Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

JENIS MENYUSUI BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI IBU DAN DUKUNGAN SUAMI Ummi Kulsum; Diah Andriani Kusumastuti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang MIPA dan Kesehatan The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberhasilan menyusui pada uisa 0–6 bulan memegang peranan sangat penting terhadap kelangsungan pemberian ASI pada bayi hingga usia 2 tahun sehingga penelitian mengenai faktor–faktor yang berperan dalam keberhasilan menyusui hingga bayi berusia 6 bulan penting untuk dilakukan. Berbagai penelitian menunjukakn bahwa keberhasilan menyusui dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pengetahuan ibu, latar belakang pendidikan, faktor sosio demografi serta kepercayaan diri ibu, status pernikahan. Pemberian ASI selama enam bulan di Kabupaten Kudus berdasarkan laporan survey diketahui hanya 19,56%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor sosiodemografi ibu dan dukungan suami dalam hal korelasi dengan jenis menyusui. Kegiatan yang dilakukan berupa pengambilan data dengan kuesioner pada ibu menyusui yang memiliki anak usia 6-12 bulan, data yang diambil berupa sosiodemografi ibu (umur, pendidikan, paritas, pekerjaan dan status ekonomi), dukungan suami, serta jenis menyusui yang diterapkan ibu. Rancangan penelitian ini adalah analitik korelatif dengan menggunakan pendekatan potong lintang yaitu data yang menyangkut variabel bebas dan terikat diukur dalam waktu yang bersamaan dan data diambil secara cross sectional / dalam satu waktu dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi antara faktor sosio demografi yang terdiri dari faktor usia ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas, status ekonomi dengan jenis menyusui diuji dengan uji Chi Kuadrat diperoleh hasil pekerjaan dan status ekonomi (p < 0,05) yang berarti terdapat korelasi, sedangkan faktor usia ibu, pendidikan, paritas diperoleh hasil (p > 0,05 ) yang berarti tidak terdapat korelasi.Kata Kunci : jenis menyusui, sosiodemografi, dukungan suami.
KONSUMSI SUMBER PROTEIN HEWANI PADA IBU NIFAS BERBASIS SOSIAL BUDAYA Ummi Kulsum; Diah Andriani Kusumastuti
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 1, No 01 (2016): MATERNAL II
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54877/maternal.v1i01.602

