- Pramonowibowo
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

ANALISIS DAERAH PENANGKAPAN RAJUNGAN DENGAN JARING INSANG DASAR (BOTTOM GILLNET) DI PERAIRAN BETAHWALANG, DEMAK Apriliyanto, Hariyadian; Pramonowibowo, -; Yulianto, Taufik
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 3: Agustus, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.731 KB)

Abstract

Rajungan ditemukan hampir di seluruh perairan Indonesia dengan kondisi perairan substrat pasir berlumpur. Informasi tentang distribusi rajungan sangat penting bagi nelayan untuk mengoptimalkan hasil tangkapan, sehingga diperlukan adanya penelitian. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis hasil tangkapan rajungan dengan bottom gillnet; (2) menganalisis daerah penangkapan rajungan di Perairan Betahwalang; (3) menganalisis hubungan antara kedalaman, salinitas, dan substrat terhadap hasil tangkapan rajungan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan fakta yang diteliti jumlah hasil tangkapan rajungan dengan parameter oseanografi (kedalaman, salinitas, substrat dasar perairan). Analisis data metode regresi berganda yaitu Uji F dengan SPSS. Pengolahan data menggunakan pemetaan sebaran dari hasil tangkapan rajungan dan parameter oseanografi, didukung dengan citra satelit Landsat ETM 7 serta program aplikasi ER Mapper 7.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 stasiun daerah penangkapan diperoleh sebagai berikut; kedalaman perairan  4–7 meter, salinitas 29‰–29,5‰, kandungan bahan organik 10% - 14%, dan sebagian besar substrat berlumpur. Hasil menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan rajungan adalah kedalaman (P < 0,05). Blue Swimming crabs was found across the Indonesian waters, particulary in muddy sand substrate. Information of blue swimming crabs distribution was important for fisherman to optimize the catches, so that the study needed. The purpose of the research were: (1) to analyze the blue swimming crabs catched by gillnet; (2) to analyze the blue swimming crab’s fishing ground in Betahwalang; (3) to analyze the influences between depth, salinity, sediment to blue swimming crab catch. Research carried out by descriptive methods with the fact who analyze such as catch of swimming crabs with oceanography parameters (depth, salinity, sediment). The data are analysis by using multiple regression are F test with SPSS program. The blue swimming crabs distribution data and oceanography parameters were analyzed, supported by Landsat ETM 7 satellite imagery and ER Mapper 7.0 application program. The results showed that from 22 fishing ground stasion, the data could be obtained as follows; depth 4 - 7 meters, salinity 29 - 29.5‰, organic material content 10 – 14%, and mostly muddy substrate. The results showed that influences variable to blue swimming crabs cathced is depth (P < 0,05).
PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN MATA PANCING TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN LAYUR (Trichiurus sp) DI PERAIRAN LEMPASING, BANDAR LAMPUNG Jaya, Muhammad Sapta Dian; Pramonowibowo, -; Fitri, Aristi Dian Purnama
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.946 KB)

