Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Family Communication Model in Establishing Understanding of Media Literacy Mas Amah; Ferly Tanggu Hana
Komunikator Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.112024

Abstract

The research aims to find the communication behavior of Posyandu's (Indonesian maternal and child health service) attendants in establishing understanding of media literacy, the challenges they should face, including the solutios, as well as the family communication model. The research is vital since, in addition to a notion that effective media literacy started from a family, the attendants have been educated with various topics by various institution, including media literacy, making them suitable to be the representation of informative family and society’s fine example. The research is a qualitative reseach using a case-study as the method. The informants are Posyandu’s attendants, their family members, public figures, and the leader of KPID NTT that are determined with a purposive sampling. The data colections method used are interview, observation, and documentation while the data analysis are data reduction, data display, drawing and verifying conclusion, analyzing the data, and making summary. The finding demonstrate that Posyandu’s attendant restrict family television time limit and internet use to raise understanding toward media literacy. Inconsistency in applying the rules and parents’s difficulty in using the internet outright are the challenges that are dealth with. The attendants redirect the family members to assist them in doing chores and limit funding for purchasing internet data to tackle the problem. 
Perempuan dan Jurnalisme: Studi Fenomenologi Terhadap Profesionalisme Jurnalis Perempuan di Kota Kupang Rejina M. Bire; Mas’amah; Ferly Tanggu Hana
Jurnal Digital Media dan Relationship Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Digital Media & Relationship
Publisher : LPPM Universitas ARS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Emansipasi perempuan sebagai jurnalis yang diperjuangkan oleh Roehanna Koedoes, seakan mencapai titik terangnya saat ini. Kini, telah banyak perempuan-perempuan di Indonesia yang memilih terjun ke dunia jurnalistik yang masih dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai dunia pekerjaan yang maskulin. Untuk menjadi seorang jurnalis perempuan, harus memiliki pribadi yang tangguh, berani dan sigap dalam melaksanakan pekerjaan. Profesionalisme dalam bekerja, baik dalam ruang redaksi ataupun di lapangan saat liputan menjadi sifat dan sikap yang harus dimiliki jurnalis perempuan, untuk menghadapi tantangan kerja yang datang kapan saja. Tujuan dari penelitian ialah untuk mengetahui probelamatika yang dihadapi oleh jurnalis perempuan serta bagaimana profesionalisme jurnalis perempuan dalam menjalankan profesinya. Teori dan metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori fenomenologi & metode fenomenologi. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan Analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman, serta teknik penentuan informan menggunakan teknik Purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jurnalis perempuan di Kota Kupang mampu bekerja secara profesional yang ditunjukkan dalam beberapa hal, yakni pemahaman dan penerapan kode etik jurnalistik serta UU. Pers, serta bagaimana mereka mampu bertanggung jawab atas berita yang dibuat dan dipublikasikan. Kata Kunci : Jurnalis; Perempuan; Profesionalisme[1] ABSTRACT The emancipation of women as journalists championed by Roehanna Koedoes, seemed to reach her current bright point. Now, many women in Indonesia have chosen to enter the world of journalism which is still considered by most people as a masculine world of work. To become a female journalist, must have a strong, brave and swift person in carrying out work. Professionalism in work, both in the editorial room or in the field when coverage is the nature and attitude that female journalists must have, to face the work challenges that come at any time.The purpose of the research is to find out the proboscisics faced by female journalists and the professionalism of female journalists in carrying out their profession. The theory used in this study is the standpoint theory. The method in this study uses the phenomenology method. Data was collected by in-depth interview techniques and documentation. While the data analysis uses the Miles and Huberman interactive analysis model, and the informant determination technique uses Purposive sampling techniques.The results of the study showed that female journalists in Kupang City were able to work professionally as shown in several ways, namely understanding and applying the journalistic code of ethics and the Act. Press, as well as how they are able to be responsible for the news made and published. Keywords: Journalists, Women, Professionalism
Personal Brand Jokowi Dalam Pidato ‘Optimis Indonesia Maju’ Agustina Neno; Ferly Tanggu Hana; Monika Wutun
Jurnal Digital Media dan Relationship Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Digital Media & Relationship
Publisher : LPPM Universitas ARS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Joko Widodo pada masa menjelang Pilpres 2019 merupakan calon presiden petahana yang dalam kampanyenya melakukan personal branding dengan meyampaikan pidato politiknya dalam acara Konvensi Rakyat di Sentul, Bogor, Jawa Barat (24/02/2019). Pidato tersebut berisikan kehidupan dan sepak terjang Jokowi di bidang politik dan kemudian diunggah pada akun youtube Metrotvnews. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui personal branding Jokowi dalam Pidato “Optimis Indonesia Maju” ditinjau menggunakan 8 hukum membentuk personal branding Peter Montoya; Untuk mendeskripsikan elemen-elemen brand image Jokowi dalam pidato ‘Optimis Indonesia Maju’. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode analisis isi kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan studi pustaka. Hasil penelitiannya adalah dari 8 konsep membentuk personal branding Peter Montoya, semuanya dapat dianalisis yakni spesialisasi, kepemimpinan, kepribadian, perbedaan, terlihat, kesatuan, keteguhan, dan nama baik. Sedangkan elemen-elemen brand yang dikuatkan Jokowi dalam pidato ini yaitu nama, simbol, karakter, slogan dan pengemasan. Jingle adalah elemen brand image yang tidak ditemukan peneliti.
Konstruksi Makna Ritual Ayam Rengki Dalam Kebudayaan Masyarakat Larantuka Fransisca Monica Riberu; Petrus Ana Andung; Ferly Tanggu Hana
Jurnal Politikom Indonesiana Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Politikom Indonesiana
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/jpi.v6i1.5328

