Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

EVALUASI INTENSITAS KONSUMSI ENERGI LISTRIK MELALUI AUDIT AWAL ENERGI LISTRIK DI RSJ.PROF.HB.SAANIN PADANG Asnal Effendi
Jurnal Teknik Elektro Vol 5, No 2 (2016): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.712 KB)

Abstract

IKE atau intensitas konsumsi energi listrik merupakan istilah yang digunakan untuk mengetahui besarnya pemakaian energi pada suatu sistem (bangunan). Nilai IKE ini diketahui dengan membandingkan total penggunaan energi listrik dengan luas bangunan gedung. Proses evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data historis gedung RSJ.Prof.HB.Saanin Padang berupa data luas bangunan gedung, data penggunaan energi listrik, serta anggaran yang dikeluarkan untuk kebutuhan energi listrik. Dari hasil perhitungan, Nilai IKE Listrik tahun 2013 adalah sebesar 155,857 kWh/ m2 per tahun, nilai IKE tahun 2014 adalah 29,291 kWh/ m2 per tahun, dan tahun 2015 adalah 33,216 kWh/ m2 per tahun. Hasil ini termasuk kategori efisien karena tidak  melewati standar IKE listrik untuk gedung rumah sakit sebesar 380 kWh/ m2 per tahun. Untuk penghematan biaya penulis menyarankan untuk mengurangi ID pelanggan dari 4 menjadi 1 ID saja.
Evaluasi Daya Pemakaian Sendiri Pada PLTU Ombilin Dengan Modifikasi Line Kelistrikan Unit Untuk Mengantisipasi Gangguan (Maintenance Station Service Transformer) Asnal Effendi; Efrizan Efrizan
Jurnal Teknik Elektro Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.543 KB)

Abstract

Ketersediaan listrik pembangkit Ombilin sangat mempengaruhi kondisi listrik di wilayah Sumatera Bagian Tengah dan Selatan. Selain itu juga, ketersediaan listrik akan mempengaruhi tingkat keandalan unit. Saat ini, pemeliharaan/gangguan pada trafo SST (Station Service Transformer) mengakibatkan kedua unit PLTU tidak dapat beroperasi karena tidak tersedianya suplai listrik beberapa peralatan penting sebagai syarat tetap beroperasinya unit. Dengan melakukan modifikasi line kelistrikan unit, beberapa peralatan penting tersebut memperoleh suplai listrik dari sumber lain. Setelah melakukan modifikasi, kedua unit tetap dapat beroperasi ketika trafo SST mengalami pemeliharaan/gangguan. Pengkajian dilakukan berupa kajian teoritis, kajian teknik dan kajian ekonomis. Hasil kajian teoritis secara simulasi menunjukkan setelah modifikasi line, aliran daya masih dalam keadaan normal. Aliran daya melalui trafo UAT1 (Unit Auxiliary Transformer 1) menjadi 12,926 MVA dan trafo UAT2 menjadi 11,791 MVA dalam keadaan normal. Kerugian yang dapat dicegah dengan modifikasi ini ialah Rp. 910 juta/hari dan biaya firing sekitar 465 juta
PERANCANGAN PENGONTROLAN PEMANAS AIR MENGGUNAKAN PLC SIEMENS S7-1200 DAN SENSOR ARUS ACS712 Asnal Effendi
Jurnal Teknik Elektro Vol 2, No 3 (2013): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.476 KB)

Abstract

Pengontrolan Suhu Pemanas Air Menggunakan PLC SIEMENS S7-1200 yang bekerja secara otomatis dan proses yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Alat ini mempunyai kemampuan akuisisi data secara baik, seperti melakukan perekaman data dan me-restore database . Adapun secara garis besar kerja alat ini adalah saat pemakai memasukkan nilai suhu yang diinginkan, secara otomatis pemanas akan hidup dan jika suhu telah mencapai nilai yang diinginkan pemanas air akan mati serta pompa air akan bekerja dengan cara mensirkulasikan air dingin. Dengan begitu suhu akan tetap stabil berada pada nilai yang diinginkan. Penggunaan sensor arus ACS712-20A pada rangkaian ini adalah untuk mendeteksi pemakaian arus yang digunakan pada pemanasan air.. Berdasarkan hasil pengukuran terakhir menunjukkan untuk pemanasan air yang dimulai dari suhu 32℃ hingga 70℃ dibutuhkan waktu pemanasan sebanyak 492 detik dengan daya pemanas sebesar 300.40 watt serta pembacaan arus sebesar 1,36 A.
STUDI ANALISA GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 1 FASA KE TANAH PADA SUTT 150 KV UNTUK SETTING RELAY OCR (APLIKASI GI PIP – PAUH LIMO Amira Amira; Asnal Effendi
Jurnal Teknik Elektro Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.532 KB)

