Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Efektivitas Tutupan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dalam Mitigasi Erosi Tanah oleh Air Hujan Muhammad Chrisna Satriagasa; Hatma Suryatmojo
agriTECH Vol 40, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.681 KB) | DOI: 10.22146/agritech.50290

Abstract

Aktivitas manusia yang intensif terhadap lahan menyebabkan erosi dipercepat. Dampaknya yaitu tanah dari wilayah hulu terpindahkan ke wilayah hilir menyebabkan dampak serius. Tanaman penutup tanah memiliki peranan penting dalam pengurangan erosi tanah dengan cara mengurangi energi kinetik air. Penelitian ini bertujuan menginvestigasi dan menganalisis rumput gajah (Pennisetum purpureum) dalam mengurangi limpasan permukaan dan erosi tanah. Penelitian ini bersifat ekperimental dengan menggunakan simulator hujan. Simulator hujan yang digunakan memiliki ukuran 200 cm (T) x 120 cm (P) x 120 cm (L) dan memiliki 10 nozzle, dapat mensimulasikan intensitas hujan dan kemiringan lereng. Parameter yang digunakan dalam simulasi ini yaitu intensitas hujan sebesar 54,59 mm/jam, kemiringan lereng sejumlah 5 kelas. Intensitas hujan dipilih dengan pertimbangan simulasi pada intensitas hujan sangat lebat serta keterbatasan alat dalam meproduksi variasi intensitas hujan. Plot uji berukuran 80 cm (P) x 50 cm (L) x 30 cm (T) sebanyak 10 plot yang terdiri dari 2 jenis yaitu dengan rumput dan tanpa rumput. Pengukuran setiap plot dilakukan selama 60 menit dan dilakukan pengambilan data setiap 2 menit. Analisis kuantitatif dilakukan pada limpasan permukaan dan sedimentasi, sedangkan analisis kualitatif dilakukan terhadap bentukan erosi. Temuan dari penelitian ini yaitu tutupan rumput gajah mampu mengurangi akumulasi limpasan permukaan hingga lahan dengan lereng miring (15-25%). Tutupan rumput dapat mengurangi erosi sebesar 98,85% yang didekati menggunakan parameter turbidity. Tanah di lokasi kajian memiliki karakteristik fisik yang rentan terhadap erosi, sehingga tutupan lahan khususnya rumput gajah sangat berperan dalam mengurangi potensi bahaya erosi.
Zonasi kerawanan longsor dan strategi arahan mitigasi longsor di DAS Merawu Banjarnegara M Chrisna Satriagasa; Hatma Suryatmojo; Ambar Kusumandari
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 18, No 2 (2020): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v18i2.35420

Abstract

Kabupaten Banjarnegara khususnya DAS Merawu memiliki kerawanan longsor yang tinggi. Perulangan longsor menyebabkan gangguan bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan menentukan zonasi kerawanan longsor dan menentukan strategi mitigasi longsor di DAS Merawu. Inventori longsor dilakukan menggunakan tiga pendekatan yaitu terestris, menggunakan citra satelit, dan dari literatur. Penelitian ini menggunakan analitic hierarchy process (AHP) untuk menentukan besar pengaruh setiap parameter lingkungan terhadap kejadian longsor sebagai dasar penyusunan peta kerawanan longsor. Metode AHP juga digunakan untuk menentukan jenis mitigasi longsor terbaik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada wilayah kajian terdapat 256 longsor, mayoritas berupa longsor tipe slide, dengan material utama tanah, dan termasuk deep slide. Longsor banyak terjadi pada wilayah dengan tanah mediteran merah tua dan regosol, formasi geologi Halang (Tmph), stream density 1,4-2,8 km/km2, lereng 25-45%, dan tutupan lahan semak belukar. Wilayah dengan kerawanan tertinggi terletak pada bagian tengah DAS. Jenis mitigasi longsor terbaik untuk wilayah ini yaitu penanaman vegetasi.
AN ASSESSMENT OF THE EFFECT OF RAIN CHARACTERISTICS AGAINSTS THE VOLUME OF WATER FLOW AND THE WEIGHT OF SUSPENSION IN KARST AREA Marcellinus Mandira Budi Utomo; Hatma Suryatmojo; Sri Astuti Soedjoko
Widyariset Vol 15, No 3 (2012): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.298 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.15.3.2012.527–534

