Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Analisis Keputusan Pembelian Ayam KUB dalam Memenuhi Kebutuhan Upacara Adat dan Agama di Provinsi Bali B. R. T. Putri; J. Hellyward; N. W. Siti; I. N. Ardika; A. Rastosari; I. M. Londra; N. M. A. K. Dewi; N. M. P. Setyani
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 24, No 1 (2022): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.24.1.119-125.2022

Abstract

IDENTIFIKASI VARIASI FENOTIPIK AYAM KAMPUNG CARU DI BALI Sarini N. P.; I W. Wijana; N. M. A. Rasna; I N. Ardika
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 22 No 2 (2019): Vol. 22 No.2 (2019)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.971 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2019.v22.i02.p04

Abstract

This study aimed to identify phenotypic variation of kampung chicken caru. This study was held at farmers,collectors and vendors kampung chikens in animal market in Bali. Phenotypic factors identified were comb types,feather, beak, and shank colors. The quantitative characters that were body mass and dimential. The qualitativedata collected was grouped the variation and the quantitative data then analyzed using descriptive quantitative andthe coefficient of variation was calculated. Black caru chicken had single and rose combs with beak and shank colorwere black and yellow. Whereas, red caru chicken had single, pea and rose combs with beak and shank color wereblack, white and yellow. For yellow caru chicken the comb was single and pea with the beak and shank were yellow.White caru chicken had single and pea combs with the color of the beak and shank were white. Similar to blackcaru, brumbun also chicken had single and pea comb with the color of beak and shank were black, white and yellow.Tibia length of brumbun caru chicken was vary (CV>15%) whereas wing length of red caru chicken was uniform(CV<15%). In conclusion, kampung caru chiken had vary of penothipic variation.
KUALITAS DAGING ITIK BALI BETINA YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG DAUN PEPAYA TERFERMENTASI SITI N. W.; I N. S. SUTAMA; N. M. S. SUKMAWATI; I N. ARDIKA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 24 No 1 (2021): Vol. 24 No. 1 (2021)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIP.2021.v24.i01.p04

Abstract

The research objective was to know the effect of fermented papaya leaf meal in diet to quality of female bali duck meat. The design used was Completely Randomized Design with 3 treatments and 5 replicates, each treatment used 2 female bali duck on the age of 12 weeks. The 3 treatments were levels of fermented papaya leaf meal i.e. 0%, 8% and 16% for treatment A, B, and C respectively. Variables observed were diminishing cook meat, water holding capacity, pH, water content, protein content, fat content and dry matter content. The research results showed that water content, diminishing cook and pH of the treatments A, B and C were non significantly different (P>0.05). Di- minishing row meat of the treatment B was significantly higher (P<0.05) but, its water holding capacity was lower significantly different (P<0.05) than the A and C. Meat protein content of the treatment C was higher significantly (P<0.05) but, its muscular fat was lower significantly (P < 0.05) compare to the treatments A and B. From the re- sults of the study it can be concluded that the addition of fermented papaya leaf meal at the level of 8%-16% in the ration can improve the quality of the meat of female bali ducks aged 26 weeks.
PENGARUH ADITIF JUS DAUN PEPAYA YANG DIFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP OFFAL EKSTERNAL AYAM KAMPUNG Hariyuda I G.P.A.; Siti N W.; Ardika I N.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 4 No 3 (2016)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.224 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berat offal eksternal ayam kampung yang diberi ransum mengandung jus daun pepaya yang difermentasi. Ayam yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 ekor ayam kampung unsexing umur empat  minggu dengan berat badan awal 104,99±34,70 g. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat kelompok sebagai ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan. Keempat perlakuan tersebut adalah: A = 70% ransum komersial + 30% dedak jagung sebagai kontrol, B = ransum A + 8% jus daun pepaya yang difermentasi, C = ransum A + 12% jus daun pepaya yang difermentasi, dan D = ransum A + 16% jus daun pepaya yang difermentasi. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah berat kepala, bulu, darah dan kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat kepala, bulu dan darah cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya level jus daun pepaya yang difermentasi namun secara statistik berbeda tidak nyata (P>0,05). Berat kaki pada perlakuan D nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian 16% dari jus daun pepaya yang difermentsi dapat meningkat berat kaki ayam kampung.
KUANTITAS DAN KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI BALI DI UPT BIBD BATURITI Witarja N. M. L. E.; I N. Ardika; D. P. M. A. Candrawati
Jurnal Peternakan Tropika Vol 8 No 1 (2020): Issue 8 No. 1 (2020)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini dilakukan di Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti. Tujuan studi ini untuk mengetahui kualitas semen segar dan produksi semen beku sapi Balidi UPT BIBD Baturiti. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan produksi semen yang terdiri dari kualitas semen segar dan jumlah straw semen beku dari 9 ekor sapi Bali. Metode yang digunakan adalah teknis survey, wawancara, dan on the job training, dan diperoleh melalui catatan hasil penampungan semen segar pada bangsa sapi bali selama bulan Oktober 2019 di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Baturiti.Variabel yang diamati meliputi volume semen, warna, persentase motilitas individu, konsentrasi spermatozoa, dan jumlah produksi semen beku. Hasil PKM menunjukkan bahwa rataan kualitas semen segar sapi bali di UPT BIBD Baturiti pada bulan Oktober 2019 yang terdiri atas volume semen yaitu 6,01 ml, warna yaitu krem, persentase motilitas individu yaitu 70%, dan konsentrasi spermatozoa yaitu 1.072 juta/ml. Simpulan dari PKM ini bahwa secara umum kualitas dan kuantitas semen segar sapi bali di UPT BIBD Baturiti meliputi volume semen, warna, persentase motilitas individu, konsentrasi spermatozoa sesuai dengan standar. Kata kunci: karakteristik semen, spermatozoa, semen segar, sapi bali pejantan Kata kunci: semen beku, motilitas, konsentrasi, volume semen, sapi bali
KARKAS KELINCI YANG DIPELIHARA PADA TINGKAT HUNIAN BERBEDA DAN DIBERI RANSUM DENGAN IMBANGAN ENERGI SERTA PROTEIN BERBEDA Saputra E.D; Nuriyasa IM.; Ardika I.N
Jurnal Peternakan Tropika Vol 3 No 2 (2015): E-Journal Peternakan Tropika Vol 3 No 2
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.425 KB)

