Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Moderate Islam in Indonesia Foreign Policy Towards Cases with Islamic Dimension in European Countries Andi Purwono
Proceeding Of The International Seminar and Conference on Global Issues 2016: The 2nd Annual International Seminar and Conference on Global Issues 2016 (ISCoGI 2016)
Publisher : Proceeding Of The International Seminar and Conference on Global Issues

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction Some problems are facing European countries like migration from middle east conflict countries. Another axample is terror attacks like what have happened in London and Paris assault, Charlie Hebdo office attack in 7th of January 2015 and also Stadium Stade de France Paris attack in 13rd November 2015 that killed 120 people and dozens injured. Even French President Hollande declared a state of national emergency. At the otherside, we can see islamophobia and misperception towards Islam also arise. Some cases of islamic blasphemy like publication of prophet cartoon in Danish magazine Jylland Posten, its duplication in many media, and film Fitna cretaed by Geert Wilder can be mentioned.
PERBUDAKAN DAN PEMBUNUHAN TERHADAP TAWANAN PERANG : Membandingkan Pemikiran Imam Abu Suja Dalam Kitab Taqrib dan Hukum Humaniter Internasional Andi Purwono
Jurnal Iqtisad Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Iqtisad
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/iq.v7i2.3836

Abstract

The relationship between international humanitarian law and Islam has been extensively written. The major similarities and the minor differences between the two have already been mentioned. This paper tries to analyze the incompatibility between the two in the context of prisoners of war. One of popular classical book (kitab kuning) in Indonesia pesantren (islamic boarding school) is Taqrib or Ghayatul Ikhtishar (very short explanation) written by Imam Abu Suja. The chapter of jihad of this fiqh (syariah/ islamic law) book, descript the status of men, women, and children arrested in conflict. Slavery and Murdery of these arrested ones made controversial issue. These two things are certainly contrary to international humanitarian law. To understand his thinking, it is a need to broaden the reading to some syarah (books explaining) the taqrib.
PERAN NUKLIR KOREA UTARA SEBAGAI INSTRUMEN DIPLOMASI POLITIK INTERNASIONAL Andi Purwono; Ahmad Saifuddin Zuhri
SPEKTRUM Vol 7, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.227 KB) | DOI: 10.31942/spektrum.v7i2.483

Abstract

Abstraksi Korea Utara kembali menjadi sorotan dunia atas pengembangan program nuklirnya. Setelah mengambil langkah swasembada pangan dan nasionalisasi seluruh lahan dan industri, Korea Utara mengembangkan industri nuklir sebagai upaya memodernisasi persenjataan militernya. Korea Utara telah menjadikan nuklir sebagai instrumen diplomasi terhadap dunia internasional demi meraih kepentingan nasionalnya.  Alasan Korea Utara menggunakan nuklir sebagai alat diplomasi adalah pertama, alasan rejim survive. Korea Utara menganggap efek deterrent kepemilikan kemampuan serang nuklir akan menggaransi kelangsungan hidup rejim Pyongyang yang tidak lain adalah rejim komunis yang masih ingin eksis di belahan bumi. Kedua, alasan ekonomi. Korut menggunakan program nuklirnya sebagai instrumen diplomasi untuk mendapat bantuan ekonomi. Adapun konsesi yang diberikan Korea Utara adalah seperti penghentian sementara program nuklirnya atau ijin inspeksi IAEA dilakukan dengan imbalan bantuan makanan dan bahan bakar dari Cina dan Korea Selatan, serta pembangunan reaktor nuklir sipil di Korea Utara oleh pihak Korea Selatan dan Jepang. Korea Utara bahkan meminta konsesi untuk sekedar hadir di meja perundingan, sebagaimana syarat Pyongyang agar Washington mencairkan rekening 25 juta dollar miliknya yang dibekukan di Makau tahun 2005 sebelum kembali ke meja perundingan. Ketiga, alasan keamanan. Bagi Korea Utara, program nuklirnya merupakan cara diplomasi yang efektif untuk membawa Amerika Serikat mengarah pada langkah negosiasi. Meskipun pada awalnya, tujuan penegembangan reaktor nuklir di Korea Utara ditujukan untuk penelitian. Namun seiring dengan berkembangnya dinamika politik internasional, Korea Utara pun menggunakan teknologi nuklir yang dimilikinya sebagai sebuah bentuk diplomasi koersif dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan nasionalnyawilayah dan keberadaan NKRI.   Kata kunci: Nuklir, Diplomasi, Politik Internasional
KONTROVERSI WIKILEAKS DAN DILEMA DIPLOMASI Andi Purwono
SPEKTRUM Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.464 KB) | DOI: 10.31942/spektrum.v8i1.478

