Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERHITUNGAN PARAMETER KISI KRISTAL BERSTRUKTUR HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN DENGAN BANTUAN KOMPUTER Erwin '; Salomo '; Defrianto '; Mbantun Ginting; M. Rasyid Ridho
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 11, No 9 (2014)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.346 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.11.9.591-600

Abstract

Pola difraksi electron yang diperoleh melalui mikroskop electron untuk kristal berstruktur hexagonal seperti lapisan tipis cobalt sulit untuk dilakukan secara manual. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan terhadap parameter kisi cobalt dengan menggunakan komputer. Dalam penelitian ini, telah dibuat dua buah program komputer yang ditulis dengan menggunakan Matrix Laboratory (Matlab) versi R2008b. Program pertama disebut program menu yang digunakan untuk menulis data yang diperlukan dalam perhitungan. Program kedua disebut program utama yang dibuat untuk melakukan perhitungan terhadap parameter kisi a dan c dengan memanfaatkan data pada program menu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola difraksi elektron cobalt dalam bentuk lapisan tipis dari transmission electron microscope (TEM). Jari–jari dari masing masing cincin pola difraksi cobalt diukur dengan menggunakan jangka sorong. Nilai ini diinputkan kedalam program menu. Program utama akan menghitung nilai dari jarak antar bidang ሺ ????????ℎ???????????????? ) dlam kristal. Langkah berikutnya, program utama akan melakukan perhitungan terhadap nilai-nilai parameter kisi untuk semua kemungkinan bidang dari sistem kristal heksagonal dengan memanfaatkan subroutine bisection. Pada langkah akhir, program utama akan memilih untuk semua kemungkinan bidang bidang kristal dari sistem kristal heksagonal untuk mana nilai parameter kisi a dan c yang hampir sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan parameter kisi a dan c untuk h k l berbeda adalah a=2.4998 Å dan c=4.0545 Å.
PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ENERGI BIOMASSA UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN Juandi M. '; Eka Afriyani; Salomo '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 10 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.275 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.10.644-650

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah tempurung kelapa sebagai energy biomassa untuk pengeringan hasil pertanian. Ruang pengering yang dibuat adalah berupa kolektor berbentuk persegi panjang dengan ukuran 130 cm x 97 cm x 120 cm yang dilengkapi dengan cerobong berbentuk selinder berdiameter 30 cm, tingginya 30 cm dan tebalnya 0,7 mm. Sampel yang digunakan adalah kerupuk singkong yang diproduksi di kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Pengukuran suhu menggunakan thermometer diperoleh suhu maksimum di rak ke 2 sebesar ????????????????????????C, dan suhu maksimum di rak 1 sebesar ????????????????????????C, hal ini disebabkan karena jarak rak 2 lebih dekat terhadap sumber energy biomassa. Kadar air rata-rata yang didapat adalah sebesar 20,5 %, 13,5 %, 10,8 %, 9,6 %, 6,1 %, 3,7 %, 2,3 %, dan 1,3 %. Efesiensi waktu pengeringan dengan menggunakan energi biomasssa pada hari cerah dan hujan adalah sebesar 60 % dan 93. 94 %.
TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING Maksi Ginting; Salomo '; Egi Yuliora
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 10, No 6 (2013)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.55 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.10.6.476-482

Abstract

Sistem pengering tenaga surya ini digunakan untuk mengerigkan singkong yang telah diiris membujur setebal 2mm. pada penelitian ini sebagai pengumpul utama panas adalah kolektor berpenutup miring yang dihubungkan keruang pengering. Udara panas dikolektor bergerak keruang pengering dan dipercepat oleh ventilator. Penelitian ini dilakukan pada saat ruang pengering dalam keadaan kosong suhu terendah 42.50C terjadi pada dulang 3 saat jam 09.00 WIB dan tertinggi 50.50C di dulang 2 pada jam 12.00 WIB. Bahan yang dikeringkan adalah 500 gr singkong dengan kandungan air 56.1 %. Massa bahan didalam ruang pengering setelah tiga hari pengamatan adalah 219.5 gr dengan kandungan air 2.73 % dan diluar ruang pengering bermassa 241.8 gr dengan kandungan air 5.9 %.
PENENTUAN FREKUENSI FUNDAMENTAL DAN FORMANT SUARA MANUSIA DEWASA BERDASARKAN PERBEDAAN SUKU DAN GENDER MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Endah Mulyani; Erwin '; Salomo '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 10 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.685 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.10.679-685