Abstract

The watershed management needs data of hydrology circulation, e.g. volume of water flow and weight ofsuspension. Rain is a main control for hydrology circulation. Rain characteristics need to be assessed for their effectagainst hydrology circulation. This research was aimed to assess the effect of rain characteristics and to createan equation of volume of water flow and weight of suspension in karst area. A combination method of explorationand statistic calculation was used in this research. Parameters of volume of water flow and weight of suspensionwas measured at several different of water levels. The data were analyzed to assess the rain characteristics thatinfluenced hydrology circulation. The result showed that 30 minutes maximum intensity (I 30’) affected the volumeof water flow and weight of suspension. The functions raised from this research were V = 563.646 (I 30’ )–644.063and W = 59.660 (I 30’ )–209.758.
Analisis Kuantitas dan Kualitas Air dalam Pengembangan Pemanfaatan Sumber Daya Air Sungai di Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain Sukristiyono Sukristiyono; Ris Hadi Purwanto; Hatma Suryatmojo; Sumardi Sumardi
Jurnal Wilayah dan Lingkungan Vol 9, No 3 (2021): December 2021
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jwl.9.3.239-255

Abstract

The increase in population every year and the relatively high economic growth in Balikpapan City have had a negative impact on the environment related to the use of water resources. Human activities in the protected forest areas have caused degradation and deforestation of protected forest areas resulting in the three rivers currently unable to meet water needs during the dry season. This study aims to assess the feasibility of river water in the Sungai Wain protected forest in terms of quantity and quality as an effort to provide alternative sources of raw water for the development of urban facilities.  Analysis of water samples was carried out at the Regional Health Laboratory, Balikpapan City Health Office. The results showed that the Wain river water discharge was 0.334 m3/s, the Bugis river was 0.258 m3/s, while the Sengkuang river was 0.032 m3/s. The physical quality of water from the three rivers meets the standards of environmental health quality standards. The chemical quality of water indicates the pH and iron parameters do not meet environmental health quality standards. The biological quality of water indicates the total number of coliform in Bugis river is 920; Wain River 350, and Sengkuang River 350. The results of analysis of Escherecia coli bacteria showed that the content of Escherecia coli bacteria exceeded the maximum allowed amount.  The results of this research can be taken into consideration for the Balikpapan city government to plan the development of river water utilization in the Sungai Wain protected forest area.
Intensifikasi Lahan Tegalan Untuk Meningkatkan Penghasilan Warga Masyarakat Model Daerah Aliran Sungai (DAS) Mikro Cangkringan Ambar Kusumandari; Supriyandono Supriyandono; Hatma Suryatmojo
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 6, No 2 (2020): Juni
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.294 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.56126

Abstract

Kerusakan lingkungan di Indonesia semakin meningkat sebagai akibat terjadinya bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat. Berbagai upaya perbaikan kondisi DAS sudah dilakukan untuk mewujudkan keseimbangan lingkungan dan tata air DAS serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan dan upaya pelestariannya; meningkatkan produktivitas lahan melalui pola agroforestri; dan meningkatkan pendapatan masyarakat MDM Cangkringan. Metode yang digunakan adalah melalui pembangunan demplot partisipatif. Dalam hal ini masyarakat terlibat secara aktif sejak dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan demplot intensifikasi pada lahan tegalan oleh kelompok tani Maju Makmur. Hasil pengabdian dapat disimpulkan bahwa melalui sosialisasi kegiatan maka diperoleh adanya peningkatan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan dan upaya pelestariannya. Dalam perencanaan partisipatif, diperoleh bahwa jenis yang dipilih adalah sengon karena memberikan keuntungan ganda yaitu aspek ekologi dan ekonomi. Peningkatan produktivitas lahan pekarangan dilakukan dengan metode yang ramah lingkungan dalam bentuk intensifikasi pekarangan melalui pola agroforestri. Pengembangan agroforestri dilakukan dengan membuat plot percontohan (demplot) oleh kelompok tani Maju Makmur. Selanjutnya, pengembangan agroforestri dapat memberikan hasil berupa berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan oleh petani dan dapat dipanen secara berkelanjutan.
AN ASSESSMENT OF THE EFFECT OF RAIN CHARACTERISTICS AGAINSTS THE VOLUME OF WATER FLOW AND THE WEIGHT OF SUSPENSION IN KARST AREA Marcellinus Mandira Budi Utomo; Hatma Suryatmojo; Sri Astuti Soedjoko
Widyariset Vol 15, No 3 (2012): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.298 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.15.3.2012.527–534