Abstract

Abstraksi Publikasi berbagai dokumen rahasia termasuk kawat- kawat diplomatik oleh wikileaks tidak hanya menimbulkan kegaduhan global luar biasa. Ini juga menimbulkan pertanyaan substantif tentang bagaimanakah sebaiknya diplomasi dipraktekkan. Tulisan ini mengangkat argumen bahwa wikileaks setidaknya menunjukkan dilema yang dihadapi dunia diplomasi antara tuntutan untuk mengabdi pada kepentingan nasional sehingga mensyaratkan beberapa kerahasiaan dan tuntutan demokratisasi di hadapan publik internasional sehingga mensyaratkan transparansi dan pemenuhan kepentingan hajat global yang lebih luas. Tarik ulur kedua kekuatan ini hakikatnya tidak hanya mencerminkan debat antara realisme dan liberalisme, tetapi juga perubahan- perubahan model diplomasi mulai dari model Yunani, Itali, Perancis, hingga Amerika. Proses itu belum lah selesai sehingga ke depan masih akan dijumpai perdebatan menarik tentang hal ini.   Kata kunci: diplomasi, kepentingan nasional, demokratisasi, dilema    
Konstruktivisme dalam Studi Hubungan Internasional: Gagasan dan Posisi Teoritik Sugiarto Pramono; Andi Purwono
SPEKTRUM Vol 7, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.492 KB) | DOI: 10.31942/spektrum.v7i2.485

Abstract

Abstrak Konstruktivisme acapkali dicibir karena ketidak jelasannya dalam menyuguhkan hasil analisa terhadap realitas hubungan internasional, namun hujatan itu acapkali muncul dari kesalahpahaman para pengkritik terhadap gagasan Konstruktivisme. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan gaya Konstruktivisme dalam memahami realitas hubungan internasional dan mengetahui letak perspektif ini dalam pemetaan teoritik. Kata kunci: shared idea, konstruktivisme
Islam in Foreign Policy: Promotion of Moderate Islam in Indonesia Foreign Policy 2004-2014 Andi Purwono
Indonesian Journal of International Relations Vol 1 No 1 (2017): INDONESIAN JOURNAL OF INTERNATIONAL RELATIONS
Publisher : Indonesian Association for International Relations

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.385 KB) | DOI: 10.32787/ijir.v1i1.10

Abstract

In Soesilo Bambang Yudhoyono administration, the shift/ dynamics occurred in Indonesia foreign policy. In contrast to the exclusion and rejection of Islam as identity in official statement in Old and New Order, Indonesia actively promote moderate Islam in international relations. Using qualitative method, this document- based research argue that promotion of moderate Islam in Indonesia foreign policy was constructed by Islamic norm, Islam rahmatan lil alamin norm. This norm can be found by tracing the emergence process as mentioned by Finnemore and Sikkink’s Norms Life Cycle Model. The finding suggested some conformity to the model and some deviation especially in term of state actor and their motivation.
FAKTOR PENDORONG BHUTAN MEMBUKA HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN ISRAEL TAHUN 2020 Andi Purwono; Niswatul Harisa
SPEKTRUM Vol 19, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/spektrum.v19i2.6658

Abstract

This research  aims to find out the reasons that prompted Bhutan to open diplomatic relations with Israel in 2020. This study was written using a qualitative approach, through library research techniques such as books, official state documents, news and other mass media. This study uses the theory of national interest to determine the goals and interests of Bhutan. In this study, two reasons were found that pushed Bhutan to open diplomatic relations with Israel in 2020, namely the existence of Bhutan's national interests in the economic and military security fields.Keywords : Diplomatic Relations, Economic Interest, Military Security, National Interest AbstrakRiset ini bertujuan untuk mengetauhi alasan yang mendorong Bhutan dalam melakukan pembukaan hubungan diplomatic dengan Israel tahun 2020. Penelitian ini ditulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui studi pustaka seperti buku, dokumen resmi negara, berita dan media massa lainnya. Penelitian ini menggunakan teori kepentingan nasional yang bersifat materiil. Penelitian ini menemukan dua alasan yang mendorong mendorong Bhutan dalam melakukan pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel tahun 2020 yaitu adanya kepentingan nasional negara Bhutan dalam bidang ekonomi dan keamanan militer.Kata kunci : Hubungan Diplomatik, Kepentingan Ekonomi, Kepentingan Militer, Keamanan Nasional
Diplomasi Kiai Nahdlatul ‘Ulama (NU) Melalui Konferensi Ulama Internasional Andi Purwono
SOSIO DIALEKTIKA : JURNAL ILMU SOSIAL HUMANIORA Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : LP2M

