Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT GIGI PADA TINDAKAN PENAMBALAN GIGI PERMANEN Minarni, Minarni
Menara Ilmu Vol 11, No 74 (2017): Vol. XI Jilid 2 No. 74, Januari 2017
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v11i74.1295

Abstract

Latar Belakang : Komunikasi keperawatan dikenal dengan komunikasi terapeutikyang bertujuan untuk mencapai kesembuhan pasien secara optimal tapi pada kenyataannyamasih ada perawat yang tidak melaksanakan komunikasi terapeutik sesuai tahapan. Tujuanpenelitian untuk mengetahui penerapan komunikasi terapeutik perawat gigi pada tindakanpenambalan gigi permanen di poliklinik gigi Puskesmas Kabupaten Tanah Datar. Ruanglingkup penelitian membahas tentang penerapan komunikasi terapeutik dan tahapankomunikasi terapeutik. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif denganpendekatan “cross sectional”. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat gigi yang bekerjadi Poliklinik Puskesmas Kabupaten Tanah Datar sebanyak 30 orang. Teknik pengambilansampel yaitu “total sampling”. Alat ukur yang digunakan adalah “checklist” untuk mengetahuipelaksanaan penerapan komunikasi. Analisis data dengan menggunakan analisis univariat.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan komunikasi terapeutik perawat gigipada tindakan penambalan gigi di Poliklinik Gigi Puskesmas Kabupaten Tanah Datar padatahap orientasi paling banyak dengan kriteria sedang sebanyak 73 % (22 orang), tahap kerjapaling banyak dengan kriteria baik sebanyak 90 % (27 orang), tahap terminasi paling banyakdengan kriteria kurang sebanyak 37 % (11 orang). Kesimpulan : Kesimpulan penelitian iniadalah penerapan komunikasi terapeutik perawat gigi pada tindakan penambalan gigipermanen mayoritas melakukan komunikasi dengan baik berada pada tahap kerja. Disarankanpada responden untuk lebih meningkatkan pola komunikasi terapeutik khususnya pada tahaporientasi dan tahap terminasi serta mempertahankan komunikasi terapeutik pada tahap kerjaagar dapat memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih optimal.Kata kunci : Komunikasi, komunikasi terapeutik.
PENGARUH BERKUMUR DENGAN MASERASI EKSTRAK BONGGOL NANAS TERHADAP pH SALIVA RONGGA MULUT Minarni Minarni
Jurnal Kesehatan Gigi Vol 6, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkg.v6i1.4435

Abstract

Saliva acts as a buffer system to maintain optimum pH of the oral mouth. The Carbohydrate metabolism by oral microorganisms causes demineralization of enamel resulting in dental caries. Maseration of pineapple cobs as solution can increase salivary pH and increase salivary secretion. This study aims to determine the effect of gargling with maceration of various concentrations of pineapple extract to the salivary pH. This research used quasi experiment method with pre-test and post-test without control group design. The sample is 60 students of SDN 10 Kubu. The sample was divided into 4 groups of 15 persons each meeting the inclusion criteria. Group 1 gargled with 25% pineapple hump extract solution, group 2 rinsed with 50% pineapple hump extract solution, group 3 rinsed with 75% pineapple hump extract solution, and group 4 rinsed with aquades. Saliva pH measured using digital pH meter. Data analyzed by Wilcoxon test followed by Kruskal Wallis test. Wilcoxon test showed a significant difference in salivary pH before and after gargling in all groups. From the result of Kruskall-Wallis Test showed significant value 0,01 (p 0,05). There is statistically significant difference between four groups.Conclusion: Gargling with maceration solution of pineapple extracts of various pineapple concentrations can increase the pH of the mouth. The mouthwash contains pineapple extract of 75% has the most influence on the increase of salivary Ph.
Pengaruh pola minum air susu ibu terhadap terjadinya early childhood caries pada anak di bawah usia lima tahunEffect of breast milk consumption patterns on the occurrence of early childhood caries in children under five years of age Susi Susi; Rahmi Khairani Aulia; Murniwati Murniwati; Minarni Minarni
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 32, No 3 (2020): Desember 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v32i3.23764

