Articles
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO-VISUAL ANIMASI PADA HASIL PENELITIAN KETAHANAN PANGAN
Rangga Galura Gumelar;
Iman Mukhroman;
Syihabudin Syihabudin
Jurnal Riset Komunikasi Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31506/jrk.v11i1.8161
ABSTRAK Tantangan pada era disruptif 4.0, dosen harus dapat memanfaatkan saluran informasi yang beragam saat ini. Artinya dosen sebagai pengajar, dituntut untuk dapat menjelaskan bidang ilmu yang diajarnya sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukannya. Untirta dalam kurun waktu tiga tahun terakhir telah banyak melakukan penelitian-penelitian yang terkait dengan ketahanan pangan lokal yang ada di Provinsi Banten saat ini, khususnya terkait pangan lokal diantaranya Bandeng, Jagung dan Aren. Untuk kemudian dapat menjelaskan dan menyebarluaskan informasi terhadap hasil penelitian tersebut, maka dikembangkan konsep pengembangan media pembelajaran melalui audio visual animasi berdasarkan pada hasil riset ketahanan pangan yang telah dilakukan. Hasil dari audio visual animasi ini kemudian diuji pada 60 mahasiswa Untirta yang dilakukan secara random dengan menggunakan penyebaran kuisoner dengan pengujian t-test. Hasil dari pengujian yang dilakukan didapatkan bahwa pengembangan media pembelajaran ini memberikan pengaruh pada kognitif mahasiswa. Kata kunci: Media Pembelajaran, Audio Visual Animasi, Untirta
Pengaruh transaksional elit politik terhadap model komunikasi politik pilwalkot Serang 2018
Rangga Galura Gumelar;
Ikhsan Ahmad;
Iman Mukhroman
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 9, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (350.677 KB)
|
DOI: 10.24198/jkk.v9i1.24439
Transformasi sistem sentralistik menjadi disentralistik adalah hasil perjuangan reformasi yang berdampak sangat besar bagi perubahan sistem pemerintahan yang ada di Indonesia. Ruang demokrasi lokal kemudian menjadi menarik untuk diikuti karena dinamika kontestasi politiknya semakin hidup melalui jalur partai politik tetapi juga menciptakan model kepemimpinan transaksional. Kekuatan modal telah berperan di setiap tahapan proses kontestasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh transaksional elit politik terhadap model komunikasi politik dalam Pilwalkot Serang tahun 2018, dimana fokus perhatian pada penelitian ini tentunya melihat bagaimana proses demokrasi ini terbebas dari praktek-praktek transaksional yang dapat berpengaruh pada arah penurunan substansial demokrasi itu sendiri. Pendekatan penelitian ini menggunakan perspektif post-positivistik menggabungkan pada pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang mengolah data berdarsarkan pada jumlah sampel yang telah ditentukan pada populasi yang ada. Analisis data dari hasil angket yang disebarluaskan pada sampel kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan path analisis menjelaskan Komunikasi Politik merupakan faktor yang cukup penting dan memiliki peran yang signifikan Sedangkan ideologi partai politik memberikan gambaran yang sangat signifikan. Artinya ketika ideologi partai bersumber pada finansial, maka semuanya akan tergantung pada janji dan nilai transaksi politik yang diandalkan. Hasil Penelitian menunjukkan korelasi antara Komunikasi politik uang terhadap transaksional politik terbilang cukup kuat, artinya komunikasi Politik memiliki korelasi yang cukup tinggi terhadap transaksional politik. Demikian pula Korelasi Ideologi terhadap transaksional politik adalah kuat artinya parpol tidak memiliki kekuatan dan idealisme ketika berbenturan dengan dana atau kekuatan finansial. Sedangkan korelasi antara Komunikasi Politik, Ideologi, terhadap Transaksional Politik adalah kuat, artinya kekuatan transaksional yang dilakukan oleh para elit sudah sangat masif dan memiliki peran yang sangat kuat.
