Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Kejenuhan Kerja Perawat High Care Unit (HCU) Marwansyah Marwansyah; Adi Isworo; Wahyudi Wahyudi
JURNAL KEPERAWATAN MERSI Vol 10, No 2: Oktober 2021
Publisher : Prodi Keperawatan Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkm.v10i2.8146

Abstract

Background: Burnout experienced by many social workers, especially nurses. Nurses in the HCU have patients with critical conditions and are fully dependent. This may impact on the decrease in the quality of care by nurse HCU. This study aims to determine the factors associated with burnout in HCU nurses. These factors include internal factors (age, gender, length of service, marital status, education level and personality factors) and external factors (management factors, professional factors and social factors).Method: This research uses analytical research design with a Cross Sectional approach. The sample of this research is all nurse HCU had 80 respondents. Data collection was conducted on 17 June to 30 July 2017 using Maslach Burnout Inventory (MBI), Work Locus of Control (WLCS) and for eksternal factor questionnaire research instrument. Data analysis was univariate analysis, bivariate using chi square and multivariate.The results: showed most (53,8%) of HCU nurses had high burnout. There is a significant relationship between personality factors, management factors and social factors premises burnout. there is no significant relationship between age factor, sex, work period, marital status, education level and professional factor.Conclusion: The dominant factor in this research is social factors where HCU nurses with social factor problems are more likely to experience high burnout. Hospital management provides efforts to provide personal counseling and peer sharing activities, provide socialization about nurse’s legal protection  at work and rewarding nurses.
Efektivitas Water Tepid Sponge Suhu 37°C Dan Kompres Hangat Suhu 37°C Terhadap Penurunan Suhu Pada Anak Dengan Hipertermia Anggraeni Beti Dwi Lestari; Bambang Sarwono; Adi Isworo
JURNAL KEPERAWATAN MERSI Vol 8, No 2: Oktober 2019
Publisher : Prodi Keperawatan Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Most of the fever that occurs in children results from changes in the heat center (thermoregulation) in the hypothalamus. The results of a preliminary study conducted at the Dahlia Children's Ward of Tidar City Hospital, Magelang, that there were 326 children with fever in November 2018-January 2019 and in January 2019 there were 123 children. The action taken at the Tidar City Hospital in Magelang if the child has a fever is the administration of antipyretics and warm compresses. Objective: To determine the effectiveness of water tepid sponge at 37 ° C and warm compresses at 37 ° C for temperature reduction in children with hyperthermia. Method: Quantitative research type, Quasi Experimental research design with Non Equivalent Control design, which is an experiment where the observation is done twice, namely before (Pre Test) and after experiment (Post Test). Analysis using univariate and bivariate with Mann Whitney test. Results: Analysis of data using the Mann Whitney test results were p = 0.001 (p 0.1). Conclusion: This study concludes that Water Tepid Sponge is more effective in lowering body temperature in children with hyperthermia.
Kejadian luar biasa makan siang di PT X Indonesia kecamatan Kalasan kabupaten Sleman Yogyakarta tahun 2017 Vivin Fitriana; Rieski Prihastuti; Adi Isworo; Riris Andono Ahmad
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.11 KB) | DOI: 10.22146/bkm.37617

Abstract

Tujuan: Tanggal 17 Mei 2017 Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menerima laporan dari Rumah Sakit Islam Yogyakarta adanya pasien yang mengalami gejala mual, muntah, diare, lemas, nyeri perut dari PT. X Indonesia sebanyak 36 orang. Penyelidikan dilakukan untuk mengkonfirmasi KLB, menentukan faktor risiko dan upaya pengendalian. Metode: Penyelidikan ini menggunakan cohort retrospektif. Kasus adalah karyawan PT. X Indonesia yang mengkonsumsi makan siang tanggal 16 Mei 2017 pukul 12:00 WIB dan mengalami dua atau lebih gejala; diare atau mual atau keringat dingin atu pusing disertai gejala lainnya mulai tanggal 16-18 Mei 2017 setelah mengkonsumsi makan siang. Penemuan kasus secara active case finding dan pengumpulan data melalui wawancara di PT X Indonesia dan observasi. Sampel makanan dan fases dilakukan pemeriksaan mikrobiologi. Hasil: Penyelidikan menemukan 218 kasus keracunan makanan. Kasus terbanyak pada laki-laki (73,36%) dengan dominasi umur <20 tahun (80%). Gejala yang dirasakan diare (80,73%), mual (59,17%),  dan keringat dingin(50,45%). Keracunan makan terjadi 16-18 Mei 2017 dan puncaknya 17 Mei 2017 pukul 04.01-08.00 WIB. Penularan keracunanan makanan terjadi secara common soure. Analisis menunjukkan bahwa makanan penyebab KLB yaitu ayam bumbu bali (RR=4,02; p= 0,000; CI= 1,0-3,1). Hasil observasi diketahui suplayer ayam merupakan suplayer baru. Dan hasil pemeriksaan laboratorium ayam bumbu bali positif Stapyloccocus aureus. Simpulan: Terjadi KLB keracunaan makanan di PT X Indonesia 16-18 Mei 2017 disebabkan oleh ayam bumbu bali yang terkontaminasi oleh bakteri Stapyloccocus aureus. Proses memasak, kebersihan dan penyimpanan makanan pada suhu ruangan menjadi penyetus keracuanan makanan. Rekomdasi yang dapat dilakukan dengan monitoring berkala dalam proses pembuatan makanan.
Alur pelaporan kasus dalam demam berdarah dengue di kota Magelang Hary Satrisno; Riris Andono Ahmad; Adi Isworo
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.804 KB) | DOI: 10.22146/bkm.37627