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karkas kelinci yang dipelihara pada tingkat hunian dan pemberian ransum dengan imbangan energi dan protein berbeda telah dilakukan selama 10 minggu. Kelinci yang digunakan adalah kelinci jantan lokal lepas sapih umur 5 minggu sebanyak 36 ekor dengan berat 391,31 ± 41,86 g.  Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 2 dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah tingkat hunian (L) yang terdiri atas tingkat hunian 1 ekor/0,35 m2 (L1), 2 ekor/0,35 m2 (L2) dan 3 ekor/0,35 m2 (L3).  Faktor kedua adalah imbangan energi protein ransum (R) yang terdiri atas imbangan energi dan protein 147 dengan energi termetabolis 2500 kkal/kg dan CP 16% (R1) dan imbangan energi dan protein 151 dengan energi termetabolis 2800 kkal/kg dan CP 17,5% (R2). Variabel yang diamati adalah karkas (berat karkas, kaki depan, kaki belakang, pinggang+punggung, dada+leher, daging, lemak dan tulang), non karkas (paru-paru, jantung, hati, sekum+kolon dan kulit+bulu) dan iklim mikro (kelembban udara, temperatur udara, temperatur humidity indek dan intensitas radiasi matahari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi yang nyata (P<0,05) antara perlakuan tingkat hunian dengan imbangan energi dan protein terhadap variabel berat tulang, paru-paru, jantung, hati serta sekum+kolon. Kelinci yang dipelihara pada tingkat hunian L1 menghasilkan berat karkas, kaki depan, kaki belakang, daging dan lemak lebih rendah (P<0,05) daripada L2 dan L3. Kelinci yang diberi ransum R1 menghasilkan berat karkas, kaki depan, dada+leher, pinggang+punggung dan berat daging lebih tinggi (P<0,05) daripada R2. Perlakuan tingkat hunian serta imbangan energi dan protein berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap iklim mikro kandang.  Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa karkas kelinci jantan lokal dengan tingkat hunian 2 ekor/0,35 m2 (L2) lebih baik dibandingkan dengan tingkat hunian 3 ekor/0,35 m2(L3) dan 1 ekor/0,35 m2 (L1). Karkas kelinci jantan lokal yang diberi ransum dengan imbangan energi dan protein 147 (R1) lebih baik daripada perlakuan ransum dengan imbangan energi dan protein 151 (R2). Tidak terjadi perbedaan iklim mikro pada perlakuan tingkat hunian dan ransum dengan imbangan energi dan protein berbeda.
PENGARUH EKSTRAK JUS DAUN PEPAYA TERFERMENTASI TERADAP PENAMPILAN AYAM KAMPUNG BETINA UMUR 14-22 MINGGU Jusnadiartha I W.; N W. Siti; I N. Ardika
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 1 (2019): Vol. 7 Isssues 1 (2019)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.035 KB)

Abstract

This research aims to find out the effect of administration of fermented papaya leaves juice toward the appearance of local hen age 14-22 weeks. This research was conducted at hencoopsowned by farmers located in Kediri Tabanan, for two months since preparation until period prior to laying eggs. The design being used was group random design (RAK) with 4 treatments and 4 repetition, thus there were 16 trial units. Each trial unit used 3 free-range hens age 14 weeks with body weight range between 713.45-1750 g. Those four treatments were: A) Commercial ration without fermented papaya leaves juice as control, B) commercial ration + 10% fermented papaya leaves juice, C) commercial ration + 20% fermented papaya leaves juice, and D) commercial ration + 30% fermented papaya leaves juice. The effect of fermented papaya leaves juice extract in ration. Variables being observed including ration consumption, drinking water consumption, body weight gain, final body weight and ration conversion (FCR). Result of research showed that the increasing use of fermented papaya leaves juice could decrease ration consumption and increase consumption of drinking water, but statistically not markedly different (P>0.05). In treatment C, body weight gain and final body weight was the highest compared than treatment A, B and D, but statistically not markedly different (P>0.05). From this result of research it can be concluded that the administration of fermented papaya leaves juice in commercial ration from level 10-30% does not have an effect toward ration consumption, drinking water consumption, body weight gain and final body weight. Key words: free-range hen, fermentation juice papaya leaves,appearance.
Pemanfaatan Limbah Tanaman Jagung Sebagai Pakan pada Kelompok Tani Ternak Satwa Winangun Cahyanti D. M. R.; I N. Ardika; I P. A. Astawa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 3 (2019): Issue 7 No. 3 - 2019
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.483 KB) | DOI: 10.24843/ejpt.2019.v07.i03.p03