Abstract

Ritual Ayam Rengki merupakan rangkaian akhir dalam upacara kematian yang dilakukan pada malam ke-3 atau Nebo Besa dalam istilah masyarakat Larantuka. Ayam Rengki ini dimakan oleh Belake. Istilah Belake, adalah sebuah istilah Adat suku Lamaholot bagi laki-laki pada umumnya dan adat Larantuka pada khususnya. Belake merupakan orang yang berperan penting dalam ritual kematian karena keputusan-keputusan diambil berdasarkan suara Belake dan dilayani untuk memakan rengki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengalaman, Makna serta Motif dari Belake dalam menyelenggarakan Ritual Ayam Rengki. Penelitian ini dikaji menggunakan teori fenomenologi dan teori interaksi simbolik serta konsep-konsep penting seperti komunikasi nonverbal, komunikasi ritual, komunikasi antarbudaya, motif dan budaya masyarakat Larantuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Ayam Rengki ini dimaknai sebagai media untuk Belake melaksanakan kewajiban terakhirnya sebagai Belake serta mendapatkan hak untuk dilayani oleh Ana Opu dalam acara adat apapun serta motif tradisi ini masih terus dilaksanakan yaitu untuk meneruskan dan mempertahankan tradisi yang sudah ada serta sebagai sarana komunikasi antar sesama orang Larantuka di Kota Kupang. Tradisi ini dimaknai sebagai media untuk Belake melaksanakan kewajiban terakhirnya sebagai Belake serta mendapatkan hak untuk dilayani oleh Ana Opu dalam acara adat apapun. Motif tradisi ini masih terus dilaksanakan yaitu untuk meneruskan dan mempertahankan tradisi yang sudah ada serta sebagai sarana komunikasi antar sesama orang Larantuka di Kota Kupang.
KONSTRUKSI CITRA PEREMPUAN DALAM VIDEO SUPPORT GIRLS EDUCATION PADA CHANNEL GITA SAVITRI Yasinta Marwasri Tamonob; Ferly Tanggu Hana; Juan Ardiles Nafie
Jurnal Digital Media dan Relationship Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Digital Media & Relationship
Publisher : LPPM Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jdigital.v4i2.826

