Ainun Rahmasari Gumay, Ainun Rahmasari
Department Of Physiology, Faculty Of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN CARICA PUBESCENS TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI AZOXYMETHANE Blezeinsky, Faradilla Nadya; Gumay, Ainun Rahmasari; Hardian, Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.284 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i3.24421

Abstract

Latar Belakang : Inflamasi yang terjadi terus menerus adalah salah satu penyebab terjadinya kanker kolorektal. Ekstrak daun Carica pubescens mengandung flavonoid yang memiliki efek antiinflamasi diyakini mampu menurunkan jumlah sel neutrofil. Tujuan : Mengetahui efek pengaruh pemberian ektrak daun Carica pubescens terhadap jumlah sel neutrofil tikus Sprague dawley yang diinduksi Azoxymethane. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan true eksperimental laboratorik dengan Post Test Only with Control Group Design. Sampel sebanyak 25 ekor tikus Sprague dawley dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok K1 hanya diberi pakan dan minum standar injeksi NaCl 0,9% seminggu sekali selama dua minggu, Kelompok K2 diberi pakan minum standar dan diinjeksi azoxymethane seminggu sekali selama dua minggu, P1, P2, dan P3 diberi pakan dan Carica pubescens dengan dosis 100, 200, 400 mg/kgBB dan diinjeksi azoxymethane seminggu sekali dalam dua minggu. Jumlah neutrofil dihitung dengan alat hematology analyser Sysmex KX-21 yang dinyatakan dalam  sel/μL. Data dianalisis dengan One Way Anova dan uji post Hoc LSD. Hasil : Rerata jumlah neutrofil kelompok P1 (940,0± 554,98 µL) lebih rendah signifikan dibanding K2 (2040,0 ± 270,19 µL p=0,001), rerata jumlah neutrofil kelompok P2 (1220,0 ± 342,05 µL) lebih rendah signifikan dibanding K2 (2040,0 ± 270,19 µL p=0,008), rerata jumlah neutrofil kelompok P3 (1240,0 ± 680,44 µL) lebih rendah signifikan dibanding kelompok K2 (2040,0 ± 270,19 µL p=0,010) serta rerata jumlah neutrofil kelompok K1 (1160,0 ± 114,02 µL) lebih rendah signifikan dibanding kelompok K2 (2040,0 ± 270,19 µL p=0,005). Kesimpulan : Ekstrak daun Carica pubescens dapat menurunkan jumlah sel neutrofil pada tikus SD yang diinduksi AzoxymethaneKata Kunci : Carica pubescens, neutrofil, kanker kolorektal
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DAN TINGKAT ATENSI PADA PETANI KENTANG DENGAN PAPARAN KRONIK PESTISIDA ORGANOFOSFAT DI DESA KEPAKISAN BANJARNEGARA Erni, Erni; Gumay, Ainun Rahmasari; Bakri, Saekhol
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.335 KB)