THE INFLUENCE OF SOCIAL MEDIA IN CHOOSING PROVISIONS BASED ON IDEOLOGICAL THINKING MILENIAL’S GENERATION IN SERANG CITY (CASE STUDY PRESIDENTIAL ELECTION 2019)
Iman Mukhroman;
Rangga Galura Gumelar
JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIPAGS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31506/jipags.v4i2.8165
The biggest democracy event in Indonesia has been carried out, where there must be a democratic party mandating general elections between the presidential and parliamentary elections at the Central, Provincial and Regency / City levels as well as the regional councils which at present, still leaves problems actually. Many victims on the grass root who escort the election who became victims of the conflict, in addition to that on social media related to the recapitulation results as if still giving many questions to the election organizers to then provide transparency data. The elections this year did provide a surprise-direction and direction of movement in the democratic system that we are building today. The Milenial’s generation who had a very large voting presentation in the special vote in the 2019 presidential election, has big influences for both candidates, Joko Widodo - KH. Ma’ruf Amin, and Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Flow of information on new platform of media, in this case social media created as a political communication strategy tool in campaigning the two candidates to milenials. Based on research using a positivistic perspective on quantitative estimates that process data based on the number of samples that have been determined in the existing population. Analysis of the data from the results of the questionnaire disseminated to the sample is, then analyzed using path analysis or path analysis, so that it will show how the actual between the top-level variables and their effects. The results of this study also answer the linkage of the Serang City milineal as a measurement and barometer that can be accounted for either theoretically or methodologically. Keywords: Millennials, 2019 Presidential Election, Serang City
Permasalahan, Solusi dan Model Komunikasi Humas dalam Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung
Iman Mukhroman;
Rangga Galura Gumelar;
Iksan Ahmad
Jurnal Pekommas Vol 17, No 3 (2014): Desember 2014
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (481.049 KB)
|
DOI: 10.30818/jpkm.2014.1170305
Penetapan Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di satu sisi memberikan dampak positif bagi percepatan pembangunan kawasan destinasi unggulan di Provinsi Banten, tetapi disisi lain menimbulkan permasalahan yang harus segera dituntaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi pasca ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 Tahun 2012 tersebut, solusi apa yang dilakukan terkait masalah tersebut, serta model komunikasi yang seperti apa yang tepat untuk bisa diimplementasikan terkait pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersumber pada data hasil wawancara mendalam, observasi di lapangan, serta Focus Group Discussion (FGD). Hasil dari data tersebut kemudian dijadikan sebagai Model Komunikasi Humas Pemerintahan Provinsi Banten dan Masyarakat. yang berlandaskan pada model two way communication Schramm, dan model komunikasi Devito. Hasil penelitian menegaskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah lemahnya koordinasi dan sinkronisasi kerja sebagai imbas dari belum berfungsiya dewan kawasan sebagaimana mestinya. Solusi atas masalah tersebut adalah adanya Humas Dewan Kawasan yang mengatur distribusi koordinasi dan sinkronisasi yang lebih terarah di antara pihak terkait, terutama pada pelaksana di tingkat kawasan nasional, propinsi dan daerah. Model komunikasi humas yang ditawarkan dalam penelitian ini kiranya bisa memberikan ruang publik bagi semua pemangku dalam hal pengembangan KEK Pariwisata Tanjung Lesung.
Information literacy on the dangers of Covid-19 in Serang City
Iman Mukhroman;
Rangga Galura Gumelar
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan Vol 10, No 1 (2022): Accredited by Ministry of Education, Culture, Research and Technology of the Re
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24198/jkip.v10i1.30693
The rapid spread of information on the dangers of Covid-19 through social media is not directly proportional to the accuracy of the truth of the current news. People believe in various categories of hoax news developed in the community that cannot be justified. The public must control information literacy in this uncertain condition. This study examined information literacy about the dangers of Covid-19 in the community in Serang City, Banten Province. Method research used a quantitative approach with survey methods and also field observations. The sample in this study was 100 respondents spread over six sub-districts in Serang City. The study results showed that 75% of the people of Serang City used social media, meaning that the people of Serang City had the characteristics of an information society and were technology literate. People as many as 42% stated that they obtained most of the news related to Covid-19 from Facebook. It also discovered that people of 10% of Serang City's people could not choose and analyze news related to Covid-19, whether it was a hoax or genuine. People tended to share the news they received without checking first. News related to the dangers of Covid-19, which the government spread on conventional media and social media, did not change people's patterns and attitudes much. People were more likely to believe in beliefs and cultural values that were considered correct. This condition concludes that information literacy about the dangers of Covid-19 in the people of Serang City still needs improvements.