Abstract

Pendahuluan: Early childhood caries (ECC) merupakan karies yang mengenai gigi sulung pada anak-anak dibawah usia 71 bulan. Pemerintah Indonesia menargetkan anak dibawah usia 12 tahun bebas karies pada tahun 2030. Tahun 2017 prevalensi ECC pada anak usia 2-3 tahun di Bukittinggi adalah 51.5%.Hal ini masih sangat jauh dari target pemerintah Indonesia. Pola minum susu dan pola makan merupakan faktor resiko karies. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara pola minum susu  dengan early childhood caries. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan cross-sectional study di Posyandu Bukittinggi. Subyek dipilih secara multistage random sampling sebanyak 146 pasang ibu dan anak dengan rentang umur 2 sampai 5 tahun. Pola minum susu diobservasi menggunakan kuesioner pada ibu sedangkan ECC diperiksa secara visual. Data dikumpulkan dan dianalisa dengan chi square test dengan nilai kepercayaan 95%. Data diambil oleh enam orang dokter gigi muda pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas yang telah dikalibrasi sebelumnya. Data dianalisis menggunakan chi-square test. Hasil: Prevalensi ECC di Bukittinggi adalah 101 (69,2%) dengan indeks def-t rata-rata 3,00 ± SD 4,02 pada 95% CI (3,23 – 4,54). Sampel dengan ASI ekslusif 74 (50,7%) mempunyai indeks def-t lebih rendah dibanding non-ekslusif (3,70 vs. 4,07) dengan nilai p=0,678. Sampel dengan ASI dan makanan pendamping 68 (46,6%) mempunyai indeks def-t lebih rendah dibanding non ASI dan MP (3,51 vs. 4,21) dengan p=0,787. Simpulan: Secara statitik tidak terdapat pengaruh pola minum air susu ibu terhadap terjadinya early childhood caries pada anak di bawah usia lima tahun, namun kejadian early childhood caries lebih rendah pada pemberian ASI ekslusif dibandingkan dengan ASI non ekslusif.Kata kunci: ASI, early childhood caries, indeks def-t, makanan pendamping, prevalensi. ABSTRACTIntroduction: Early childhood caries (ECC) are caries that affect primary teeth in children under 71 months of age. The Indonesian government is targeting children under 12 years of age to be free from caries by 2030. In 2017, ECC prevalence in children aged 2-3 years in Bukittinggi was 51.5%. This data is still very far from the target of the Indonesian government. The pattern of milk consumption and dietary habit are caries risk factors. This research aimed to analyse the relationship between breast milk consumption pattern and early childhood caries. Methods: This was a descriptive study with a cross-sectional study at Bukittinggi Integrated Healthcare Centre (Posyandu). The subjects were selected by multistage random sampling, which obtained as many as 146 pairs of mothers and children aged 2 to 5 years. The breast milk consumption pattern was observed using a mother’s questionnaire while the ECC was examined visually. Data were collected and analysed using the chi-square test with a confidence value of 95%. Six young dentists took the data at the Faculty of Dentistry Andalas University who had been calibrated before. Data were analysed using the chi-square test. Results: The prevalence of ECC in Bukittinggi was 101 (69.2%) with the def-t index mean of 3.00 ± SD 4.02 at 95% CI (3.23 - 4.54). Samples with exclusive breastfeeding 74 (50.7%) had a lower def-t index than non-exclusive (3.70 vs 4.07) with the p-value=0.678. Samples with breast milk and complementary foods was 68 (46.6%), which showed a lower def-t index than non-breast milk and complementary food (3.51 vs 4.21) with p=0.787. Conclusion: Statistically, there is no effect of the pattern of breast milk consumption on the occurrence of early childhood caries in children under the age of five years, however, the incidence of early childhood caries is lower in exclusive breastfeed-ing children compared to non-exclusive breastfeeding.Keywords: Breast milk, early childhood caries, def-t index, complementary food, prevalence.
Efikasi Kartu Senyum Berpengaruh terhadap Peningkatkan Derajat Kebersihan Gigi dan Mulut pada Anak Sekolah Dasar Jusuf Kristianto; Dwi Priharti; Minarni Minarni
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): September
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.438 KB) | DOI: 10.32668/jitek.v6i1.167