Abstract

ABSTRACTPuerperal requires adequate nutrition, nutrient needs during childbirth is determined by a good diet on postpartum mothers. Needs adequate nutrition will help to restore the puerperal women in the puerperal body and smoothness on breastfeeding.The phenomenon is often the case in rural communities is the strong influence of culture on foods that are considered good and should be consumed, which is considered to negatively impact her and the baby and should be avoided. Objective: to know the relationship between social and cultural factors on postpartum mother with the consumption of animal protein. This type of research is a cross sectional analytic. The independent variable of socio-cultural and socio-demographic, while the dependent variable consumption of animal protein. The population in this study were all post partum mothers in the Work Area of the city district health centers Holy District in May- July 2016, with a sample of 100 people who were taken using purposive sampling technique sampling. Measuring instrument using a questionnaire. Analysis of data using exact fhisher. The subject of research is the mother postpartum 7-45 days postpartum located in Puskesmas Kota Kudus. The results showed that the majority of respondents aged 20-35 years (76%), the majority of graduate education past high school (52%), working mothers (51%), the number of children 2-3 (54%). Low economic status (63%). Based on the test results fhisher exact error level α = 0.05 ρ = 0,384 values obtained for the correlation of socio-cultural with the consumption of animal protein whose meaning is there is no correlation. While the correlation of sociodemographic factors in the consumption of animal protein for the variables of age, education, occupation, number of children indigo p 0.05 meaning there is no correlation, while the economic status or value of p = 0.013 p 0.05 which meaning there is a correlation. The results of the analysis of the correlation bivariable family composition with animal protein consumption value ρ = 0,024atau value of p 0.05 significance correlation. Results Logistic Regression testing untul most dominant factor that correlates with the consumption of proteinhewani between economic status and family composition results obtained for the composition keluarga.dengan 0,000 thus the most dominant factor that correlates with the consumption of animal protein is the composition of the family. Based on the research results can be concluded that the majority of mothers (76 respondents) lives with her husband and children only (nuclear family) consume animal protein compared with mothers who live with a nuclear family instead. besides the economic status of puerperal women also correlated with the consumption of animal protei. Midwives should cooperate with health workers to provide information about abstinence from food on puerperal by giving leafled, counseling in Posyandu activities of the PKK, so that mothers do not post partum abstinence from food during childbirth. Midwives can make postpartum visits to prevent complications during childbirth.Keywords: Animal Protein,puerperium, social culture  ABSTRAKMasa nifas memerlukan nutrisi yang adekuat, kebutuhan gizi pada masa nifas ditentukan oleh pola makan yang baik pada ibu nifas. Kebutuhan gizi yang tercukupi akan membantu ibu nifas untuk mengembalikan tubuh pada masa nifas dan kelancaran pada proses menyusui. Fenomena  yang  sering  terjadi  di  masyarakat  pedesaan  adalah  kuatnya  pengaruh  dari budaya tentang makanan yang dianggap baik sehingga harus dikonsumsi, yang dianggap memberikan dampak buruk bagi dirinya dan bayi sehingga harus dihindari. Tujuan penelitian: mengetahui hubungan antara faktor sosial budaya pada ibu nifas dengan konsumsi protein hewani. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik cross sectional. Variabel independent sosial budaya dan sosiodemografi , sedangkan variabel dependen konsumsi protein hewani. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di Wilayah Kerja puskesmas kecamatan kota Kabupaten Kudus pada bulan Mei – Juli 2016 dengan sampel 100 orang yang diambil menggunakan teknik sampling purposive sampling. Alat ukur menggunakan kuesioner. Analisa data dengan menggunakan exact fhisher.Subyek Penelitian adalah ibu Nifas 7 – 45 hari pasca melahirkan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kota Kabupaten Kudus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20 – 35 tahun (76 % ) , pendidikan terakhir mayoritas tamat SMU ( 52 % ) , ibu bekerja (51 %), jumlah anak 2 - 3(54 % ). Status ekonomi rendah ( 63 %). Berdasarkan hasil uji exact fhisher pada taraf kesalahan α = 0,05 didapatkan nilai ρ = 0,384 untuk korelasi sosial budaya dengan konsumsi protein hewani yang maknanya adalah tidak terdapat korelasi. Sedangkan korelasi faktor sosiodemografi dengan konsumsi Protein hewani untuk yang variabel usia,pendidikan,pekerjaan ,jumlah anak nila p 0,05 yang maknanya tidak terdapat korelasi, sedangkan status ekonomi   nilai p = 0,013 atau  p 0.05 yang maknanya terdapat korelasi. Hasil analisis bivariabel korelasi komposisi keluarga dengan konsumsi protein hewani   nilai ρ = 0,024atau nilai p 0,05 maknanya terdapat korelasi. Hasil uji Regresi Logistik untul menguji faktor yang paling dominan yang berkorelasi dengan konsumsi proteinhewani antara status ekonomi dan komposisi keluarga diperoleh hasil 0,000 untuk komposisi keluarga.dengan demikian faktor yang paling dominan yang berkorelasi dengan konsumsi protein hewani adalah komposisi keluarga. Berdasarkan Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa ibu yang mayoritas ( 76 responden ) tinggal dengan suami dan anak saja ( keluarga inti ) mengkonsumsi protein hewani dibandingkan dengan ibu yang tinggal dengan bukan keluarga inti. selain itu status ekonomi ibu nifas juga berkorelasi dengan konsumsi protein hewani. Bidan sebaiknya bekerja sama dengan kader kesehatan untuk memberikan informasi tentang  pantang makanan pada masa nifas dengan memberikan leafled, penyuluhan di posyandu, kegiatan PKK, sehingga ibu post partum tidak melakukan pantang makanan pada masa nifas. Bidan dapat melakukan kunjungan nifas untuk mencegah komplikasi pada masa nifas. Kata Kunci : Protein Hewani, Ibu Nifas , Sosial Budaya
HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG DUKUNGAN SUAMI DENGAN STRES PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) KALIWUNGU KUDUS Diah Andriani Kusumastuti; Islami Islami; Dyah Ayuning Tyas
Indonesia Jurnal Kebidanan Vol 4, No 1 (2020): INDONESIA JURNAL KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijb.v4i1.999

Abstract

Latar Belakang : Memiliki anak yang normal baik fisik maupun mental adalah harapan bagi semua orang tua namun jika dalam perkembangan anaknya mengalami suatu gangguan, maka orang tua akan menjadi sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak-kanak yang menjadi ketakutan orang tua adalah retardasi mental. Peran orang tua dalam mengasuh anak retardasi mental dan hubungan anak retardasi mental dengan orang tua sangatlah penting dibandingkan dengan hubungan anak yang intelegensinya normal dengan orang tuanya. Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan stres pada ibu yang memiliki anak retardasi mental di SLB Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus tahun 2017/2018.  Metode :. Penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak retardasi mental tingkat SD di SLB Kaliwungu Kudus yang berjumlah 85 ibu, dengan sampel yang diteliti sejumlah 30 ibu. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil Penelitian : Dari 30 responden menunjukkan dukungan sosial keluarga tinggi 17 responden (56,7%) dan dukungan sosial keluarga rendah 13 responden (43,3%). Sedangkan stres pada ibu rendah19 responden (63,3%) dan stres pada ibu tinggi 11 responden (36,7%). Terdapat hubungan hubungan dukungan sosial keluarga dengan stress pada ibu yang memiliki anak retardasi mental di SLB Kaliwungu Kudus dengan p value 0,001 (p value < 0,05). Kesimpulan : Ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan stress pada ibu yang memiliki anak retardasi mental di SLB Kaliwungu Kudus.
KORELASI VARIASI JENIS MAKANAN DAN LINGKUNGAN DENGAN POLA MAKAN ANAK USIA SEKOLAH Fania Nurul Khoirunnisa; Indanah Indanah; Diah Andriani Kusumastuti; Noviana Ika
Indonesia Jurnal Kebidanan Vol 4, No 1 (2020): INDONESIA JURNAL KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijb.v4i1.1000

