Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Sebagai Energi Alternatif Skala Rumah Tangga Di Desa Tegalweru Listyawati, Ratih Novi; Meidiana, Christia; Anggraeni, Mustika
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 5, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tegalweru village is dominated by farmers, with the total number of cows are 1.080. But, the results of the primary survey show that only 27 cows ware utilized as biogas to produce an alternative energy source. In order to improve the utilization of manure waste into biogas there are 3 analysis used in this research, there are emergy analysis, IPA analysis and regression analysis. Emergy analysis was used to determine the best scenario to be applied in Tegalweru Village. Furthermore, IPA analysis was used to evaluate the performance of existing biogas and also regression analysis to find out the factors that influence the interest of farmers to use biogas. The results showed that the best scenario to be applied is the utilization of manure from 1,080 cows. Evaluation of the performance of biogas showed that the variables which have a high level of importance but low satisfaction levels are the availability of land for biogas, energy for cooking and energy for lighting. While some variables that significantly influence the farmers to have biogas installation are the availability of land, level of education and number of cows which they have. The output of the analysis are recommendations based on the analysis which had been done before. The recommendations for farmers as users of biogas derived from IPA analysis results and recommendations for non-biogas farmers derived from the results of the regression analysis.Keywords: Livestock Manure Waste, Emergy Analysis, Biogas.
EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN JALAN "OK BOS" DI JAWA TIMUR DALAM MENURUNKAN KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS Sonya Sulistyono; Ratih Novi Listyawati; Nunung Nuring Hayati; Heri Wahono; Budi Hendrawan; Eko Hengky Prayitno
Journal of Indonesia Road Safety Vol 1 No 3 (2018): Journal of Indonesia Road Safety
Publisher : Traffic Accident Research Center, Indonesia Traffic Police Corps and University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/korlantas-jirs.v1i3.14776

Abstract

IRSMS data shows the increase in traffic accidents in 2016 reached 11% compared to the events of the previous year, and in 2017 it also increased by as much as 6%. The East Java Regional Police together with other LLAJ stakeholders formulated the "OK BOS" Program (Opén Karo Blackspot) to improve road safety. Regencies / cities are encouraged to be more sensitive to traffic accidents that occur in their areas, and encourage the implementation of road safety activities in an effort to reduce the incidence and fatality of traffic accidents. The results of the evaluation of the implementation of the program show the effectiveness of the program against the decrease in traffic accidents. Reduction in accident rates during program implementation reached 21%. Other evaluation results show that the implementation of the program is still not optimal and has not been evenly distributed, so it is necessary to plan strategies for implementation in 2019. Data IRSMS memperlihatkan peningkatan kejadian kecelakaan lalu lintas tahun 2016 mencapai 11% dibandingkan dengan kejadian tahun sebelumnya, dan tahun 2017 masih meningkat pula sebanyak 6%. Polda Jawa Timur bersama istansi pemangku kepentingan LLAJ lainnya merumuskan Program “OK BOS” (Opén Karo Blackspot) untuk meningkatkan Kamseltibcar Lantas. Kabupaten/kota didorong lebih peka terhadap kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayahnya, serta mendorong pelaksanaan kegiatan-kegiatan keselamatan jalan sebagai upaya untuk menurunkan kejadian dan fatalitas kecelakaan lalu lintas. Hasil evaluasi implementasi program memperlihatkan efektivitas program terhadap turunnya angka kecelakaan lalu lintas. Reduksi angka kecelakaan selama implementasi program mencapai 21%. Hasil evaluasi lain memperlihatkan bahwa implementasi program masih belum maksimal dan belum merata, sehingga perlu dilakukan perencanaan strategi untuk implementasi pada tahun 2019.
Penentuan Metode Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kecamatan Pasirian, Lumajang Erlisa Rika Trispa Puspita Purwanto; Yeny Dhokhikah; Ratih Novi Listyawati
MATRAPOLIS: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.351 KB) | DOI: 10.19184/matrapolis.v3i2.36644

