Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HEGEMONI BUDAYA INDUSTRI DALAM PENDIDlKAN KONTEMPORER adminBambang Syaeful Hadi; Iffah Nurhayati
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 3 (2002): CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI NOVEMBER 2002, TH. XXI, NO. 3
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.061 KB) | DOI: 10.21831/cp.v3i3.8728

Abstract

The industrial culture as a product ofan increasingly indus­trial society has greatly influenced the educational system.Its hegemony in the educational system has shifted educationalidealism. Since the industrial culture assumes that man is afactor in production, the aim of education has started tochangefrom its original course for the sake of meeting thedemandsof the industrial field, the market for its product. Afurther consequence of this is that the output of educationno longer meets the expectation concerning what is essentiallyworthy to be the objectiveof education, which is to develophuman resources with all their potentials into better individualswho are independent and increasingly awareof the essence oftheir humanity.There are supposed to be three main agents of education,i.e., the family, the school, and society. However, today the schooltends to be the main support ofeducation while the educatiomil .system runningat schools now in operation has diverged fromthe original idealismofeducation. Education in one alternative.religion, Islam, has not achieved what is intended by the Koranand Hadits, either, because there are not yet any adequate willand ability among Moslems to interpret creatively the religiousteachings and transfer them into some formof educational sys­tem together with its operational steps.The hegemonyofindustrial culture has "forced" the execu­torsof education to use educational concepts and designs thatsupport industrial needsin order that the educational output wouldbe wel1-preparedto enter the job market. The educational systemis then also designed in such a way that practical and pragmaticteaching materials have a greater portion than the students'values in ethics, social matters, religiosity, behavior, and men­tality. This phenomenon will speed up a processofdehumaniza­tion thatwil1 eventual1y result in social and national destruction.Therefore, there needto be steps of reorientation, restructuring,and innovation in the educational system that are based onpotentialsofthe self and stick to religious values to achieve thereal educational objective
Pudarnya peran mamak minangkabau perantauan di Kota Yogyakarta terhadap kemenakan Setiati Widihastuti; Puji Wulandari Kuncorowati; Iffah Nurhayati
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 16, No 2 (2019): Pembelajaran, Politik, dan Hukum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.275 KB) | DOI: 10.21831/jc.v16i2.29249

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan kekeluargaan  masyarakat Minangkabau yang merantau ke Kota Yogyakarta dan realisasi peran mamak Minangkabau yang merantau di Yogyakarta terhadap kemenakannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali domain-domain yang berkaitan dengan permasalahan pokok ”Sejauhmana peran mamak perantauan Minangkabau di Yogyakarta terhadap kemenakannya”,  yang selanjutnya akan dijabarkan menjadi  beberapa fokus permasalahan penelitian yang terbagi dalam beberapa domain. Merantau ke   Yogyakarta mampu  menginspirasi    perantau  asal Minangkabau untuk membentuk keluarga baru yang berbasis   keluarga inti (nuclear family), menggantikan ikatan lama yang berbasis pada keluarga luas matrelinial.  Saat berada dalam lingkaran keluarga luas matrelinialnya,  seorang suami tidak mempunyai posisi urgen  terhadap anaknya   karena sang anak menjadi tanggung jawab  mamak. Namun terbentuknya keluarga inti dan  menguatnya peran harta pencaharian menyebabkan posisi kaum laki-laki semakin kuat di depan istri dan anak-anaknya.  Akibat dari semakin dominannya peran harta pencaharian pada satu sisi, dan  semakin minimnya  harta pusaka  menopang kehidupan keluarga inti,  menyebabkan hubungan mamak-kemenakan yang diikat secara fungsional oleh harta pusaka semakin melemah. Merantaunya  keluarga Minangkabau  ke Yogyakarta  sedikit banyak telah  melemahkan simpul-simpul ketaatan pada adat Minangkabau.  Dengan meninggalkan teritorial hukum adat dan  melepaskan  diri dari ketergantungan pada harta pusaka, semakin  melemahkan  hubungan mamak-kemenakan yang secara fungsional diikat oleh harta pusaka.  Bisa dipastikan bahwa peran   mamak terhadap kemenakan tidak lagi bisa direalisasikan secara maksimal, utamanya dalam hal: a) mempersiapkan kemenakan mejadi pemimpin di lingkungan  paruik, kaum dan suku, b) menentukan arah pendidikan dan membiayai pendidikan  kemenakan, c) mengatur perjodohan kemenakan, mencarikan jodoh dan membiayai perhelatan perkawinan kemenakan-----------------
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK ASASI NARAPIDANA PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Sri Hartini; Anang Priyanto; Iffah Nurhayati
Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Vol 27, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.709 KB) | DOI: 10.22146/jmh.15896

