Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PERANCANGAN KAWASAN WISATA PANTAI BATU PINAGUT BOROKO TIMUR BOLAANG MONGONDOW UTARA Siti nurahliza Wanda Lasama; Nurnaningsih Nico Abdul; Sri Sutarni Arifin
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 1 (2022): JJoa : Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i1.14745

Abstract

Pariwisata telah mengalami  perkembangan  yang  sangat  pesat sehingga bisa dijadikan kekuatan potensial untuk meningkatkan pendapatan   ekonomi domestik yang didalamnya. Kepariwisatan di Bolaang Mongondow Utara pun mulai makin berkembang yang ditandai dengan berbagai macam objek pariwisata yang tersebar baik di beberapa kecamatan. Salah satunya adalah objek wisata pantai Batu Pinagut yang terletak di Boroko Utara Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Objek wisata Pantai Batu Pinagut merupakan kawasan strategis dan menawarkan keindahan pantai yang disertai bebatuan dan lingkungan sekitar yang masih asli, Objek wisata Pantai Pinagut ini juga didukung oleh objek Wisata pasir putih dan makam keramat. Namun kenyataannya Pantai Batu Pinagut kurang mendapat perhatian dari pemerintah dalam hal pengelolahan dan pengembangan fasilitas kepariwisataan, hal ini terlihat dari tidak terpeliharanya infrastruktur, kurangnya fasilitas  pendukung  kepariwisataan,  kawasan  perdagangan  dan  jasa tidak dalam satu zona, tempat parkir untuk kendaraan masih tak beraturan, minimnya budaya sadar wisata bagi masyarakat  (pengrusakan Sarana/Prasarana wisata), belum adanya pusat kegiatan yang menopang kegiatan di sekitarnya, belum adanya fasilitas akomodasi penginapan serta kurangnya rasa aman dan nyaman masyarakat.Berdasarkan permasalahan di atas dibutuhkannya perancangan dan penataan kawasan wisata di Pantai Batu Pinagut dan beberapa fasilitas akomodasi penunjangkegiatan wisata yang dapat dinikmati oleh semua orang untuk berlibur dan rekreasi dengan memanfaatkan potensi alam yang ada serta menunjunkan ciri khas daerah, perkembangan Kota nantinya, Wisata Pantai Pinagut akan dapat meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat sekitar dengan penerapan   pendekatan Aristektur Tropis pada penataan kawasannya.Kata kunci: Penataan  Kawasan,  Wisata   Pantai,  Batu  Pinagut  Bolaang Mongondow Utara
PERANCANGAN KEMBALI KANTOR DESA HUTABOHU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Nurnaningsih Nico Abdul; Zuhriati A Djailani
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 11, No 6 (2022): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v11i6.12983

Abstract

One of the infrastructure improvement programs in Hutabohu village is the construction of a village office and meeting hall. The implementation method is carried out in three stages 1) Primary and secondary data collection; 2) Stages of analyzing existing data and recognizing the potential in problems that arise, looking for relationships between problems so that an overview of the causes of problems arises; 3) The design stage is making design drawings which are the embodiment of ideas based on the results of the analysis that has been done previously. The results obtained are the redesign of the village office building and meeting hall to accommodate the needs of village officials and the presence of a comfortable meeting room for the village community. The hope is that the government and the community can continue this program to the development stage by means of self-management so that the community as the main actors and owners feel directly and can be fully responsible for the results of their work, so that the quality can be maximized
PENERAPAN ARSITEKTUR SIMBOLIS DALAM PERANCANGAN RUMAH SAKIT BEDAH PLASTIK DAN ESTETIKA DI KOTA GORONTALO Zhafirah Aimee Fitrimadhania Husain; Niniek Pratiwi; Nurnaningsih Nico Abdul
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 1 (2023): JJoA : Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i1.17994

