Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : BIOMA : Jurnal Biologi Makassar

POTENSI ANTAGONIS ISOLAT BAKTERI Bacillus spp. ASAL RIZOSFER TANAMAN LADA (Piper nigrum L.) SEBAGAI AGEN PENGENDALI JAMUR Fusarium sp. JDF Florianus Flori; Mukarlina Mukarlina; Rahmawati Rahmawati
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i1.9923

Abstract

Jamur Fusarium merupakan salah satu jamur patogen penyebab penyakit kuning pada tanaman lada (Piper nigrum L.). Alternatif pengendalian dapat dilakukan dengan memanfaatkan bakteri Bacillus spp. yang terdapat di rizosfer tanaman lada.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri Bacillus spp. dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium sp. JDF melalui uji in vitro. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2018 sampai Agustus 2019 di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Uji antagonis secara in vitro menggunakan metode kultur ganda pada media TSA (Tripticasein soy agar). Hasil uji antagonis secara in vitro menunjukan bahwa isolat bakteri Bacillus sp. BRF4 memiliki kemampuan daya hambat sebesar 13,92 mm dengan kategori penghambatan kuat terhadap jamur Fusarium sp. JDF.Kata kunci : Bacillus, Fusarium sp. JDF, Lada (Piper nigrum L.), Uji Antagonis
PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR PASCAPANEN PENYEBAB BUSUK BUAH PISANG AMBON (Musa paradisiaca L.) SECARA IN VIVO rahmawati ibrahim saleh rahmawati; Rina agus setiawati; Elvi Rusmiyanto Pancaningwardoyo
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i2.11083

Abstract

Abstrak Permukaan kulit buah pisang ambon yang terluka dapat menyebabkan infeksi oleh jamur busuk buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan jamur penyebab busuk buah pisang ambon. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura Pontianak. Metode yang digunakan meliputi isolasi jamur dari buah pisang ambon yang busuk dan inokulasi jamur pada buah pisang ambon yang sehat metode tanam langsung (Direct Plating Method). Parameter pengamatan meliputi pengukuran diameter pertumbuhan jamur dan pengukuran ketebalan kerusakan daging buah. Isolat jamur yang diperoleh ada 9 isolat dengan kode isolat PA1, PA2, PA3, PA4, PA5, PA6, PA7, PA8 dan PA9.Berdasarkan hasil pengamatan,diameter pertumbuhan terbesar berturut-turut adalah isolat PA 8, isolat PA 1,PA 4, PA 2, PA 7, PA 9, PA 5 dan PA 6 masing-masing 34,55 mm, 30,61 mm, 27,86 mm, 26,8 mm, 26,45 mm, 24,12 mm, 21,86 mm dan 21,34 mm, dengan kerusakan daging buah masing-masing 100%, sedangkan isolatPA 3 10,32 mm dengan kerusakan daging buah terendah yaitu 15%. Hal ini menunjukkan bahwa pisang ambon dapat terkontaminasi oleh berbagai koloni jamur dengan pertumbuhan berbeda-beda. Kata kunci : Diameter Pertumbuhan, Jamur, Kerusakan, Pisang Ambon
KARAKTERISTIK FISIOLOGIS JAMUR HALOFILIK BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN DARI SUMUR AIR ASIN DI DESA SUAK, SINTANG, KALIMANTAN BARAT rahmawati ibrahim saleh rahmawati; Lukmanul Hakim; Rikhsan Kurniatuhadi
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i2.11299

Abstract

Jamur halofilik adalah kelompok mikroorganisme yang dapat hidup dan beradaptasi pada kondisi lingkungan salin. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik fisiologis jamur halofilik berdasarkan faktor lingkungan dari sumur air asin di desa Suak, Kabupaten Sintang. Metode yang digunakan yaitu dengan menumbuhkan jamur halofilik pada media cair Potato dextrose broth (PDB), selanjutnya dilakukan karakterisasi fisiologis jamur. Uji fisiologis meliputi uji salinitas, suhu dan pH. Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik fisiologis, semua isolat jamur dapat tumbuh pada salinitas 50‰ (slightly halophiles) dan 150‰ (moderate halophiles) kecuali isolat JAS8, dan semua isolat jamur tidak dapat tumbuh pada tingkat salinitas 250‰ (extreme halophiles). Semua isolat jamur dapat tumbuh pada suhu 30°C (mesofil) dan 40°C (mesofil), kecuali isolat JAS3. Hanya isolat JAS3 dan JAS7 yang dapat tumbuh pada suhu 10°C, dan semua isolat jamur dapat tumbuh pada suhu 40°C, kecuali isolat Cladosporium JAS3. Semua isolat Jamur dapat tumbuh pada pH 4 (asam) dan 7 (netral), namun isolat JAS4 dan JAS7 tidak dapat tumbuh pada pH 9, sedangkan isolat jamur yang lain dapat tumbuh pada pH tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa jamur memiliki karakteristik yang tidak selalu sama berdasarkan faktor lingkungan. Kata Kunci: Halofilik, jamur, Sumur Air Asin, salinitas