Abstract

Kegiatan penangkapan ikan layur di Lempasing umumnya menggunakan pancing vertical longline. Hal ini dikarenakan ikan layur yang ditangkap dengan pancing layur kondisinya masih bagus dan segar sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Penggunaan umpan dan ukuran mata pancing yang efektif akan dapat memberikan hasil tangkapan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hasil tangkapan ikan layur terhadap penggunaan umpan dan ukuran mata pancing yang berbeda serta menganalisis hubungan interaksi antara pemakaian mata pancing dan jenis umpan terhadap hasil tangkapan layur.Penelitian ini menggunakan metode eksperimental fishing antaralain dengan 4 perlakuan yaitu (tembang, layur, nomor 8, dan nomor 10). Masing-masing dilakukan dengan 10 kali ulangan. Analisis data menggunakan uji Kenormalan data dan uji ANOVA dengan SPSS 17.0.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan umpan tembang dan umpan layur pada penelitian ini berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan layur hal ini dilihat dari hasil tangkapan umpan layur bernomor 8 sebanyak 67 ekor, dan umpan layur bernomor 10 sebanyak 43 ekor, serta umpan tembang bernomor 8 sebanyak 24 ekor, dan umpan tembang bernomor  10 sebanyak 19 ekor. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa, dimana menggunakan alat tangkap pancing dengan kombinasi umpan layur dan ukuran mata pancing nomor 8 lebih baik digunakan. Fishing activities of layur in Lempasing generally use vertical longline fishing This is because layur fish caught by fishing rod layur conditions are still nice and fresh so it was a high selling value. The use of bait and hook size that will be able to effectively provide good catches. The purpose of this study was to analyze layur catches against the use of bait and hooks of different sizes as well as analyzing the interaction between the the use of hooks and the type of bait to layur catches. This study uses an experimental fishing include with 4 treatments, namely (tembang, layur, number 8 and number 10). Each performed with 10 replications. Analysis of data using the test data normality and ANOVA test with SPSS 17.0. The results showed that differences in tembang lures and baits layur in this study affect the number of catches layur it is seen from the catch bait layur numbered 8, 67 tails, and bait layur numbered 10 by 43 tail, and feed as many as 24 tambang numbered 8 tails , and feed as many as 19 tembang numbered 10 tails. ANOVA test results indicate that, where the use of fishing rod gear and bait combination Layur hook size number 8 is better used.
PENGARUH PENGGUNAAN UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN JARING KEPLEK (Set Gill Net) TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PANTAI WARU, WONOGIRI Aji, Stefanus Bayu; Pramonowibowo, -; Boesono, Herry
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 2: April, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.31 KB)

Abstract

Udang karang (Spiny lobster, Panulirus sp) termasuk komoditi perikanan laut yang mempunyai peranan penting sebagai komoditas ekspor dari jenis udang-udangan (Crustacea) setelah udang Penaid. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam usaha perikanan ialah faktor efisiensi dan efektivitas penangkapan, dimana dengan menggunakan waktu dan tenaga yang seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimal. Penggunaan umpan pada alat tangkap akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengoperasian alat tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan umpan dan juga pengaruh lama perendaman 12 jam dan 24 jam pada alat tangkap terhadap hasil tangkapan. Ada tidaknya interaksi dari dua perlakuan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Analisa data menggunakan uji kenormalan data dan uji ANOVA dengan SPSS 17.0. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan umpan dan lama perendaman 12 jam lebih banyak hasil tangkapannya. Tidak ada interaksi dari kedua perlakuaan tersebut. Crawfish (spiny lobster, Panulirus sp) including marine fishery commodities which have an important role as an export commodity of the types of crustaceans (Crustacea) after shrimp Penaid. One of the aspects that need to be taken care of in the effort of fishing are efficiency and effectiveness factors, where by using time and energy intensity as minimum as possible to get the optimal catch. The use of bait on a capture tool will improve the efficiency and effectiveness of the operation of a capture tool. This research aims to know the effect of the using bait and also long soaking 12 hours and 24 hours on a fishing gear of catches. There are at least two such treatment interactions. The methods used in this study was an experimental method. The analyze of the data was used in this research normality test and ANOVA test with SPSS 17.0. Based on the results of the study it can be concluded that by using bait and long 12 hour soaking more catch. There is no interaction of both the treatment.
Perbedaaan Lama Penarikan dan Hasil Tangkapan pada Pengoperasian Bubu Rajungan (Portunus sp.) dengan Rancang Bangun Alat Penarik Tali Utama di Desa Betahwalang Kabupaten Demak Ubaidillah, Faishol; Boesono, Herry; Pramonowibowo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 2: April 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.676 KB)