Abstract

Abstrak Media massa seperti youtube dapat memberikan bagaimana gambaran atau representasi realitas yang dalam masyarakat. Dimedia massa, perempuan direpresentasikan sebagai sifat peduli, emosional, kemampuan sosial, orientasi keluarga, sementara laki-laki diposisikan sebaliknya. Karena adanya konstruksi perempuan yang sering melenceng dibangun dalam masyarakat, terkadang membuat perempuan akhir kesulitan dalam berbagai aspek baik pekerjaan maupun pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana konstruksi citra perempuan dalam video why we should support girls edication pada channel Gita Savitri menggunakan analisis Semiotika Ferdinand De Saussure. Metode Penelitian yang digunkan adalah kualitatif dengan teknik analisis semiotika Ferdinand De Saussure dan pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian yaitu konstruksi citra perempuan dalam video menunjukkan bahwa pendidikan perempuan masih dinomor duakan karena streotip bahwa beban kerja seorang perempuan hanya pada ranah domestik saja atau rumah tangga. Perempuan dianggap hanya mempunyai tugas untuk mengurus dan merawat anak serta suami. Selain itu orang tua juga ikut turut andil dalam proses terbentuknya streotip dan sistem patriarki dalam keluarga, dari bagaimana tindakan yang diambil orang tua dengan menikahkan anak perempuan yang seharusnya masih dalam masa pendidikan.
Pola Komunikasi dalam Perkawinan Beda Etnis : (Studi Fenomenologi terhadap Keluarga Etnis Timor-Jawa di Desa Mnelalete Kabupaten Timor Tengah Selatan) Oktovianus Neonufa; Ferly Tanggu Hana; Maria Yulita Nara
Deliberatio: Jurnal Mahasiswa Komunikasi Vol 2 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Undana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.25 KB)

Abstract

Desa Mnelalete merupakan salah satu desa yang memfokuskan pada hal-hal yang menonjol atau menjadi ciri khas kebudayaan Timor, antara lain sistem kekerabatan yang parental sekaligus patrilineal, dan upacara-upacara keagamaan serta adat istiadat maupun pernikahan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk; mengetahui pengalaman komunikasi, motif penerapan komunikasi dan pola komunikasi keluarga perkawinan beda etnis Timor-Jawa di Desa Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Teknik analasis data yang digunakan adalah teknik analisis data (analisis model Creswell yang dijabarkan dalam buku Hamzah, 2020). Adapun hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pengalaman dari pasangan yang menikah beda etnis Timor-Jawa yang berada di desa Mnelalete, Kabupaten TTS dalam mendapatkan keharmonisan pada suatu keluarga yang berbeda etnis kedua belah pihak sama-sama berusaha dalam menyesuaikan budaya yang berbeda jauh. Dimana mereka harus berusaha mencari jalan keluar dari masalah tersebut dengan cara duduk bersama serta saling menyampaikan pendapat antar masing-masing individu yang dirasa menjadi akar permasalahan yang timbul dengan kata lain mereka harus saling mengerti, mengalah dan menghargai setiap perbedaan yang ada, ada dua motif pertama motif “untuk” atau bertujuan pada masa depan pasangan yang menikah beda etnis Timor-Jawa di Desa Mnelalete, Kabupaten TTS. Dalam motif penerapan komunikasi ini ke 4 (empat) pasangan yang menikah beda etnis memiliki tujuan dan rencana dalam membangun rumah tangga dengan budaya etnis yang berbeda yakni yang pertama sang suami ingin merubah keturunan. Yang kedua untuk membagun ikatan kerabat dengan orang dari luar NTT. Yang ketiga mereka berpikir akan faktor budaya kita dari daratan Timor pada umumnya adalah faktor masalah belis.yang berikut motif “karena” atau yang bertujuan pada pengalaman masalalu setiap individu sama-sama belajar akan budaya satu sama lain dan menyesuaikan budaya yang ada pada saat menikah dengan orang yang berbeda etnis. Akan tetapi, ada 1 (satu) pasangan yang masih memiliki kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan gaya hidup di Timor. Pada pola komunikasi persamaan menjadi landasan paling penting dalam proses komunikasi pada pasangan suami istri yang menikah beda etnis sehingga mendapatkan kehidupan yang harmonis dalam rumah tangga mereka.
PENGALAMAN KOMUNIKASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA SMA NEGERI 1 KUPANG TIMUR Vini A. Pranesti Poyk; Ferly Tanggu Hana; Maria Yulita Nara
Deliberatio: Jurnal Mahasiswa Komunikasi Vol 2 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Undana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.393 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman komunikasi guru dalam proses pembelajaran selama pandemi covid-19 di SMA Negeri 1 Kupang Timur. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode fenomenologi. Teori yang digunakan adalah Teori Fenomenologi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengalaman-pengalaman yang di rasakan oleh guru dalam proses pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan pengalaman-pengalaman baik saja, tetapi adapun pengalaman-pengalaman yang kurang baik di rasakan oleh guru. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dirasakan oleh guru mendapati banyak kendala dalam proses pembelajaran akibatnya pembelajaran kurang intens dan efektif di karenakan sebagian dari siswa yang belum memahami metode pembelajaran menggunakan media zoom ketika pembelajaran online berlangsung. Because of Motive pada penelitian ini yaitu lingkungan atau tempat tinggal guru dan siswa yang kurang memiliki akses atau jaringan internet yang cukup memadai , selain itu adapun motif lainnya yakni In Order To Motive yaitu guru lebih banyak menggunakan metode belajar membagikan tugas membagikan tugas melalui WhatsApp.
Penerapan Pesan Literasi Media oleh Perempuan dalam Keluarga (Studi Terhadap Keluarga di Kota Kupang) Ferly Tanggu Hana; Struce Andriyani
Jurnal Communio : Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi Vol 7 No 2 (2018): July
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jikom.v7i2.2022

