Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

POTENSI BUAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus L) SEBAGAI ANTIDIABETES IN VITRO Khairina Khairina; Eko Suhartono; Agung Biworo
Berkala Kedokteran Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.491 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v11i2.142

Abstract

Artocarpus species have been used by traditional medicine of Indonesian. It can be useful as anti-bacterial, anti-diabetic, anti-inflammatory, antioxidant and anti-helmintics. The present study was aimed to test the inhibitory glycated hemoglobin potency of aqueous extract of Jackfuit. This study is a quasi experimental research with non randomized method post test-only group design, which using a model reaction of two groups : extract jackfruit as the test group and glikazid as the control group, with each concentration of 10%, 20%, 30%. Potential inhibitor of glycated hemoglobin jackfruit as determining the amount of IC50. From this research  got IC50 of jackfruit extracts is 56,43% (r=0,999) whereas for glikazid of 17.268 (r = 0.989). The value of r indicates a positive relationship between the concentration and the inhibitor glycated hemoglobin potential. These results indicate that the extract of Jackfruit has potential as an inhibitor glycated hemoglobin. Keywords: glycated hemoglobin,  jackfruit, Artocarpus heterophllus L, glikazid.
PENGARUH LANSOPRAZOL DAN OMEPRAZOL TERHADAP AKTIVITAS ENZIM KATALASE HEPAR TIKUS Eria Sartika; Eko Suhartono; Agung Biworo
Berkala Kedokteran Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v12i2.1875

Abstract

Abstract: Lansoprazole and omeprazole is a Proton Pump Inhibitor class of drugs that are often used for the treatment of peptic ulcers. Lansoprazole and omeprazole have an influence on the various target organs exposed. Mechanism of lansoprazole and omeprazole in influencing the activity of the enzyme catalase is competing with absolute catalase enzyme substrate (H2O2) in the binding of the enzyme active site. This study aims to determine the effect of lansoprazole and omeprazole against liver catalase enzyme activity. This study was a laboratory experimental study conducted in three groups, namely the control group (P0), the treatment group (P1) is given lansoprazole 30 mg and a treatment group (P2) given omeprazole 20 mg. The result showed the value of Km of the control group (P0) of 13.482 mmol/dm3, the treatment group (P1) of 11,227 mmol/dm3 and the treatment group (P2) of 6,327 mmol/dm3. Analysis of statistical data shows the regression correlation value of p for P1 was 0,01 adn for P2 was 0,02 (p <0.05) and the R value approaching 1 with a linear graph Lineweaver Burk meaningful. Concluded that lansoprazole and omeprazole may affect the activity of the liver enzyme catalase. Keywords: lansoprazole, omeprazole, enzyme catalase, rat liver Abstrak: Lansoprazol dan omeprazol merupakan obat golongan proton pump inhibitor yang sering digunakan untuk pengobatan tukak lambung. Lansoprazol dan omeprazol memiliki berbagai pengaruh terhadap organ target yang terpajan. Mekanisme lansoprazol dan omeprazol dalam mempengaruhi aktivitas enzim katalase adalah berkompetisi dengan substrat absolut enzim katalase (H2O2) dalam mengikat sisi aktif enzim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lansoprazol dan omeprazol terhadap aktivitas enzim katalase hepar. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental yang dilakukan pada 3 kelompok, yakni kelompok kontrol (P0), kelompok perlakuan (P1) diberikan lansoprazol 30 mg dan kelompok perlakuan (P2) diberikan omeprazol 20 mg. Hasil penelitian didapatkan nilai Km pada kelompok kontrol (P0) sebesar 13,482 mmol/dm3, pada kelompok perlakuan (P1) sebesar 11,227mmol/dm3 dan pada kelompok perlakuan (P2) sebesar 6,327mmol/dm3. Analisis data statistik korelasi regresi menunjukkan nilai p pada P1 0,01 dan pada P2 0,02 (p<0,05) serta nilai R mendekati 1 dengan grafik linear Lineweaver Burk yang menanjak. Disimpulkan bahwa lansoprazol dan omeprazol dapat mempengaruhi aktivitas enzim katalase hepar mencit. Kata-kata kunci: lansoprazol, omeprazol, enzim katalase, hepar mencit
POTENSI JUS BUAH PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI PENGHAMBAT HEMOGLOBIN TERGLIKASI IN VITRO Muhammad Topan Widyanto; Eko Suhartono; Agung Biworo
Berkala Kedokteran Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.717 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v11i1.194

