhadap peningkatan hasil produksi ialah jumlah BBM. Dari hasil analisis statstika tersebut dapat disimpulkan, peningkatan produksi dicapai jika jarak fishing ground, jumlah ABK dan pengalaman kerja nelayan ditingkatkan. Tetapi panjang alat tangkap diberi ketentuan maksimum. Encircling Gill Net become one of two dominant fishing gear in Coastal Fishing Port Pulolampes Brebes, its existence being abandoned because of less competitive hauling number than the fishing gear mainstay of a local community, which is Mini purse sein. Unfortunately, Mini Purse Sein has a low standard of selectivity compared to Encircling Gill Net, whereas previous studies showed a trend towards overfishing in the waters of Brebes. To increase optimality of gill net hauling number, this research aims to analysis factors that affecting production, as well as determining production factors relationship model with Cobb-Douglass function approach. Research located at the Coastal Fishing Port Pulolampes, Bulakamba in November 2015 - January 2016. There's eight factors thought to affect fishing gear, such as Gill Net length, Gill Net-wide, vessel dimension, engine power, a length of trip, amount of fuel, the number of crews, and fisherman work experience. The results of analysis using the t test showed that the production of factors affect  95% of the production are Gill Net length, amount of fuel, the number of crew and fisherman work experience. The results showed that not all factors positively affects the catch, the length of fishing gear have a negative effect on production. While the most dominant factor whose increasing the production is the amount of fuel. From the statistic analysis, it can be concluded, to increasing the production is achieved if the distance fishing ground, the number of crew and the fishing improved work experience. But Gill Net length ought to give  maximum provision.
ANALISIS KEBUTUHAN PERBEKALAN DAN FASILITAS FUNGSIONAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TEGALSARI, KOTA TEGAL Dinita, Agistyan Dinita; Rosyid, Abdul; Ismail, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.666 KB)

Abstract

Perbekalan dan fasilitas fungsional adalah kebutuhan yang dibutuhkan untuk kegiatan perikanan. Penelitian ini membahas dua komponen dalam perbekalan yaitu solar dan es pada kapal Cantrang dan Gill net (10-30 GT) dan fasilitas fungsional. Penelitian ini bertujuan memperkirakan dan menganalisis kebutuhan perbekalan selama lima tahun (2015-2019) dan kebutuhan fasilitas fungsional di Pelabuhan Perikanan Tegalsari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober–November 2014 di PPP Tegalsari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif, analisis tingkat pemanfaatan dan analisis time series dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil Perkiraan kebutuhan solar pada Kapal Cantrang pada tahun 2015-2019 tertinggi pada tahun 2019 yaitu 18.236.000 liter. Pada tahun 2015 yaitu 13.236.000 liter,dan meningkat 11,2% pada tahun 2016. Hasil Perkiraan kebutuhan es pada Kapal Cantrang selama 5 tahun tertinggi pada tahun 2019 yaitu 88.991 ton. Pada tahun 2015 yaitu 64.442 ton,dan meningkat 10,6% pada tahun 2016. Perkiraan kebutuhan solar pada Kapal Gill Net selama 5 tahun (2015-2019) tertinggi pada tahun 2019 yaitu 2.392.000 liter. Pada tahun 2015 yaitu 1.988.000 liter,dan menurun 9,2% pada tahun 2016. Perkiraan kebutuhan es selama 5 tahun tertinggi pada tahun 2018 yaitu 7.771 ton, dan menurun 0,6% pada tahun 2019. Kebutuhan fasilitas tempat pelelangan ikan menurut hasil analisis tingkat pemanfaatan yaitu 39,8%maka memerlukan pemanfaatan yang optimal. Hasil perkiraan kebutuhan perbekalan untuk 5 tahun yang akan datang, maka fasilitas pabrik es sangat dibutuhkan, dan fasilitas stasiun pengisian bahan bakar nelayan diperlukan penambahan daya tampung tangki. Supplies and Functional Facilities are the basic needs of fisheries activities. The research  discussed two components of supply, diesel fuel and ice, in the Cantrang ship and Gill net ship (10-30 GT) and functional facilities. This study aimed to estimate and analyze the supply needs for five years (2015-2019) and the need of functional facilities in Tegalsari Fishing Port. This study was conducted in October-November 2014 at Tegalsari Coastal Fishing Port. Methods used in this study were descriptive, utilization rate analysis, and time series analysis with purposive sampling method. Results estimated the need of diesel fuel for Cantrang ship in the year 2015-2019 peaked at 2019 is 18.236.000 litre. In year 2015 is 13.236.000 litre,and increase 11,2% in 2016. Results estimated the need of ice for Cantrang ship for 5 years peaked at 2019 is 88.991 tons. In year 2015 is 64.442 tons,and increase 10,6% in 2016. Estimation of diesel fuel need for Gill Net Ship for 5 years (2015-2019) peaked at 2019 is 2.392.000 litre, In year 2015 is 1.988.000 litre and decreased  9,2% in 2016. Estimation the need of ice for 5 years peaked at 2018 is 7.771 tons, and increase 0,6% in 2019. The need of Fish Auction Facility according to the result utilization rate analysis is 39,8%, hence in need of optimum utilization. Results estimated the supply need for 5 years ahead, then ice factory facility is highly needed, and Fishermen Refueling Station facility is in need of increased tanks capacity.