Abstract

This study is focused on identifying domestic media literacy messages of families in Kupang City. The author was interested in figuring out the application of media literacy messages by women (housewives) within family. The research question for this study was: How is the application of media literacy messages by women in families in Kota Kupang, NTT?. The aim to be achieved was to find out the application of media literacy messages by housewives in the family. The method used was in-depth interviews with housewives in various professions and educational backgrounds in Kota Kupang, NTT. The results of the study showed that media literacy messages have been conveyed in the informants' families, such as rules of media consumption either through TV or the Internet. These messages were dominated time constraint on watching TV or accessing Internet and the selection of certain broadcast contents. However, assisting process which is actually an important part of the media literacy process has not been applied by the informants. Keywords: Communication, Housewives, Media Literacy, Family
Identitas Gender Anak dalam Bingkai Komunikasi Orang Tua di Kota Kupang Ferly Tanggu Hana; Maria Yulita Nara
Jurnal Communio : Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi Vol 10 No 1 (2021): January
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jikom.v10i1.3772

Abstract

Dunia yang terus berkembang membawa perubahan dalam banyak hal termasuk perubahan dalam pola didik orang tua ketika membentuk identitas gender anak mereka. Para orang tua tentu memiliki pola tersendiri yang diyakini bisa membantu perkembangan identitas gender anak secara tepat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pola komunikasi orang tua di Kota Kupang dalam membentuk identitas gender anaknya. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode fenomenologi terhadap para orang tua di Kota Kupang. Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap orang tua menerapkan pola didikan gender yang berbeda dalam keluarganya masing - masing. Ada tiga pola yang terungkap dalam penelitian ini yakni pola otoriter, pola permisif dan pola demokratis. Dari ketiga pola ini, pola demokratis yang paling dominan diterapkan oleh para orang tua yang menjadi informan penelitian ini. Selain pola- pola tersebut, penelitian ini juga menemukan bahwa prinsip mendidik yakni keteladanan, membimbing, mengatur dan mengajarkan juga dipraktekkan saat orang tua membangun identitas anak dalam keluarga. Pola demokratis sendiri merupakan kolaborasi dari prinsip keteladanan, membimbing dan mengatur saat mendidik anak.