Abstract

Latar Belakang: Keracunan pestisida organofosfat merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi di Indonesia. Melalui mekanisme penghambatan enzim asetilkolinesterase, paparan kronik organofosfat dapat memunculkan berbagai gangguan kognitif, salah satunya gangguan atensi.Tujuan: Mengetahui hubungan antara aktivitas asetilkolinesterase darah dan tingkat atensi pada petani kentang dengan paparan kronik pestisida organofosfat di Desa Kepakisan Banjarnegara.Method: Penelitian dengan rancangan belah lintang dilakukan pada 33 petani kentang Banjarnegara berjenis kelamin laki-laki berusia 18-59 tahun, yang telah bekerja sebagai petani selama minimal 2 tahun. Setiap subjek menjalani pemeriksaan asetilkolinesterase dengan Tintometer Kit (metode semikuantitatif) dilanjutkan dengan pengukuran atensi menggunakan aplikasi Attention Network Test (ANT). Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil :Dari seluruh subjek penelitian, 57.6 %  (n=19) petani mengalami keracunan ringan sedangkan 42.4%  (n=14) lainnya memiliki aktivitas asetilkolinesterase yang normal. Terdapat korelasi negatif bermakna antara aktivitas asetilkolinesterase darah dan total atensi, fungsi alerting serta orienting dengan derajat korelasi secara berurutan adalah -0,472 (p=0,006), -0,562 (p=0,001) dan -0,653 (p<0,001).Kesimpulan: Terdapat korelasi antara aktivitas asetilkolinesterase yang rendah dengan tingkat atensi yang buruk pada petani kentang dengan paparan kronik organofosfat di Kepakisan Banjarnegara.
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN Carica pubescens TERHADAP JUMLAH LIMFOSIT TIKUS Sprague dawley YANG DIINDUKSI AZOXYMETHANE : STUDI DI LABORATORIUM PENELITIAN DAN PENGUJIAN TERPADU 4 UNIVERSITAS GADJAH MADA Maharani Shofa Yudina; Ainun Rahmasari Gumay; Muflihatul Muniroh
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.604 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23333

Abstract

Latarbelakang: Inflamasi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam patofisiologi kanker kolorektal. Daun Carica pubescens yang mengandung flavonoid berpotensi sebagai agen preventif kanker kolorektal. Tujuan: Mengetahui efek pemberian ekstrak daun Carica pubescens terhadap jumlah limfosit tikus Sprague dawley yang diinduksi azoxymethane. Metode: randomized post test control group design yang menggunakan 25 ekor tikus Sprague dawley jantan. Kontrol normal (K1) diinjeksi NaCl fisiologi. Kontrol sakit (K2) diinjeksi Azoxymethane satu kali seminggu selama dua minggu. Kelompok P1, P2, dan P3 diinjeksi Azoxymethane dan diberi ekstrak daun Carica pubescens dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB. Untuk analisis data digunakan One-Way Anova dan uji Post-Hoc. Hasil: Jumlah limfosit kelompok K2 (3100/μl±200,00) signifikan lebih tinggi daripada K1 (5460/μl±1647,1; p=0,000). Jumlah limfosit kelompok P1 (3260/μl±746,9) lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan kelompok K2 (p=0,001), P2 (5080/μl±630,0; p=0,004 ) dan P3 (4680/μl±476,4; p=0,020). Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun Carica pubescens menyebabkan penurunan jumlah limfosit tikus Sprague dawley yang diinduksi azoxymethane.Kata Kunci: Carica pubescens, limfosit, inflamasi, kanker kolorektal
THE EFFECT OF HONEY PINEAPPLE JUICE (Ananas comosus var. cayenne) ON TOOTH ENAMEL HARDNESS Fadiah Annisa Safirah; Gunawan Wibisono; Ainun Rahmasari Gumay; Muflihatul Muniroh
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.231 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27662

Abstract

Background: The habit of drinking juice containing high acid in a certain time affects tooth erosion by inducing the dissolvement of enamel hydroxyapatite crystal. Honey pineapple juice is known to have a high acid content and  lower pH. However, there have been no reports of honey pineapple juice on tooth enamel hardness. Aim: To determine the effect of honey pineapple juice on tooth enamel hardness. Methods: This study used an experimental laboratory design with a pre- and post-test group design. Twenty-four post extraction maxillary or mandible premolars were divided into 4 treatment groups; where each group was immersed in honey pineapple juice for 30, 60, 90 and 120 minutes. The pH of honey pineapple juice was determined in the early treatment. The hardness test was carried out before and after the treatment using Vickers Hardness Tester with a load of 100 grams for 15 seconds. Data analysis used Wilcoxon and Kruskal Wallis test. Results: The results showed a significant differences in tooth enamel hardness before and after immersion honey pineapple juice for 30 min (p = 0.028), 60 min (p = 0.028), 90 min (p = 0.028), and 120 min (p = 0.046). There was no significant difference in the mean of tooth enamel hardness at each immersion times (p = 0.985). Conclusions: Consumption of honey pineapple juice has an effect on reducing tooth enamel hardness that could be started in a short time consumption.
PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN MINYAK JELANTAH TERHADAP DIAMETER DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI LUMEN AORTA TIKUS WISTAR (RATTUS NOVERGICUS) Aprita Hanung; Fanti Saktini; Ainun Rahmasari Gumay
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.584 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23294

