Claim Missing Document
Check
Articles

Level of Anxiety and Depression in Post-Stroke Patients at DR. Hasan Sadikin Hospital Bandung Pratiwi, Sri Hartati; Sari, Eka Afrima; Hernawaty, Taty
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 2 (2017): Vol 3, No.2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i2.9419

Abstract

ABSTRAK            Pasien paska stroke dapat mengalami berbagai gejala sisa sehingga dibutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut dapat menjadi penghambat dan sumber stress bagi pasien paska stroke. Stres dan depresi dapat menjadi penghambat dan memperberat kondisi pasien. Banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan dan depresi pasien sehingga dapat berbeda-beda di berbagai tempat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kecemasan dan depresi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sehingga dapat dijadikan bahan dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap pasien paska stroke yang kontrol ke poliklinik saraf RS. Hasan Sadikin Bandung. Teknik sample yang digunakan adalah konsekutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hospital Anxiety Depression Scale (HADS). HADS memiliki kelebihan yaitu dapat mengukur kecemasan dan depresi dalam waktu yang sama. Data yang terkumpul akan dianalisa dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 74% pasien paska stroke berada dalam kondisi kecemasan normal, 24% mengalami kecemasan ringan, 2% kecemasan sedang dan tidak ada yang mengalami kecemasan berat. Responden berada pada kondisi depresi ringan 8%, 92 % berada dalam kategori normal dan tidak ada satupun yang mengalami depresi sedang maupun berat. Hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik sebagian besar responden yang berusia pada tahapan dewasa madya, memiliki status menikah, dan tidak memiliki penyakit penyerta apapun. Kecemasan dan depresi sebagian besar pasien paska stroke berada dalam kondisi normal namun ada beberapa yang mengalami kecemasan dan depresi. Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat mengkaji dan memberikan intervensi terhadap kecemasan dan depresi sedini mungkin dengan memberikan konseling sebagai program tambahan dalam rehabilitasi. Keywords: Kecemasan, depresi, stroke  ABSTRACT Post-stroke patients may experience a variety of residual symptoms that require long-term treatment. These conditions can be a source of stress for patients post-stroke. Stress and depression can be aggravate the condition of the patient. There is many factors can affect anxiety and depression in patients so they can differ in different places. Therefore, this study was conducted to assess anxiety and depression in  post-stroke patients at Hasan Sadikin Hospital so that it can be used as a basic data of nursing intervention and implementation to match the conditions that exist there. This research was a descriptive study of post-stroke patients who control at the neurological polyclinic of Hasan Sadikin Hospital Bandung. The sample technique used consecutive sampling with a sample size of 50 people. The instrument used in this study was Hospital Anxiety Depression Scale (HADS). HADS is an instrument for assessing anxiety and depression at the same time in patients at the hospital. The collected data were analyzed by using frequency distribution. The results of this study showed that 74% of post-stroke patients were in normal anxiety states, 24% had borderline abnormal, 2% abnormal. There were 8% of respondens who had borderline abnormal,  92% were in the normal category and none of them had abnormal. The results of this study can be influenced by the characteristics of most respondents who are at middle age mature, married and do not have comorbidities so that his anxiety is low and his coping skills are good. Most of post-stroke patients had normal level of anxiety and depression, only some who experienced mild and severe level of anxiety and depression. Health workers, especially nurses are expected to early assess and provide intervention to anxiety and depression as early as possible by providing counseling as an additional program in rehabilitation.
Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Pada Masyarakat Pangandaran Pratiwi, Sri Hartati; Sari, Eka Afrima; Mirwanti, Ristina
Jurnal Keperawatan BSI Vol 6, No 2 (2018): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.949 KB) | DOI: 10.31311/jk.v6i2.3840

