Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK MINYAK DEDAK PADI (RICE BRAN OIL) TERHADAP pH DAN SIFAT ANTIMIKROBIAL SABUN CAIR Fatma Sari; Ratri Ariatmi Nugrahani; Nurul Hidayati Fithriyah; Nelfiyanti Nelfiyanti; Susanty Susanty
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dedak padi mengandung nutrisi dan berbagai senyawa aktif untuk keperluan pangan maupun non pangan. Salah satu bahan yang terkandung di dalamnya adalah minyak. Minyak dedak padi mengandung asam lemak jenuh maupun tidak jenuh, minyak atsiri yang mengandung bioaktif sebagai antioksidan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan ekstrak minyak dedak padi terhadap pH dan sifat antimikroba sabun cair. Adapun metodologi penelitian yang dilakukan adalah pembuatan sabun cair dengan bahan baku asam stearat, asam laurat, asam miristat, KOH dan ekstrak minyak dedak padi sebagai bahan tambahan dengan cara mencampurkan semua bahan termasuk bahan tambahan pada temperatur kamar dengan variasi ekstrak minyak dedak padi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% (v/v), selanjutnya dilakukan analisis pH, uji antimikroba, dan analisis korelasi antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada berbagai penambahan ekstrak minyak dedak padi, besarnya pH cenderung tetap. Pada penambahan ekstrak minyak dedak padi 2%, 4%, 6% menunjukkan pH 7 dan pada penambahan ekstrak 8%,10% pH mengalami penurunan menjadi 6, hal ini dikarenakan minyak dedak padi bersifat asam. Hasil ini sesuai dengan SNI 1996 persyaratan pH sabun mandi cair berkisar antara 6-8. Kemampuan penghambatan mikroba eschericia coli tetap sebesar 8 cm dan penghambatan mikroba staphylococcus aureus meningkat, terbesar pada ekstrak minyak dedak padi 10% yaitu 21 cm. Ekstrak minyak dedak padi mempunyai kemampuan menghambat mikroba Esherichia coli dan Staphylococcus aureus
PENGARUH WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DALAM PEMBUATAN FRUITGHURT DARI KULIT BUAH SEMANGKA Yunita Ardiyawati; Nurul Hidayati Fithriyah
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfataan limbah kulit semangka sebagai bahan baku dalam pembuatan fruitghurt ini dilakukan untuk mendayagunakan limbah kulit semangka menjadi suatu produk pangan yang bermanfaat dan untuk mengurangi limbah buangan sisa semangka yang tidak dikonsumsi. Fruitghurt merupakan produk makanan hasil fermentasi sari buah-buahan yang berupa cairan kental hingga semi padat dengan cita rasa asam yang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mencari waktu inkubasi optimum dalam proses pembuatan kulit semangka menjadi fruitghurt. Metode penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu preparasi bahan baku, persiapan bibit (starter), dan inkubasi (fermentasi). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variasi waktu inkubasi (0 hari, 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari, 6 hari) dengan konsentrasi starter 20% b/b dan suhu tetap 400C. Pengukuran tingkat keberhasilan dilakukan dengan pengujian secara kualitatif (pembentukan gas dan bau) dan kuantitatif (kadar asam laktat). Kadar asam laktat ditetapkan secara titrimetri dengan titran NaOH 0,05 N. Pembentukan gas teramati dimulai sejak hari ke- 2 dan bau asam yang khas mulai teramati pada hari ke- 2. Kadar asam laktat maksimum sebesar 1,31% didapatkan pada waktu inkubasi optimum yaitu hari ke-5. Hasil ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk kadar asam laktat probiotik susu (yoghurt) yaitu sebesar 0,5% - 2,0%.
PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DALAM PEMBUATAN FRUITGHURT DARI KULIT BUAH SEMANGKA Anggita Niwan Mawarni; Nurul Hidayati Fithriyah
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfataan limbah kulit semangka sebagai bahan baku dalam pembuatan fruitghurt ini dilakukan untuk mendayagunakan limbah kulit semangka menjadi suatu produk pangan yang bermanfaat dan untuk mengurangi limbah buangan sisa semangka yang tidak dikonsumsi. Fruitghurt merupakan produk makanan hasil fermentasi sari buah-buahan yang berupa cairan kental hingga semi padat dengan cita rasa asam yang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mencari konsentrasi starter optimum dalam proses pembuatan kulit semangka menjadi fruitghurt. Metode penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu preparasi bahan baku, persiapan bibit (starter), dan fermentasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penambahan jumlah starter (2% b/b, 5% b/b, 10% b/b, 15% b/b, dan 20% b/b) dengan tetapan suhu 400C. Pengukuran tingkat keberhasilan dilakukan dengan pengujian secara kualitatif (pembentukan gas dan bau) dan kuantitatif (kadar asam laktat). Kadar asam laktat ditetapkan secara titrimetri dengan titran NaOH 0,05 N. Pembentukan gas teramati dimulai sejak hari ke- 2 dan bau asam yang khas mulai teramati pada hari ke- 2. Kadar asam laktat optimum didapatkan pada konsentrasi starter 20% b/b yaitu sebesar 1,31%. Hasil ini sesuai dengan baku mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk kadar asam laktat probiotik susu (yoghurt) yaitu 0,5% - 2,0%.
Analisis Pasar dan Produk Perawatan Tubuh dengan Bioaktif Berbasis Hasil Samping Agroindustri Nelfiyanti Nelfiyanti; Rini Siskayanti; Ratri Ariatmi Nugrahani; Nurul Hidayati Fithriyah
BASKARA : Journal of Business and Entrepreneurship Vol 2, No 2 (2020): Baskara: Journal of Business and Entrepreneurship
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.498 KB) | DOI: 10.54268/baskara.2.2.71-82