Abstract

Pada kehidupan sehari-hari manusia melakukkan berbagai kegiatan yang menimbulkan limbah/sampah akibat dari kegiatan yang dilakukkan. Sampah jika dibiarkan menumpuk dan tidak dikelola akan berakibat negatif pada kondisi lingkungan, kondisi kesehatan manusia dan ekosistem. Kecamatan Pasirian memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Lumajang dan memiliki julukan sebagai Kota Kedua karena pembangunan perekonomian yang meningkat, sehingga berpotensi menjadi penyumbang sampah terbanyak. Berbagai macam upaya pemerintah untuk menekan timbulan sampah dan menciptakan lingkungan bersih diantaranya diberlakukkannya peraturan terkait pengelolaan sampah dan penerapan program bank sampah. Pola pengelolaan sampah Kecamatan Pasirian saat ini masih belum berjalan dengan optimal, karena rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah, cakupan pelayanan yang belum menyentuh kawasan perdesaaan serta minimnya lembaga/organisasi yang mengangani persampahan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan memberikan rekomendasi penentuan alternatif metode pengelolaan sampah yang tepat untuk diterapkan dengan metode AHP. Dari hasil AHP dengan 30 responden didapatkan hasil alternatif metode pengelolaan yang tepat diterapkan ialah pengelolaan sampah skala rumah tangga (pemilahan & pengomposan) dilanjut pengelolaan sampah dengan konsep bank sampah, dengan bobot 0,336 lebih tinggi dari alternatif metode lainnya. Dari 3 kriteria, aspek lingkungan dianggap lebih penting untuk dipertimbangkan dalam menentukan metode pengelolaan sampah 0,610, sosial budaya 0,227 dan ekonomi 0,163. Dari 9 subkriteria yang menjadi prioritas untuk dipertimbangkan ialah potensi penyebaran penyakit akibat sampah dengan bobot 0,237.
Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Desa Gucialit, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang Yovita Inggar Mawardi; Yeny Dhokhikah; Ratih Novi Listyawati
MATRAPOLIS: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.946 KB) | DOI: 10.19184/matrapolis.v4i1.34534

Abstract

Pertambahan jumlah penduduk yang sangat pesat menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat juga bertambah banyak. Bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat ini berpengaruh terhadap jumlah sampah yang dihasilkan. Desa Gucialit merupakan salah satu desa wisata dengan kunjungan wisatawan terbanyak kedua di Kabupaten Lumajang. Para pengunjung juga berkontribusi dalam menghasilkan sampah, sehingga sampah yang dihasilkan semakin bertambah. Masyarakat di Desa Gucialit cenderung mengelola sampah secara konvensional yaitu dibakar, ditimbun, dan dibuang tidak pada tempatnya. Pengelolaan sampah tersebut menyebabkan berbagai macam dampak, seperti polusi udara, kerusakan sumber air, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, mengetahui bentuk partisipasi berdasarkan kesediaan masyarakat dalam pengelolaan sampah, dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Desa Gucialit. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dan analisis penentuan bentuk partisipasi berdasarkan kesediaan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Setelah dilakukan analisis dihasilkan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, yaitu durasi tinggal, pendidikan, dan pendapatan. Selain itu, bentuk partisipasi berdasarkan kesediaan masyarakat dalam pengelolaan sampah ialah 80% masyarakat bersedia berpartisipasi dalam bentuk tenaga, dan 20% masyarakat bersedia berpartisipasi dalam bentuk uang. Rekomendasi peningkatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah dengan memberikan sosialisasi dan penyuluhan, memberikan pelatihan untuk meningkatkan skill, pembentukan kader lingkungan, optimalisasi bank sampah, penamabahan petugas kebersihan, pembangunan TPS di Desa Gucialit, dan pengawasan pelanggaran pengelolaan sampah.
Peningkatan Kinerja Pedestrian Berdasarkan Persepsi Pejalan Kaki di Jalan Jawa Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Wulida Putri Romadona; Akhmad Hasanuddin; Ratih Novi Listyawati
MATRAPOLIS: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.039 KB) | DOI: 10.19184/matrapolis.v3i2.32104