Abstract

School dental health services are implemented in an integrated manner through primary dental and oral health activities at the Puskesmas with the main UKS activities in the form of Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) program.Various methods are used to achieve maximum dental and oral health, such as promotion and demonstration of toothbrushes for elementary school children. One way to improve your child's behavior in the oral hygiene is to provide dental health education on how to brush your teeth is good and right with using tools or proper and appropriate media. A Smile Card is one of the right methods to change children's behavior in maintaining dental and oral hygiene.This study aims to determine the effect of the Smile Card on the health of the teeth and mouth of children, in children who do not have parentsThe sample is 150 people divided into intervention and control groups. The results showed that there were differences in the influence of knowledge and without the role of parents on improving dental and oral hygiene between the groups given the Smile Card intervention with the group not given the Smile Card, where p = 0.001 <0.05.It can be concluded that knowledge and companion roles influence the improvement of children's oral and dental hygiene.
STATUS KEDALAMAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK DI KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG Minarni Dewi Rosmalia, Susi
Menara Ilmu Vol 11, No 75 (2017): Vol. XI Jilid 1 No. 75, April 2017
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v11i75.455

Abstract

Karies gigi merupakan salah satu penyakit kerusakan gigi kronis mulai dari kedalaman kariesmengenai email sampai ke bagian pulpa yang paling sering di jumpai pada masyarakat,terutama anak TK Gigi susu yang rusak karena karies dapat menyebabkan anak mengalamigangguan pengunyahan, sehingga malas makan yang akan mempengaruhi status gizinya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status kedalaman karies gigi dan statusgizi anak TK di kecamatan Lubuk Kilangan kota Padang. Jenis penelitian adalah deskriptifobservasional dengan pendekatan cross sectional. Sistem pengambilan sampel secara nonrandom dengan kriteria purposive sampling, jumlah sampel sebanyak 75 orang anak TKdengan prevalensi karies 100%. Analisa data secara univariat dengan menampilkan tabeldistribusi frekuensi status kedalaman karies dan status gizi. Hasil penelitian menunjukkansebagian besar anak TK (48%) mengalami kedalaman karies mengenai pulpa (k3) dankedalaman karies mangenai akar (k4) sebesar 28%. Hasil penilaian status gizi (BB/U)terhadap anak tersebut menunjukkan sebagian besar anak (64%) mempunyai status gizinormal, dan status gizi kurang sebesar 30.7%. Kesimpulan; Sebagian besar anak TK dikecamatan Lubuk Kilangan kota Padang mengalami kedalaman karies mengenai pulpa,sedangkan status gizi anak pada kriteria gizi normal.
GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DAN KONDISI GINGIVA SISWA MTsN TIKU SELATAN KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM Dewi Rosmalia SKM M.KES Drg Minarni
Menara Ilmu Vol 11, No 75 (2017): Vol. XI Jilid 1 No. 75, April 2017
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v11i75.456