Abstract

ABSTRAKInsidensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Indonesia semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat tentang pencegahan PJK masih kurang termasuk faktor risiko PJK yang mungkin dimilikinya. Pangandaran merupakan daerah pesisir pantai di Jawa Barat yang belum memiliki pelayanan yang memadai sehingga deteksi dini faktor risiko PJK pada masyarakatnya belum maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko PJK pada masyarakat pangandaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study yang dilakukan pada 87 masyarakat Pangandaran dengan mengkaji faktor risiko PJK seperti riwayat penyakit sebelumnya, tingkat aktivitas, usia, pekerjaan, pemeriksaan gula darah, kadar kolesterol, pengukuran lingkar perut dan body Mass Index (BMI). Berdasarkan hasil deteksi dini tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat Desa Pangandaran berada pada status nutrisi overweight (47,1%) dan memiliki lingkar perut yang kelebihan ringan (36,8%), tidak berolahraga (64%), memiliki kadar gula darah normal (69%), dan kadar kolesterol tinggi (74,7%). Sedangkan tekanan darah sebagian besar masyarakat desa Pangandaran adalah normal (60,9%). Masyarakat Pangandaran memiliki faktor risiko PJKdiantaranya overweight, kelebihan lingkar perut, kurang beraktivitas, dan hiperkolesterolemia. Oleh karena itu, petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan PJK terutama untuk mengatasi hiperkolesterolemia, overweight dan kelebihan lingkar perut yaitu dengan beraktivitas yang cukup dan menjaga pola diet.Kata kunci: Faktor risiko, Pangandaran, Penyakit Jantung Koroner.  ABSTRACTIncidence of Coronary Heart Disease (CHD) in Indonesia has increased. This relates to the level of public awareness on the prevention of CHD is still less including CHD risk factors that may be held. Pangandaran is a coastal area in West Java that has not had adequate services so that early detection of risk factors for CHD in the community has not been maximized. This study was conducted to identify risk factors of CHD in Pangandaran society. This research is a quantitative descriptive research with cross sectional study approach conducted on 87 Pangandaran community by examining CHD risk factors such as previous disease history, activity level, age, occupation, blood glucose examination, cholesterol level, measurement of abdominal circumference and body mass index (BMI). Based on the results of early detection it can be seen that most of the people of Pangandaran Village are in overweight nutritional status (47.1%) and have abdominal circumferences that are overweight (36.8%), not exercised (64%), have normal blood glucose (69%), and high cholesterol (74.7%). While the blood pressure of most people in Pangandaran village is normal (60.9%). Pangandaran community has risk factors for CHD including overweight, excess abdominal circumference, lack of activity, and hypercholesterolaemia. Therefore, health workers are expected to provide health education on the prevention of CHD, especially to overcome hypercholesterolemia, overweight and excess abdominal circumference that is with enough activity and maintain diet patterns.Keywords: Coronary Heart Disease, Pangandaran, Risk factors
PEMENUHAN KEBUTUHAN VITAMIN DAN MINERAL PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DR. SOEKARDJO TASIKMALAYA Hartati Pratiwi, Sri; Nurkarimah, Asri; Rahayu, Urip
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v14i1.272

Abstract

Renal failure patients will experience a variety of metabolic disorders included in the production process of various vitamins and minerals. Lack of vitamin and mineral intake will aggravate vitamin and mineral deficiencies so that patients can experience various musculoskeletal disorders. This condition can cause deterioration in the patient's condition so that the quality of life of the patient can decrease. This study aims to identify the fulfillment of vitamin and mineral needs in patients with chronic kidney diseases.This research used descriptive quantitative method with purposive sampling technique. The Sample in this study was 80 patients with criteria, experience full awareness (composmentis) and literacy. Data was taken using a food record, then analyzed with Nutrisurvey software. Data were analyzed using frequency distribution. The results showed that sodium intake (55%), potassium (87.5%), calcium (53.75%), and phosphorus (46.25%) in most respondents in the normal category. Vitamin D intake in most respondents (70%) is in the less category. Most respondents get enough vitamin and mineral intake except vitamin D.Health workers are expected to provide ongoing education on the importance of maintaining intake of vitamins and minerals especially vitamin D in patients with chronic kidney diseases. In addition, health workers are expected to collaborate well in meeting the vitamin and mineral needs of patients with kidney diseases.
LITERASI KESEHATAN PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG Pratiwi, Sri Hartati; Sari, Eka Afrima; Kurniawan, Titis
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 16, No 2 (2020): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v16i2.364