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang analisa spektrum suara manusia dewasa dengan umur 30-45 tahun berdasarkan perbedaan suku dan gender. Perekaman suara menggunakan mikrofon yang dihubungkan dengan laptop yang telah dilengkapi dengan software praat. Sampel yang direkam adalah suku Aceh, Batak, Jawa, Melayu, Minang dan Sunda dengan masing-masing suku 8 orang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Setiap pembicara mengucapkan kalimat “Selamat Sore Untukmu Indonesiaku”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap sampel memiliki durasi pengucapan yang berbeda-beda namun memiliki kesamaan dalam pengelompokan kata. Frekuensi dasar perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Hasil analisa pengaruh perbedaan suku terhadap nilai frekuensi dasar untuk gender laki-laki nilai tertinggi yaitu 187,4 Hz pada sample suku Batak diikuti sampel suku Minang 166,16 Hz, nilai terendah yaitu 112,43 Hz pada sampel suku Jawa diikuti sampel suku Sunda 118,85 Hz, untuk gender perempuan nilai tertinggi yaitu 283,5 Hz pada sample suku Batak diikuti sampel suku suku Minang yaitu 257,02 Hz, Frekuensi terendah yaitu 207,18 Hz pada sample suku Sunda diikuti sampel suku Aceh 216,98 Hz. Nilai formant rata-rata F1, F2, dan F3 pada setiap suku pada gender laki-laki maupun perempuan nilainya naik dari formant pertama (F1) sampai formant ketiga (F3).
Penentuan Energi Dan Fungsi Gelombang Elektron Dalam Kawat Kuantum Dengan Bantuan Komputer Erwin '; Salomo '; Rio Fauzi
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 9, No 04 (2012)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.651 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.9.04.365-373

Abstract

Kawat kuantum (nanowire) merupakan kawat dengan dimensi nanometer, dimana gerakanelectron didalamnya mengalami hoping dari satu site kesite berikutnya. Jika dalam kawat tersebut tidakterdapat impuritas (pengotor) maka gerakan electron adalah gerakan ballistic. Namun dalamkenyataannya pemuatan kawat kuantum tidak terlepas dari impuritas. Dalam tulisan didilakukan simulasiprogram komputer untuk menentukan eigen fungsi dan eigen energi elektron dalam kawat kuantum tanpaimputitas. Program yang dikembangkan ini menggunakan program MATLAB versi 7. Untukmendapatkan eigen function dan eigen energy dari electron dalam kawat kuantum, maka ditentukanpenyelesaian Persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu. Dalam penelitian ini, program komputeryang dibuat terdiri dari 2 program yaitu program menu dan program utama. Program menu digunakanuntuk memasukkan data input yang nantinya ditulis dalam data file. Program ini memudahkan penggunadalam menginput data yang diperlukan dalam perhitungan. Program utama adalah program yangdigunakan untuk melakukan perhitungan terhadap eigen fungsi dan eigen energy.
Pengaruh Tekanan Sputtering Terhadap Kekasaran Permukaan Dan Interaksi Butiran Magnetik Dalam Lapisan Tipis Cobalt-Samarium Salomo '; Erwin '; Hera Didana
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 9, No 04 (2012)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.5 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.9.04.374-379

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Tekanan Sputtering Terhadap Kekasaran Permukaan danInteraksi Butiran Magnetik Dalam Lapisan Tipis Cobalt-Samarium (CoSm) dengan menggunakanAtomic Force Microscopy (AFM) dan Alternating Gradient Force Magnetometry (AGFM). TekananSputtering divariasi dari (4, 8, 12, 16 dan 20)x10-3 mbar, ternyata kekasaran permukaannya adalah (2,2;3,1; 3,2; 5,3 dan 5,8)nm dan interaksi butiran magnetiknya (0,49; 0,42; 0,30; 0,23 dan 0,20) sedangkannilai koersivitasnya adalah (1821,10; 1525,45; 1230,90; 920,75 dan 345,35)oersted.Terlihat bahwa kekasaran permukaan cenderung bertambah dengan naiknya tekanan Sputtering,sedangkan nilai interaksi butiran magnetik dan koersivitasnya cenderung menurun denganbertambahnya tekanan Sputtering.
PENERAPAN METODA MATRIK TRANSFER UNTUK MENENTUKANENERGI PRIBADI DARI PERSAMAAN GELOMBANGSCHRODINGER POTENSIAL SUMUR SEMBARANG Salomo '; Defrianto '; Nuraina Fika Lubis
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 13 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1025.574 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.13.876-882

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan energi pribadi persamaan Schrodinger untuk kasus potensial sumur sembarang melalui metode matriks transfer. Sebelum kode program MATLAB metode matriks transfer pada potensial sumur sembarang dibuat, dilakukan pembuatan program matriks transfer pada potensial sumur persegi. Hasil perhitungan tersebut diperoleh tiga tingkat energi pribadi yang masing-masing bernilai 0,02860 eV, 0,11282 eV dan 0,24589 eV. Program matriks transfer pada potensial ini dianggap benar jika hasil energi pribadi tidak berbeda jauh dengan hasil energi pribadi pada rumusan analitik. Pada rumusan analitik, diperoleh tiga tingkat energi pribadi yang masing-masing bernilai 0,02854 eV, 0,11185 eV dan 0,24579 eV. Perbandingan hasil energi pribadi yang diperoleh melalui kedua rumusan tersebut berbeda tipis, dimana persentase perbedaan lebih kecil dari 0,01%. Pada potensial sumur sembarang, diperoleh tiga tingkat energi pribadi yang masing-masing bernilai 0,10001 eV, 0,19001 eV dan 0,36999 eV.
PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo '; Erwin '; Ginisa Ardiyani
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 12 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.327 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.12.814-819