Abstract

Kebersihan gigi dan mulut berhubungan dengan adanya plak pada permukaan gigi, plakmemegang peranan dalam proses inflamasi jaringan lunak sekitar gigi, salah satunya gingivitis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status kebersihan gigi dan mulut dengankondisi gingiva siswa kelas VII dan VIII di MTsN Tiku Selatan Kecamatan Tanjung MutiaraKabupaten Agam. Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang kebersihan gigi dan mulut,plak, gingiva, indeks gingiva.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional, populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII sebanyak 476 orang,teknik pengambilan sampel dengan cara simple random sampling dan didapatkan sampelsebanyak 92 orang siswa. Cara pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan indeks plakdengan gingival indeks. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariatdengan uji statistik product moment pearson.Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks plak tinggi sebanyak 59,8%, dan nilai indeksplak rendah sebanyak 40,2%, kondisi gingiva dengan kriteria peradangan ringan sebanyak84,8%, kriteria peradangan sedang sebanyak 15,2%. Hasil uji statistik menunjukkan nilai pvalue 0,00 < 0,05.Kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara kebersihan gigi dan mulut dengankondisi gingiva. Disarankan pada siswa untuk memperhatikan kebersihan gigi dan mulutdengan menyikat gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
PENGARUH BERKUMUR DENGAN LARUTAN EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus(L)Merr) TERHADAP pH SALIVA RONGGA MULUT Minarni Minarni; Dewi Rosmalia
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35910/jbkm.v6i1.532

Abstract

Background: Saliva acts as a buffer system to maintain the optimal pH of the mouth. The acidic pH of saliva causes demineralization of enamel resulting in dental caries. The bromelain enzyme found in pineapple skin can increase the pH of saliva by inhibiting bacterial growth. This study aims to determine the effect of gargling with pineapple peel extract solution (Ananas comosus(L) Merr) on salivary pH in students of SMPN 3 Bukit Apit. Methods: This study was using a quasi-experimental method with a pre-test and post-test without a control group design. The research sample was 27 students of SMPN 3 Bukit Apit. The sample was divided into 3 groups of 9 students eacof h who met the inclusion criteria. Group 1 rinsed with 25% pineapple peel extract, growas up 2 rinsed with 50% pineapple peel extract, solution and group 3 rinsed with distilled water. Salivary pH was measured using a digital pH meter before rinsing, after rinsing for 3 minutes, after rinsing for ,15 minutes and after rinsing for 30 minutes. Data were analyzed by t Test followed by ANOVA test Results: There was a significant effect (p<0.005) of gargling with pineapple peel extract solution on the pH of saliva. The concentration of the pineapple peel extract solution that had the most effect on salivary pH was the concentration of 50%. Conclusion: Gargling with a solution of pineapple peel extract can increase the pH of oral saliva.
EFEKTIVITAS INFUSUM DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans Murniwati -; Defriman Djafri; Berlian Kurniawati; Susi -; Minarni -
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.63 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v11i1.13622

Abstract

Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) bersifat antibakteri karena mengandung zat flavonoid, tanin,saponin dan alkaloid yang berpotensi digunakan sebagai biomaterial penghambat pertumbuhanStreptococcus mutans. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan efektifitas daun belimbing wuluhterhadap pertumbuhan Streptococcus mutans, dengan cara membandingkan berbagai konsentrasi infusumdaun ini (25%, 50%, 75% dan 100%). Penelitian eksperimental ini dilakukan secara in vitro meggunakan6 cakram mengandung infusum yang direndam dan ditanamkan pada media agar darah yang ditumbuhiS. mutans. S. mutans yang ditumbuhkan pada medium mengandung etanol 70% dan pada mediummengandung aquades, masing-masing digunakan sebagai kontrol (+) dan kontrol (-). Hasil penelitianmenunjukkan rata-rata zona hambat infusum daun belimbing wuluh pada konsentrasi 100% adalah 11,46mm dan pada konsentrasi 5% adalah 7,43 mm. Pada Kelompok perlakuan dengan konsentrasi infusum50% dan 25% tidak teramati adanya zona hambat. Uji Kruskal wallis menunjukkan terdapat perbedaanyang bermakna (p=0.001) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Infusum daun belimbingwuluh efektif dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans, dan efektifitas ini tergatung padapeningkatan konsentrasi uji. Konsentrasi 100% adalah konsentrasi yang paling efektif dalam menghambatpertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Diperlukan penelitian lanjut khususnya eksperimen in vivomenggunakan hewan coba untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini.Kata kunci: Daun belimbing wuluh , Streptococcus mutans
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN DERAJAT KEASAMAN (pH) SALIVA PADA MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL ANGKATAN 2010 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS Murniwati .; Fadil Oenzil; Idson Kamal; Minarni .
Cakradonya Dental Journal Vol 9, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.78 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v9i2.9745