Abstract

Pasien hemodialisis harus menjalankan berbagai pengobatan untuk mengurangi gejala yang dirasakannya. Dalam menjalankan pengobatan tersebut, pasien hemodialisis perlu menjalankan self-management. Berbagai penelitian menunjukan bahwa banyak pasien hemodialisis yang tidak patuh dalam menjalankan self-management. Literasi kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kepatuhan pasien dalam pengobatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengidentifikasi literasi kesehatan pasien hemodialisis. Tekhnik sampel yang digunakan adalah Concecutive sampling dengan jumlah 129 orang. Kriteria inklusi Pasien hemodialisis yang memiliki kesadaran penuh disertai tanda-tanda vital stabil. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan dari HLS-EU-Q47 pada pasien dialisis yang dikembangkan oleh Martin et.al. (2012). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar sebagian besar responden memiliki literasi kesehatan yang cukup yaitu 96 orang (74,4%) dan 33 orang memiliki literasi yang baik (25,6%).  Item yang dirasakan cukup mudah oleh responden adalah mencari informasi kesehatan di semua ruang lingkup, memahami informasi dalam pencegahan penyakit, menilai informasi kesehatan di semua lingkup, serta menggunakan informasi dalam promosi kesehatan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagian besar pasien hemdoialisis memiliki literasi kesehatan yang cukup, tetapi masih ada beberapa item yang dirasakan masih sulit untuk dilakukan pasien. Perawat diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan literasi pasien dengan memberikan edukasi, motivasi dan evaluasi secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Pemberdayaan Perawat Dalam Penyusunan Media Edukasi Berbasis Buklet Bagi Pasien Hemodialisis Sri Hartati Pratiwi; Eka Afrima Sari; Titis Kurniawan
Media Karya Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.707 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v2i1.19519

Abstract

Pasien hemodialisis harus menjalankan berbagai pengobatan. Berbagai penelitian menjelaskan bahwa sebagian besar pasien hemodialisis tidak patuh dalam menjalankan self-management. Ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan dapat memperburuk kondisi pasien sehingga kualitas hidupnya akan menurun. Petugas kesehatan khususnya perawat harus memberikan edukasi dan evaluasi terhadap kepatuhan pasien dalam menjalankan self-management. Media yang tepat dibutuhkan untuk menjalankan program yang efektif. Program pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menyusun media buklet panduan dan catatan harian pasien hemodialisis. Media buklet panduan dan catatan harian akan lebih efektif apabila sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan. Program Pengabdian Pada Masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan metodeFocus Group Discussion (FGD) yang melibatkan 14 orang perawat hemodialisisdi Jawa Barat.Berdasarkan hasil FGD tersebut, terdapat beberapa materi yang dibutuhkan dalam buklet pasien hemodialisis yaitu informasi mengenai penyakit (gagal ginjal), hemodialisis, pengobatan, pembatasan asupan cairan dan diet, serta cacatan harian yang berisi catatan asupan cairan dan diet, catatan hasil lab dan perkembangan berat badan..Penggunaan buklet panduan dan catatan harian pasien hemodialisis sepenuhnya memandirikan pasien dalam mengelola kondisi kesehatannya. Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan kepada pasien dalam menjalankan self-management. Keluarga dapat mengingatkan pasien untuk mengisi dan mengevaluasi catatannya sendiri dan memberikan motivasi untuk tetap menjaga asupan cairan dan diet. Kata kunci : Buklet, catatan harian, edukasi, hemodialysis.
Pendidikan Kesehatan dan Skrining Tumbuh Kembang Balita Siti Yuyun Rahayu Fitri; Sri Hartati Pratiwi; Endah Yuniarti
Media Karya Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v4i2.28287