Abstract

Semakin meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap industry yang menerapkan zero waste, mendorong semakin banyaknya kajian dan riset mengenai pemanfaatan bahan alam yang berasal dari hasil samping suatu industry, baik skala kecil maupun besar. Padi merupakan komoditi bahan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia dan produksinya melimpah, sehingga hasil sampingnyapun cukup banyak, seperti sekam, jerami, dedak, bekatul. Dedak padi adalah salah satu hasil samping agroindustri pengolahan padi dan di dalamnya terkandung berbagai macam bahan yang bermanfaat seperti protein, mineral, serat, dan minyak, serta berbagai bioaktif seperti feluric acid, g-oryzanol. Adapun Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pasar dan produk terhadap produk perawatan tubuh dengan menggunakan bioaditif bersumber dari hasil samping industry agro, selanjutnya menginterpretasikan dan pengolahan data serta menentukan spesifikasi produk yang diinginkan oleh masyarakat. Metodologi penelitian ini adalah 1). Melakukan pengumpulan data mengenai kebutuhan masyarakat terhadap produk hasil diversivikasi dedak padi untuk keperluan non pangan 2).  Melakukan interpretasi dan pengolahan data; 3). Menentukan Spesifikasi Produk yang diinginkan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil penyebaran dan olahan kusioner untuk produk Tamanu Cleansing Oil dapat disimpulkan bahwa layak untuk diproduksi dan dipasarkan ke konsumen sebagai pembersih kulit muka, dengan perbaikan yang harus dilakukan yaitu tekstur dibuat menjadi lebih lembut sehingga nyaman digunakan. Sedangkan produk Body Lotion Pitoe layak untuk diproduksi dan dipasarkan ke konsumen dengan beberapa perbaikan seperti : Tekstur dari body lotion pitoe lebih dilembutkan dan tidak encer.
PENGARUH SUHU APLIKASI TERHADAP VISKOSITAS LEM ROKOK DARI TEPUNG KENTANG Diana Apriyanti; Nurul Hidayati Fithriyah
JURNAL KONVERSI Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.2.1.%p

