Titis Kurniawan
Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Latihan Kekuatan terhadap Restless Legs Syndrome Pasien Hemodialisis Anggriyana Tri Widianti; Yanti Hermayanti; Titis Kurniawan
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 1 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1202.514 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v5i1.349

Abstract

Restless legs syndrome (RLS) adalah gangguan sensorimotor yang banyak terjadi pada pasien hemodialisis (HD).Terapi farmakologi merupakan pilihan utama penanganan RLS yang justru berisiko menimbulkan efek samping.Optimalisasi fisik pasien HD melalui latihan kekuatan dinilai berpotensi efektif memperbaiki restless legs syndrome.Belum terdapat penelitian yang mengklarifikasi pengaruh latihan kekuatan terhadap RLS. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi pengaruh latihan kekuatan terhadap skala RLS pada pasien HD di Unit Hemodialisis di RSMargono Soekardjo dan RSUD Banyumas. Metode quasi eksperimen dengan pre-post test with control group designini menggunakan sampel sebanyak 32 pasien HD (15 pasien intervensi dan 17 pasien kontrol) dengan teknik clusterrandom sampling. Cluster random sampling dalam penelitian ini adalah penggunaan tempat penelitian sebagai kelas,yaitu satu rumah sakit untuk intervensi dan rumah sakit lainnya digunakan untuk kontrol. Latihan kekuatan padaekstremitas atas dan bawah diberikan 2 minggu sekali saat proses hemodialisis berlangsung selama 8 minggu. SkalaRLS diukur menggunakan IRLS Scale. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antar kelompok dari usia, ureum, adekuasi, lama HD, jeniskelamin, penyakit kormobid maupun penggunaan obat. Antar kelompok memperlihatkan terdapat perbedaan nilaiTIBC (p=0,000). Skala RLS kelompok intervensi menunjukan perbaikan dengan selisih mean -1 yang menandakanpenuruan skala, adapun pada kelompok kontrol justru terlihat peningkatan kondisi RLS dengan selisih mean 1,29.Analisis antar kelompok terlihat signifikansi berbeda (p=0,035) yang menunjukkan terdapat pengaruh latihankekuatan terhadap skala RLS. Latihan kekuatan penting sebagai bagian dalam pengelolaan pasien uremik RLS.
Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung Bambang Aditya Nugraha; Sari Fatimah; Titis Kurniawan
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 1 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1186.514 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v5i1.351

Abstract

Kelelahan merupakan salah satu masalah serius pada pasien dengan gagal jantung karena dapat menurunkanproduktivitas dan meningkatkan angka kesakitan. Pijat punggung merupakan salah satu intervensi yang berpotensiefektif mengatasi kelelahan dan relatif sederhana, mudah dan murah dalam pengaplikasiannya. Meski demikian,belum ada studi yang membuktikan pengaruh terapi ini dalam mengatasi kelelahan pasien gagal jantung. Tujuanpenelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh pijat punggung terhadap skor kelelahan pasien gagal jantung di RSUdr. Slamet Garut. Penelitian quasi experiment ini menggunakan rancangan one group pretest and postest denganmelibatkan 30 pasien gagal jantung yang diambil secara consecutive sampling. Kelelahan pasien gagal jantungdikumpulkan menggunakan Functional Assessment of Chronic Illness Therapy (FACIT) skala kelelahan. Datadianalisis secara deskriptif dan uji inferensial dilakukan menggunakan paired t test. Hasil penelitian menunjukanrerata skor kelelahan pasien sebelum diberikan intervensi pijat punggung sebesar 24,67 (SD=7,078) dan setelahdiberikan intervensi pijat punggung sebesar 15,9 (SD=5,75). Terdapat penurunan skor kelelahan yang bermaknasesudah dilakukan intervensi pijat punggung dengan nilai p=0,000 (p<0,005). Selain itu, didapatkan skor kelelahansetelah intervensi hari ketiga secara bermakna lebih rendah dibanding skor kelelahan hari kedua (p=0,006) dan haripertama (p=0,000). Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pijat punggung terhadap skor kelelahan padapasien dengan gagal jantung di RSU dr. Slamet Garut, semakin sering frekuensi pijat punggung semakin besarpenurunan skor kelelahan. Berdasarkan hal tersebut menjadi penting bagi petugas kesehatan untuk menjadikan pijatpunggung sebagai salah satu upaya terapi komplementer dalam pengelolaan kelelahan pada pasien gagal jantung.
Edukasi Teknik Pursed Lip Breathing dan Batuk Efektif pada Keluarga Pasien PPOK Nursiswati Nursiswati; Malihatunnisa Nurrofikoh; Dwi Winastuti; Lidya Rahmawati; Titis Kurniawan
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i8.10138

