Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Social Cohesion Potential of Pendalungan Communities Toward Urban Space Integration in Jember Koesoemawati, Dewi Junita
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4872

Abstract

Jember downtown has pendalungan social phenomenon as a form of cultural assimilation resulting hybrid of Javanese and Madurese as a local community identity. Pendalungan communities occupy in kampongs in the melting pot with limited space that evokes the activity collectively as the potential of social cohesion. The result of previous studies on hybrid pendalungan only terms of sociology and culture. Based on the above phenomenon, this research is study about social cohesion potential of Pendalungan community at urban space integration in Jember. The research objective was to determine the specific characteristic of pendhalungan community as a potential of social cohesion and to know the concept of the urban space integration of pendhalungan community. The research approach used in this study was qualitative and quantitative. Qualitative research approach was used by reading the urban through synchronic reading to explore the potential of social cohesion of pendalungan community culture which has implications in the formation of urban space. The space integration was presented using the access graph. The result showed that the urban space integration had average height and the dominant form of asymmetry distribution. The formation of urban space in the melting pot no separation between forms a continuous space and forms a break up space, so is created social cohesion. This conditions strengthen the high value of the space integration supported its social cohesion potential
Social Cohesion Potential of Pendalungan Communities Toward Urban Space Integration in Jember Koesoemawati, Dewi Junita
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4872

Abstract

Jember downtown has pendalungan social phenomenon as a form of cultural assimilation resulting hybrid of Javanese and Madurese as a local community identity. Pendalungan communities occupy in kampongs in the melting pot with limited space that evokes the activity collectively as the potential of social cohesion. The result of previous studies on hybrid pendalungan only terms of sociology and culture. Based on the above phenomenon, this research is study about social cohesion potential of Pendalungan community at urban space integration in Jember. The research objective was to determine the specific characteristic of pendhalungan community as a potential of social cohesion and to know the concept of the urban space integration of pendhalungan community. The research approach used in this study was qualitative and quantitative. Qualitative research approach was used by reading the urban through synchronic reading to explore the potential of social cohesion of pendalungan community culture which has implications in the formation of urban space. The space integration was presented using the access graph. The result showed that the urban space integration had average height and the dominant form of asymmetry distribution. The formation of urban space in the melting pot no separation between forms a continuous space and forms a break up space, so is created social cohesion. This conditions strengthen the high value of the space integration supported its social cohesion potential
Penilaian Kondisi Manajemen Aset Bangunan Gedung Menggunakan Metode Indeks Pada Komponen Arsitektural dan Struktural Bellian Arix Arifin; Dewi Junita Koesoemawati; Anik Ratnaningsih
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v4i2.16007

Abstract

Gedung dan bangunan dikelompokkan dalam aset tetap adalah gedung dan bangunan yang dimiliki dan atau dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan harus dalam kondisi siap digunakan. Bangunan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember merupakan salah satu aset tetap dimiliki Universitas Jember. Evaluasi kondisi aset merupakan hal penting pada bangunan agar dapat mengetahui nilai kondisi bangunan guna mempertahankan keadaan bangunan pada kondisi yang baik dan sutainibility serta dapat memiliki umur ekonomis yang lebih lama. Dengan adanya evaluasi dapat dijadikan referensi terkait dengan pemeliharaan komponen dan elemen bangunan. Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk mencari indeks kondisi bangunan, jenis kerusakan, prioritas pemilharaan dan perawatan, serta anggaran biaya pemeliharaan dan perawatan. Metode yang digunakan untuk mengetahui bobot indeks bangunan dari masing-masing komponen menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan dibantu dengan aplikasi Expert Choice versi 11 yang dikolaborasikan dengan hasil volume kerusakan untuk mendapatkan nilai indeks kondisi bangunan. Hasil analisis menunjukkan komponen-komponen kerusakan yang terjadi temasuk kerusakan ringan dan jenis kerusakannya adalah pecah, lepas, lapuk/retak, serta warna memudar. Prioritas tertinggi dalam pemeliharaan dan perawatan berdasarkan nilai indeks kondisi untuk komponen terletak pada keramik dengan nilai 0,232 dan prioritas terendah terletak pada kusen jendela dengan nilai 0,058. Biaya total yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dan perawatan bangunan Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember sebesar Rp 19.804.793. Kata kunci: Analytical Hierarchy Process, Pemeliharaan, Perawatan, Kerusakan
MARSHALL CHARACTERISTIC OF SPLIT MASTIC ASPHALT WITH CELLULOSE KAPUK FIBER ADDITION Riza Millatul Aminin; Akhmad Hasanuddin; Dewi Junita Koesoemawati
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 4 No 1 (2020): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v4i1.15822

