Prapto Yudono
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh Lama Penyimpanan Bagal terhadap Kualitas dan Perkecambahan Mata Tunas Tunggal Tebu (Saccharum officinarum L.) Fitrah Annisa; Taryono Taryono; Prapto Yudono
Vegetalika Vol 4, No 4 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.481 KB) | DOI: 10.22146/veg.23950

Abstract

Penundaan tanam dan proses pengiriman bibit tebu merupakan salah satu permasalahan yang kerap terjadi dalam budidaya tebu. Daya kecambah bibit tergantung pada kadar air yang terdapat di sekitar mata buku ruas batang. Bahan tanam tebu dalam bentuk bagal panjang memiliki keunggulan dalam hal daya tahan bibit selama penyimpanan karena menyimpan air cukup banyak dibandingkan bibit mata tunas tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diameter dan lama penyimpanan bibit bagal terhadap kualitas dan perkecambahan bibit mata tunas tunggalnya. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor dan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah lama penyimpanan (L) bibit tebu bagal yang terdiri dari lima aras yaitu L0 (tidak disimpan), L5 (lama penyimpanan 5 hari), L2 (lama penyimpanan 10 hari, L15 (lama penyimpanan 15 hari), dan L20 (lama penyimpanan 20 hari). Faktor kedua adalah ukuran diameter batang klon (U) yang terdiri dari dua aras yaitu U1 (klon Bululawang yang memiliki diameter batang sedang) dan U2 (klon PS 862 yang memiliki diameter batang besar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan perkecambahan bibit mata tunas tunggal tebu cenderung menurun seiring dengan lamanya masa penyimpanan. Tidak terdapat interaksi antara jenis klon dan lama penyimpanan pada penyusutan berat bibit, daya tumbuh, indeks vigor, tinggi tanaman umur 8 mst, jumlah daun umur 8 mst, jumlah anakan, diameter batang, volume akar, panjang akar, berat segar dan kering tajuk, serta berat segar dan kering akar. Jenis klon yang berkualitas setelah dilakukan penyimpanan yaitu klon PS 862. Lama penyimpanan bagal tidak berpengaruh pada kualitas bibit mata tunas tunggal.
Pertumbuhan Gulma dan Hasil Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merrill) ‘Mallika’ terhadap Pengolahan Tanah dan Jarak Tanam di Lahan Pasir Pantai Eva Tristya Purnamasari; Prapto Yudono; Rohlan Rogomulyo
Vegetalika Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.579 KB) | DOI: 10.22146/veg.24652

Abstract

Pengolahan tanah merupakan salah satu langkah penting dalam teknik budidayatanaman di lahan marginal seperti tanah pasir. Salah satu cara untuk meningkatkanproduktivitas adalah dengan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam yangtidak tepat akan menimbulkan tumbuhnya gulma. Penelitian ini bertujuan untukmenentukan jenis gulma sebelum dan sesudah perlakuan pengolahan tanah dan jaraktanam terhadap pertumbuhan gulma dan hasil kedelai hitam. Penelitian dilaksanakandi lahan pasir pantai Samas, Bantul pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Februari2015. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap faktorial yangterdiri dari dua faktor yaitu pengolahan tanah (tanpa olah tanah, olah tanah, olah tanahdengan pembenaman gulma) dan jarak tanam (20 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm).Hasilpenelitian menunjukkan bahwa perlakuan pengolahan tanah dan pembenaman gulmadengan jarak tanam 20 cm x 20 cm dapat meningkatkan jumlah polong isi, jumlah bijiper tanaman, bobot biji per tanaman, dan bobot 100 biji Secara keseluruhan sebelumpengolahan tanah didominasi oleh gulma rumputan dan setelah pengolahan tanahdidominasi oleh gulma daun lebar. Pertumbuhan gulma Axonophus compressus danCynodon dactylon dapat terkendali.
Pengaruh Komposisi Media dan Umur Pindah Tanam terhadap Pertumbuhan Awal Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dalam Pembibitan Metoda Cabutan Fahmi Ekaputra; Supriyanta Supriyanta; Prapto Yudono
Vegetalika Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.802 KB) | DOI: 10.22146/veg.24657