Abstract

Berdasarkan data Badan Pelaporan dan Statistik (BPS) Propinsi Jawa Tengah tahun 2016 sebanyak lebih dari 20 % anak usia sekolah ditemukan mengalami masalah kesulitan makan. Gangguan kesulitan makan berpengaruh pada pemenuhan gizi, pertumbuhan fisik biomedik otak dan imunitas anak. Ketiga hal ini penting untuk menunjang kualitas hidup bagi anak sebagai generasi penerus bangsa. Gangguan sulit makan dapat diakibatkan karena semakin bertambahnya aktivitas seperti bermain, sekolah dan kurangnya peranan lingkungan sekitar anak sehingga terkadang mereka menjadi malas makan dan jajan sembarangan. Tujuan: Mengetahui korelasi antara variasi jenis makanan dan dukungan lingkungan dengan pola makan pada anak usia sekolah. Metode: Jenis penelitian analitik korelasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Besar sampel 70 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang jenis makanan, dukungan lingkungan dan pola makan. Analisis data uji statistik Spearman Rho. Hasil Penelitian : Mayoritas jenis makanan responden adalah kurang sehat sebanyak 54,3%, lingkungan yang mendukung sebanyak 54,3% dan mayoritas mengalami kesulitan makan tingkat sedang sebanyak 48,6%. Simpulan : Terdapat korelasi variasi jenis makanan (p=0,002 ; r = -0,698) dan lingkungan (p=0,001 ; r = -0, 687) dengan pola makan anak usia sekolah.
PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL PRE-EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT PKU AISYIYAH JEPARA Elinda I'in Fauziah; Atun Wigati; Diah Andriani Kusumastuti; Ummi Kulsum
JUBIDA- Jurnal Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jubida.v4i2.1587

Abstract

Pre-eklamsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan oedema yang timbul karena kehamilan dan umumnya terjadi dalam triwulan ketiga atau sebelumnya. Lavender menjadi salah satu aromaterapi yang efektif digunakan untuk menurunkan tekanan darah menjelang persalinan. Karena, lavender mempunyai sifat-sifat antikonvulsan, 5 antidepresi, anxiolytic, dan bersifat menenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap tekanan darah pada ibu hamil pre-eklampsia RS PKU Aisyiyah Jepara. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain pre-post test without control group. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semua Ibu Hamil Trimester 3 pada bulan Desember 2024 adalahresponden. Instrumen penelitian berupa SOP intervensi aromaterapi lavender dan lembar pengukuran tekanan darah. Analisa data diuji dengan uji paired t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uji paired t test sebesar 0,000 artinya ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap tekanan darah ibu hamil pre-eklampsia di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Aisiyah Jepara.
Dukungan Keluarga Terhadap Pantang Makan Ibu Nifas Ana Zumrotun Nisak; Diah Andriani Kusumastuti; Faizatul Muna Khoirina
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantang makan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan praktik seseorang untuk tidak mengonsumsi makanan tertentu karena larangan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Pembatasan makanan akan berdampak pada kembalinya kesehatan ibu nifas secara bertahap dan kemampuannya memproduksi ASI, baik disadari maupun tidak. Tujuan: Mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap pantang makan pada ibu nifas di desa karangnongko kecamatan nalumsari kabupaten jepara. Metode: Desain penelitian yang digunakan analisis korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di desa karangnongko kecamatan nalumsari kabupaten jepara dengan melibatkan sampel penelitian yaitu seluruh ibu yang dalam masa nifas sebanyak 50 orang dari jumlah populasi sebanyak 50 orang dengan Cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji Fisher exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Karangnongko Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara pada tahun 2022, hubungan antara wanita nifas yang tidak makan dengan dukungan keluarga didasarkan pada nilai ρ sebesar 0,004. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pantang makan pada ibu nifas di desa karangnongko kecamatan nalumsari kabupaten jepara tahun 2022. Untuk memastikan kebutuhan gizi bayi dan ibu tercukupi dan produksi ASI melimpah, disarankan agar ibu tetap makan-makanan yang bergizi serta tercukupinya kebutuhan minum selama masa nifas