Abstract

Bitter gourd  (Momordica charantia) is a fruit that is potentially has the ability to inhibit glycated hemoglobin thus can reduce blood sugar level. The aim of this study is to test the potency of bitter gourd juice as a glycated hemoglobin inhibitor. This is a quasi experimental study with non randomized posttest-only with control group design method, using a reaction model of diabetes consisted of two groups; bitter gourd juice as the test group and gliclazide as the standard group, divided into 10%, 20%, and 30% concentration. IC50 value is used to determine the potency as a glycated hemoglobin inhibitor. The result of this study shows that the value of r = 0,990 with an IC50 value of 69,239%, whereas for glikazid 17,268%. The positive value of r indicates a positive relation between concentration and its potency as a glycated hemoglobin inhibitor. The result thus indicates that bitter gourd juice has a potency as a glycated hemoglobin inhibitor Keywords: glycated hemoglobin, bitter gourd (Momordica charantia), gliclazide
Perbandingan Vo2 Maksimal Pada Siswa Dan Siswi Kelas V Sekolah Dasar: Di Desa Tabanio Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan Krisna Augustian Noor; Huldani Huldani; Agung Biworo
Berkala Kedokteran Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.247 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v9i1.923

Abstract

ABSTRACT: VO2 maximum is maximum volume that can be processed and O2 consumed by the body that delivered from the lungs to the all of human muscles during physical activities or intense activities until fatugue. Maximum consumption of oxygen was calculated in mililitres/minutes/kilos of body weights. VO2max value was influenced not only by physical characteristhic like age, sex, heights, and weights, but also cardiovascular, respiratory, hematology, and oxydative muscle abilities. The study was conducted by measuring VO2max values for boys and girls grade fifth elementary school in Tabanio village in order to compare both them VO2 max value when they have similarities physical activities cause both of them was helping their parents since childern age. The research approached amount cross-sectional method  with samples from 23 boys and 14 girls who includes criteria in non-probability purposive sampling technique. How to measure that is using Multistage Fitness Test that is run back and trajectory as far as 20 m. The results was analyzed by chi-square test with the value expected count < 5, so that the test using an alternative test, the Fisher’s test with p = 0.724. P-value > 0,05 indicating there are non significant difference between maximum VO2max values for boys and girls fifth grade elementary school in Tabanio village with average results of VO2max value is 28,38 for boys and 25,83 for girls. Keywords: VO2max, gender, physical activity ABSTRAK: VO2 maks adalah jumlah volume maksimal O2 yang dapat diproses dan dikonsumsioleh tubuh yang dihantarkan dari paru-paru ke otot manusia pada saat melakukan aktivitas fisik maupun kegiatan intensif sampai terjadi kelelahan. Konsumsi Oksigen maksimal ini dinyatakan dalam satuan mililiter/menit/kilogram berat badan. Nilai VO2 maks dipengaruhi karakteristik fisik seperti umur, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan. Selain itu, nilai VO2 maks juga bergantung pada keadaan kardiovaskular, respirasi, hematologi, dan kemampuan oksidatif otot. Penelitian dilakukan dengan mengukur nilai VO2 maks siswa dan siswi kelas V sekolah Dasar di desa Tabanio dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan nilai VO2 maks keduanya dilihat dari aktivitas fisik yang sama karena disana baik laki-laki maupun perempuan membantu pekerjaan orangtuanya sejak kecil. Pendekatan penelitian menggunakan metode  cross-sectional dengan jumlah sampel 23 siswa dan 14 siswi yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik non-probability purposive sampling. Cara pengukuran memakai Multistage Fitness Test yaitu lari bolak-balik lintasan sejauh 20 m. Data yang dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dengan taraf kepercayaan 95 % antara siswa dan siswi terdapat 1 cell dengan nilai expected count < 5, sehingga uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu uji Fisher dengan nilai p = 0,724. Nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara nilai VO2 maksimal siswa dan siswi kelas V Sekolah Dasar di desa Tabanio dengan hasil rata-rata nilai VO2 maks 28,38 pada siswa dan 25,83 pada siswi. Kata kunci: VO2 maks, Jenis Kelamin, Aktivitas Fisik
HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU Azizah Azizah; Agung Biworo; Asnawati Asnawati
Berkala Kedokteran Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.781 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v11i1.182

Abstract

Maximum oxygen consumption (VO2 max) is the maximum number of individual oxygen that can be used during the exercise and is one of the good measurements of cardiorespiratory fitness. Isotonic drink is one of the drinks that supplies the energy and fluid balance during the exercise.  This research aims to determine whether there is a relationship of isotonic drink with maximum oxygen consumption. This research uses quasi experimental  pretest and posttest design.  The population of this research are the students of JPOK UNLAM Banjarbaru, who were divided into two groups based on before and after giving isotonic drinks. The method of retrieval research subjects is by purposive sampling method, with 33 respondents of the research subjects. The measurement of VO2 max is conducted by using multistage fitness test. The average value of VO2 max before giving isotonic drinks was 45,05 ml/kg/minute and after giving it became 49,34 ml/kg/minute. The paired t test with confidence level 95% showed significant differences in both of the data with the value of p = 0,000, it can be concluded that isotonic drinks can increase VO2 max. Keywords:  isotonic, VO2 max.
Literature Review: Pola Kepekaan Salmonella typhi terhadap Antibiotik pada Pasien Dewasa Rojwa Hafizhah; Noor Muthmainah; Agung Biworo
Homeostasis Vol 4, No 3 (2021)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.388 KB)