Abstract

ABSTRAK Penyakit Paru Obstrukstif Kronis (PPOK) dapat bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi akibat partikel atau gas beracun. Eksaserbasi dan komplikasi lanjut pada PPOK dapat dicegah melalui minimalisasi pajanan asap rokok, purse lip breathing exercise, dan batuk effektif. Perawat berkolaborasi secara multidisiplin memberikan intervensi edukasi dan program perencanan pulang dan perawatan di rumah pada pasien PPOK. Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan keluarga pasien PPOK . Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif diikuti oleh sepuluh partisipan. Pelaksanaan kegiatan difasilitasi oleh dosen fakultas keperawatan bidang keperawatan medikal bedah dan empat orang mahasiswa fakultas keperawatan pada program profesi Ners stase Keperawatan Medikal bedah di ruang penyakit dalam dewasa sebuah rumah sakit daerah di Jawa Barat. Pengukuran pre dan post tes menggunakan pertanyaan yang disusun secara mandiri sebanyak sepuluh pertanyaan tertutup. Pengetahuan peserta dikelompokan menjadi tiga kategori dengan rentang nilai 10 - 40 (Kurang), 50 - 70 (Cukup), dan 80 - 100 (Sangat baik). Hasil menunjukkan jumlah partisipan dengan nilai sangat baik saat pre-test hanya 10% (mdian 50) dan saat post-test menunjukkan peningkatan menjadi 60% (median 80). Edukasi ini efektif meningkatkan pengetahuan keluarga tentang PLB dan batuk efektif, namun belum menjadikan semua keluarga memiliki pengetahuan sangat baik. Karenanya, kegiatan sejenis perlu ditindaklanjuti dengan menjadikan program edukas sejenis sebagai kegiatan rutin di ruangan.. Kata Kunci: Edukasi, Batuk Efektif, Penyakit Paru Obstruktif, Pursed Lip Breathing  ABSTRACT Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) can be progressive and associated with an inflammatory response due to toxic particles or gases. However, exacerbations and complications of COPD are preventable trough minimizing smoking exposure, purse lip breathing exercise, and effective coughing. Nurses collaborate in a multidisciplinary manner to provide educational interventions, discharge planning programs, and home care for COPD patients. This activity aims to analyze differences in the level of knowledge before and after providing education to patients and families with COPD. This quantitative descriptive employed to ten participants. The implementation of the activity was facilitated by a lecturer from the Faculty of Nursing in the field of medical-surgical nursing and four students from the Faculty of Nursing in the Medical-Surgical Nursing Professional Program in the adult internal medicine room of a regional hospital in West Java. The pre-test and post-test measurements used ten closed-ended questions independently arranged. Participants' knowledge was grouped into three categories with a range of values of 10 - 40 (poor), 50 - 70 (sufficient), and 80 - 100 (very good). The results showed that the number of participants with very good scores during the pre-test was only 10% (median 50) and during the post-test it showed an increase to 60% (median 80). This education program effectively improved patient family’s knowledge on purse lip breathing exercise and effective coughing, however did not all patient family showed excellent knowledge yet Therefore it is recommended to intensively apply this educational activity as a routine program at the ward. Keywords: Education, Coughing, Obstructive Pulmonary Disease, Pursed Lip Breathing
Pelatihan Pengelolaan Nutrisi dan Obat pada Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) BKKBN Provinsi Jawa Barat Nursiswati Nursiswati; Titis Kurniawan; Kusman Ibrahim
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12170