Abstract

Teknologi penangkapan ikan yang banyak dioperasikan di Desa Betahwalang yaitu pada industri penangkapan menggunakan alat tangkap bubu, yaitu alat penangkap ikan yang menggunakan umpan dan dipasang secara tetap di dalam air. Hasil tangkapan utama pada bubu ini adalah rajungan (Portunus sp.). Untuk mengefektifkan dan mengefisienkan operasi penangkapan rajungan menggunakan bubu yang dirangkai sedemikian rupa, dipandang perlu menambahkan alat bantu penangkapan ikan. Alat bantu tersebut berupa mesin bantu penarik yang sesuai dengan kebutuhan operasi bubu rajungan. Mesin bantu penarik ini bekerja secara manual yang berfungsi untuk mengangkat rangkaian bubu rajungan dengan kecepatan optimal dengan konstruksi yang sederhana, kuat, serta ergonomis untuk postur tubuh nelayan. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang bangun alat bantu penarik tali utama bubu rajungan, dan menganalisis kecepatan waktu hauling menggunakan alat dan tidak menggunakan alat bantu penarikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober  2013 di sekitar perairan Demak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah konstruksi alat bantu penarik tali utama bubu rajungan ini terbuat dari besi, serta analisis waktu hauling dianalisis menggunakan SPSS 19 didapatkan nilai signifikan masing-masing sebesar 0,001 < α (0,05) yang berarti bahwa penggunaan alat bantu penangkapan mempunyai pengaruh terhadap waktu hauling. Fishing technology which many are operated in Betahwalang Village that is using bubu/traps, is fishing gear with bait and fitted permanently in the water. The main catches in traps are small crab (Portunus sp.). To streamline and make the crab catching operations efficient using traps that arranged in such a way, it is necessary to add fishing auxiliary tool. That helping tool is in the form of auxiliary puller engine that fit the needs of small crab trap operation. This puller auxiliary engine works manually which serves to lift the small crab traps series with optimum speed and a simple, strong, and ergonomic construction for fishermen’s posture. The purposes of this research are to design the main rope puller tool of small crab traps, and to analyze the speed of hauling time using or without using the auxiliary tool. This research was conducted in October 2013 in Demak waters. The method used in this research is the experimental method. The conclusion of this research are the constructions of the main rope auxiliary puller tool of traps is made of iron, and the analysis of hauling time using SPSS 19 is obtained significant value each about 0,001 < α (0,05) which means the use of fishing auxiliary tools has influence to the hauling time.
PENGARUH PERBEDAAN HANGING RATIO DAN LAMA PERENDAMAN JARING INSANG TERHADAP HASIL TANGKAPAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata) DI WADUK SERMO, KULONPROGO Nugroho, Dwi Prasetya; Pramonowibowo, -; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 5, No 1: Januari 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.478 KB)