Abstract

Split Mastic Asphalt (SMA) mixture is mostly used on heavy traffic roads. SMA mixture has high percentage of coarse aggregate, it is better able to withstand deformation due to heavy vehicles, and consist of high levels of asphalt, that makes the mixture more durable. High levels of asphalt in SMA require an additive as fiber, polymer, filler, and PET which functions to stabilize and increase the strength of the mixture. This study to determine the performance of the Split Mastic Asphalt mixture by adding kapuk fiber as an additive. The method used is a quantitative comparison of the marshall SMA test results without the addition of additives and the SMA mixture with the addition of cotton fiber as an additive. The variation of cotton fiber content used in the mixture is 0.01%, 0.025%, 0.05%, 0.075% and 0.1% of weight mixture. Based on the results of the study the addition of cotton fiber to the mixture can improve Marshall performance in terms of strength, density, and durability of the mixture. The strength of the mixture with the addition of cotton fiber will increase to the optimum limit, which is 0.075% cotton fiber. The density of the mixture (density) with the addition of cotton fiber will increase. Durability based on flow and MQ values decreased, but increased again at high cotton fiber levels, which is 0.1% Campuran Split Mastic Asphalt merupakan campuran yang banyak digunakan pada jalan berlalulintas berat. Campuran SMA memiliki persentase agregat kasar tinggi sehingga lebih mampu menahan deformasi akibat kendaraan berat dan kadar aspal tinggi, sehingga campuran akan lebih tahan lama. Tingginya kadar aspal pada campuran SMA membutuhkan suatu aditif berupa serat, polimer, filler, dan PET yang berfungsi untuk menstabilkan dan meningkatkan kekuatan campuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja campuran Split Mastic Asphalt dengan penambahan serat kapuk sebagai aditif. Metode yang digunakan adalah perbandingan kuantitatif hasil pengujian marshall campuran SMA tanpa penambahan aditif dan campuran SMA dengan penambahan serat kapuk sebagai aditif. Variasi kadar serat kapuk yang digunakan pada campuran adalah 0,01%, 0,025%, 0,05%, 0,075% dan 0,1% terhadap berat campuran. Berdasarkan hasil penelitian penambahan serat kapuk terhadap campuran dapat meningkatkan kinerja marshall yang ditinjau dari kekuatan, kepadatan, dan keawetan campuran. Kekuatan campuran dengan penambahan serat kapuk akan semakin meningkat hingga pada batas optimum, yaitu 0,075% serat kapuk. Kepadatan campuran (density) dengan penambahan serat kapuk akan semakin meningkat hingga pada bata optimum penambahan 0,05 serat kapuk. Keawetan berdasarkan nilai flow dan MQ menurun, namun meningkat kembali pada kadar serat kapuk tinggi, yaitu 0,1%.
EVALUASI STANDAR PELAYANAN MINIMUM DAN TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI TERMINAL ANGKUTAN UMUM TAWANG ALUN JEMBER Kevin Muzammil; Dewi Junita Koesoemawati; Willy Kriswardhana
Rekayasa Sipil Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2019.013.02.2

Abstract

Terminal Tawang Alun Jember merupakan Terminal Penumpang Tipe A yaitu terminal yang berfungsi untuk melayani transportasi umum baik skala nasional maupun skala internasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan dan harapan dari pengguna jasa terhadap fasilitas dan pelayanan dengan melihat kelengkapan fasilitas di terminal Tawang Alun berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 40 Tahun 2015. Evaluasi tingkat kepuasan pelanggan menggunakan acuan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 khususnya mengenai fasilitas utama maupun fasilitas penunjang. Adapun analisis tingkat kepuasan menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis). Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat pelayanan adalah sebesar 50,00% dimana Terminal Tawang Alun memenuhi 28 indikator dari total 56 indikator yang terdapat dalam  Peraturan Menteri Nomor 40 Tahun 2015. Tingkat kepuasan dengan melihat unsur pelayanan di Terminal Tawang Alun bernilai 51,31 yang masuk dalam kategori nilai D (Tidak Baik). Nilai tingkat kepuasan digambarkan dalam diagram kartesius yang menunjukkan prioritas utama untuk peningkatan pelayanan adalah pelayanan kelengkapan informasi jadwal keberangkatan bus pada ruang tunggu, tersedia media layanan pengaduan, ketersediaan fasilitas khusus dan toilet khusus penyandang difabel & lansia,  ketersediaan fasilitas khusus ruang ibu menyusui dan tersedia informasi pelayanan yang lengkap. 
Social Cohesion Potential of Pendalungan Communities Toward Urban Space Integration in Jember Koesoemawati, Dewi Junita
Komunitas Vol 8, No 1 (2016): March 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4872