Abstract

Tujuan: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp. DBD di Indonesia merupakan salah satu penyakit endemis dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Daerah terjangkit semakin meluas mencapai 400 kabupaten/kota dari 474 kabupaten/kota di Indonesia dan sering menimbulkan KLB. Sistem surveilans DBD dilaksanakan sebagai salah satu upaya pengendalian penyakit DBD di Indonesia, salah satu hal penting dalam sistem surveilans adalah pelaporan kasus DBD. Tujuan evaluasi sistem pelaporan kasus DBD adalah untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan sistem pelaporan kasus DBD di Kota Magelang tahun 2016. Metode: Studi evaluasi menggunakan metode deskriptif analitik, pengumpulan data primer dilakukan pada lima puskesmas dan satu RS melalui wawancara menggunakan kuesioner dan observasional pada informan sebanyak tujuh orang. Variabel yang di evaluasi berupa ketepatan dan kelengkapan laporan kasus. Hasil: Laporan DBD dikirimkan RS ke Dinas Kesehatan Kota Magelang, puskesmas mendapatkan informasi kasus DBD dari Dinas Kesehatan dan selanjutnya dilakukan penyelidikan epidemiologi. Kelengkapan laporan DBD dari RS ke Dinas Kesehatan sebesar 100% dengan ketepatan sebesar 51,28%. Keterlambatan pelaporan kasus DBD oleh RS disebabkan keterlambatan informasi diagnosis DBD dari ruang perawatan ke petugas surveilans RS, selain itu dikarenakan keterbatasan petugas surveilans RS. Laporan kasus DBD tidak ditembuskan ke puskesmas disebabkan ketidaktahuan petugas surveilans tentang alur pelaporan kasus DBD. Pelaporan kasus DBD oleh puskesmas tidak dapat dihitung baik kelengkapan maupun ketepatan, karena puskesmas hanya menerima informasi laporan kasus DBD dari RS melalui Dinas Kesehatan. Simpulan: Laporan kasus DBD di wilayah Kota Magelang hanya bersumber dari RS dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan,  kelengkapan laporan baik sedangkan ketepatan belum optimal, petugas surveilans RS tidak mengetahui alur pelaporan kasus DBD. Studi ini merekomendasikan untuk meningkatkan pengetahuan petugas tentang sistem pelaporan kasus DBD, termasuk ketepatan dan kelengkapan serta alur pelaporan dan kasus DBD.
Cold chain evaluation of the immunization program in Primary Health Centers in 2022 Adi Isworo; Pramono Giri Kiswoyo; Suharsono
BKM Public Health and Community Medicine Vol 40 No 01 (2024)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.v40i01.7841

Abstract

Purpose: The major challenges of vaccination programs are associated with the vaccine cold chain management in primary health centers that must be evaluated. This paper discusses how vaccine cold chain management can address the challenges of vaccination programs in primary health centers. Specifically, it examines how the vaccine chain is managed. Methods: The design of this observational study was cross-sectional. Evaluations assessed in this study include input aspects, output aspects, process aspects, and outcome aspects of vaccine chain management. Observation methods and direct interviews with the evaluated vaccine chain staff collected primary data. Results: Management of the vaccine chain has been carried out properly with the support of human resources or immunization personnel who are in accordance with their competence, based on research results, the management staff are diploma graduates in nursing and midwifery. The defrosting process is carried out for a certain period, as well as using vaccine carriers and ice flasks, which are still good for vaccine distribution. It is very important to pay attention to the supply of the number and type of vaccines for the next month's needs at the public health center. Conclusion: The three key factors that guide the vaccine cold chain are educated vaccine control staff, vaccine storage, and delivery equipment, and efficient vaccine control procedures.
Efektivitas Terapi Kognitif Perilaku dalam Mengelola Stres pada Pasien Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Candimulyo suharsono suharsono; Adi Isworo; Novema Anshar
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 4, No 6 (2024): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v4i6.1068

Abstract

This community service aims to address the high stress levels in patients with Non-Communicable Diseases (NCDs), which can worsen health conditions and lower quality of life. This study evaluates the effectiveness of Cognitive Behavioral Therapy (CBT) in managing stress among NCD patients at Puskesmas Candimulyo, Magelang Regency. The method employed is a quasi-experimental design with pre-test and post-test on an intervention group receiving CBT. The results revealed a significant reduction in stress levels, with an average score difference of -30 (p-value = 0.001). These findings indicate that CBT effectively reduces stress and can be implemented in primary healthcare settings to improve the quality of life for NCD patients.ABSTRAKPengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengatasi tingginya tingkat stres pada penderita Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dapat memperburuk kondisi kesehatan dan menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas Terapi Kognitif dan Perilaku (Cognitive Behavioral Therapy/CBT) dalam mengelola stres pada pasien PTM di wilayah kerja Puskesmas Candimulyo, Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan adalah kuasi-eksperimen dengan desain pre-test dan post-test pada kelompok intervensi yang menerima CBT. Hasil menunjukkan penurunan tingkat stres yang signifikan dengan rata-rata selisih skor sebesar -30 (p-value = 0,001). Temuan ini mengindikasikan bahwa CBT efektif dalam menurunkan stres dan dapat diimplementasikan di layanan kesehatan primer untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PTM.