Abstract

Pedestrian merupakan lintasan yang bertujuan memberikan pelayanan bagi penggunanya sehingga menjamin kelancaran, keamanan, dan kenyamanan pejalan kaki (Departemen Pekerjaan Umum,1999). Namun kenyataannya masih terdapat pedestrian yang tidak berfungsi secara maksimal dimana pemanfaatannya digunakan untuk berdagang PKL dan parkir kendaraan motor sehingga pelayanannya tidak menjamin kelancaran, keamanan dan kenyamanan. Jalan Jawa adalah bagian dari kecamatan Sumbersari dengan fungsi jalan kolektor yang memiliki keberagaman penggunaan lahan seperti pendidikan, perkantoran serta perdagangan dan jasa sehingga menimbulkan banyaknya pejalan kaki yang berjalan di jalan Jawa. Adapun beberapa permasalahan di koridor Jalan Jawa seperti banyakanya PKL yang berjualan serta parkir kendaraan di sepanjang koridor.Jalan Jawa..Selain.itu, kondisi fisik.pedestrian mengalami kerusakan di beberapa titik pedestrian di koridor Jalan Jawa. Permasalahan yang terjadi perlu adanya peningkatan kinerja pedestrian guna menunjang rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi pejalan kaki. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja pedestrian berdasarkan persepsi pejalan kaki menggunakan metode analisis IPA (importance performance analysis). Analisis IPA digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pada variabel keselamatan, kondisi menyenangkan, dan keamanan. Hasil dari analisis IPA, didapatkan sub varaibel yang masuk dalam kuadran I meliputi ketersediaan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, pedestrian bebas dari PKL, pedestrian bebas dari kendaraan bermotor, ketersediaan tempat sampah, dan ketersediaan bolar. Ouput dalam penelitian ini berupa rekomendasi dalam meningkatkan kinerja pedestrian berdasarkan persepsi pejalan kaki antara lain penyediaan lajur pemandu pada pedestrian, pemberlakukan peraturan terkait penataan PKL, pengaturan parkir, pengadaan tempat sampah, serta perbaikan dan pengadaan bolar.
DETERMINASI FAKTOR UTAMA DALAM KETIDAKMERATAAN PERKEMBANGAN DESA DI KABUPATEN JEMBER Ratih Novi Listyawati; Prasetiyo; Nunung Nuring Hayati
Jurnal Plano Buana Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Plano Buana (Edisi April 2023)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/jpb.v3i2.7092

Abstract

Kabupaten Jember secara administratif memiliki 226 desa yang tersebar pada 31 Kecamatan. Berdasarkan data Indeks Desa Membangun tahun 2016 terdapat satu desa yang termasuk dalam kategori sangat tertinggal, serta desa-desa lain yang termasuk dalam kategori tertinggal, berkembang, maju dan mandiri. Jumlah desa dengan kategori tertinggal dan sangat tertinggal pada tahun 2018 hingga 2022 mengalami pengurangan yang mengindikasikan pembangunan desa yang intensif, namun disisi lain juga mengindikasikan adanya perkembangan desa yang tidak merata. Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju Desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan Desa untuk mensejahterakan kehidupan Desa (Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Pedesaan, 2020). Hal tersebut menjadi dasar dari penelitian ini dengan tujuan untuk menentukan faktor utama yang mestinya dapat menjadi fokus pengembangan oleh pemerintah. Tujuan penelitian tersebut dapat dicapai dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Berdasarkan hasil analisis dari pengambilan data kepada pakar, diperoleh bahwa faktor utama ketidakmerataan perkembangan desa adalah pada dimensi Pendidikan dengan nilai AHP 0,202 disusul dengan dimensi ekonomi dengan nilai 0,201. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agar terwujud perkembangan desa yang merata, pemerintah perlu memfokuskan pembangunan pada aspek Pendidikan dan aspek ekonomi. Pada aspek Pendidikan, pemerintah dapat memperluas akses masyarakat terhadap sarana Pendidikan serta kualitas dari sarana Pendidikan. Selain itu pada aspek ekonomi, pemerintah dapat memperluas akses terhadap pusat-pusat pelayanan perdagangan serta akses ke Lembaga keuangan dan perkreditan.
Penentuan Prioritas Pengembangan Desa Padusan Sebagai Kawasan Wisata Alam Unggulan Kabupaten Mojokerto Febrina Nur Rahmi Briliana; Nunung Nuring Hayati; Ratih Novi Listyawati
Jurnal Penataan Ruang Vol 18, No 1 (2023): Jurnal Penataan Ruang 2023
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v18i1.15856