Abstract

Jember downtown has pendalungan social phenomenon as a form of cultural assimilation resulting hybrid of Javanese and Madurese as a local community identity. Pendalungan communities occupy in kampongs in the melting pot with limited space that evokes the activity collectively as the potential of social cohesion. The result of previous studies on hybrid pendalungan only terms of sociology and culture. Based on the above phenomenon, this research is study about social cohesion potential of Pendalungan community at urban space integration in Jember. The research objective was to determine the specific characteristic of pendhalungan community as a potential of social cohesion and to know the concept of the urban space integration of pendhalungan community. The research approach used in this study was qualitative and quantitative. Qualitative research approach was used by reading the urban through synchronic reading to explore the potential of social cohesion of pendalungan community culture which has implications in the formation of urban space. The space integration was presented using the access graph. The result showed that the urban space integration had average height and the dominant form of asymmetry distribution. The formation of urban space in the melting pot no separation between forms a continuous space and forms a break up space, so is created social cohesion. This conditions strengthen the high value of the space integration supported its social cohesion potential
Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Pada Kawasan Perdagangan dan Jasa Di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember Selgi Puspamika; Dewi Junita Koesoemawati; Ratih Novi Listyawati; Rindang Alfiah
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 19, No 3 (2023): JPWK Volume 19 No. 3 September 2023
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v19i3.40322

Abstract

Perkembangan kawasan perekonomian seringkali mengesampingkan aspek – aspek lainnya, terutama aspek lingkungan. Padatnya aktivitas antara kawasan permukiman dan kawasan perdagangan dan jasa menimbulkan beberapa permasalahan terhadap kondisi prasarana lingkungan. Kecamatan Kaliwates, merupakan kawasan perkotaan yang berada di Kabupaten Jember yang memiliki fungsi utama sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.  Fungsi utama tersebut dapat dilihat dengan adanya pasar induk tradisional serta beberapa jenis pusat perbelanjaan terbesar di Kabupaten Jember yang tersebar di Kecamatan Kaliwates. Kawasan perdagangan dan jasa merupakan salah satu kawasan yang memiliki perlakuan khusus dari pemerintah Kabupaten Jember karena kawasan ini memiliki nilai komersial yang tinggi. Dari padatnya aktivitas yang ada pada wilayah Kecamatan Kaliwates, menimbulkan permasalahan lingkungan. Salah satu permasalahan yang sering muncul yaitu munculnya genangan setiap musim hujan karena jaringan drainase permukiman tersumbat oleh limbah pasar. Keadaan tersebut dialami secara periodik serta tidak ada pengawasan yang mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan permukiman dan berdampak pada keberlanjutan kawasan.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan arahan dalam upaya peningkatan kondisi lingkungan permukiman pada kawasan perdangan dan jasa di Kecamatan Kaliwates menggunakan metode skoring. Metode skoring ini digunakan untuk menganalisis upaya penanganan dalam peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang berada pada kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Kaliwates. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini  berjumlah 114KK. Dari hasil penilaian tersebut, diperoleh bahwa kondisi lingkungan permukiman yang berdampingan dengan pusat perdagangan dan jasa masih berada pada kondisi buruk. Sehingga untuk menciptakan lingkungan permukiman yang ideal dan sehat dirumuskan arahan yang didasarkan kondisi potensi dan permasalahan pada wilayah penelitian dengan memperhatikan aspek pelayanan, ekonomi (kesejahteraan), dan ekologi (lingkungan).
Perbandingan Nilai EMP Pada MKJI 1997 Dengan EMP Lapangan Menggunakan Metode Regresi Linier (Studi Kasus: Jalan Letjen S Parman Kota Sidoarjo) Dias Perdana, Romi; Junita Koesoemawati, Rr. Dewi; Kriswardhana, Willy
Journal of Applied Civil Engineering and Infrastructure Technology Vol 3 No 1 (2022): Agustus 2022
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52158/jaceit.v3i1.184