Abstract

Nelayan di area waduk Sermo yang tergabung dalam kelompok nelayan “PAGAR RINDU” menggunakan alat tangkap jaring insang dalam usaha menangkap ikan, namun sebagian besar menggunakan jaring insang dengan ukuran hanging ratio kecil dan belum spesifik untuk satu ikan target. Ikan betutu merupakan ikan komoditas ekspor yang bernilai ekonomis tinggi, belum ada penelitian di waduk Sermo untuk menentukan besarnya ukuran hanging ratio yang selektif menangkap ikan betutu. Untuk itu penyusun melakukan penelitian menggunakan ukuran hanging ratio sebesar 0,68 dan 0,83 yang didapat dari pengukuran lingkar tubuh ikan betutu matang gonad pertama dengan lama perendaman berbeda yaitu 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan 12 kali pengulangan pada tiap variabel. Analisa data menggunakan korelasi dan regresi dengan menggunakan ms.excel. Hasil analisa data diperoleh 0,04 untuk hubungan antara hanging ratio dan mesh size dengan lingkar tubuh ikan betutu yang tertangkap, hasil tersebut menunjukkan H0 ditolak (<0,05) sehingga terdapat interaksi antara kedua variabel dan 0,12 untuk hubungan antara lama perendaman dengan jumlah hasil tangkapan, hasil tersebut menunjukkan H0 diterima (>0,05) sehingga tidak terdapat interaksi antara kedua variabel tersebut. Fishermen in Sermo reservoir area belonging to groups of fishermen "PAGAR RINDU" using a gill net fishing gear in an attempt to catch fish, but mostly using gill nets hanging ratio to the size of the small and not specific for the target fish. Betutu fish is a fish export commodities of high economic value, there has been no research on Sermo reservoir to determine the size of the hanging ratio of selective fishing betutu. To the author conducts research using size hanging ratio of 0.68 and 0.83 were obtained from measurements of the circumference of the body of the fish betutu first ripe gonads with different soaking time is 6 hours, 9 hours and 12 hours. The method used is experiment with 12 repetitions on each variable. Data were analyzed using correlation and regression using Ms.Excel. Results of analysis of data obtained 0.04 for the relationship between the ratio and mesh size of the circumference of the body hanging betutu fish are caught, these results indicate H0 (<0.05), so there is interaction between the two variables and 0.12 for relations between the long soaking the number of catches , these results indicate H0 (> 0.05) so that there is no interaction between the two variables.
ANALISIS MODIFIKASI BUBU DENGAN CELAH PELOLOSAN MENGGUNAKAN UMPAN BERBEDA TERHADAP HASIL TANGKAPAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI PERAIRAN REMBANG Nadhifa, Isna; Pramonowibowo, -; Fitri, Aristi Dian Purnama
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 1: Januari, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.073 KB)

Abstract

Kepiting (Scylla serrata) merupakan salah satu jenis komoditas hasil laut di wilayah mangrove yang cukup penting dari usaha  penangkapan di laut. Tujuan dari penelitian yaitu untuk menganalisis Pengaruh pemberian celah kelolosan pada alat tangkap bubu, dengan pemberian umpan ikan petek (Leiognathus sp.)  dan ikan buntal (Tetraodon sp.), hubungan interaksi antara pemberian celah kelolosan pada bubu dan pemberian umpan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 di Perairan Rembang. Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental, menggunakan SPSS 16. Hasil tangkapan kepiting bakau menggunakan bubu bercelah dengan umpan ikan  petek sebanyak 6 ekor, bubu bercelah dengan umpan ikan buntal sebanyak 7 ekor, bubu tanpa celah pelolosan dengan umpan ikan petek sebanyak 14 ekor dan bubu tanpa celah dengan umpan ikan buntal sebanyak 12 ekor. Hasil tangkapan kepiting bakau terbanyak dengan menggunakan umpan ikan petek sebanyak 20 ekor, dan hasil tangkapan pada umpan ikan buntal sebanyak 19 ekor. Hasil analisis data yaitu signifikasi 0,48 kurang dari α=0,05, hasil uji F (ANNOVA), Fhitung sebesar 4,5 lebih besar dari Ftabel, sebesar 4,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, sehingga  umpan ikan petek berpengaruh terhadap hasil tangkapan kepiting bakau. Commodity Crabs mangrove, the one of marine products from mangrove area quite necessary in catching fishery. This researched aim to analysis about effected escaped-gap to the fishing gear of traps or pots, while used two kinds of baits ponny fish and blow fish, within correlation in used escaped-gap of pots and baits. This researched hold last May 2014 in Rembang waters area, Central Java. Experiment method in this researched used SPSS 16. Catching Crabs mangrove used pots with two kinds of escaped gap inside, namely baits from ponny fish in amount 6 pieces and others baits from blow fish in amount 7 pieces, whereas pots NON escaped-gap there were into differenced baits from ponny fish in amount 14 pieces and baits from blow fish 12 pieces. Catching Crabs mangrove used baits from ponny fish more higher than blow fish, in amount 20 pieces and 19 pieces. The conclusion analysis these data namely in these value,  significance-value 0.48 < α-value 0,05, F Test (ANNOVA), Fcount-value 4.5 > Ftable-value 4.1 with conclusion H0 was rejected, so that in these researched baits from ponny fish affected in fishing Crabs mangrove.
PROFIL ASAM AMINO YANG TERDISTRIBUSI KE DALAM KOLOM AIR LAUT PADA IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta) SEBAGAI UMPAN (SKALA LABORATORIUM) Rahayu, Mutia; Pramonowibowo, -; Yulianto, Taufik
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 3: Agustus, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.71 KB)