Abstract

Di Kota Gorontalo saat ini, jumlah kasus pasien bedah plastik yang dirujuk ke luar daerah dengan angka rata-rata pertahun yaitu sebanyak 4.728 kasus. Sedangkan peminat perawatan estetika/kecantikan yang didata pada beberapa klinik kecantikan mencapai lebih dari 12.000 kunjungan per tahun. Adanya tren peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap prosedur bedah plastik dan estetika berdampak pada maraknya praktek bedah plastik ilegal yang dilakukan oleh oknum yang tidak berkompeten, serta beredarnya beragam produk perawatan kulit maupun kosmetik yang ilegal. Kota Gorontalo sebagai ibu kota provinsi, hingga saat ini belum memiliki fasilitas pelayanan yang terpadu berupa rumah sakit bedah plastik dan estetika yang dapat melayani keseluruhan proses penanganan untuk pasien bedah plastik dan perawatan estetika/kecantikan baik berupa prosedur medis maupun non medis.Rancangan rumah sakit khusus ini menggunakan pendekatan arsitektur simbolis yang diterapkan pada desain bangunan. Dalam hal ini simbolis mengartikan lambang. Pada perancangan simbol/lambang yang digunakan pada bangunan berupa bentuk transformasi bunga Teratai yang berarti keindahan, sesuai untuk rumah sakit bedah plastik dan estetika. 
REST AREA DI KECAMATAN ATINGGOLA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ANALOGI Andre Kurniawan Macmud; Nurnaningsih Nico Abdul; Irwan Wunarlan
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.20789

Abstract

Gorontalo Utara yang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo, yang direncanakan akan menjadi lokasi pembangunan rest area di Kecamtan Atinggola. Diluar itu Gorontalo Utara Adalah tempat lintasan jalur Trans Sulawesi penghubung Antara Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara. Seiring dengan perkembangan Gorontalo Utara ini maka perlu adanya fasilitas yang mampu mengakomodasi pengguna transportasi darat di jalan guna mengakses dari satu tempat ke tempat lain. Maka dari itu perlu adanya tempat istirahat baik di jalan Trans Sulawesi maupun jalan nasional untuk mefasilitasi pengguna jalan beristirahat saat lelah dalam perjalanan jauh. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah rest area di Jalur Jalan Lintas Utara Kecamatan Atinggola dengan menggunakan pendekatan analogi. perancangan rest area ini berdasarkan pada Lampiran No.15 Keputusan Direktur Jendral Bina Marga tentang standar luasan dan fasilitas rest area. Melalui pendekatan Analogi Design, perancangan rest area ini mencakup tata ruang hingga perencanaan lanskap berdasarkan kriteria pola Analogi Design yang telah di integrasikan dengan variabel pada Green Building Council dan Green Building Council Indonesia. Dengan adanya pendekatan Analogi Design ini diharapkan mampu membuat pengguna bangunan merasa lebih dekat dengan alam saat beristirahat di rest area. Analogi merupakan salah satu pendekatan bentuk yang digunakan dalam dunia arsitektur Pada konsep analogi ini hal yang terpenting adalah persamaan antara bangunan dan objek yang dianalogikan. Kata kunci: Rest Area, Gorontalo Utara, Arsitektur Analogi
KONSEP DASAR ARSITEKTUR BALI PADA PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN KESENIAN BALI DI KECAMATAN TOILI KABUPATEN BANGGAI I Nengah Dwi Kumbara Dika; Nurnaningsih Nico Abdul; Heryati Heryati
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.20634