Abstract

Latar Belakang: Konsumsi makanan yang digoreng dengan minyak pada suhu yang tinggi (deep fried) dalam jangka waktu lama, menghasilkan peroksidasi lipid yang menginduksi terjadinya disfungsi endotel dan memicu terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis akan mempengaruhi diameter dan gambaran kerusakan histolopatologi lumen aorta. Tujuan: Mengetahui pengaruh frekuensi penggorengan minyak jelantah terhadap diameter dan gambaran histopatologis lumen aorta tikus Wistar. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan Post Test Only Control Group Design yang menggunakan 25 ekor tikus Wistar sebagai hewan coba, yang terbagi dalam 5 kelompok, K1 tidak diberi minyak jelantah, adapun K2, P1, P2, dan P3 secara berturut-turut diberi minyak jelantah 1x, 3x, 6x, dan 9x penggorengan dengan volume 1,5 ml/hari selama 30 hari perlakuan. Parameter histopatologi yang dinilai adalah diameter lumen aorta dan gambaran kerusakan lumen aorta. Analisis data dengan One Way Anova. Hasil: Rerata diamater±SD lumen aorta K1 adalah 2,47±0,686 mm, K2 adalah 2,52±0,752 mm, P1 2,44±0,295 mm, P2 2,68±0,766 mm, sedangkan P3 2,01±0,480 mm, dan belum didapatkan gambaran histopatologi aterosklerosis menurut kriteria AHA dari masing-masing kelompok. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pemberian minyak jelantah terhadap lumen maupun gambaran histopatologi aorta p>0,05 (p= 0,565) Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna baik diameter maupun gambaran histopatologi lumen aorta.Kata kunci: deep fried frying,diameter lumen aorta, gambaran histopatologis.
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DENGAN FUNGSI MEMORI PADA PETANI KENTANG YANG TERPAPAR KRONIK PESTISIDA ORGANOFOSFAT DI DESA KEPAKISAN, BANJARNEGARA Irene Andriani Halim; Ainun Rahmasari Gumay; Yuriz Bakhtiar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.247 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21275

Abstract

Latar Belakang : Sebagai negara agraris, angka penggunaan pestisida di Indonesia cenderung tinggi. Paparan kronik pestisida organosfosfat dapat menyebabkan gangguan fungsi memori, salah satu mekanismenya melalui inhibisi enzim asetilkolinesterase. Dari penelitian sebelumnya, fungsi memori yang terganggu dapat berupa memori spasial, memori visual, maupun memori jangka pendekTujuan : Mengetahui hubungan antara aktivitas asetilkolinesterase darah dengan fungsi memori, khususnya fungsi recall, pada petani yang terpapar kronik pestisida organofosfatMetode :Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang. Sampel adalah 33 petani kentang dengan paparan kronik pestisida organofosfat di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Pengambilan data berupa data karakteristik, data aktivitas asetilkolinesterase darah, dan data fungsi memori mengguakan Memory Impairment Screen. Uji statistik menggunakan uji chi-square.Hasil : Dari 33 sampel , ditemukan 15 (45,5%) sampel mengalami keracunan ringan dan 18 (54,5%) sampel dalam kadar normal. Hasil pemeriksaan memori didapatkan  11 (33,3%) sampel dengan gangguan memori. Prevalensi kejadian gangguan memori lebih tinggi pada sampel yang mengalami keracunan ringan  dengan rasio prevalensi 3,18 (p=0.026)Simpulan : Terdapat hubungan bermakna antara aktivitas asetilkolinesterase darah dengan fungsi memori. Prevalensi kejadian gangguan memori lebih tinggi pada petani yang mengalami keracunan organofosfat.
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN Carica pubescens TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT PADA TIKUS Sprague Dawley YANG DIINDUKSI AZOXYMETHANE : STUDI DI LABORATORIUM PENELITIAN DAN PENGUJIAN TERPADU 4 UNIVERSITAS GADJAH MADA Eka Meyliana Sugeng; Ainun Rahmasari Gumay; Saekhol Bakri
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.433 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23315