Abstract

. Sebuah perekat atau lem, adalah campuran cairan dalam keadaan semi-cair atau yang melekat atau ikatan item bersama. Perekat dapat berasal dari sumber alam atau sintetis. Kini tingkat persaingan yang tinggi menuntut perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga perusahaan perlu memberikan perhatian serius terhadap kualitas produk yang akan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian agar kualitas produk semakin baik.Dalam penelitian ini dipelajari “ Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap - Viskositas Lem Rokok Dari Tepung Kentang “. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Quality Control PT. LF Asia, Jl. Raya Bogor km 28 Jakarta Timur. Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung kentang, actiside, antifoam, dan air. Bahan-bahan tersebut akan dicampur, untuk proses pembuatan lem rokok. Setelah lem tersebut jadi, maka lem akan dicek viskositasnya dengan menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Viskometer yang digunakan yaitu Viskometer Brookfield LVT 3/30. Pada penelitian ini digunakan suhu aplikasi 15°, 20°, 25°, 30° dan 35 °C untuk pengecekan viskositas lem dan analisa organoleptis lem rokok tersebut.Pada penelitian ini, digunakan lem yang berbahan dasar tepung kentang sebagai bahan untuk membuat lem kertas rokok, karena tepung kentang memiliki daya rekat yang cukup kuat, selain itu tepung kentang cukup aman digunakan sebagai lem rokok karena berasal dari bahan nabati yang memiliki warna kekuningan dan tidak akan merubah warna kertas rokok saat digunakan sebagai lem kertas. Kata Kunci : Viskositas, lem rokok, tepung kentang
REVIEW ON HARD SEGMENT INFLUENCESON THE PHYSICALPROPERTIES OF THERMOPLASTICPOLYURETHANES Nurul Hidayati Fithriyah
JURNAL KONVERSI Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.1.1.%p

Abstract

Thermoplastic polyurethanes (TPUs) are the fastest growing market in polyurethane technology mainly due to their easy process ability, versatile properties and recyclable nature. They find applications in high performance materials like coatings, adhesives, fibres and foams in a variety of industries ranging from automotive and footwear to medical implants. TPUs are linear block copolymers comprising of alternating soft and hard segments. The versatile properties of TPUs are usually attributed to their phase-separated morphologies. Different parameters are known to affect TPUs physical properties. One of those is their chemical architecture that is the statistical arrangement of hard segments (HS) and soft segments (SS).In particular the architecture of the HS will influence the molecular structure and intermolecular interaction. Its role as physical crosslink sites will govern thermal, mechanical and morphological properties. Hence a modification of HS chemical architecture might adjust the ultimate properties of TPU. This implication is important in process control of production and design of application. Therefore this paper will review various studies to understand the effect of different architecture to the properties of TPU. Keywords: thermoplasticpolyurethanes, hard segment architecture, physical properties
Lead Adsorption in Lubricant Waste using Zeolite 'Aini Rahmadhaniar; Ratri Ariatmi Nugrahani; Nurul Fithriyah; Titik Lestariningsih
Jurnal Rekayasa Proses Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.792 KB) | DOI: 10.22146/jrekpros.49489

Abstract

Lubricant waste is one of the hazardous refuses which are regulated on the limit of lead content according to Government Regulations (Kep-51/MenLH/10/1995). Therefore, it is necessary to research for reducing the lead content. The purpose of this study is to understand the effect of adding adsorbents to decrease lead content in waste of lubricants taken from ships. The waste lubricant was recycled by adsorption using zeolite. Lubricant waste samples of 200 mL each were physically and chemically identified subjected to adsorption process using zeolite adsorbent whose concentrations (%w/w) were varied as follows: 7.5%, 13.25%, 14.25%, 15.75% and 17.5% with stirring speed of 150 rpm and contact time for 60 minutes. The best results were obtained at the adsorbent amount of 26.5 grams (concentration of 13.25%), for which lead content reduction reached 83%. The ANOVA F was obtained to be 13.42, and hence the study concluded that the amount of the adsorbent was related to the decrease in lead content.A B S T R A KPelumas bekas adalah salah satu limbah berbahaya yang dibatasi kadar timbalnya dalam Peraturan Pemerintah, sehingga perlu penelitian untuk menurunkan kadar timbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengaruh penambahan adsorben untuk menurunkan kadar timbal dalam pelumas bekas yang berasal dari mesin kapal. Pelumas bekas didaur ulang dengan adsorpsi menggunakan zeolit. Setiap sampel berisi 200 mL pelumas bekas yang telah diidentifikasi sifat fisika dan kimia-nya diadsorpsi menggunakan adsorben zeolit. Variasi konsentrasi zeolit (%w/w) yang digunakan yaitu: 7,5%; 13,25%; 14,25%; 15,75% dan 17,5% dengan kecepatan pengadukan 150 rpm dan waktu kontak 60 menit. Hasil terbaik diperoleh pada jumlah adsorben 26,5 g (konsentrasi 13,25%) dengan penurunan kadar timbal mencapai 83%. Faktor F pada hasil ANOVA adalah 13,42. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara konsentrasi adsorben dan penurunan kadar timbal.
PROSES PENGERINGAN DAN EKSTRAKSI ULTRASONIK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN POTENSIAL Ayu Candraningsih; Ismiyati Ismiyati; Nurul Hidayati Fithriyah; Tri Yuni Hendrawati
Jurnal Teknologi Vol 14, No 2 (2022): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.14.2.247-254