Abstract

The watershed management needs data of hydrology circulation, e.g. volume of water flow and weight ofsuspension. Rain is a main control for hydrology circulation. Rain characteristics need to be assessed for their effectagainst hydrology circulation. This research was aimed to assess the effect of rain characteristics and to createan equation of volume of water flow and weight of suspension in karst area. A combination method of explorationand statistic calculation was used in this research. Parameters of volume of water flow and weight of suspensionwas measured at several different of water levels. The data were analyzed to assess the rain characteristics thatinfluenced hydrology circulation. The result showed that 30 minutes maximum intensity (I 30’) affected the volumeof water flow and weight of suspension. The functions raised from this research were V = 563.646 (I 30’ )–644.063and W = 59.660 (I 30’ )–209.758.
PENDUGAAN ALIRAN DASAR (BASEFLOW) DI DAERAH TANGKAPAN AIR WADUK GAJAH MUNGKUR DI HULU DAS BENGAWAN SOLO, JAWA TENGAH. (Estimating baseflow for a catchment area of Gajah Mungkur Reservoir in the upstream of Bengawan Solo watershed, Central Java) Prasetyo Nugroho; Hatma Suryatmojo; Giska Parwa Manikasari; Hafsa Nur Afisena
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research) Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Managem
Publisher : Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jppdas.2021.5.2.141-154

Abstract

ABSTRACT The upstream area of watersheds has a strategic role in controlling the water cycle, including controlling direct runoff to increase base flow and guide the fluctuation of river discharge. The objective of this study is to determine the base flow of Gajah Mungkur catchment area, which is located in the upper stream of the Bengawan Solo watershed, after 18 years of rehabilitation. To understand the base flow, river discharge measurements for 4 months were carried out at the River Discharge Observation Station (SPAS) which are equipped with automatic rainfall and water level recorders. Data analysis includes vegetation analysis, river discharge analysis, hydrograph analysis, and baseflow index (BFI) analysis. The total rain during the study was 45.8 mm and the average air temperture was 22.45˚ C. The pine forest density varied from low to high, with tree densities ranging from 569 - 919 trees/hectare. Results show that the BFI value in April-August 2017 is 44.63%. The increase of trees age in the Gajah Mungkur catchment area followed by changes in stand structure is considered to increase the ability of buffering capacity and regulating the area's water cycle.Keywords: base flow, pine forest, upstream, forest rehabilitation. ABSTRAKKawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) memiliki peran strategis dalam pengendalian daur air, diantaranya adalah perannya dalam mengendalikan aliran permukaan untuk meningkatkan aliran dasar (baseflow) dan menjaga fluktuasi aliran sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya aliran dasar setelah 18 tahun direhabilitasi dengan studi kasus di DTA Gajah Mungkur yang terletak di hulu DAS Bengawan Solo. Pengukuran debit aliran selama 4 bulan dilakukan di Stasiun Pengamatan Aliran Sungai (SPAS) yang dilengkapi dengan alat perekam hujan dan debit aliran otomatis. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis vegetasi, analisis debit aliran sungai, analisis hidrograf aliran dan analisis Baseflow Index. Total hujan selama penelitian yaitu 45,8 mm dengan suhu udara rata-rata 22,45˚C. Kondisi kerapatan tegakan bervariasi dari kerapatan rendah sampai dengan tinggi, dengan kerapatan pohon berkisar antara 569 -  919 pohon/ ha. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai BFI pada bulan April-Agustus 2017 yaitu 44,63%. Pertambahan umur tegakan di DTA Gajah Mungkur sampai pada umur 18 tahun diikuti dengan perubahan struktur tegakan sehingga diduga berdampak pada meningkatnya kemampuan penyangga dan pengaturan daur air kawasan. Kata kunci: aliran dasar; hutan pinus; hulu daerah aliran sungai; rehabilitasi hutan
EFFECT OF LAND BIOPHYSICAL CONDITIONS ON LANDSLIDE VULNERABILITY IN MENOREH HILLS (CASE STUDY IN GIRITENGAH VILLAGE) Chatarina Ganis Ratna Wardani; Hatma Suryatmojo; Sigit Heru Murti
JURNAL AGRIMENT Vol 7 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.777 KB) | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v7i1.919

Abstract

Giritengah Village is one of the villages with tourism potential, strategically located in the Menoreh hills, best known for the landmass movement on Java Island. This study aimed to identify the biophysical conditions of the land that could trigger landslides in the Menoreh Hills, especially in Giritengah Village. This research was carried out in two stages divided into identifying the occurrence of landslides and identifying the land conditions. There were 33 landslides in 28 locations, with 3 locations of repeated landslides two times and 1 location of repeated landslides three times in the 2015-2021 period. Landslides In Giritengah Village are classified as shallow slides and deep slides, also a flat slip plane or translational landslide. The trend of landslides experienced a sharp increase in 2018 as many as nine events. A decrease that influenced this trend was community activity in maintaining irrigation channels. Based on the overall biophysical conditions observed and analyzed in this study, there are two patterns of landslide drift in Giritengah Village. The first pattern was a landslide at very steep slope conditions, little vegetation with low density, and not too thick soil solum. The second pattern was a landslide at steep slope conditions, thick soil solum to very thick, and lots of vegetation with medium density. These two patterns create a stronger driving force than the restraining force, making Giritengah Village a landslide-prone area.
Neraca Air Ekosistem Hutan Alam Gambut di Kawasan Taman Nasional (TN) Zamrud, Semenanjung Kampar Riau Hatma Suryatmojo; Muhammad Ali Imron; Rizki Ahmad Arfri; Maryani Maryani
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2022.19.1.85-100

Abstract

Ekosistem lahan gambut memiliki berbagai fungsi, baik secara hidrologis maupun ekologis. Pemanfaatan dan alih fungsi lahan gambut untuk kepentingan pembangunan dan produksi, telah mengubah keseimbangan ekosistem dan menimbulkan berbagai permasalahan terkait tata airnya. Restorasi ekosistem menjadi salah satu upaya untuk pemulihan fungsi tata air ekosistem gambut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi neraca air pada kawasan dengan fungsi lindung ekosistem gambut. Hasil penerapan Thornthwaite Mather Water Balance pada Sub Kesatuan Hidrologi Gambut di Taman Nasional Zamrud menunjukkan bahwa, kemampuan hutan alam dalam mengembalikan cadangan air di bumi melalui proses evapotranspirasi mencapai 72,5% dari hujan tahunan, dan yang tertinggal dalam wujud surplus air hanya 27,5%. Defisit air untuk kebutuhan evapotranspirasi terjadi pada bulan Juni hingga Oktober, namun kekurangan tersebut masih dapat tercukupi dari adanya simpanan pada tanah gambut.  Surplus air yang menjadi aliran bawah permukaan dan aliran permukaan adalah sebesar 75% dari total surplus tahunan. Sementara itu, potensi air yang tetap tinggal hanya 25% dari surplus tahunan, dan dipergunakan untuk mengisi dan mempertahankan tinggi muka air tanah pada ekosistem gambut. Profil neraca air yang diperoleh pada penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi target pengelolaan neraca air pada kegiatan restorasi ekosistem gambut.
Assessing the sustainability of traditional agroforestry practices: a case of Mamar agroforestry in Kupang-Indonesia Ngaji, Alfred Umbu Kuala; Baiquni, Muhammad; Suryatmojo, Hatma; Haryono, Eko
Forest and Society Vol. 5 No. 2 (2021): NOVEMBER
Publisher : Forestry Faculty, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/fs.v5i2.14380

Abstract

A traditional agroforestry of West Timor, namely Mamar, produces important ecosystem services to the people of this arid region, however, its management tends to change, thereby disrupting its sustainability. This study aims to assess the sustainability of Mamar agroforestry by analyzing the livelihood assests of the community, the biophysical land performance of the soil, and the value of ecosystem services. Furthermore, data, on perception and livelihood assets; the level of soil damage, the importance value index, and diversity index, the value of ecosystem services based on the opinion of experts and community leaders, as well as change in land use were collected in five villages in Kupang district using surveys with a qualitative and quantitative approach. The results showed a change of perspective in Mamar's management; the decrease in the important value index of cultural crops, the diversity index is classified as declining, there is soil damage in several parameters, and the value of ecosystem services does not focus on cultural services. Considering this result, there is a socio-ecological trade-off that reduces support for the sustainability of  Mamar as traditional agroforestry that emphasizes socio-cultural functions.