Abstract

Masyarakat yang memiliki kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan merupakan kelompok yang berisiko untuk memiliki masalah dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk mengevaluasi tingkat pertumbuhan dan perkembangan perlu diidentifikasi kemungkinan adanya potensi masalah dalam aspek tumbuh kembang tersebut. Masyarakat perlu dipersiapkan pula untuk dapat secara mandiri melakukan pemantauan dan stimulasi pertumbuhan perkembangan anak untuk diterapkan dalam pola pengasuhan anak sehari-hari. Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakt (PPM) ini adalah untuk mempersiapkan masyarakat agar dapat melakukan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang anak melalui kegiatan pemeriksaan atau skrining tumbuh kembang balita dan Pendidikan kesehatan pada kader kesehatan dan para ibu yang memiliki balita tentang stimulasi tumbuh kembang balitan di desa Cintaratu Kec. Parigi Kab. Pangandaran. Metode kegiatan berupa layanan skrining pertumbuhan menggunakan Z score dan skrining perkembangan menggunakan format KPSP berupa aplikasi android, serta Pendidikan kesehatan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan anak pada ibu yang memiliki anak balita. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebagian besar balita menunjukkan tingkat pertumbuhan yang normal (95%), tingkat perkembangan yang sesuai (77,5%), dan pengetahuan ibu tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan menunjukkan hasil yang baik. Hasil skrining tumbuh kembang anak ini tetap perlu diwaspadai pada masa-masa selanjutnya karena perubahan lingkungan baik fisik maupun mental akan selalu terjadi, oleh karena itu pemantauan tumbuh kembang perlu dilakukan secara berkala. Kader yang telah mendapatkan Pendidikan kesehatan dapat berperan untuk mengoptimalkan posyandu untuk menjaga keberlanjutan program pemantauan dan perkembangan balita di desa Cintaratu.Kata kunci: Balita,  skrining, tumbuh kembang.
Persepsi Terhadap Penyakit pada Pasien Hemodialisis di Bandung Sri Hartati Pratiwi; Eka Afrima Sari; Titis Kurniawan
Sehat MasadaJurnal Vol 14 No 2 (2020): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v14i2.136

Abstract

Gagal ginjal terminal yang dialami pasien hemodialisis dapat menimbulkan berbagai perubahan dalam kehidupannya. Persepsi yang positif terhadap penyakit dapat membantu pasien hemodialisis dalam menerima keadaannya dan meningkatkan motivasi untuk menjalankan berbagai tindakan pengobatan. Apabila pasien hemodialisis memiliki persepsi yang negatif terhadap penyakit, maka akan cenderung mudah mengalami berbagai masalah psikologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi terhadap penyakit pada pasien hemodialisis di Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan kepada pasien hemodialisis di salah satu Rumah Sakit di Bandung. Teknik sample yang digunakan adalah consecutive sampling sebanyak 126 orang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis dan memiliki tanda-tanda vital yang stabil. Instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi terhadap penyakit adalah kuesioner persepsi penyakit singkat (Brief-IPQ) yang dikembangkan oleh Broadbant, et.al. tahun 2005, dan sudah dilakukan back translate ke dalam bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hemodialisis memiliki persepsi terhadap penyakit yang negatif (50,4%). Sebagian besar pasien merasakan berbagai dampak penyakit terhadap kehidupannya dan mengalami perubahan secara emosional semenjak mengalami gagal ginjal terminal. Persepsi terhadap penyakit yang negatif pada pasien hemodialisis dapat mempengaruhi kualitas hidup, angka kesakitan dan capaian pengobatan yang dijalaninya. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan keluarga dan sosial. Petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat memberikan edukasi dan konseling pada pasien hemodialisis untuk meningkatkan persepsi pasien terhadap penyakit.
Persepsi mahasiswa tentang efektivitas pembimbing klinik Oktorullah Oktorullah; Sri Hartati Pratiwi; Dyah Setyorini; Ryan Hara Permana
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 6, No 2 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.6.2.66-73

Abstract

Pendahuluan: Pencapaian keterampilan klinik keperawatan sangat dipengaruhi oleh kualitas pembimbing klinik.  Peran pembimbing klinik yang tidak efektif dapat menyebabkan rendahnya capaian kompetensi mahasiswa keperawatan. Penelitian ini bertujuan menginvestigasi persepsi mahasiswa tentang efektivitas pembimbing klinik.Metode:Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan populasi, yaitu mahasiswa Program Profesi Ners Angkatan XXXVIII Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Teknik sampling menggunakan total Sampling dengan sampel yaitu 124 orang. Instrumen menggunakanThe Nursing Clinical Teacher Effectiveness Inventory(NCTEI) (Cronbach Alpha=0,79-0,89). Hasil:Persepsi mahasiswa terhadap efektivitas pembimbing klinik di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) diniali lebih baik (mean=261,28) dibandingkan dengan RSUD Dr. Slamet Garut (RSUD Garut) (mean=233,85). Subvariabel tertinggi pada pembimbing klinik di RSHS yaitu kemampuan mengajar (mean=5,75), sedangkan di RSUD Garut yaitu hubungan interpersonal (mean=5,12). Simpulan:Efektivitas pembimbing klinik di RSHS dipersepsikan lebih baik dibandingkan RSUD Garut. Institusi pendidikan perlu melakukan evaluasi dan pengembangan kapasitas dari pembimbing klinik secara berkala.
Kebutuhan Keluarga Pemberi Perawatan Pada Pasien Paska Stroke Sri Hartati Pratiwi
Surya : Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan Vol 11, No 03 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38040/js.v11i03.59

Abstract

Keluarga memiliki peranan penting dalam perawatan pasien stroke di rumah. Perawatan yang maksimal dapat mencegah komplikasi pada pasien paska stroke seperti dekubitus, atropi otot bahkan pneumonia. Keluarga memiliki berbagai kebutuhan pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam melakukan perawatan pada pasien paska stroke. Keluarga yang memiliki kemampuan dapat meningkatkan keberhasilan perawatan pasien paska stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan keluarga dalam melakukan perawatan pasien paska stroke.            Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi yang dilakukan kepada keluarga pemberi perawatan pada pasien paska stroke yang datang mengantar pesien untuk kontrol di poliklinik saraf Salah satu Rumah Sakit di  Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling sejumlah 50 orang. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner kebutuhan keluarga pemberi perawatan pasien stroke kleutzer dan marwitz. Kuesioner kebutuhan keluarga pemberi perawatan pasien paska stroke terdiri dari kebutuhan informasi kesehatan, dukungan dari lingkungan dan komunitas, dukungan tenaga kesehatan profesional, dukungan instrumental, dan dukungan emosional. Kuesioner ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.            Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebutuhan informasi kesehatan dibutuhkan keluarga sebanyak 20 – 100%, kebutuhan dukungan dari lingkungan 40 – 100%, kebutuhan dukungan tenaga profesional 96 – 100%, dukungan instrumental 30 – 100%, serta dukungan emosional 78 – 100%. Keluarga pemberi perawatan pada pasien paska stroke membutuhkan berbagai dukungan di semua aspek. Pemenuhan kebutuhan keluarga dalam melakukan perawatan pada pasien paska stroke dapat menunjang keberhasilan perawatan. Dalam memfasilitasi keluarga dalam melakukan perawatan, perawat diharapkan dapat melakukan edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga. Kata Kunci : Keluarga, kebutuhan,pemberi perawatan, stroke
Perbedaan Efek Kompres Selimut Basah dan Cold-pack terhadap Suhu Tubuh Pasien Cedera Kepala di Neurosurgical Critical Care Unit Sri Hartati Pratiwi; Helwiyah Ropi; Ria Sitorus
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.721 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i3.117