Abstract

Kersen (Muntingia calabura L.) is a tropical plant from the Muntingiaceae family which is a wild plant that is often found in Indonesia. This plant is one of the herbal plants that are used as natural antioxidants. The purpose of this study was to obtain a drying model of cherry leaf extract and determine the activity of flavonoids as antioxidants in cherry leaf extract. The method used to obtain cherry leaf extract using ultrasonic sonication with a wavelength of 40 kHz. Variations made in the test are the length of drying time (30 minutes, 45 minutes, 60 minutes, 90 minutes, 120 minutes) and to find the most suitable drying model between Newton and Page. Concentration of cherry leaf extract using a rotary vacuum evaporator. Identification of cherry leaf extract, namely: determining the absorbance value for flavonoids and IC50 (Inhibitor Concentration) using UV-Vis Spectrophotometry and then determining the antioxidant content. The results of the study obtained that the highest wet extract yield was treated with a drying time of 30 minutes, which was 34.1%. The highest total flavonoid content was found in the 30 minute drying time treatment, which was 51,067 g/ml. The test of antioxidant levels obtained by IC50 is 0.89 ppm which is a strong antioxidant. The most suitable drying model is the Newton drying model with the equation MR=exp-(0.0029t) with a value of R2 = 0.9867 with k = 0.0029.
PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP KADAR FLAVONOID EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI MERAH (PSIDIUM GUAJAVA L) DENGAN METODE EKSTRAKSI ULTRASONIK Fatma Sari; Yustinah Yustinah; Nurul Hidayati Fithriyah; Susanty Susanty; Nisrina Harum A
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun jambu biji (Psidium guajava L.)  mengandung metabolit sekunder yaitu terdiri dari, flavonoid, tanin, monoterpenoid polifenol,, siskulterpen, alkaloid, kuinon dan saponoid, vitamin B1, B2, B3, B6, dan vitamin C. Kandungan flavonoid merupakan senyawa fenol dapat menghambat dinding sel, sehingga flavonoid berpotensi sebagai antioksidan. Daun jambu biji dapat digunakan sebagai antioksidan alami, dengan cara di ekstraksi terlebih dahulu untuk mengambil zak aktif yang terkandung. Penelitian menggunakan metode ekstraksi ultrasonik dengan variasi waktu ekstraksi yaitu 5,10,15,20,25 (menit) dengan perbandingan bahan dan pelarit 1:10. Ekstrak yang dihasilkan kemudian di hitung kadar flavonoid dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan analisa kualitatif menggunakan FTIR. Rendemen terbaik dihasilkan pada waktu ekstraksi pada waktu 20 menit dengan hasil rendemen 14,70 %. Kurva baku kuersetin kemudian diperoleh persamaan regresi linear yaitu y = 0.2213x-0.0963 dengan R2 = 0, 9924. Kadar flavanoid total terbaik dihasilkan pada waktu ekstraksi 5 menit dengan kadar flavanoid total 3,29 %. Dari analisa FTIR didapatkan serapan senyawa C-O, C-H, C=O dan juga OH yang merupakan gugus fungsi dari flavanoid.
STUDI LITERATUR PEMANFAATAN SELULOSA ASETAT LIMBAH KULIT NANAS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN MEMBRAN UNTUK DESALINASI Nurul Fuadi Pratiwi Sulaiman; Arif Purwadana; Bari Wahyudi; Nurul Hidayati Fithriyah
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desalinasi adalah proses untuk menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Limbah kulit nanas (Ananas comosus L. Merr.) mengandung glukosa dan asam-asam organik untuk memproduksi nata de pina yang dapat menjadi bahan baku pembuatan selulosa asetat dalam menghasilkan membran untuk desalinasi. Makalah tinjauan naratif ini membahas kemampuan membran selulosa asetat dari limbah kulit nanas untuk desalinasi. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa limbah kulit nanas mengandung selulosa yang dapat disintesa menjadi selulosa asetat dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Selulosa asetat yang diperoleh dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan membran untuk desalinasi. Desalinasi menggunakan membran selulosa asetat mencapai efektivitas sebesar 29,96 %  (Firdaus & Febiyanto, 2019).