Strategi Komunikasi Perwakilan BKKBN Provinsi Banten Dalam Pengendalian Penduduk di Provinsi Banten
Ega Ernayanti;
Iman Mukhroman;
Ail Muldi
JOURNAL OF SCIENTIFIC COMMUNICATION (JSC) Volume 1 Issue 2, Oktober 2019
Publisher : Magister Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (263.597 KB)
|
DOI: 10.31506/jsc.v1i2.7806
The background of this research is that the population in Banten Province ranks 5th most populous in Indonesia reaching 12,203,148 people with the 3rd fastest population growth rate in Indonesia reaching 2.07% during 2015-2016. The progress of human development in Banten in 2017 experienced a slowdown marked by the growth of HDI (Human Development Index) which reached 0.65%, lower than the growth in 2016 which reached 0.98%. HDI is an important indicator to measure success in an effort to build quality of life for people (people / residents). This study aims to determine the communication strategy used by the Banten Province BKKBN Representative in controlling the population in Banten Province. This study uses a case study method and a qualitative approach to the Concept of Development Strategy according to the Academy for Educational Development (AED) 1985 and the theory of preparation of action by John Greene. The strategy used by the Banten Province BKKBN Representative is a strategy that is relevant to the theory of preparation of action, this theory of the preparation of actions examines the way we organize knowledge in the mind and use it to form a message. Penelitian ini dilatarbelakangi dari jumlah penduduk di Provinsi Banten menduduki peringkat terpadat ke-5 di Indonesia mencapai 12.203.148 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk tercepat ke-3 di Indonesia mencapai 2,07 % sepanjang tahun 2015-2016. Kemajuan pembangunan manusia di Banten pada tahun 2017 mengalami perlambatan ditandai dengan pertumbuhan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang mencapai 0,65 %, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2016 yang mencapai 0,98 %. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan Perwakilan BKKBN Provinsi Banten dalam pengendalian penduduk di Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan pendekatan kualitatif dengan Konsep Strategi Pembangunan menurut Academy for Educational Development (AED) 1985 dan teori penyusuan tindakan oleh John Greene. Strategi yang digunakan Perwakilan BKKBN Provinsi Banten merupakan strategi yang relevan dengan teori penyusunan tindakan, teori ini penyusunan tindakan menguji cara kita mengatur pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk sebuah pesan.
EKSISTENSI DAN PERLAWANAN KAUM EMAK-EMAK DALAM PARADIGMA FEMINISME PADA PILPRES 2019
Rangga Gumelar;
Iman Mukhroman;
Ikhsan Ahmad;
Zakaria .
Jurnal Riset Komunikasi Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31506/jrk.v13i2.16657
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana eksistensi para emak-emak dalam kontes pilpres 2019 pada Sudut Pandang Feminisme Liberalisme Pada Selubung Ideologi Patriaki. Banyak nilai-nilai dari cara berpikir ideologi patriaki yang kemudian menjadi bagian penting dan memiliki nilai dalam kehidupan sosial di masyarakat Indonesia. Ideologi tersebut seakan dengan tidak memberikan kesempatan para kaum emak-emak dalam kancah politik. Apakah fenomena saat ini sebagai gerakan yang sangat berati dalam peningkatan dan peran wanita atau hanya sebagai komodifikasi dalam politik semata. Dengan pendekatan dan metode kualitatif, penelitian ini mencoba menggambarkan apa yang kemudian terjadi diatas fenomena emak-emak dalam piplres 2019 dan konsep diri yang melekat. Observasi dan wawancara mendalam merupakan tehnik yang diakui sebagai sebuah validasi dalam penilitian kualitatif, termasuk didalamnya adanya triangulasi oleh peneliti. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Partisipasi perempuan dalam ranah politik tidak dapat dilepaskan dari pengaruh sistem budaya patriarki yang diwarnai dengan dominasi laki-laki atas perempuan. Masih banyak kaum emak-emak yang memilih lebih cenderung pada kaykinan sesaat bukan pada ideologi yang ada, artinya lebih cenderung damai dan menerima. Sehingga siapapun sesungguhnya yang menjadi pemenang bukanlah masalah bagi kaum emak-emak ini.
Perencanaan Strategi Humas Pemprov Banten Pasca Ditetapkannya KEK Pariwisata Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten
Iman Mukhroman;
Rangga Galura Gumelar
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 1, No 2 (2013): December 2013
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (748.551 KB)
|
DOI: 10.24198/jkk.v1i2.6045
Keputusan pemerintah dalam PP.No.26/2012 yang menetapkan wilayah Tanjung Lesung Pandeglang Banten sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata harus menjadi prioritas bersama. Dalam konteks ini kepentingan Nasional tentunya membawa perubahan dan signifikansi kepada daerah baik dalam bidang ekonomi dan budaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana sesungguhnya perencanaan strategi Humas Pemprov Banten pasca ditetapkannya PP tersebut dengan fokus pada model perencanaan strategi Public Relations dari Ronald D. Smith yang terdiri atas empat fase yang dimulai dengan fase Formative Research, Strategy, Tactics dan Evaluative Research. Pada setiap fase tersebut terdapat tahapan-tahapan perencanaan PR yang mana pada setiap tahapan tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan observasi, studi dokumentasi dan wawancara mendalam sebagai tehnik pengambilan data. Hasil pengolahan data memberikan jawaban bagaimana sesungguhnya peran dari Humas Pemprov Banten sangat kecil dan tidak banyak memiliki kontribusi dalam pelaksanaan KEK ini. Hal ini terjadi karena definisi dan perspektif Humas itu sendiri tidak sama dengan fungsi Humas yang telah kita kenal dalam dunia kerja. Peran Humas Pemprov Banten hanya sebagai pencatat seremonial dan penghubung media tanpa ada suatu kewenangan yang besar dalam menysusun dan mengembangkan pesan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Humas Pemprov Banten dalam menyelenggarakan dan mengaplikasikan PP tersebut kurang maksimal. Oleh karenanya harus ada terobosan dan perubahan paradigma tentang fungsi dan peran Humas itu sendiri di lingkungan Pemprov BantenKata-kata kunci: Perencanaan, Strategi, Humas Pemprov Banten, Kawasan Ekonomi Khusus, Pariwisata, TanjungLesung.DOI: 10.24198/jkk.vol1n2.10
TATO: REPRESENTATIF GENDER DALAM PERSPEKTIF FEMINISME
Rangga Galura Gumelar;
Iman Mukhroman
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 3, No 1 (2015): June 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (251.332 KB)
|
DOI: 10.24198/jkk.v3i1.7396
Fenomena wanita bertato seringkali kita lihat bagaikan sebuah jaringan, yang berkembang dengan pesat layaknya sebuah virus yang masuk kedalam sel-sel jaringan dan akhirnya menyebabkan orang mengikutinya tanpa kemudian mereka takut ataupun memikirkan nilai yang ada di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi sebagai metode pengumpulan data yang didapatkan dari dua orang key informan yang diambil secara purposif. Indentitas diri dan keindahan estetis adalah bagian dari motivasi bagi kedua key informan ini. Bahwa mereka ingin membuktikan bahwa apa yang dipikirkan tentang stereotip yang negatif tentang wanita bertato sedikit demi sedikit terpatahkan. Pembuktian dengan cara bekerja dan memberikan kontribusi serta memiliki andil besar terhadap pekerjaan yang mereka emban adalah sebuah contoh pergerakan feminism, yang dapat diibaratkan sebagai perjuangan dalam meraih persamaan gender. Adapun masyarakat sebagai jaringan sosial yang terbentuk dari sebuah persepsi yang sama, dan juga suatu bentuk persepsi pengalaman yang sama, sehingga mereka merasa nyaman untuk saling terhubung satu sama lain. Ketika budaya tato ini menjadi popular maka tidaklah salah jika media memiliki andil yang sangat besar. Kognisi dari masyarakat kemudian dipenuhi dengan nilai dan norma yang sesuai dengan kebutuhan media. Tidaklah adil kita memberi sanksi sosial hanya dikarenakan mereka bukan publik figur. Harus diakui bahwasannya mengubah suatu paradigma adalah sesuatu yang sangat sulit, oleh karenanya memberikan pencerahan pada masyarakat adalah hal yang tidak dapat dielakan.
Pembentukan Opini Publik pada Pemilihan Umum 2024 (Studi Kasus Opini Publik – Survey Elektabilitas Capres-Cawapres 2024 Pasca Debat Pertama)
Iman Mukhroman;
Ikhsan Ahmad;
Rangga Galura Gumelar
Syntax Idea 2471-2482
Publisher : Ridwan Institute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46799/syntax-idea.v6i6.3436
Lazimnya pesta demokrasi rakyat lima tahunan, Pemilihan Umum 2024 di Indonesia selalu memunculkan ketegangan politik seiring kampanye calon legislatif dan Presiden-Wakil Presiden, terlebih PEMILU 2024 merupakan Pemilu serentak pertama yang memilih calon legislatif dan Capres-Cawapres bersamaan. Survey -survey yang dilakukan oleh Lembaga survey yang dideminasikan melalui media massa utamanya media sosial turut menyertai pembentukan Opini Publik terkait Partai Politik dan elit Partai yang berkontestasi pada PEMILU 2024, khususnya terkait dengan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden untuk 5 tahun yang akan datang. Pasangan Prabowo-Gibran, memimpin dalam survei elektabilitas dari mayoritas Lembaga survey, meskipunpada debat pertama pada 12 Desember 2023 memicu kontroversi di media sosial. Dalam debat perdana yang ditayangkan secara langsung, dapat dikatakan bahwa Anies Baswedan memiliki keunggulan dalam penyampaian gagasan terkait visi-misinya menjadi Presiden, disusul oleh Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, tetapi dalam hal opini yang mengemuka di media sosial kecenderungan Prabowo Subianto yang sedikit unggul dibanding 2 calon lainya. Terdapat kecenderungan calon yang bisa menguasai pesan-pesan melalui media sosial, dialah yang akan kemudian bisa membentuk opini publik yang positif baginya untuk bisa memenangkan kontestasi menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada PEMILU 2024.