Abstract

Traffic flow is expressed in passenger car units ( PCU) using a conversion favtor called the passenger car equivalent (PCE). The EMP value is used to overcome differences in the space required by a vehicle when making movements in traffic. The emp value is highly dependent on environmental factors, type of vehicle, terrain conditions, vehicle dimensions, the area of ​​road space used, and vehicle flow. This research was conducted to obtain a comparison of the value of EMP with MKJI 1997 with multyple linear regression calculations. Data collection is carried out to obtain traffic volume and road geometric. The analysis method used is using multyple linear regression method, the results of the analysis of the EMP value of the Letjen S Parman road were obtained for Jalan Letjen S Parman on the left side of weekdays 0.271 for MC and 2.581 for HV, for the right side of weekdays 0.244 for MC and 5.467 for HV, Letjen S Parman left side weekend 0.389 for MC and 2.495 for HV. There is a difference between the EMP value in the field and the emp value in MKJI, namely for MC of 7.74%, - 2.45%, 35.73%, and for HV of 53.50%, 78.05%, 51.90%.
Commercial Corridor Development Strategy Through the Application of the Walkable Commercial Strip Concept in Urban Area of Jember City Sulistyono, Sonya; Koesoemawati, Dewi Junita; Hayati, Nunung Nuring; Angelina, Callista
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 20, No 1 (2024): JPWK Volume 20 No. 1 March 2024
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v20i1.52193

Abstract

Walkability is an essential concept to consider when planning a sustainable city. This study aims to determine the walkability development strategy of the Jember City commercial corridors urban area based on people's and experts' perceptions of the Walkable Commercial Strip concept. The study was conducted in the urban area of Jember City Golden Triangle. The methods of analysis used in this study are ordinal logistic regression and AHP. Based on people's perceptions, the concepts that have the highest odds of influencing the first corridor's walkability level are the ones related to the available amenities variable, while the concept that has the highest odds of influencing the second and the third corridors' walkability level is the concept that is related to the walking path modal conflict variable. The order in which corridors have the highest development priority starts with the first corridor, Gajah Mada - Sultan Agung Street, followed by the second corridor, Ahmad Yani Street, and ends with the third corridor, Trunojoyo Street – HOS Cokroaminoto Street. The walkability development strategy for the urban area of Jember City commercial corridors is to start the order of development according to the order of priority and apply the development concepts that have the highest opportunity to influence the walkability level of each corridor based on people's perception.
Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Sarana Prasarana dan Lokasi Perumahan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Studi Kasus Perumahan Griya Pesona Karangrejo Banyuwangi) Putri, Mangesti Carissa; Koesoemawati, Dewi Junita; Trisiana, Anita
BERKALA SAINSTEK Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v7i2.11942

Abstract

Perumahan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Kepuasan konsumen atas pembelian rumah yang ditawarkan merupakan impian dari setiap pengembang. Perumahan Griya Pesona Karangrejo Banyuwangi merupakan kawasan perumahan yang sedang berkembang ke tahap 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting perumahan sudah sesuai dengan standar perumahan yang ada, mengetahui variabel apa saja yang menjadi priorotas dari konsumen berdasarkan kualitas produk, sarana prasarana, lokasi dan kualitas pelayanan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) dan penentuan strategi perbaikan yang harus dilakukan pengembang menggunakan analisis IPA (Importance Performance Analysis). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner kepada penghuni perumahan.Dari hasil penelitian didapatkan hasil identifikasi kondisi eksisting dilapangan, Perumahan Griya Pesona Karangrejo Banyuwangi belum sepenuhnya memenuhi standar perumahan yang ada. Urutan variabel yang diprioritaskan diambil 5 variabel yang terbesar dari raw weight yaitu sarana ruang terbuka hijau, perkerasan jalan/paving, keamanan terhadap banjir, lebar dan kondisi jalan utama dan fasilitas pembuangan air kotor/drainase. Dalam penentuan strategi perbaikan berdasarkan analisis IPA pengembang harus melakukan perbaikan jalan sesuai dengan standar dan membangun saluran drainase sesuai standar serta melakukan pengecekan terhadap kualitas produk sebelum diserahkan kepada konsumen.