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh komposisi media dan umur pindah tanamjarak pagar terhadap potensi pembibitan tanaman jarak pagar secara cabutan sebagaimetode alternatif pengganti pembibitan menggunaan cara polibag. Penelitiandilaksanakan pada bulan April-Juli 2015 di Kebun Percobaan Tridharma, Banguntapan,Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian denganpercobaan faktorial diatur dalam rancangan petak terbagi diulang sebanyak tiga kali.Faktor pertama sebagai petak utama adalah media pembibitan dengan tiga aras yaitucampuran tanah + pupuk kandang + pasir perbandingan 2:1:2 (M1), tanah + pupukkandang + pasir + kokopit perbandingan 2:1:2:1 (M2), dan tanah + pupuk kandang +pasir + arang sekam perbandingan 2:1:2:1 (M3). Faktor kedua sebagai anak petak adalah umur pindah tanam bibit dengan tiga aras yaitu umur 30 (U1), 45 (U2), dan 60(U3) hari setelah semai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kokopit(U2) meningkatkan bobot segar bibit sebaliknya penambahan arang sekam (U3)menurunkan bobot segar bibit. Penambahan bahan organik berinteraksi dengan umurpindah tanam pada variabel pengamatan indeks luas daun. Pindah tanam umur 60 harisetelah semai cenderung memberikan nilai lebih rendah dibanding umur pindah tanam30 dan 45 hari setelah semai pada variabel pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun,dan diameter batang. Hasil analisis laju pertumbuhan nisbi (LPN) dan laju asimilasibersih (LAB) menunjukan bahwa bibit cabutan tidak beda nyata dengan bibit polibagpada seluruh kombinasi perlakuan kecuali kombinasi M2U2 dan M3U1 lebih tinggidibandingkan bibit polibag. Penelitian menunjukan bahwa pembibitan cabutan dapatmenggantikan pembibitan model polibag.
Pengaruh Pemberian Magnesium, Boron dan Silikon terhadap Aktivitas Fisiologis, Kekuatan Struktural Jaringan Buah dan Hasil Pisang (Musa acuminata) “Raja Bulu” Benediktus Dimas Surya Wirawan; Eka Tarwaca Susila Putra; Prapto Yudono
Vegetalika Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.067 KB) | DOI: 10.22146/veg.25675

Abstract

Pisang merupakan tanaman pangan terpenting ke-4 di dunia yang buahnya banyak dikonsumsi oleh penduduk wilayah tropis dan subtropis sebagai makanan pokok. Salah satu jenis pisang yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan berpotensi ekspor adalah pisang Raja Bulu. Masalah terbesar yang dihadapi pisang raja bulu adalah sifatnya yang mudah rusak dan mudah busuk sebagai akibat dari proses metabolisme yang tetap berlangsung setelah pemanenan sehingga kualitas buah akan menurun selama penyimpanan. Buah pisang yang memiliki sifat fisik menarik jauh lebih banyak diminati dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini dilakukan dalam upaya perbaikan hasil dan sifat fisik buah pisang raja bulu. Penelitian dilaksanakan pada September 2014 – Juni 2015 dengan menggunakan lahan petani sebanyak 3 lokasi dengan status kepemilikan berbeda pada sentra buah pisang di Daerah Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), perbedaan lokasi merupakan kelompok. Perlakuan yang digunakan yaitu perbedaan paket campuran pemupukan antara Mg, B, dan Si dengan 4 aras perlakuan yaitu kontrol, taraf 1 (0,34 % Mg2+, 0,05 % B(OH)3, 0,04 % SiO2), taraf 2 (0,68 % Mg2+, 0,10 % B(OH)3, 0,08 % SiO2), dan taraf 3 (1,01 % Mg2+, 0,16 % B(OH)3, 0,13 % SiO2). Hasil pengamatan lingkungan pada lokasi penelitian menunjukkan kondisi yang sesuai dengan batas syarat tumbuh tanaman pisang. Hasil penelitian menunjukkan penambahan paket pupuk dapat meningkatkan kandungan hara N, P, K, Ca dan Mg, kandungan klorofil, kandungan pektin, lignin, dan selulosa pada kulit buah, ketebalan dinding sel, ketebalan dinding fiber, diameter xylem, dan diameter floem pada jaringan kulit buah. Penambahan paket pupuk juga menyebabkan susunan sel lebih kompak dan isi sel lebih masif sehingga buah menjadi lebih keras.
Pengaruh Waktu Penyiangan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) di Lahan Pasir Pantai Samas Bantul Gian Handika; Prapto Yudono; Rohlan Rogomulyo
Vegetalika Vol 5, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.35 KB) | DOI: 10.22146/veg.25682