Abstract

Umpan berfungsi untuk menarik perhatian ikan agar tertangkap. Salah satu kandungan  kimia  umpan  yang  berpengaruh  terhadap  tingkah laku makan dan pemilihan mangsa pada ikan adalah  asam amino. Beberapa alat tangkap di Indonesia umumnya menggunakan ikan kembung sebagai umpan. Distribusi asam amino pada kolom air laut mempengaruhi besaran ruang aktif. Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan dan profil asam amino serta distribusinya di dalam kolom air laut pada umpan ikan kembung skala laboratorium. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium dengan mensimulasikan operasi rawai tuna dan menggunakan analisis deskriptif pada metode analisis data. Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) dianalogikan sebagai umpan alami yang dikaitkan pada mata pancing dan direndam pada kolom air laut selama 24 jam. Data penelitian meliputi sampel air laut pada waktu rendam 1 jam (K1), 2 jam (K2), 4 jam (K4), 8 jam (K8), 16 jam (K16) dan 24 jam (K24). Metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography) digunakan untuk menguji 6 sampel air laut yang telah diambil dan pengujian dilakukan sebanyak dua kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan 15 asam amino merupakan stimulan bagi ikan dari total 17 asam amino yang terdeteksi. Distribusi akumulasi asam amino menunjukkan kecenderungan meningkat selama 24 jam perendaman umpan ikan kembung. The bait has a function to attract for fish to be caught. One of the chemical content of feed that contributeson feeding behaviour and prey selection of fish is amino acid. Some fishing gears in Indonesia are generally using mackerel as bait. The distribution of amino acids into the water column affect the amount of active space. The aims of the reserached were to determine content and profile of amino acid on mackerel as bait and its distribution in the water column on a laboratory scale. Research carried out by laboratory experimental methods to simulated the operation of tuna longline and using descriptive analysis of data analisys methods. Mackerel (Rastrelliger kanagurta) which are analogous to natural bait that hooked and soaked in the water column for 24 hours. The research data includes samples of sea water at 1 hour soak time (K1), 2 hours (K2), 4 hours (K4), 8 hours (K8), 16 hours (K16) and 24 hours (K24). HPLC method (High Performance Liquid Chromatography)was used to test 6 samples of sea water were taken two times of replications. The results showed that 15 of the 17 amino acids were detected as stimulant for fish. Accumulation distribution of amino acids showed a rising trend during 24 hours soaking time of mackerel.
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN JARING ARAD (BABY TRAWL) DI PANGKALAN TAMBAK LOROK KOTA SEMARANG Wibowo, Sri Gunawan Mulyo; Wijayanto, Dian; Pramonowibowo, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 4: Oktober, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.349 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sumber daya laut yang melimpah, sehingga banyak masyarakatnya yang memanfaatkan wilayah pesisir sebagai mata pencaharian utama. Namun, dengan kondisi sumber daya laut yang melimpah di kawasan pesisir nyatanya belum mampu mensejahterakan masyarakatnya. Menurut data BPS (2011) jumlah nelayan terbesar berada di Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara dengan jumlah 2.345 nelayan. 600 diantaranya menggunakan jaring arad. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha yang dijalankan oleh nelayan jaring arad di tambak lorok kota semarang. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis ekonomi dan analisis finansial. Hasil penelitian dari analisis ekonomi untuk usaha perikanan Jaring Arad diperoleh biaya total Rp 104.517.060, dengan pendapatan Rp 128.475.000, dan keuntungan sebesar Rp 23.967.940 per tahun, Dari analisis keuntungan didapatkan hasil R/C untuk jaring arad 1,23 , NPV 112.697.368, PP 2,007. Sehingga dapat disimpulkan usaha perikanan jaring arad dengan hasil tangkapan ikan teri dan cumi di tambak lorok kota Semarang dinyatakan layak untuk dijalankan. Indonesia is an archipelago with abundant marine resources, theres many people who use the coastal areas as the main livelihood. However, the condition of marine resources in coastal areas in fact not capable of prospering society. According to BPS data (2011) the largest number of fishermen located in the Tanjung Mas Village, North Semarang with the number 2.345 fishermen. 600 of them using baby trawl. The aim of this study was to determine the feasibility of a business carried on by baby trawl in the Tambak Lorok Semarang. This research used simple random sampling. The research method use financial analysis. The results of the economic analysis of baby trawl obtained a total cost of Rp 104.517.060, with an income of Rp 128.475.000, and net profit at 23.967.940 million per year, From the analysis of the advantages obtained result R/C for baby trawl is 1,23, NPV 112.697.368 PP 2,007. so it can be concluded baby trawl fisheries with catches of anchovy and squid in  Tambak Lorok Semarang City declared eligible to run.
PENGARUH PERBEDAAN BENTUK DAN WARNA UMPAN TIRUAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN GURITA PADA ALAT TANGKAP PANCING ULUR DI PERAIRAN BARON, GUNUNG KIDUL Farikha, Kunti; Pramonowibowo, -; Asriyanto, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 3: Agustus, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.686 KB)