Abstract

Wisata alam merupakan salah satu sektor yang berdampak pada peningkatan perekonomian dan setiap tahunnya terus dikembangkan dengan memanfaatkan daya tarik keindahan dan sumber daya alam. Salah satu lokasi yang memiliki daya tarik menjadi wisata alam di Kabupaten Mojokerto yakni pada kawasan wisata alam Desa Padusan karena memiliki keunikan tersendiri dari wisata lainnya di Kabupaten Mojokerto atau di daerah lain. Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan perencanaan pengembangan yang baik sehingga perlunya penentuan prioritas pengembangan agar perencanaan pengembangan kawasan wisata yang dilakukan pemerintah Kabupaten Mojokerto dapat memberikan dampak maksimal. Beberapa permasalahan yang terdapat di kawasan wisata alam Desa Padusan diantaranya adalah tidak terdapat penambahan daya tarik baru serta pengembangan dan perawatan wisata masih dinilai kurang. Dilakukannya penelitian ini memiliki tujuan agar mengetahui kondisi eksisting dari kawasan wisata alam Desa Padusan berdasarkan komponen 5A (attraction, accessibility, ancillary service, amenities, dan activities) serta mengetahui persepsi pengunjung mengenai tingkat kepentingan dan kepuasan pengembangan di kawasan wisata alam Desa Padusan yang dapat digunakan untuk penentuan prioritas pengembangan. Terdapat dua metode analisis yaitu analisis deskriptif untuk memberikan gambaran umum serta menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) dengan tujuan mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan dari setiap variabel yang diuji. Penelitian ini melibatkan peran serta dari pengunjung yang berjumlah 68 orang untuk memberikan penilaian mengenai tingkat kepuasan dan kepentingan pada 32 variabel yang digunakan. Hasil penelitian terdapat 5 prioritas pengembangan yaitu yang terdapat di kuadran I analisis IPA, prioritas pengembangan tersebut meliputi tempat duduk, toilet/MCK, pos kesehatan, penanda dan penunjuk arah, serta ketanggapan pengelola. Prioritas pengembangan yang didapatkan menjadi fokus utama pengoptimalan pengembangan kawasan wisata alam Desa Padusan.
Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Pada Kawasan Perdagangan dan Jasa Di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember Selgi Puspamika; Dewi Junita Koesoemawati; Ratih Novi Listyawati; Rindang Alfiah
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 19, No 3 (2023): JPWK Volume 19 No. 3 September 2023
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v19i3.40322

Abstract

Perkembangan kawasan perekonomian seringkali mengesampingkan aspek – aspek lainnya, terutama aspek lingkungan. Padatnya aktivitas antara kawasan permukiman dan kawasan perdagangan dan jasa menimbulkan beberapa permasalahan terhadap kondisi prasarana lingkungan. Kecamatan Kaliwates, merupakan kawasan perkotaan yang berada di Kabupaten Jember yang memiliki fungsi utama sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.  Fungsi utama tersebut dapat dilihat dengan adanya pasar induk tradisional serta beberapa jenis pusat perbelanjaan terbesar di Kabupaten Jember yang tersebar di Kecamatan Kaliwates. Kawasan perdagangan dan jasa merupakan salah satu kawasan yang memiliki perlakuan khusus dari pemerintah Kabupaten Jember karena kawasan ini memiliki nilai komersial yang tinggi. Dari padatnya aktivitas yang ada pada wilayah Kecamatan Kaliwates, menimbulkan permasalahan lingkungan. Salah satu permasalahan yang sering muncul yaitu munculnya genangan setiap musim hujan karena jaringan drainase permukiman tersumbat oleh limbah pasar. Keadaan tersebut dialami secara periodik serta tidak ada pengawasan yang mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan permukiman dan berdampak pada keberlanjutan kawasan.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan arahan dalam upaya peningkatan kondisi lingkungan permukiman pada kawasan perdangan dan jasa di Kecamatan Kaliwates menggunakan metode skoring. Metode skoring ini digunakan untuk menganalisis upaya penanganan dalam peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang berada pada kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Kaliwates. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini  berjumlah 114KK. Dari hasil penilaian tersebut, diperoleh bahwa kondisi lingkungan permukiman yang berdampingan dengan pusat perdagangan dan jasa masih berada pada kondisi buruk. Sehingga untuk menciptakan lingkungan permukiman yang ideal dan sehat dirumuskan arahan yang didasarkan kondisi potensi dan permasalahan pada wilayah penelitian dengan memperhatikan aspek pelayanan, ekonomi (kesejahteraan), dan ekologi (lingkungan).
EVALUASI KAWASAN EDUWISATA KAMPUNG INGGRIS PARE MENURUT PENGUNJUNG DI KABUPATEN KEDIRI Lintang Adedari; Ratih Novi Listyawati; Nunung Nuring Hayati
Jurnal Plano Buana Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Plano Buana (Edisi Oktober 2023)
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/jpb.v4i1.7610