Abstract

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk pemanfaatan limbah jagung yang tersedia sebagai pakan yang diberikan kepada ternak sapi pada saat musim kemarau di Kelompok Tani Ternak Satwa Winangun. Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Mahasiswa (PKM) untuk memperoleh data yaitu metode observasi dan metode wawancara secara langsung, metode observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap kondisi yang ada sedangkan metode wawancara dilakukan tanyajawab secara langsung kepada ketua kelompok maupun para peternak di kandang sapi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada Kelompok Tani Ternak Satwa Winangun dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan limbah tanaman jagung yaitu tongkol jagung, batang jagung, daun jagung dapat memenuhi kebutuhan ternak sapi dengan selisih pemberian pakan yaitu sebesar BK 4,9 kg, TDN 1,99kg, Protein -6,11%, Lemak 7,8%, Ca 26,32%, P 6,55% lebih tinggi dari kebutuhan ternak sapi sehingga dapat bereproduksi dengan baik. Pakan limbah jagung dapat menjadi pakan pengganti jerami padi dimusim kemarau bagi ternak karena kandungan jerami padi yang hampir sama dengan kandungan limbah jagung. Kata kunci :limbah jagung, sapi, kebutuhan nutrisi
KOMPARASI PEJANTAN MELALUI KUALITAS SEMEN BEKU YANG DIHASILKAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI INSEMINASI BUATAN DAERAH BATURITI Ashari .; I N. Ardika; N. P. Sarini
Jurnal Peternakan Tropika Vol 6 No 2 (2018): May - August 2018
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.752 KB)

Abstract

This study aims to compare males through the quality of frozen semen produced in the Technical Service Unit of Artificial Insemination Center of Baturiti Region. This study used frozen semen from 10 bulls those frozen semen then were evaluated then sperm motility, concentration and percentage of sperm live were observed. The design used in this study was Completely Randomized Design (RAL) and each treatment was repeated three times. The study showe that there was no signiticant difference (P>0.05) to all parameters observed of bulls rised at the center. Sperm concentration of all bulls ranged between 41.25x106 to 59.38x106 spermatozoa/ml. While sperm motility between 41.67% to 46.67% and the percentage live sperm, ranged between 21,05 to 32,50 %. It can be concluded that all the frozen semen produced from the bulls rised at the Technical Services Unit of the Baturiti Insemination Center is in good condition and can be used for insemination. Keywords: frozen semen, concentration, motility and percentage of spermatozoa
POTONGAN KOMERSIAL KARKAS ITIK BALI (Anas platyrhynchos) JANTAN YANG DIBERI JUS DAUN INDIGOFERA (Indigofera zollingeriana) MELALUI AIR MINUM Ismia N. F.; N. W. Siti; I N. Ardika
Jurnal Peternakan Tropika Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Itik bali (Anas platyrhinchos) merupakan salah satu jenis unggas yang potensial sebagai pemasok kebutuhan hewani di Indonesia, selain ayam. Namun, produktivitasnya masih rendah sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan produktivitas itik bali (Anas platyrhinchos) salah satunya yaitu dengan perbaikan kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun indigofera (Indigofera zollingeriana) dalam air minum terhadap potongan komersial karkas itik bali (Anas platyrhinchos) jantan umur delapan minggu dan telah dilaksanakan selama delapan minggu di Teaching Farm Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Bali. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 6 ekor itik bali jantan, sehingga terdapat 120 ekor itik bali jantan umur dua minggu. Keempat perlakuan tersebut adalah level jus daun indigofera melalui air minum yaitu P0 (kontrol), P1 (2%), P2 (4%) dan P3 (6%). Variabel yang diamati adalah bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan persentase potongan komersial karkas (dada, paha, punggung dan sayap). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam, apabila terdapat perbedaan (P<0,05) maka analisis dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jus daun indigofera dalam air minum nyata (P<0,05) meningkatkan bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, dan persentase potongan komersial karkas (dada, paha, punggung dan sayap). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian jus daun indigofera (Indigofera zollingeriana) level 2-6% dalam air minum dapat meningkatkan persentase karkas bagian dada dan paha, namun menurunkan persentase karkas bagian punggung dan sayap itik bali jantan umur delapan minggu. Kata kunci: Itik bali jantan, jus daun indigofera, potongan komersial karkas