Abstract

ABSTRACT The design of Bali Arts Training Center is a Balinese art building with a design concept located in Toili Dsitrict, Banggai Regency, Central Sulawesi Province. Balinese arts in toili are accommodated by Balinese Traditional Institutions, namely Adat and Banjar and private studios in the Toili District. The available private studios have a limited capacity and subpar facilities. Thus, in terms of providing facilities for the arts, are not optimal in terms of facilities and training management. This design was created to serve as a forum for Balinese art practitioners in the Toili area. The data collection employed a literature study with several supporting data such as books, journals, articles and so forth, followed by interviews, analyzing and summarizing the informants’ opinions related to the discussion title and theme. Last it observation, i.e direct monitoring. Qualitative descriptive analysis, namely analyzing the obtained data, drafting the concept, and designing the process. The Balinese architectural approach is applied in this design because it is considered in accordance with the required art building concept. Further, with the basic concept of Balinese architecture, such as Tri Hita Karana, Tri Angga, Tri Loka, and several other concepts, it is expected to create buildings that align with Balinese design principles. The study’s results are in the form of a Balinese Arts Training Center building that can accommodate and provide facilities for artist in the Toili District with supporting facilities such as adequate space for movement, fostering positive interaction between space users and space in the building in the process of training, coaching, developing, and performing Balinese arts. . Keywords: Balinese Art, Traditional and Banjar, Balinese Architecture ABSTRAK Perancangan Pusat Pelatihan Kesenian Bali merupakan sebuah bangunan kesenian Bali dengan gagasan perancangan yang terletak di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Kesenian Bali di Toili diwadahi oleh Lembaga Tradisional Bali yaitu Adat dan Banjar dan sanggar-sanggar pribadi yang ada di kecamatan Toili. Sanggar-sanggar pribadi yang tersedia tidak maksimal dalam penyediaan fasilitas serta dengan daya tampung yang kecil Sehingga, dalam mewadahi bidang kesenian, belum maksimal dalam hal fasilitas dan manajemen pelatihannya.Perancangan ini dibuat dengan tujuan sebagai wadah bagi para pelaku kesenian Bali yang ada di daerah Toili. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu studi literatur dengan cara mencari data-data penunjang lainnya melalui buku-buku, jurnal, artikel dan lainnya, Wawancara yaitu menganalisa dan merangkum pendapat-pendapat dari narasumber yang berkaitan dengan judul serta tema yang di angkat, dan observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi. Analisa deskriftif kualitatif yaitu melakukan Analisa terhadap data yang sudah diperoleh, penyusunan konsep dan proses desain. Pendekatan Arsitektur Bali diterapkan dalam perancangan ini karena dianggap selaras dengan konsep bangunan kesenian yang diperlukan. Konsep-konsep dasar arsitektur Bali seperti Tri Hita Karana, tri Angga, Tri loka dan beberapa konsep lainnya, diharapkan dapat menciptakan bangunan yang sesuai dengan kaidah perancangan Bali.Hasil dari penelitian ini berupa rancangan bangunan Pusat Pelatihan Kesenian Bali yang dapat mewadahi serta menyediakan fasilitas bagi para pelaku kesenian yang ada di Kecamatan Toili dengan fasilitas pendukung seperti fasilitas ruang gerak yang memadai, sehingga akan tercipta dan terjalin interaksi yang baik antara pengguna ruang dan ruang dalam bangunan dalam proses pelatihan, pembinaan, pengembangan maupun pementasan kesenian Bali. Kata Kunci: Kesenian Bali, Adat dan Banjar, Arsitektur Bali
PERANCANGAN BOOK CENTRE DI KOTA GORONTALO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN Chintya Sumendong; Kalih Trumansyahjaya; Nurnaningsih Nico Abdul
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.20759

Abstract

ABSTRACT. In general, the province of Gorontalo is classified as an area with a low level of reading interest, as observed from the data of the reading literacy activity index. It occupied 10th out of the 25 provinces with the lowest ranks. The lack of visitors at the events organized by the Sahabat Pulau Gorontalo community, which offers around 200 books, indicates a low reading interest among the people of Gorontalo, with a maximum of only 30 visitors. In addition, to improve their reading interest, there is a need for a platform that facilitates book reading, purchasing, borrowing, and book discussions. This design aims to create a Book Centre that aligns with the community's lifestyle as book users and promotes reading enjoyment while maintaining scholarly ethics. This encourages people to read not only out of necessity but also for pleasure. This study employed deductive analysis, which involves identifying the main problem and examining specific aspects of the Book Centre. The research resulted in the creation of a Book Centre building that accommodates and provides facilities for reading, purchasing, and borrowing books. The design follows a modern architectural approach, with a unique and dynamic shape inspired by someone reading a book while relaxing. This asymmetrical structure aims to attract the interest of readers in the community. The interior layout is both educational and recreational, catering to the lifestyle of all users. Keywords: Gorontalo, Book Centre, Modern Architecture. ABSTRAK.  Provinsi Gorontalo secara umum tergolong dalam wilayah yang memiliki tingkat minat baca dalam kategori rendah dilihat dari data indeks aktifitas literasi membaca, dari 25 provinsi terendah, provinsi Gorontalo berada pada urutan ke 10 dari 25 p rovinsi terendah. Minat baca masyarakat Gorontalo dapat dilihat dari kurangnya pengunjung pada kegiatan yang diadakan oleh komunitas Sahabat Pulau Gorontalo, komunitas ini menyediakan sekitar 200 buah buku, dan pengujung yang ada berjumlah paling banyak 30 pengunjung, untuk meningkatkan minat baca masyarakat Gorontalo diperlukannya suatu yang mewadahi kegiatan membaca buku, membeli buku, meminjam buku maupun bedah buku.Perancangan ini bertujuan untuk membuat suatu wadah yaitu Book Centre dengan menunjang gaya hidup masyarakat sebagai pengguna objek dan dengan tetap menjunjung tinggi etika keilmuan yang menjadi kerangka utama kegiatannya, sehingga masyarakat tidak hanya membaca buku ketika membutuhkan sesuatu, tetapi juga ditunjang dengan kesenangan membaca buku. Metode yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metode analisa deduktif, yaitu metode penelusuran pokok masalah yang kemudian dijabarkan pada hal-hal spesifik yang berkaitan dengan Book Centre.Hasil penelitian ini berupa bangunan Book Centre yang mewadahi serta menyediakan fasilitas bagi masyarakat dalam membaca, membeli, dan meminjam buku dengan menggunakan pendekatan Arsitektur modern, dimana desain Book Center mengutamakan tampilan bangunan yang mengadaptasi bentuk seseorang yang sedang membaca buku seraya duduk santai, adaptasi bentuk ini merupakan bentuk tak beraturan yang menghasilkan bangunan berbentuk asimetris dan dinamis  sehingga dapat menarik minat baca masyartakat, selain itu  penataaan yang edukatif dan rekreatif yang dipadukan untuk menunjang gaya hidup semua kalangan sebagai pengguna. Kata kunci: Gorontalo, Book Centre, Arsitektur Modern.
PONDOK PESANTREN MODERN DARUL MADINAH WONOSARI KABUPATEN BOALEMO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS Hendriyo Mokodompit; Nurnaningsih Nico Abdul; Elvie Fatmah Mokodongan
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 2 (2023): JJoA : Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i2.20715