Abstract

Kabupaten Kediri memiliki potensi berupa kawasan wisata edukasi yang berada di Kecamatan Pare. Berdasarkan RTRW Kabupaten Kediri tahun 2010-2030, Kecamatan Pare termasuk dalam Pusat Kegiatan Lokal (PKL) sebagai pusat pemerintahan kabupaten, pusat pengolahan jasa pertanian tanaman pangan dan peternakan, industri, perdagangan regional, pelayanan kesehatan, pusat jasa pariwisata, dan pusat perguruan tinggi. Kecamatan pare memiliki luas 4.409 Ha yang terdiri dari 1 kelurahan dan 9 desa. Terdapat desa yang memiliki potensi sebagai wisata edukasi dengan sebutan “Kampung Inggris Pare” yang terletak di Desa Pelem dan Desa Tulungrejo. Perkembangan Kampung Inggris Pare memengaruhi lingkungan rumah warga. Banyak warga yang menjadikan rumah hunian sebagai lahan bisnis berupa kos-kosan, ruko, warung makan, hingga pusat oleh-oleh khas Pare mengingat pengunjung mayoritas berasal dari luar daerah. Terlepas dari potensi yang ada, Kampung Inggris Pare memiliki masalah berupa perdagangan jasa yang berkembang tanpa memperhatikan ketentuan intensitas bangunan serta kepadatan bangunan menyebabkan minimnya ruang terbuka hijau. Oleh karena itu diperlukan arahan pengembangan yang tepat untuk peningkatan kawasan eduwisata Kampung Inggris Pare. Studi ini bertujuan untuk melihat penilaian kepentingan dan kepuasan terhadap Kawasan Eduwisata Kampung Inggris Pare berdasarkan persepsi pengunjung. Sehingga menghasilkan rekomendasi pengembangan yang dapat mengakomodir kebutuhan wisatawan. Metode yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi potensi dan masalah menggunakan metode analisis deskriptif serta metode Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengetahui prioritas utama pengembangan kawasan. Setelah mengetahui prioritas utama pengembangan, selanjutnya merumuskan rekomendasi pengembangan menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan prioritas utama pada kuadran 1 dalam diagram kartesius. Terdapat 5 prioritas utama pengembangan yang akan dirumuskan rekomendasi pengembangannya.
Pengembangan Ekominawisata Pada Kawasan Pesisir Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo Berbasis Partisipasi Masyarakat Ariyani, Jihan Dwi; Sukmawati, Sri; Listyawati, Ratih Novi
Jurnal Penataan Ruang Vol 18, No 2 (2023): Jurnal Penataan Ruang 2023
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v18i2.15855

Abstract

Kecamatan Sedati memiliki potensi sumber daya perairan yang melimpah sehingga ditetapkan sebagai kawasan strategis pesisir di Kabupaten Sidoarjo serta terdapat wisata yang berpotensi untuk dikembangkan. Tujuan penelitian ini untuk merumuskan strategi pengembangan ekominawisata pada kawasan pesisir Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deksriptif, IPA dan SWOT. Hasil penelitian ini didapatkan tingkat presentase masyarakat yang telah berpartisipasi sebesar 55% dan 45% memilih untuk tidak berpartisipasi dengan didominasi bentuk partisipasi berupa uang. Dalam menilai tingkat kinerja dan kepentingan komponen ekominawisata dilakukan analisis IPA dan didapatkan  indikator yang perlu diprioritaskan yaitu indikator ancaman dan bencana, lembaga pengelola, jalan, penyediaan lahan parkir, titik evakuasi, gazebo dan tempat duduk. Dari beberapa indikator tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode SWOT dan diperoleh strategi yang paling sesuai diterapkan pada lokasi penelitian yaitu strategi S-O (Strategi Agresif) dengan melibatkan peran pemerintah pusat, daerah, desa, pihak swasta dan masyarakat setempat; menjaga kelestarian alam dan ekosistem; bekerja sama dengan Politeknik Kelautan dan Perikanan; memelihara tradisi yang berkembang sebagai daya tarik wisata; mengembangkan pemasaran hasil olahan ikan serta meningkatkan kompetensi masyarakat setempat dengan mengadakan pelatihan.