Abstract

Short circuit was the common disturbance on a power system that increased the current flow causing damage any equipment without a proper protection system. This research was study 1-phase shortcircuit to ground at 10% until 100% transmission length disturbance point and calculate Over Current Relay (OCR) protection setting base on disturbance current occurred. The calculation performed using manual and Matlab software, case study on GI PIP – Pauh Limo, a 22.7 km transmission length. Base on calculation result, it was found that if the disturbance getting closer to the source (disturbance point 10% of transmission length), than disturbance current increased until 147.7758 A. While the disturbance gettingaway from the source (disturbance point 100%), than disturbance current decreased until 147.3853 A. As toprotect the power transmission line from 1-phase short circuit to ground, the 0,65 s OCR setting time should be used at input and output transmission line
PENATAAN DAN METERISASI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM (LPJU) DESA APAR KECAMATAN PARIAMAN UTARA Asnal Effendi; Niko Razonta
Jurnal Teknik Elektro Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.016 KB)

Abstract

Salah satu jalan di Kota Pariaman yang sudah dibangun adalah jalan Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara. Semenjak pertama kali dibangun jalan tersebut sampai saat ini belum memiliki Penerangan Jalan Umum (PJU) yang sesuai dengan standar SNI yang telah ditetapkan. Dari data Dinas Pekerjaan Umum Kota Pariaman, disebutkan bahwa jalan Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara mempunyai dimensi lebar 6 meter dan 3 meter yang merupakan jalan kolektor dan jalan lingkung. Berdasarkan masalah tersebut maka perlu penataan PJU serta meterisasi untuk efesiensi biaya.Dari hasil perhitungan, maka tinggi tiang untuk jalan kolektor adalah 9 meter, sudut kemiringan 14.3o , jenis lampu Sodium 150 Watt sebanyak 26 unit. Sedangkan untuk jalan lingkung tinggi tiang adalah 7 meter, sudut kemiringan 7.69°, jenis lampu Sodium 70 Watt sebanyak 10 unit, maka total lampu beserta tiang lengan tunggal sebanyak 36 unit. Berdasarkan tarif dasar listrik yang telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No. 30 Tahun 2012 tentang tarif PJU yang merupakan golongan tarif P3/TR, maka effisiensi tagihan lampu penerangan jalan umum (LPJU) dari yang sebelum nya adalah sebesar Rp. 2.617.125,- menjadi Rp. 1.651.032,- sehingga dapat dilakukan effisiensitagihan rekening lampu penerangan jalan umum sebesar ± 36,91%
EVALUASI SISTEM PENCAHAYAAN LAMPU JALAN DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR Asnal Effendi; Asep Suryana
Jurnal Teknik Elektro Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.299 KB)

Abstract

Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah fasilitas vital yang dibutuhkan masyarakat modern. Penerangan jalan umum diperlukan guna meningkatkan keamanan lalulintas, keamanan lingkungan, orientasi daerah dan aksesoris kota dimalam hari. Penerangan jalan umum juga diperlukan untuk menunjang aktifitas perekonomian dan mobilitas masyarakat dimalam hari. Jalan di daerah sungai bahar termasuk jalan lingkungan, yang sangat kurang memadai dalam penataan lampu jalannya. Ada lampu jalan yang intensitas cahayanya sangat kecil, yang mengakibatkan sering terjadinya kecelakaan di jalan tersebut. Pemasangan lampu jalan pun tidak sesuai dengan standar SNI, dimana jarak antar tiang lampu terlalu jauh yang seharusnya menurut standar SNI 40 meter dipasang 100 meter, pemasangan tiang yang seharusnya menurut standar 0,7 meter dari tepi perkerasan jalan dipasang 4 sampai 5 meter dari tepi perkerasan jalan karena pemasangan lampu jalan tersebut menempel pada tiang listrik stang ornamentnya. Oleh karena itu untuk mendukung kenyamanan dan keamanan lingkungan bagi para pengguna jalan, maka diperlukan evaluasi pencahayaan lampu jalan di kecamatan sungai bahar tersebut.
PERENCANAAN SISTEM SCADA COOLING TOWER MENGGUNAKAN SIEMENS SIMATIC STEP 7 DAN WINCC Asnal Effendi; Robby Wirza
Jurnal Teknoif Teknik Informatika Institut Teknologi Padang Vol 1 No 1 (2013): JURNAL TEKNOIF ITP
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (989.137 KB) | DOI: 10.21063/jtif.2013.V1.1.6-15