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyiangan terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau, menentukan periode kritis kacang hijau di lahan pasir pantai samas terhadap gulma, dan menentukan jenis gulma setelah penanaman. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) satu faktor dengan tiga blok sebagai ulangan. Faktor tersebut adalah waktu penyiangan, yang terdiri dari sepuluh perlakuan. Variabel yang diamati meliputi analisis vegetasi gulma setelah penanaman, pertumbuhan dan hasil kacang hijau, analisis pertumbuhan kacang hijau, dan periode kritis tanaman. Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada taraf signifikansi (α) 5% dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dan analisis korelasi antar variabel pengamatan. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa tidak ada gulma berdaun lebar setelah penanaman, penyiangan mencegah penurunan hasil hingga 56%, dan waktu periode kritis tanaman kacang hijau di lahan pasir pantai samas bantul terdapat di rentang waktu 14 – 21 hari setelah tanam.
Pengaruh Waktu Penyiangan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Kurnia Dyah Puspita; Dyah Weny Respatie; Prapto Yudono
Vegetalika Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.269 KB) | DOI: 10.22146/veg.28015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu penyiangan terhadappertumbuhan dan hasil dua kultivar kedelai, menentukan periode kritis dua kultivarkedelai dan mengetahui komposisi gulma dominan pada pertanaman dua kultivarkedelai.Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 – Februari 2016 di KebunPercobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitianmenggunakan Rancangan Split Plot 2 faktor yaitu kultivar kedelai (Grobogan danArgomulyo) sebagai petak utama dan perlakuan waktu penyiangan (penyiangan sejaktanam hingga umur 2, 4, 6 minggu dan panen, serta tanpa penyiangan sejak tanamhingga umur 2, 4 , 6 minggu, dan panen) sebagai anak petak.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa waktu penyiangan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasildua kultivar kedelai. Penyiangan yang dilakukan pada periode kritis tanaman kedelaimenunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanamankedelai yang tidak dilakukan penyiangan. Periode kritis tanaman kedelai kultivarGrobogan dan kultivar Argomulyo yaitu pada umur 0-6 minggu setelah tanam. Gulmayang dominan pada pertanaman kedelai Grobogan yaitu Bulbostylis puberula. Gulmayang dominan pada pertanaman kedelai Argomulyo yaitu Cyperus rotundus.
Evaluasi Tipe Pemanfaatan Lahan Pertanian dalam Upaya Mitigasi Kerusakan Lahan Di Desa Giritirta, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara Bayu Setiawan; Prapto Yudono; Sriyanto Waluyo
Vegetalika Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.7 KB) | DOI: 10.22146/veg.35769

Abstract

Tanaman sayur-sayuran dan bunga-bungaan banyak dihasilkan di tanah andisol dan alfisol dengan elevasi berkisar antara 350-1500 m di atas permukaan laut (dpl). Kentang di Indonesia merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis cukup menjanjikan, sehingga petani berlomba-lomba untuk menanam tanaman tersebut. Lahan pegunungan yang sudah dimanfaatkan menjadi lahan pertanian perlu dilakukan evaluasi tipe pemanfaatan lahan guna mengetahui potensi produksi dan dampak kerusakan lahan yang timbul. Penelitian ini dilakukan di desa Giritirta, kecamatan Pejawaran, kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang dilaksanakan pada bulan Juli 2017-November 2017. Metode yang digunakan adalah penelitian survei terhadap kualitas lahan dengan pengamatan langsung di lapangan, dan mengumpulkan data-data dari instansi terkait, serta survei terhadap respons petani yang dilakukan dengan wawancara. Data primer yang diambil adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui kegiatan observasi, wawancara dan/atau kuisioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Pemanfaatan lahan pertanian di lokasi penelitian berupa budidaya tanaman semusim dengan komoditas utama kentang (Solanum tuberosum L.) dengan teknik penanaman searah lereng serta minim tindakan konservasi lahan. Tingkat bahaya erosi tergolong dalam klas sangat berat di semua satuan lahan yang menyebabkan potensi kerusakan lahan tinggi dalam kurun waktu yang singkat. Cara mitigasi kerusakan lahan yang cocok untuk dilaksanakan yaitu dengan penanaman kopi arabika dan teh pada kelerengan curam (26%-40%) serta tanaman kina pada kelerengan sangat curam (>40%). Perbaikan lahan yang dilakukan dengan pembuatan dan perbaikan teras, penanaman strip rumput, serta pembuatan rorak
Tanggapan Dua Kultivar Kedelai (Glycine max L.) terhadap Empat Aras Salinitas Mahmud Ismail; Prapto Yudono; Sriyanto Waluyo
Vegetalika Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.825 KB) | DOI: 10.22146/veg.35770