Abstract

ABSTRAK Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara berkesinambungan memberikan dukungan pada Perawatan jangka panjang lansia di Indonesia. Program yang direncanakan terus ditingkatkan kualitasnya seiring dengan peningkatan angka harapan hidup. Aspek nutrisi dan pengelolaan obat bagi lansia memegang peranan penting dalam mempertahankan status Kesehatan, mencegah multimorbiditas dan frailty pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan PKM dalam bentuk pelatihan dan orientasi pengelolaan nutrisi dan obat telah dilaksanakan pada program BKKBN Provinsi Jawa Barat. Sebanyak enam puluh sembilan peserta telah berpartisipasi mewakili kader kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pelatihan tentang nutrisi dan obat pada lansia. Pada sesi diskusi peserta berperan aktif dengan berdiskusi terkait strategi pemenuhan nutrisi dan pengelolaan obat pada lansia dengan tepat. Para peserta sepakat menekan angka penggunaan obat-obatan racikan tanpa resep dokter di masyarakat karena hal ini sangat merugikan lansia. Program lanjutan dibutuhkan untuk menjamin kesinambungan dan peningkatan kualitas kader pada  program bina keluarga lansia. Kata Kunci: Lansia, Nutrisi, Obat, Perawatan, Masyarakat  ABSTRACT The Indonesian National Population and Family Planning Agency continuously provides support for the long-term care of the elderly. The quality of the planned program continues to be improved in line with the increase in life expectancy. Nutritional aspects and drug management for the elderly play an important role in maintaining health status and preventing multimorbidity and frailty in the elderly. Community service programs in the form of training and orientation in the management of nutrition and medicine have been implemented in the West Java Provincial BKKBN program. Sixty-nine participants have participated, representing cadres from the city of Bandung, Bandung Regency, and West Bandung Regency. There is an increase in knowledge before and after providing training on nutrition and medicine to the elderly. In the discussion session, the participants played an active role by discussing strategies related to nutrition fulfillment and drug management in the elderly properly. The participants agreed to reduce the use of concoction medicines without a doctor's prescription in the community because this is very detrimental to the elderly. Follow-up programs are needed to ensure continuity and improve the quality of cadres in the elderly family development program. Keywords: Elderly, Nutrition, Medication, Care, Community
In-House Training Perawat Terkait Perawatan Integratif di Area Keperawatan Medikal Bedah Nursiswati Nursiswati; Bambang Aditya Nugraha; Sri Hartati Pratiwi; Hasniatisari Harun; Urip Rahayu; Eka Afrima Sari; Chandra Isabella Hostanida Purba; Titis Kurniawan
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i11.12169