Abstract

Perkembangan teknologi PLC dan Scada telah banyak di aplikasikan di industri–industri besar maupun kecil, teknologi ini dapat membantu memudahkan pekerjaan–pekerjaan yang dilakukan oleh industri untuk melancarkan proses produksi, dimana sebelumnya proses produksi lebih banyak di lakukan secara manual. Cooling Tower merupakan alat dari sebuah pabrik semen yang digunakan untuk mendinginkan material yang melewatinya dengan menyemprotkan air dengan percikan halus, dipabrik semen Cooling Tower sangat berguna sekali untuk mendapatkan temperatur kerja yang dibutuhkan dalam kelancaran proses produksi. Dengan menggunakan teknologi PLC dan Scada memungkinkan temperatur kerja Cooling Tower dapat diatur dan dikontrol sedemikian rupa sehingga memenuhi temperatur kerja yang dibutuhkan. Developments of PLC and Scada technology has been widely applicable in industries large and small, this technology can help facilitate the jobs done by the industry to expedite the production process, where previously the production process more done manually. Cooling Tower is a tool of a cement plant that is used to cool the material passing through it by spraying water with a splash of soft, Cooling Tower a cement plant is very useful to get a working temperature is needed to smooth the production process. Using PLC and Scada technology allows operating temperatures Cooling Tower can be set and controlled in such a way that it meets the required operating temperature.
Unjuk Kerja Charge Controller metode PWM Menggunakan Arduino Uno Hendi Matalata; Asnal Effendi
Jurnal Teknologi Vol 15 No 1 (2022): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34151/jurtek.v15i1.3957

Abstract

The need for a charge controller for the use of electrical energy sourced from solar panels and DC generators is very necessary for the purposes of the battery function as electric power in the inverter which functions as a voltage source. Usually the battery is used for inverter purposes in meeting household electricity needs as a substitute for PLN. The charging process will occur if the output voltage from the DC voltage source is higher than the battery voltage to be recharged. In this study, the charging process is based on PWM settings, and consists of 2 types, namely boost mode and float mode which are distinguished from the duty cycle setting. The voltage reading on the voltage divider sensor using a resistor has an error of less than 6.22% at the source terminal, and 6.89% at the battery. However, the charging process is able to provide an average voltage of 13.14 Volts on the battery (12 Volts), so that the charging process can run well.
Study Pengisian Energi Ke Baterai Terhadap Output Energi Panel Surya Dengan Menggunakan Solar Tracker 4 Axis Sitti Amalia; Asnal Effendi; Frasha Kusuma; Andi M Nur Putra; Sitti Amalia; Arfita Yuana Dewi
-
Publisher : RELE (Rekayasa Elektrikal dan Energi) : Jurnal Teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.727 KB) | DOI: 10.30596/rele.v5i1.10787