Abstract

Latar belakang: Inflamasi adalah salah satu faktor penyebab terjadinya kanker kolorektal. Flavonoid adalah suatu senyawa yang terkandung dalam daun Carica pubescens diyakini memiliki efek antiinflamasi. Tujuan: mengetahui efek pemberian ekstrak daun Carica pubescens terhadap jumlah leukosit pada tikus Sprague dawley yang diinduksi azoxymethane. Metode: jenis penelitian ini adalah post test only control group design dengan sampel terdiri dari 25 tikus Sprague dawley yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu K1 diberi injeksi NaCl 0,9% seminggu sekali selama dua minggu, K2 diberi injeksi azoxymethane seminggu sekali selama dua minggu. P1, P2 dan P3 yang diberi injeksi azoxymethane seminggu sekali dalam dua minggu dan diberi ekstrak daun Carica pubescens dengan dosis 100 mg/KgBB, 200 mg/KgBB dan 400 mg/KgBB. Jumlah leukosit dihitung dengan alat hematology analyzer Sysmex KX-21 yang dinyatakan dalam sel/μL. Data dianalisis dengan One way Anova dan uji Post Hoc. Hasil: rerata jumlah leukosit kelompok K2 (7000 ± 2065,2 μL) lebih tinggi signifikan dibanding K1(4830 ± 449,4 μL, p=0,002) dan P1 (4380 ± 715,5 μL, p=0,002). Rerata kelompok K2 (7000 ± 2065,2 μL) lebih tinggi namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok P2 (6820 ± 1030,5 μL, p=0,807) dan P3 (6020 ± 759,6 μL, p=0,193). Kesimpulan: ekstrak daun Carica pubescens menurunkan jumlah leukosit.Kata Kunci: Carica pubescens, leukosit, kanker kolorektal.
THE EFFECT OF PLYOMETRICS TRAINING ON ATTENTION LEVEL AMONG MEDICAL STUDENTS Mahardika Budjana Sultan Ilham; Muhammad Mufaiddudin; Bagaskara Yogatama; Ainun Rahmasari Gumay; Darmawati Ayu Indraswari; Yuriz Bakhtiar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.376 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i3.24433

Abstract

Introduction: Plyometrics are a popular form of physical exercise that plays an important role on the improvement of athlete’s performance, such as agility and muscle power. However, the effect of plyometrics training on neurocognitive function has not been studied yet. The aim of this study was to analyze the effect of plyometrics training on attention level among medical students. Methods: A quasi experimental study with pre and post-test with control group design. The subjects were 36 male students in Faculty of Medicine, Diponegoro University with range of age 15 to 25 years old. Subjects were divided into 2 groups: C (control group) and EP (experimental group). The EP group undergone plyometrics training for 6 weeks. Each week consists of 2 sessions exercise with 5 movements every session. The indicator of examination was attention level using Attention Networks Test. It was measured before training and after 6 weeks of training. Results: A significant improvement of attention function was found in alerting, orienting, and executive function after plyometrics training for 6 weeks  with p<0,001. After 6 weeks of plyometrics training, there was an improvement of alerting function in EP group with median 77,7 (49,8 – 111,1) ms to 58,45 (4,9 – 90,4) ms, improvement of orienting function with median 24,45 (2 – 89,3) ms to 19,2 (-0,3 – 88,8) ms, and executive function with median 74,1 (39,8 – 220,8) ms to 49,2 (-21 – 102,1) ms. Conclusion: Plyometrics training for 6 weeks can improve attention level among medical students.Keywords: attention level; attention network test; plyometrics training
ANTIHYPERURICEMIC EFFECT OF RED GINGER POWDER AND LIME JUICE COMBINATION IN WISTAR RATS INDUCED HYPERURICEMIA Eva Susanty Purba; Chikita Dian Rahma Saphira; Salma Yasmine Azzahara; Edwin Basyar; Muflihatul Muniroh; Ainun Rahmasari Gumay
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v10i1.29374