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km dengan luas wilayah laut 5,4 juta km2. Potensi pengembangan untuk perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton/tahun. Salah satu jenis alat tang yang dioperasikan di Perairan Baron adalah pancing ulur.  Pemilihan umpan yang akan digunakan tergantung pada kebiasaan makan ikan. Ketertarikan ikan terhadap umpan dapat disebabkan karena adanya rangsangan berupa bau, rasa, bentuk dan warna. Dalam hal ini peneliti mamanfaatkan indera penglihatan dari fish target yaitu gurita dengan variasi bentuk, warna dan jenis pancing pada umpan buatan. Produksi gurita di Perairan Baron bulan Desember 2013 adalah 4.576 kg. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perbedaan bentuk umpan tiruan yaitu kepiting dan udang dengan warna berbeda yaitu oranye dan merah muda serta jenis pancing (biasa dan jigger) terhadap hasil tangkapan gurita pada alat tangkap pancing ulur. Materi yang digunakan adalah perahu jukung, alat tangkap pancing ulur dan umpan tiruan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan primer. Sumber data sekunder yaitu TPI Arghamina Baron dan DKP Kabupaten Gunung Kidul. Analisis data menggunakan uji normalitas dan uji Anova dengan SPSS 16.0 atau uji-F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan bentuk umpan tiruan yang digunakan terhadap hasil tangkapan gurita pada alat tangkap pancing ulur. Hasil tangkapan yang diperoleh dengan mengguankan umpan tiruan mnyerupai kepiting adalah 238 ekor, sedangkan umpan tiruan udang  adalah 230 ekor. Warna tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Tidak ada interaksi antara bentuk dan warna umpan tiruan pada alat tangkap pancing ulur terhadap hasil tangkapan Gurita. Indonesia is a largest archipelago in the world. That has 95.181 km coastal line and 5.4 million km2 sea area. Its means Indonesia dominate by sea. Potential of capture developtmen is about 0.9 million ton/years. Hand line is one type of populer fishing gear in Baron. The smells, shape and colour of bait are kind of attraction for the fish. In this case shape, colour and hook type will attraction octopus. The purpose of this experiment is to analyze the different shape of artificial bait there are crab shape and shrimp shape. The colour are orange and pink, also type of hook the are jigs and ordinary hook. Production of an octopus in Baron water area on december  2013 is  4.576 kg. Traditional boat (jukung), hand line and artificial bait is used in this experimental. The methode is experimental fishing. Primary and secondary data will be used in this riset (TPI Arghamina Baron and DKP Kabupaten Gunung Kidul). The data will be test this SPSS 16.0. Is the result shape of the bait will give significantly different for the catch. There are crab shape catch 238 octopus, and shrimp shape catch 230 octopus. Where using colour and hook type have no different. And there is no intraction among them.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ALAT TANGKAP BUBU (BAMBU, KAWAT, LIPAT) SERTA PENGARUH UMPAN PADA PENANGKAPAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) DI PERAIRAN RAWA PENING Putri, Laras Puspa Anggraini; Pramonowibowo, -; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 4: Oktober, 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.55 KB)