Abstract

The policy of human rights protection for prisoners in penitentiary DIY using combination method which are elite policy and rational policy. The application of elite policy is having correlation with prisoner’s human rights protection, where as the type of rights, just followed what has been set in the legislation of policy. More over the policy changes as outlined in the legislation just a patchwork. As for rational policy method can be seen in the implementation of human rights compliance for prisoners, which is in real life required the creativity of penitentiary’s officers considering humanity aspect. Kebijakan perlindungan hak asasi manusia terhadap narapidana di lingkungan lembaga pemasyarakatan se-DIY cenderung menggunakan model kebijakan elite. Hal ini bisa dilihat dari pemberian perlindungan hak narapidana yang hanya mengikuti apa yang telah diatur dalam kebijakan-kebijakan pusat. Selain itu, perubahan kebijakan yang dituangkan dalam peraturan perundangan hanya sekedar tambal sulam. Namun demikian, dalam pelaksanaan teknis pada kenyataannya mengharuskan kreativitas petugas lembaga pemasyarakatan sesuai dengan kebutuhan lapangan mengingat aspek kemanusiaan. Namun aspek kreativitas ini tetap mendasarkan pada peraturan yang ada. Dengan demikian terdapat juga sedikit unsur model kebijakan rasional dalam tahap pelaksanaan pemenuhan HAM narapidana.
Kajian Tematis Keputusan-keputusan Majelis Tarjih Muhammadiyah tentang Perempuan - Samsuri; Iffah Nur Hayati
Millah: Journal of Religious Studies Vol. V, No. 2, Februari 2006 Pemberantasan Korupsi dan Dekonstruksi Budaya
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/millah.vol5.iss2.art7

Abstract

This research aims to: (1) classify the themes of Majelis Tarjih Muhammadiyah's decisions on woman and its gender relation issues; (2)find the contribution of Majelis Tarjih Muhammadiyah's decisions as a movement of Islamic thought reformation to gender relation issues. As a descriptive-qualitative research the subject of research is all of Majelis Tarjih's decisions. Documentation technique was used to collect primary documents which have been published by Majelis Tarjih Muhammadiyah. Sufficient of references and check recheck of subject of research were used to achieve credibility this research. The Majelis Tarjih's decisions on woman classified in three groups, Le. Putusan Tarjih (Tarjih Decisions), Fatwa fatwa Agama(Fatwas on Religion Issues), and Wacana Tarjih (Tarjih's Discourses). Gender's sensitivity of Majelis Tarjih's decisions on woman changed to constructive paradigm. The contemporary approaches of Islamic studies influenced the ijtihad methods of Majelis Tarjih. Majelis Tarjih's decisions on woman has contributed positively to Islamic thought movement on gender relation in Indonesia.
PERGESERAN ADAT PERKAWINAN PADA MASYARAKAT BALI PERANTAUAN DI DIY Setiati Widihastuti; Iffah Nurhayati; Puji Wulandari; Chandra Puspitasar
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 11, No 1 (2022): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v11i1.58511