Abstract

Abstract: Typhoid fever is an acute systemic infectious disease caused by a bacterium called Salmonella typhi (S. typhi). The sensitivity of bacteria to antibiotics can change over time, it can be affected by the location and by how often an antibiotic is used. The general aim of this article is to provide an overview of the development of the susceptibility pattern of Salmonella typhi to antibiotics in adult patients in several countries in recent years. Writing is done by analyzing related literature obtained from PubMed – MEDLINE and Google Scholar. From the literature analysis in several countries (India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Nigeria, Indonesia, Ethiopia, Fiji) and Sub-Saharan Africa which were included in this study, antibiotics that are still sensitive are azithromycin, ceftriaxone, chloramphenicol, cotrimoxazole, ciprofloxacin. , ofloxacin, amikacin and ampicillin so that this antibiotic is still recommended in the treatment of typhoid fever. Antibiotics that were found to be resistant were nalidixic acid, tetracycline, amoxicillin and erythromycin. Keywords: pattern of sensitivity, resistance, Salmonella typhi, antibiotics, adult patients Abstrak: Demam tifoid ialah suatu penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut, disebabkan oleh suatu bakteri yang bernama Salmonella typhi (S. typhi). Sensitivitas bakteri terhadap antibiotik dapat berubah seiring berjalannya waktu, dapat dipengaruhi oleh tempat serta dari seberapa sering suatu antibiotik digunakan. Tujuan umum dari artikel ini adalah memberikan gambaran umum tentang perkembangan pola kepekaan Salmonella typhi terhadap antibiotik pada pasien dewasa di beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir. Penulisan dilakukan dengan menganalisis literatur terkait yang didapatkan dari PubMed–MEDLINE dan Google Scholar. Dari analisis literatur di beberapa negara (India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Nigeria, Indonesia, Ethiopia, Fiji) dan Wilayah Sub-Sahara Afrika yang dimasukkan ke dalam studi ini, antibiotik yang masih sensitif adalah azitromisin, seftriakson, kloramfenikol, kotrimoksazole, siprofloksasin, ofloksasin, amikasin dan ampisilin sehingga antibiotik ini masih direkomendasikan dalam pengobatan demam tifoid. Antibiotik yang didapatkan resisten adalah asam nalidiksat, tetrasiklin, amoksisilin dan eritromisin. Kata-kata kunci: pola kepekaan, resistensi, Salmonella typhi, antibiotik, pasien dewasa
HUBUNGAN LAMA STUDI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA DOKTER MUDA DI RSUD ULIN BANJARMASIN Muhammad Agung Perdana; Noor Muthmainah; Rahmiati Rahmiati; Agung Biworo; Hendra Wana Nur&#039;amin
Homeostasis Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i1.8805

Abstract

Faktor paling banyak penyebab terjadinya resistensi antibiotik adalah tingkat pengetahuan yang rendah terhadap pemakaian dan peresepan suatu antibiotik, serta kurangnya pengalaman dari seorang dokter. Hal ini membuat WHO dan Pemerintah Indonesia membentuk suatu program yang bertujuan untuk mengawasi dan mengurangi kejadian dari resistensi antibiotik yaitu Program Pengendalian Resistensi Antibiotik. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan lama studi terhadap tingkat pengetahuan tentang program pengendalian resistensi antibiotik pada dokter muda di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional pada 170 orang dokter muda di RSUD Ulin Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Data diambil menggunakan kuesioner melalui google form, kemudian dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian yang dilakukan pada 170 sampel yang terbagi menjadi 2 kategori berdasarkan lama studi kepaniteraan klinik yaitu baru bila < 1 tahun dan lama bila ³  1 tahun menunjukkan bahwa terdapat 151 orang yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan 19 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang program pengendalian resistensi antibiotik. Dari hasil uji statistik terdapat hubungan lama studi terhadap tingkat pengetahuan tentang program pengendalian resistensi antibiotik pada dokter muda di RSUD Ulin Banjarmasin (p£0,001).
UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN Xylocarpus granatum TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Streptococcus pyogenes ATCC 12344 Raymona Dewi Ginarti; Agung Biworo; Lia Yulia Budiarti
Homeostasis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i2.10003