Abstract

Perairan Rawa Pening memiliki salah satu spesies introduksi bernilai ekonomis tinggi yaitu lobster air tawar jenis Red claw (Cherax quadricarinatus). Produksi udang air tawar yang didalamnya termasuk jenis lobster air tawar di perairan Rawa Pening mencapai 95.200 kg pada tahun 2012. Nelayan setempat biasa menangkap lobster air tawar dengan menggunakan alat tangkap perangkap yaitu bubu yang terbuat dari bambu dan kawat. Diperlukan teknologi penangkapan ikan yang lebih mengarah pada penggunaan teknologi penangkapan ikan yang efektif dan efisien, yaitu lewat uji coba alat tangkap baru menggunakan bubu lipat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian umpan dan jenis bubu yang terdiri dari bubu bambu, bubu kawat, dan bubu introduksi yang dibawa oleh peneliti yaitu bubu lipat terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus), serta menentukan alat tangkap paling efektif dalam menangkap lobster air tawar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa 3 jenis bubu, yaitu bubu bambu memiliki panjang 80 cm dan diameter mulut bubu 20 cm, menggunakan bambu sebagai bahan pembuatanya; bubu kawat memiliki panjang 80 cm dan diameter mulut bubu 14 cm; serta bubu lipat memiliki panjang 45 cm, lebar 31 cm, dan tinggi 17 cm. Umpan yang digunakan pada bubu lipat ini yaitu keong mas, serta tanpa umpan sebagai kontrol. Penelitian ini dilakukan pada perairan Rawa Pening, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - April 2014. Analisis data yang dilakukan adalah analisis One Way Anova dengan bantuan program SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan pemberian umpan tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Jenis alat tangkap bubu yang berbeda tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Efektivitas penangkapan tertinggi didapatkan pada alat tangkap bubu lipat. Fresh water lobster or crayfish (Cherax quadricarinatus) has one of introduction species in Rawa Pening, it has high economical value. In 2012 the productions of crayfish (Cherax quadricarinatus) up to 95.200 kg. Bamboo and wire traps mostly use for catch crayfish by local fisherman. To maximized the catch new technology will introduce, in this case folding traps will be used. The aim of this research is to now catchability of folding traps for catch crayfish (Cherax quadricarinatus), weather baited or not baited folding traps, and determine the most effective fishing gear in capturing crayfish. This research used experimental methods. In this research three kind of traps which made of bamboo, wire, and introduction folding trap were used and specification are the bamboo trap’s length was 80 cm with 20 cm of mouth diameters and made by bamboo; wire trap with 80 cm length and 14 cm mouth diameters; and also folding trap with 45 cm length 31 cm width, 17 cm height. Snail is used as a bait in this research of the fishing gear and unbaited for the control. This research was conducted in Rawa Pening Waters, Asinan Village, Bawen District, Semarang Regency, Central Java Province. The research held on March to April 2014. One Way Anova analysis is used to analyze the data within the help of SPSS 16 program. Is the result baited traps has no significantly different with unbaited traps. Also the different of trap designs has no significantly different too for catching crayfish (Cherax quadricarinatus). But folding trap has the best catchability for crayfish (Cherax quadricarinatus).Â