Abstract

ABSTRAK Perawatan integratif dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang akan berkontribusi kepada peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup pasien. Penerapan perawatan integratif membutuhkan kemampuan perawat dalam mengelola upaya preventif, promotif dan rehabilitatif secara efektif pada saat memberikan asuhan keperawatan pada area keperawatan medikal bedah (KMB). Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas perawat dalam perawatan integratif di area keperawatan medikal bedah. Metoda yang digunakan adalah in-house training berupa ceramah dan tanya jawab interaktif kepada 9 preseptor klinik dan 3 clinical case manager di RSUD Sumedang. Materi yang disampaikan diantaranya adalah Continuity of care pada chronic disease, Protocol follow up care pada area KMB, Transitional care, dan Discharge planning. Evaluasi kegiatan menggunakan analisis pre-posttest. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan poin nilai rata-rata pre-post test (3,09). Nilai rata-rata pre-test sebesar 56 dan post-test sebesar 69,09. Dengan demikian, upaya yang sudah dilakukan bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas perawat khususnya pengetahuan dan keterampilan menginisiasi integrative care. Upaya tersebut dapat diulang dengan target sasaran perawat medikal bedah lainnya selain perseptor maupun case manager. Kata Kunci: Keperawatan Medikal Bedah, Kapasitas Perawat, Perawatan Integratif, Preceptor, Case Manager, Pengabdian Masyarakat  ABSTRACT Integrative Care could increase quality nursing services to be contribute to enhance the patient’s health status and quality life. Application of the integrative care requires the ability of nurses to effectively manage preventive, promotive and rehabilitative measurements when providing nursing care in the medical surgical nursing (MSN) area. This community service conducted with the purpose for increasing capacity of the nurses in integrative care in the MSN area. The method used was in -house training through interactive presentation and interactive  discussion to nine clinical preceptors and three clinical case managers at Sumedang District Hospital. The topic presented included Continuity of care in chronic disease, Protocol follow-up care in the MSN area, Transitional care, and Discharge planning. The evaluation and outcome analysis using pre-post test design. The results of the program showed an increase in the average pre-post test score points (3.09). The average pre-test score was 56 and the post-test was 69.09. Thus, this community program that have been made are beneficial in increasing capacity nurse specifically knowledge and skills to initiate the integrative care . The future program is needed with other medical surgical nurses non preceptors and case managers. Keywords: Medical Surgical Nursing, Capacity Nurse, Integrative Care, Preceptor, Case Manager, Community Service
Skill and performance to formulate evidence-based practice among nursing students: A qualitative study Carissa Muthia Putri Nugroho; Titis Kurniawan; Hasniatisari Harun; Nursiswati Nursiswati; Eka Afrima Sari
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol 6, No 8 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v6i8.13392

Abstract

Background: The PICO framework is frequently applied to formulate question for conducting literature searching in the evidence-based practices (EBPs) development. However, students experienced challenges in fitting the clinical questions into PICO's format. In Indonesia, the EBP was mostly taught conventionally through lectures and discussions. There was no specific evaluation for assessing the accuracy of the PICO formula. Previous studies indicated that incorporating visual art in learning effectively improves students' observation skills, self-confidence, communication skills, and promotes transformational learning.Purpose: To describe the implementation of the PICO game and visual art as an EBP learning method and evaluate the accuracy of the PICO formula and the visual art created by nursing students, including their perspectives on the applied EBP learning method.Method: This descriptive study was conducted at a secondary hospital in Sumedang District, West Java-Indonesia, in July 2023. Totally 53 nursing profession program (NPP) students of a University in Indonesia were voluntarily recruited as participants. They divided into 9 groups and received a description of how to play the PICO game and visual art for developing the PICO formula question. Each group required to develop PICO questions from the PICO trigger pictures and keywords on the PICO worksheets and to draw at least one visual art illustration from the developed PICO question. At the end of those sessions, they were also required to provide opinions on this EBP learning approach. The PICO question accuracy was assessed using the PICO formula observation sheet, while the visual art compatibility was measured using the visual art observation sheet. Quantitative data were analyzed descriptively and the students’ perspectives on the EBP learning processes were analyzed by identifying the topic mostly described.Results: There were 63 PICO formulas and 18 visual art illustrations. Most of the PICO formulas (93.7%) were identified as accurate. However, more than one-third (41.3%) of the PICO formula did not include the C (comparison) component. More than half of the developed visual art illustrations (61%) were inappropriately describing the developed PICO formula. Participants reported that using PICO Games and visual art was an interesting and fun approach that enhanced their comprehension of the PICO question formula, EBP, and improved their teamwork capacity.Conclusion: The PICO game and visual art learning method facilitates high accuracy of the PICO question formula and is perceived as an effective and interesting EBP learning method. However, as the “C” (comparison) is the PICO component mostly found uncompleted, it is important to elaborate more on this issue in the EBP learning session. It is also important to extend the duration of the EBP learning method to facilitate students drawing the expected visual art appropriately. Further studies are needed to further confirm and follow up on the findings of this study.