Abstract

Xylocarpus granatum (X. granatum) merupakan jenis dari tanaman mangrove yang banyak ditemukan di kawasan hutan mangrove Pulau Burung Kalimantan Selatan. Daun X. granatum diketahui mengandung metabolit sekunder berperan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah menguji daya antibakteri ekstrak etanol daun (ED) X. granatum terhadap Staphylococcus aureus (S. aureus) ATCC 25923 dan Streptococcus pyogenes (S. pyogenes) ATCC 12344. Rancangan penelitian eksperimental ini menggunakan posttest-only with control group design dengan uji daya hambat menggunakan metode difusi kertas cakram. Kelompok perlakuan uji yaitu ED X. granatum 25%, 50%, 75%, dan 100% serta kontrol kloramfenikol dan DMSO 1%. Diameter zona hambat dari perlakuan ED terhadap S. aureus (9,20 mm–16,36 mm) dan terhadap S. pyogenes (8,13 mm–15,69 mm) zona hambat termasuk kategori sedang sampai kuat. Rerata zona hambat ED pada S. aureus lebih besar daripada S. pyogenes yang berbeda bermakna menurut uji one-way ANOVA, uji post-hoc Duncan dan uji T independent. Aktivitas antibakteri pada ekstrak masih dibawah kontrol positif. Kesimpulannya, ekstrak etanol daun X. granatum memiliki daya antibakteri terhadap S. aureus dan S. pyogenes, dengan daya hambat sedang sampai kuat.
PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KEDOKTERAN PROGRAM SARJANA DI FK ULM BANJARMASIN Rifkie Irianto Kusuma; Noor Muthmainah; Rahmiati Rahmiati; Agung Biworo; Hendra Wana Nur&#039;amin
Homeostasis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i2.10004

Abstract

Resistensi antibiotik adalah kemampuan suatu bakteri dalam memperlambat kerja dari antibiotik. Hal ini merupakan masalah yang krusial, oleh karena itu Kementerian Kesehatan menetapkan kebijakan Program Pengendalian Resistensi Antibiotik di rumah sakit. Dibuatnya kebijakan tersebut bertujuan untuk menciptakan kesadaran, pemahaman dan komitmen bersama tentang adanya masalah resistensi antibiotik yang ditindaklanjuti dengan gerakan terpadu nasional antara rumah sakit, profesi kesehatan, masyarakat, perusahaan farmasi, dan pemerintah daerah di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang program pengendalian resistensi antibiotik pada mahasiswa PSKPS di FK ULM Banjarmasin. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian observasional survei menggunakan kuesioner. Pengetahuan tentang program pengendalian resistensi antibiotik pada mahasiswa PSKPS di FK ULM Banjarmasin dikategorikan tingkat pengetahuan baik. Hasil penelitian ini didapatkan rerata 75,5% mahasiswa memiliki pengetahuan sangat baik, 19% mahasiswa memiliki pengetahuan baik, dan 5,5% mahasiswa memiliki pengetahuan cukup. 
KADAR HAMBAT MINIMAL DAN KADAR BUNUH MINIMAL EKSTRAK KULIT BATANG Xylocarpus granatum TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Shahiba Inayati Maghfira; Agung Biworo; Lia Yulia Budiarti; Erida Wydiamala; Joharman Joharman
Homeostasis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i2.10006

Abstract

Tanaman Xylocarpus granatum (X. granatum) memiliki potensi sebagai antimikroba.  Bagian kulit batangnya dilaporkan banyak mengandung senyawa antibakteri dan aktivitasnya dipengaruhi asal habitatnya. Penelitian ini menginformasikan daya antibakteri X. granatum asal Hutan Mangrove Pulau Burung, Kalimantan Selatan. Penelitian eksperimental secara in vitro ini menggunakan metode dilusi, mengujikan ekstrak etanol kulit batang X. granatum (EKBXG) 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, dan 100% terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 (S. aureus) dan Escherichia coli ATCC 25922 (E. coli). Parameter penelitian diamati secara visual dan kultur hasil perlakuan EKBXG pada kedua bakteri uji adalah kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM. Perlakuan dan pengamatan dilakukan pada 3 kali ulangan. Hasilnya didapatkan nilai KHM dari EKBXG terhadap S. aureus adalah 6,25% dan KBM 12,5% nilai KHM dari EKBXG terhadap E. coli adalah 12,5% dan KBM 25%. Simpulan, berdasarkan nilai KHM dan KBM, daya antibakteri ekstrak kulit batang Xylocarpus granatum terhadap Staphylococcus aureus adalah 6,25% dan 12,5% serta terhadap Escherichia coli adalah 12,5% dan 25%.