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang rancang bangun dan analisis kumparan Helmholtz yang dibuat dengan diameter 13 cm dan jumlah lilitan yang bervariasi yaitu dari : 50, 100, 150, 200 dan 250 lilitan. Medan magnetik yang ditimbulkan oleh kumparan ini diukur menggunakan probe magnetik pasco PS-2162 sebagai fungsi arus, jarak dan jumlah lilitan. Nilai maksimum medan magnetik yang dihasilkan pada pusat kumparan Helmholtz standar dengan arus sebesar 2 A adalah sebesar 7.156 x 10-5 T sedangkan untuk kumparan Helmholtz yang dibuat adalah 5.907 x 10-5T. Kenaikan jumlah lilitan dan kuat arus mengakibatkan medan magnetik juga semakin besar, untuk kumparan dengan jumlah lilitan 50 dan 250 yang dialiri arus sebesar 1.0 A menghasilkan medan magnetik masing-masing sebesar 5.241 x 10-5T dan 6.208 x 10-5T. Pertambahan ini sesuai dengan yang diharapkan dimana medan magnetik nilainya berbanding lurus dengan arus (I) dan jumlah lilitan (N). Nilai medan magnetik menurun ketika jarak semakin jauh dari pusat kumparan dalam arah horizontal dan vertikal.
PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Salomo '; Natalia '; Erwin '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 11 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.02 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.11.732-738

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengukuran spektrum suara manusia lansia berdasarkan jenis kelamin dan suku menggunakan software Praat. Suku yang dijadikan sampel penelitian yaitu suku Batak, Jawa, Melayu, Minang, Sakai dan Sunda. Proses perekaman suara manusia menggunakan mikrofon dan laptop (komputer) yang dilengkapi dengan software praat. Pengambilan sampel dilakukan dengan merekam suara lansia (60-70 thn) yang terdiri dua lakilaki dan dua perempuan setiap suku. Setiap sampel membaca sebuah kalimat yaitu “Joko Widodo adalah Presiden Indonesia yang Ketujuh” yang diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian Spektrum suara yang dihasilkan antara sampel laki-laki dan perempuan pada setiap suku berbeda-beda. Frekuensi dasar rata-rata tertinggi untuk laki-laki adalah suku Batak yaitu 158 Hz dan terendah adalah suku Minang yaitu 98 Hz. Frekuensi dasar rata-rata tertinggi untuk perempuan adalah suku Jawa yaitu 221 Hz dan terendah adalah suku Sunda yaitu 160 Hz. Frekuensi dasar untuk laki-laki dan perempuan secara umum berkurang seiring dengan pertambahan usia, bentuk organ penghasil suara dan kondisi sampel. Bertambahnya usia mempengaruhi nilai formant. Semakin tua usia seseorang maka nilai formantnya semakin menurun. Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan hal yang sama, namun ada beberapa sampel yang nilai formantnya mengalami kenaikan, kenaikan ini disebabkan adanya perubahan jarak antara mulut sampel terhadap mikrofon.
PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI Salomo '; Erwin '; Surya Ningsih
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 10, No 6 (2013)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.302 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.10.6.467-475

Abstract

Telah dibuat koil (solenoida) dan inti koil yang bervariasi. Koil divariasikan dengan jumlah lilitan: 50 lilitan, 100 lilitan, 150 lilitan dengan panjang 5 cm dan diameter 3,5 cm, sedangkan inti koil divariasikan dari beberapa material seperti Fe (besi), Cu (tembaga), dan Al (aluminium) dengan panjang 5 cm dan diameter 3 cm. Koil ini dirangkai secara seri dengan resistor yang memiliki resistansi 150 Ω, sumber tegangan dan saklar, kemudian dilakukan pengukuran tegangan induktor dan resistor pada koil. Pengukuran ini dilakukan untuk koil tanpa inti dan koil dengan tambahan inti Fe, Al, serta Cu. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh tegangan induktor menurun seiring pertambahan waktu, besarnya tegangan tersebut juga dipengaruhi oleh medan magnet koil. Penambahan inti Fe pada koil 150 lilitan menghasilkan tegangan induktor sebesar 2,54 volt saat t = 5 detik, sedangkan penambahan inti Cu menghasilkan tegangan induktor sebesar 0,42 volt pada waktu yang sama. Tegangan resistor pada koil 100 lilitan dengan inti Fe adalah 0,21 volt pada t = 5 detik, namun begitu intinya diganti dengan Cu tegangannya menjadi 2.42 volt. Ini berarti koil dengan medan magnet besar akan menghasilkan tegangan induktor yang besar sedangkan tegangan resistor utuk koil dengan medan magnet besar akan bernilai kecil.