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji  pergeseran   pelaksanaan adat perkawinan  pada masyarakat Bali   di perantauan.   Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Adat Bali yang tidak dapat dipisahkan dengan agama Hindu,  ibarat ”manik ring cecupu”,   merupakan adat leluhur yang harus dipertahankan masyarakat Bali. Salah satunya adalah kewajiban melaksanakan  nganten  keluar  ataupun perkawinan nyentana  guna menjaga kelangsungan sistem keluarga patrilieal.  Sebagai aktualisasi  darmanya,   masyarakat Bali wajib  mentaati hukum perkawinan adatnya karena swadharma dan swadikara  (hak kewajiban keluarga) hanya dilanjutkan oleh keturunan laki-laki atau kapurusa, reinkarnasi juga melalui kapurusa.  Perkawinan adat tersebut  menyisakan permasalahan  tatkala  keluarga tidak memiliki anak laki-laki.  Menjadi lebih rumit,   jika masalah tersebut dialami  masyarakat Bali perantauan termasuk yang merantau di DIY,  karena sulit mencari solusinya di lingkungan  masyarakat yang heterogen dan jauh berbeda  adat budayanya. Adanya pembauran dengan masyarakat di daerah perantauan dan faktor lainnya memunculkan pergeseran   pandangan para perantau sehingga  menjadi lebih terbuka, seperti menerima bentuk  perkawinan pada gelahang  untuk mengakomodasi kesulitan yang dihadapi  dengan tetap memegang prinsip utama hukum perkawinan adat Bali.
Meta-Analysis: The Effects of Depression and Anxiety on the Quality of Life of People with Disability Nurhayati, Iffah; Murti, Bhisma; Prasetya, Hanung
Journal of Maternal and Child Health Vol. 6 No. 3 (2021)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.557 KB)

Abstract

Background: A person with a disability is a person who has (suffers) a disability/ limitations in the structure and function of the body which can cause problems in their life. Environmental conditions (physical, biological and social) that are not disability-friendly will have an impact on mental problems and the most common are depression and anxiety. Depression and anxiety have an important influence on the health conditions and quality of life of persons with disabilities. The purpose of this study was to analyze the effect of depression on the quality of life of persons with disabilities and to analyze the effect of anxiety on the quality of life of persons with disabilities.Subjects and Method: The meta-analysis was carried out by systematically reviewing the same number of articles from PubMed, Science Direct, and Google Scholar. This is done using the search keywords
Usaha perantau Minangkabau di Kota Yogyakarta dalam membina hubungan dengan kerabat asal Kuncorowati, Puji Wulandari; Widihastuti, Setiati; Nurhayati, Iffah
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.634 KB) | DOI: 10.21831/jc.v15i1.16087

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan latar belakang masyarakat Minangkabau yang terhubung dengan kerabat asal mereka. Bagi lelaki Minangkabau, bermigrasi berarti suatu keharusan, perjalanan awal untuk menjadi orang dewasa, mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Beberapa alasan untuk bermigrasi adalah (a) untuk kehidupan yang lebih baik; (b) untuk belajar; (C) perlawanan sistem matrilineal. Faktanya bahwa walaupun mereka merantau, mereka masih terhubung dengan kerabat aslinya. dalam beberapa bentuk, seperti bantuan keuangan untuk sepupu mereka, menjaga warisan leluhur, dan penggalangan dana untuk mengembangkan tanah leluhurnya. Selain itu, jejaring sosial baru didirikan untuk memahami tantangan baru dan untuk mengatasi kejutan budaya baru di tanah rantau.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------This essay was aimed at describing the background of Minangkabau society sustains their connection with homeland. For Minangkabau man, it is an obligatory task to migrate, the initiation to become fully adult, preparing for better life. The reasons for migration are (a) for a better life; (b) to learn; (c) to resist against matrilineal system. The fact is that they are still attached to their origin with some forms such as financial support for their cousin/nephew, to preserve sacred heritage, and to conduct fund-raising for their homeland. Furthermore, social networks were established to overcome the new challenges as well as cultural lag in a broad.  
Eksekusi putusan hakim dalam sengketa perdata di Pengadilan Negeri Sleman Hartini, Sri; Widihastuti, Setiati; Nurhayati, Iffah
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.573 KB) | DOI: 10.21831/civics.v14i2.16852