Abstract

Saliva merupakan cairan biologis pertama yang terpapar oleh asap rokok di rongga mulut. Asap rokok mengandung berbagai macam zat kimia yang dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada saliva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan derajat keasaman (pH) saliva. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dengan sampel 48 mahasiswa jurusan Teknik Sipil angkatan 2010 Fakultas Teknik Universitas Andalas. Data kebiasaan merokok didapat melalui kuesioner dan pH saliva diukur menggunakan dental saliva pH indikator. Analisa data menggunakan Chi-Square dengan α=0,05. Penelitian menunjukkan jenis rokok yang dikonsumsi adalah rokok putih (75%) dengan konsumsi per hari sebanyak 5-14 batang (54,2%). Responden telah mengkonsumsi rokok secara rutin selama lebih dari 4 tahun (37,2%). Sebagian besar responden memiliki pH saliva berkategori asam (52,1%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis rokok yang dikonsumsi dengan pH saliva ( p0,05 ). Terdapat hubungan yang bermakna antara tipe perokok dengan pH saliva ( p0,05 ) dan antara lama periode merokok dengan pH saliva (p0,05). Terdapat hubungan antara tipe perokok dan lama periode merokok dengan derajat keasaman (pH) saliva. Tidak terdapat hubungan antara jenis rokok dengan derajat keasaman (pH) saliva.Kata Kunci: Saliva, merokok, derajat keasaman
EFEKTIVITAS INFUSUM DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans Murniwati -; Defriman Djafri; Berlian Kurniawati; Susi -; Minarni -
Cakradonya Dental Journal Vol 11, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v11i1.13622

Abstract

Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) bersifat antibakteri karena mengandung zat flavonoid, tanin,saponin dan alkaloid yang berpotensi digunakan sebagai biomaterial penghambat pertumbuhanStreptococcus mutans. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan efektifitas daun belimbing wuluhterhadap pertumbuhan Streptococcus mutans, dengan cara membandingkan berbagai konsentrasi infusumdaun ini (25%, 50%, 75% dan 100%). Penelitian eksperimental ini dilakukan secara in vitro meggunakan6 cakram mengandung infusum yang direndam dan ditanamkan pada media agar darah yang ditumbuhiS. mutans. S. mutans yang ditumbuhkan pada medium mengandung etanol 70% dan pada mediummengandung aquades, masing-masing digunakan sebagai kontrol (+) dan kontrol (-). Hasil penelitianmenunjukkan rata-rata zona hambat infusum daun belimbing wuluh pada konsentrasi 100% adalah 11,46mm dan pada konsentrasi 5% adalah 7,43 mm. Pada Kelompok perlakuan dengan konsentrasi infusum50% dan 25% tidak teramati adanya zona hambat. Uji Kruskal wallis menunjukkan terdapat perbedaanyang bermakna (p=0.001) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Infusum daun belimbingwuluh efektif dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans, dan efektifitas ini tergatung padapeningkatan konsentrasi uji. Konsentrasi 100% adalah konsentrasi yang paling efektif dalam menghambatpertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Diperlukan penelitian lanjut khususnya eksperimen in vivomenggunakan hewan coba untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini.Kata kunci: Daun belimbing wuluh , Streptococcus mutans