Abstract

Background: Hyperuricemia is an abnormally high level of uric acid in the blood. Ginger and lime are natural ingredients that contain antioxidants and anti-inflammatory which could reduce blood uric acid levels. This study aims to prove the effect of red ginger powder and lime juice combination on uric acid levels of Wistar rats induced hyperuricemia.Methods: Experimental research with pre and post-test only control group design. Thirty Wistar male rats, aged 2-3 months, weighed 150-350 grams randomly divided into 5 groups. Group C1 was normal control group. Group C2 was induced by single intraperitoneal injection of potassium oxonate (300mg/kgBW). Group T1, T2, T3 were induced by potassium oxonate and orally administered by combination of red ginger powder (300, 600, 1200 mg/200gBW) and lime juice (2ml/150gBW). Blood samples in each group will be collected in 1 hour after treatment. Uric acid levels were measured using the TBHBA uric acid method.Results: Uric acid level in T1, T2, and T3 group was significantly lower than C2 group (p<0,05). The most effective dose to reduce uric acid levels was 1200mg/200gBW red ginger in combination with 2ml/150gBW lime juice (T3 group).Conclusion: Red ginger powder and lime juice may reduce the blood uric acid levels in Wistar rats induced hyperuricemia.
The Effect of Green Tea Leaf Extract on Spatial Memory Function and Superoxyde Dismutase Enzyme Activity in Mice with D-galactose Induced Dimentia Gumay, Ainun Rahmasari; Bakri, Saekhol; Utomo, Astika Widy
Sains Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.137 KB) | DOI: 10.30659/sainsmed.v8i1.1050

Abstract

Background: Oxidative stress and inflammation play an important role in pathogenesis of brain aging and neurodegenerative diseases such as Alzheimer. Green tea has been shown to have antioxidant, anti-inflammatory, anticancer, and neuroprotective activity.Objectives: to determine the effect of green tea extract on spatial memory function and superoxide dismutase enzyme activity in mice with D-galactose induced dementiaMethods: An experimental study using "post test only control group design". Twenty male BALB/c Mice aged 6-8 weeks were divided into 4 groups. Negative control group (NG) was induced by subcutaneous injection of D-galactose (150 mg/kg BW) once daily for 6 weeks. GT-90, GT-270, GT-540 were induced by D-galactose and orally administered with 90, 270, and 540 mg/kg BW of green tea extract once daily for 6 weeks. The spatial memory functions were assessed using Morris water maze and SOD enzyme activities were evaluated using ELISA. One-way Anova and Kruskal-Wallis were used for statistical analysis. Results: mean percentage of latency time in the GT-90 (35.29 (SD= 2.69)%), GT-270 (35.28 (SD= 2.62)%), and GT-540 (35.62 (SD=5.05)%) were significantly higher compared to that of NG (20.38 (SD = 3.21)%), p <0.05). SOD enzyme activity in the GT-270 (0.78 (SD = 0.07) U/ml) was significantly higher compared to that of NG (0.51 (SD = 0.01) U ml), p= 0.004).Conclusion: Green tea extract may improve spatial memory function and the activity of superoxide dismutase enzyme in mice with D-galactose induced dementia.