Abstract

Abstrak Kebutuhan energi yang semakin besar untuk dapat mendorong manusia melakukan penelitian pemanfaatan energi matahari untuk dikonversikan menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya dapat bergerak mengikuti matahari atau disebut dengan solar tracker yang akan dihubungkan kebaterai untuk menyimpan energi. Tujuan dilakukan penelitian untuk melihat kinerja penyimpanan energi panel surya terhadap baterai, dan mengetahui kerja monitoring penyimpanan baterai dengan menggunkan IoT. Penelitian dilakukan dengan menganalisa data alat dengan mengukur tegangan keluaran dari panel surya, arus yang mengalir ke baterai dan tegangan terisi baterai. Dengan panel surya mengikuti cahaya matahari dan panel surya yang tetap untuk melakukan pengisian baterai dan akan dipantau dengan menggunakan Internet Of Things (IoT) yang dapat diakses melalui WEB dan smartphone android melalui aplikasi. Berdasarkan hasil pengujian yang didapatkan pengisian baterai dengan solar tracker lebih cepat dibanding pengisian baterai dengan panel tetap. Selisih penyerapan energi pada pengisian baterai dengan kapitas 6,5Ah sebesar 11.937Ah dengan efesiensi pengisian baterai sebesar 1.48%. Sistem monitoring dengan IoT pengisian baterai dengan solar tracker sebesar 12.35 Volt dan arus sebesar 2.2 Ampere. Sedangkan untuk panel surya tanpa solar tracker diperoleh tegangan pengisian baterai sebesar 11.42 Volt dan arus sebesar 0.300 Ampere.Kata kunci : Panel Surya, Solar Tracker, BateraiAbstract The growing need for energy to encourage humans to research the use of solar energy to be converted into electrical energy by using solar panels that can move to follow the sun or called a solar tracker will be connected to a battery to store energy. This research aims to see the performance of solar panel energy storage on batteries and to know the work of monitoring battery storage using IoT. The research was conducted by analyzing device data by measuring the output voltage of the solar panel, the current flowing into the battery, and the voltage charged to the battery. With solar panels following sunlight and fixed solar panels to charge the battery and will be monitored using the Internet of Things (IoT) which can be accessed via the WEB and android smartphones through the application. Based on the test results, it was found that charging the battery with a solar tracker is faster than charging the battery with a fixed panel. The difference in energy absorption when charging a battery with a capacity of 6.5Ah is 11,937Ah with a battery charging efficiency of 1.48%. Monitoring system with IoT battery charging with a solar tracker of 12.35 Volts and a current of 2.2 Ampere. Meanwhile, for solar panels without a solar tracker, the battery charging voltage is 11.42 Volts and the current is 0.300 Ampere.Keywords: Solar Panel, Solar Tracker, Battery Keywords : Solar Panel, Solar Tracker, Battery
Analisa Sistem Manajemen Pengoperasian Bahan Bakar Boiler Arfita Yuana Dewi; Asnal Effendi; Egi Alfian
-
Publisher : RELE (Rekayasa Elektrikal dan Energi) : Jurnal Teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.414 KB) | DOI: 10.30596/rele.v5i1.10789

Abstract

Abstrak Manajemen pengoperasian bahan bakar boiler bertujuan untuk mengelola bahan bakar dengan baik dan teratur serta dapat mengoptimalkan pembiayaan bahan bakar dan mengefesiensikan penanganan bahan bakar pada tahap proses produksi bahan bakar boiler. Manajemen pengoperasian bahan bakar boiler dilakukan pada PT. Bakrie Pasaman Plantations merujuk pada data-data manajemen dan data produksi operasional bahan bakar di area boiler. Selanjutnya data produksi pengoperasian bahan bakar yang diawali dengan menentukan jumlah penggunaan bahan bakar TBS (ton)/ hari, total operasi boiler dan daya yang dikeluarkan selama pemakaian/bulan. Dari hasil pengolahan dan analisa, dilihat segi ekonomis penggunaan cangkang sawit lebih murah dibandingkan bahan bakar serabut sawit, dimana harga satuan yang diguna kan pada PLTU tersebut adalah Rp. 500,- per kg, akan tetapi pasokan bahan bakar serabut lebih banyak ketimbang bahan bakar cangkang sawit 70 % berbanding 30%. Dari segi efisiensinya cangkang sawit mempunyai tingkat keefisiensian bahan bakar kisaran 25 % - 34 % sedangkan serabut sawit 36 % - 50 % yang membuat serabut sawit lebih unggul dan pembakaran bahan bakarnya lebih maksimal dari pada cangkang sawit. Serta dalam menghasilkan 1 kW energi listrik penggunaan cangkang sawit 0,34 kg, sedangkan serabut sawit diperlukan 0,5 kg, sehingga dapat diketahui bahwa serabut sawit lebih efisien dibandingkan cangkang sawit.Kata kunci : Manajemen, Operasi, Boiler, Sawit, CangkangAbstract Boiler fuel operation management aims to manage fuel properly and regularly and to optimize fuel financing and efficient fuel handling at the stage of the boiler fuel production process. Boiler fuel operation management is carried out at PT. Bakrie Pasaman Plantations refers to management data and fuel operational production data in the boiler area. Furthermore, the production data for fuel operations begins with determining the amount of fuel usage (tonnes)/day, the total boiler operation and the power expended during usage/month. From the results of processing and analysis, from an economical point of view, the use of palm shells is cheaper than palm fiber fuel, where the unit price used for the PLTU is Rp. 500,- per kg, but the supply of fiber fuel is more than oil palm shell fuel 70% compared to 30%. In terms of efficiency, palm kernel shells have a fuel efficiency level of 25% - 34% while palm fiber is 36% - 50% which makes palm fiber superior and the fuel burning is more optimal than palm shells. And in producing 1 kW of electrical energy the use of palm shells is 0.34 kg, while palm fiber is required 0.5 kg, so it can be seen that palm fibers are more efficient than palm shells.Keywords : Management, Operation, Boiler, Fibers, Shells