Abstract

Peningkatan suhu tubuh pada pasien cedera kepala bisa menyebabkan peningkatan metabolisme yang dapat memperburuk kondisi pasien, meningkatkan lama hari rawat dan menambah resiko kematian. Metode pendinginan yang sering digunakan adalah kompres selimut basah dan cold-pack. Namun belum ada penelitian yang membuktikan efek kedua metoda tersebut terhadap suhu tubuh pasien cedera kepala. Penelitian ini menggunakan rancangan perbandingan tidak berpasangan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling dengan jumlah 24 orang responden. Penelitian ini memberikan hasil tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penurunan suhu tubuh setelah kompres selimut basah dan setelah kompres cold-pack (p=0,371). Oleh karena itu, kompres cold-pack dapat dijadikan alternatif kompres selimut basah yang biasa digunakan.Kata kunci : Cold-pack, cedera kepala, selimut basah, suhu tubuh. Wet Blanket and Cold-pack Application to Reduce Body Temperature among Patients with Head Injury in Neurosurgical Critical Care UnitAbstractThe elevation of body temperature among patients with head injury may lead to increase total metabolism of the body. Such situation may worsen the patient condition, prolonged length of stay and increase risk of death. Cooling methods using wet blanket and cold-pack have been commonly adopted to reduce the body heat. However no empirical studies have proved these methods are effective to reduce high temperature of patients with head injury. This non-paired comparative study seeks to examine the difference of those two methods towards body temperature involving 24 patients with head injury that recruited using consecutive sampling technique. Results indicated that there is no significant difference of the temperature decrease after wet blanket and cold-pack application (p= 0,371). However, cold-pack still can be used as an alternative compress beside wet blanket application.Key words: Cold-pack, head injury, body temperature, wet blanket.
Co-Authors Ade Rosi Amalia, Fany Andini, Nathania Putri Andri Agustin Anita Setyawati Asri Nurkarimah Azizah, Levina Bambang Aditya Nugraha Bambang Aditya Nugraha Chandra Isabella Hostanida Purba Citra Windani Mambang Sari Citra Windani Mambang Sari Dahlia, Debie - Dewin Safitri Dwi, Tia Dyah Setyorini Early Octavia Limbong Eka Afrima Sari Eka Afrima Sari Eka Afrima Sari Eka Afrima Sari Eka Afrima Sari, Eka Afrima Eka Fitri Ningsih Endah Yuniarti Estiqomah, Yuli Etika Emaliyawati Fitri Nurul Khotimah Giovanni Maria Gusgus Ghraha Ramdhanie Hamidah . Hana Rizmadewi Agustina Handayani, Nathasa Hannifa Dwi Aulia Harun, Hasniatisari Harun, Hasniatisari Helwiyah Ropi Herman, Regina Hesti Platini Ida Maryati Indah Wahyuni Karina, Grashiva Khairunnisa, Nisrina Kusman Ibrahim Liya Arista lukman, dede Ma'ripah, Isnan Malihatunnisa Nurrofiqoh Mira Trisyani Muhammad Ramdhani, Muhammad Musawi, Husein Nada Salsabila Nur Fitriani Nurjanah, Ismirani Nurkarimah, Asri Nursalma, Aisyah Nursiswati Nursiswati Nurul Azmi Fauziyah Oktorullah Oktorullah Puspita, Tita Rahmah, Tira Nur Rahmayani, Melly Rahmita Nurul Aprilia Ria Sitorus Ristina Mirwanti Ristina Mirwanti Ristina Mirwanti, Ristina Rohaeti, Sri Elis Rohayanti, Yanti Ryan Hara Permana Salwa Ghaida Fauzia Salwa, Sayyidah Sandra Pebrianti Seizi Prista Sari Sicilia, Asha Grace Siti Ulfah Rifa’atul Siti Yuyun Rahayu Fitri Slamet Riyanto Sri Elis Rohaeti Sutandi, Andi Sya'fa, Siti Noor Tanjung, Rifani Taty Hernawaty Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Tuti Pahria Urip Rahayu Urip Rahayu Urip Rahayu, Urip Wati, Putri Windiramadhan, Alvian Pristy Yosilistia, Yosilistia Yusshy Kurnia Yusshy Kurnia Herliani, Yusshy Kurnia Yuyun Kartika Sari