Abstract

This article is based on research intended at describing the execution of verdict of private case in court of Sleman Regency and its obstacles. It was a descriptive qualitative research. It was found that the excecution of verdict of private case in court of Sleman Regency begins by accustion or submission of execution by appelant and ends  execution by confiscation. Its obstacle were: (1) its high cost as burdance of appelant; (2) the lack of qualified personels; and (3) the rivalry or rejection of accusted. The efforts to overcome these obstacles were: (1) the chief of regency court encourages both sides to compromise between initiator of accustion and his/her rival (accusted) peacefully; (2) send a  personel substitude of seizure in calling conflicting side and proposing aditional personels but not yet succesful; and (3) the persoel of seizure inform or sends the unsolved problem through electrinic devices to Sleman Regency in order to suspend its execution.
PENGUATAN SIKAP TOLERANSI DALAM KEBHINEKAAN MELALUI VIRTUAL REALITY BERBASIS VIDEO 360 Murdiono, Mukhamad; Istiqomah, M.Pd, Annisa; Nurhayati, Iffah; Puspitasari, Chandra Dewi
Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 5, No 1 (2024): JANUARI
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/kalacakra.v5i1.8648

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa di beberapa universitas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas PGRI Yogyakarta. Terdapat dua jenis data yang diperlukan dalam penelitian pengembangan ini, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi data hasil rancangan model pembelajaran, instrumen penilaian model pembelajaran, validasi instrumen penilaian model pembelajaran dan analisis data validasi model pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh dari data angket penilaian model pembelajaran berbasis Virtual Reality (VR) oleh ahli media, ahli materi dan tes hasil belajar dan lembar penilaian peserta didik. Sementara untuk mengumpulkan data, ada beberapa metode yang digunakan yaitu observasi, angket dan tes. Tujuan penelitian pengembangan ini yaitu: 1) mengembangkan model pembelajaran pendidikan multikultural berbasis VR; 2) mengukur implementasi model pembelajaran pendidikan multikultural berbasis VR untuk penguatan sikap toleransi dalam bingkai kebhinekaan.
PELATIHAN LITERASI DAN KEWARGANEGARAAN DIGITAL GURU MGMP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KABUPATEN TASIKMALAYA Suyato; Mulyono, Budi; Sutrisno, Cucu; Nur Hayati, Iffah
Masyarakat: Jurnal Pengabdian Vol. 1 No. 1 (2024)
Publisher : Yayasan Pendidikan Dan Pengembangan Harapan Ananda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58740/m-jp.v1i1.202

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan literasi digital dan kewarganegaraan di kalangan guru yang tergabung di dalam Musyawah Kerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (MGMP PPKn) di Kabupaten Tasikmalaya. Pelatihan yang diadakan di SMA N1 Singaparna ini berfokus pada pembekalan guru dengan pengetahuan dan kompetensi penting dalam menavigasi platform digital secara bertanggung jawab dan efektif. Program pelatihan dimulai dengan sesi dasar tentang literasi digital, yang mencakup topik-topik seperti keamanan online, evaluasi kritis terhadap informasi digital, dan perilaku digital yang etis. Lokakarya interaktif, studi kasus, dan kegiatan praktik langsung digunakan untuk memperdalam pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip kewarganegaraan digital dalam konteks pendidikan kewarganegaraan. Partisipasi aktif dari para guru MGMP PPKn, dipadukan dengan dukungan dari otoritas pendidikan dan komunitas sekolah, menumbuhkan lingkungan pembelajaran yang kolaboratif. Lingkungan ini memfasilitasi pengembangan praktik pengajaran inovatif yang mengintegrasikan perangkat digital untuk meningkatkan penyampaian kurikulum pendidikan kewarganegaraan. Evaluasi selama sesi pelatihan memastikan pemahaman dan penerapan konsep literasi digital dan kewarganegaraan yang efektif di antara para peserta. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan guru untuk mengintegrasikan perangkat digital secara bertanggung jawab ke dalam pedagogi pendidikan kewarganegaraan.