Abstract

ABSTRACTIslamic boarding schools are religious institutions that provide education, teaching, and promote the development and dissemination of Islam. An Islamic boarding school is basically a traditional Islamic education hostel where students live and study together under the guidance of one or more teachers, known as a Kyai. The goals to be achieved at Islamic boarding schools are as follows: 1. To develop Islamic boarding school designs that cater to the needs of the space users. 2. To realize the design of Islamic boarding schools using a Tropical Architecture approach. These goals aim to review the specific aspects of the Islamic boarding schools through an architectural study, which will be presented in the form of a physical design, including: 1. Selection of an appropriate site location. 2. Determination of space requirements, room sizes, and the concept of inter-room relationships based on the users' activities at Islamic boarding schools. 3. Incorporation of the Tropical Architecture approach into the physical appearance of the building. 4. Structuring circulation and environment in an ideal building. This integration is marked by the system, curriculum, and general sciences, which are integral to Islamic boarding school teaching. In other words, modern Islamic boarding schools are educational and updated in certain aspects to suit the school system. Modern Islamic boarding schools not only organize sorongan religious lessons but also formal education activities, both the general categories (kindergarten, elementary, middle school, high school and vocational school) and Islamic religious categories (RA, MI, MTs, MA, MAK). It can be said that modern Islamic boarding schools adhere to an education system adopted from the modern education system. Additionally, the material studied is a combination of religious and general knowledge. ABSTRAK Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan agama Islam. Sebuah pondok pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana  siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang atau lebih dari seorang guru yang dikenal dengan sebutan seorang Kyai. Tujuan yang ingin dicapai pada Pondok Pesantren yaitu : 1. Untuk meghasilkan desain Pondok Pesantren sesuai dengan kebutuhan ruang pengguna. 2. Untuk mewujudkan desain Pondok Pesantren  dengan pendekatan Arsitektur Tropis. Sasaran yang dicapai yaitu meninjau hal-hal yang spesifik dari Pondok Pesantren dalam kajian arsitektur yang akan dituangkan dalam bentuk rancangan fisik: 1. Lokasi tapak yang memadai. 2. Kebutuhan ruang, besaran ruang, dan konsep hubungan antar ruang berdasarkan aktivitas pengguna di Pondok  Pesantren. 3. Penampilan fisik bangunan dengan  pendekatan Arsitektur Tropis. 4. Penataan sirkulasi dan lingkungan pada bangunan  yang ideal. Perpaduan ini ditandai dengan sistem, kurikulum serta ilmu- ilmu umum yang menjadi bagian integral pengajaran pesantren. Dengan kata lain, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah. Pesantren modern tidak hanya menyelenggarakan pengajian sorongan namun juga  menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal, baik itu jalur umum (TK, SD, SMP, SMA dan SMK) maupun jalur berciri khas agama Islam (RA, MI, MTs, MA, MAK). Bisa dikatakan pesantren modern menganut sistem pendidikan yang diadopsi dari sistem pendidikan modern dan materi yang dipelajari merupakan kombinasi antara  ilmu agama dan umum.