Abstract

Salinitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hampir semua pertumbuhan tanaman kedelai pada fase vegetatif dan generatif. Pengaruh salin pada berbagai varietas tanaman kedelai berbeda-beda tergantung pada tingkat kepekaan varietas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian empat kadar salin terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas kedelai. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor (CRD Faktorial) faktor pertama adalah varietas kedelai Grobogan dan varietas kedelai Malika. Faktor kedua adalah kadar salinitas: N0= 0 dS/m, N1=1,17 dS/m, N2=2,34 dS/m, dan N3=3,51 dS/m. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis varian dilanjutkan dengan uji jarak Duncan Multiple Range Test(DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua varietas kedelai mampu bertahan pada kadar salin 1,17 dS/m pengukuran variabel: tinggi tanaman, luas perakaran, luas daun, panjang akar pada varietas Malika, bobot segar daun, bobot kering daun, jumlah polong pertanaman dan jumlah biji pertanaman. Dua varietas kedelai menunjukkan penurunan hasil tertinggi pada pemberian kadar salin 3,51 dS/m. Penurunan hasil pada varietas kedelai Malika adalah 23% jumlah polong pertanaman, 31% jumlah biji pertanaman, 39% berat kering biji , dan 20% berat 100 biji. Sedangkan pada varietas Grobogan terjadi penurunan 18% jumlah polong pertanaman, 17% jumlah biji pertanaman, 26% berat kering biji , dan 11% berat 100 biji.
Pengaruh Tingkat Kemasakan terhadap Kuantitas Hasil dan Daya Simpan Benih Padi (Oryza sativa L.) Varietas Inpari Sidenuk di PP Kerja Nur Fitrianingsih; Prapto Yudono
Vegetalika Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.317 KB) | DOI: 10.22146/veg.43569

Abstract

Kebutuhan beras akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Ketersediaan benih padi di Jawa Tengah tidak mampu memenuhi kebutuhan benihnya. Ketersediaan benih padi di Indonesia mayoritas berasal dari penangkar benih. PP Kerja merupakan salah satu penangkar benih padi swasta yang ikut berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan benih padi di Jawa Tengah. Untuk memenuhi kebutuhan benih, penting dilakukan penelitian tentang panen pada berbagai tingkat kemasakan agar menghasilkan kuantitas dan kualitas hasil yang maksimum PP Kerja. Padi yang dipanen pada saat masak fisiologis akan menghasilkan daya tumbuh dan vigor yang maksimum, serta bibit tumbuh tegak dan seragam di lapangan sehingga hasil panen akan meningkat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2017 hingga Desember 2017 di persawahan PP Kerja, laboratorium teknologi benih, dan rumah kaca. Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split plot) dengan tingkat kemasakan sebagai faktor utama dan lama penyimpanan sebagai anak petak dengan 3 blok sebagai ulangan. Tingkat kemasakan terdiri dari empat taraf yaitu tingkat kemasakan kuning ½ malai, kuning ¾ malai, kuning seluruh malai, dan anjuran panen saat ini. Lama penyimpanan terdiri dari empat taraf yaitu 0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada level beda nyata sebesar 5%, apabila terdapat beda nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji HSD, untuk menentukan masak optimum tanaman padi ditentukan melalui analisis regresi dengan jenjang signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panen pada tingkat kemasakan kuning seluruh malai menghasilkan bobot gabah kering panen dan kering simpan yang paling tinggi serta daya simpan yang paling baik seperti daya berkecambah, indeks vigor, luas daun, tinggi tanaman, jumlah daun, dan indeks vigor hipotetik bibit yang maksimum.
Pengaruh Metode Pengendalian Gulma terhadap Dominansi Gulma serta Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Dela Yusuf Efendy; Prapto Yudono; Dyah Weny Respatie
Vegetalika Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.44998

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode pengendalian gulma yang efektif dan efisien untuk menekan kompetisi yang diakibatkan oleh keberadaan gulma pada pertanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Tri Dharma Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Banguntapan, Bantul, dan Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan April hingga Juli 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan perlakuan satu faktor dan tiga blok sebagai ulangan. Faktor yang digunakan adalah metode pengendalian gulma yakni: W0 (tanpa pengendalian gulma) sebagai kontrol negatif, W1 (pengendalian gulma secara mekanis pada umur kedelai 1 MST), W2 (pengendalian gulma secara mekanis pada umur kedelai 1 dan 2 MST), W3 (pengendalian gulma secara mekanis pada umur kedelai 1, 2, dan 3 MST), W4 (pengendalian gulma secara mekanis pada umur kedelai 1, 2, 3 dan 4 MST), W5 (pengendalian gulma menggunakan bioherbisida kenikir konsentrasi 400 g.L-1 pada umur kedelai 1 MST), W6 (pengendalian gulma menggunakan herbisida sintetis dosis 200 mL.m-2 pada umur kedelai 1 MST), W7 (pengendalian gulma menggunakan herbisida sintetis dosis 300 mL.m-2 pada umur kedelai 1 MST), W8 (pengendalian gulma menggunakan herbisida sintetis dosis 400 mL.m-2 pada umur kedelai 1 MST), dan W9 (perlakuan bebas gulma) sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara perlakuan pengendalian gulma terhadap bobot kering gulma, bobot kering tanaman, laju pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan kehilangan hasil tanaman kedelai. Perla kuan pengendalian gulma secara mekanis hingga umur 3 MST (W3) paling efektif dan efisien menekan pertumbuhan gulma dan menghasilkan produktivitas tanaman kedelai setara dengan perlakuan bebas gulma.