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/sd.v5i2.3875

Abstract

As the largest religious organization, Nahdlatul Ulama has had an international role since its inception. One of these roles is realized through the holding of several international conferences. This article aims to explain the reasons of these conferences and to describe the activities and contributions to the world and especially towards Indonesian foreign policy. This qualitative research used documentary/ literature study in collecting data. The research found that ideational motivation related to the logic of appropriateness (the call) to spread the teachings of Islam rahmatan lil alamin was the reason for the establishment. The conferences gave positive contribution as religious epistemic community, in building network, and in the framework of Islamic and western relations. Towards Indonesian foreign policy, these conferences, firstly emphasized the washathiyah / moderate character of Indonesian Islam which has proven to be compatible with democracy and modernity. Secondly, the thoughts and recommendations generated are valuable inputs for policy makers. Thirdly, the ulama network also has sharpen Indonesia's diplomacy in area Indonesia foreign policy implementation.
FAKTOR- FAKTOR PENDORONG PENGGUNAAN ISLAM MODERAT SEBAGAI IDENTITAS BARU POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA TAHUN 2004-2014 Andi Purwono
SOSIO DIALEKTIKA : JURNAL ILMU SOSIAL HUMANIORA Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : LP2M

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/sd.v1i2.1711

Abstract

This research aims to answer the reasons why did Susilo Bambang Yudhoyono’s government in 2004-2014, using Islam as identity in Indonesia forein policy. Before this period, Islam had never been expressed in Indonesia foreign policy. Leader like Soekarno and Soeharto tried to keep Indonesia foreign policy from islamic influence. Using qualitative method and Albert Hourani theoritical analysis, this research found that there are three reasons of this. First, Islam has been used to justify SBY policy. Second, to mobilize domestic support, and three, to reach international support and Indonesia image. Keywords: foreign policy, Islam, identity, domestic support, international image
Kebijakan Amerika Serikat Dalam Menghadapi Pelanggaran Sanksi Internasional Korea Utara Tahun 2021 Asyipha Damayanti Listia; Anna Yulia Hartati; Andi Purwono; Ismiyatun Ismiyatun
SOSIO DIALEKTIKA Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : LP2M

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/sd.v7i1.6703

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan faktor pendorong Amerika Serikat melakukan kerjasama Trilateral dengan Jepang dan Korea Selatan terhadap pelanggaran Sanksi Internasional Korea Utara tahun 2021. Pengembangan sejata nuklir dan rudal balistik yang dilakukan Korea Utara sepanjang tahun 2020 membuat Amerika Serikat mendorong Kerjasama diplomasi Trilateral bersama dua negara sekutunya  di Asia Timur yaitu Jepang dan Korea Selatan. Hubungan Amerika Serikat dengan Jepang dan Korea Selatan terjalin karena ketiga negara tersebut mempunyai latar belakang sejarah yang saling berkaitan. Jepang merupakan negara yang kalah dalam Perang Dunia II melawan Amerika Serikat dan sekutunya, serta Amerika Serikat merupakan negara yang sangat berpengaruh terhadap terbaginya semenanjung korea menjadi dua negara serta bepengaruh dalam pembentukan negara Korea Selatan. Tindakan self defense yang diklaim korea utara meningkatkan kembali ketegangan di Kawasan asia timur dan mengancam Amerika Serikat sebagai negara hegemoni. Teori yang digunakan penulis adalah teori rational choice yang menyatakan bahwa aktor negara melakukan suatu Tindakan didasarkan atas cost and benefit. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif dengan studi literatur.  Temuan dalam penelitian ini adalah Amerika Serikat menghentikan pengembangan program nuklir Korea Utara, Pilihan Kebijakan : Sanksi Ekonomi dan Langkah Militer, , Pemasangan sistem pertahanan rudal atau Terminal High-Altitude Defense System (THAAD) dan melakukan Diplomasi Trilateral Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan