Indradjaja Makainas
Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

EKSPLORASI TERHADAP ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI Mantiri, Hyginus J.; Makainas, Indradjaja
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDekonstruktivisme dalam arsitektur telah menjadi suatu fenomena yang berpengaruh dalam perkembangan perancangan sejak awal kemunculannya pada dekade 1980-an. Dekonstruksi adalah suatu pendekatan terhadap perancangan bangunan dengan mencoba melihat arsitektur dari segi fragmentasi (potongan), manipulasi permukaan struktur dan façade, serta olahan bentuk-bentuk non-rectilinear. Dalam arsitektur kontemporer, strategi perancangan dengan menggunakan prinsip dekonstruksi telah melahirkan bangunan-bangunan luar biasa dengan bentukan dan gubahan massa yang tidak teratur, terdistorsi, abstrak dan bahkan antigravitasi. Arsitek-arsitek yang populer dengan sebutan ‘the seven architects’ (Bernard Tschumi, Peter Eisenman, Frank Gehry, Rem Koolhaas, Zaha Hadid, Daniel Libeskind dan Coop Himmelblau) menjadi tokoh-tokoh terkemuka dibalik kesuksesan dekonstruksi dalam membangun suatu citra baru terhadap arsitektur. Kaidah-kaidah tradisional dalam arsitektur klasik maupun modern yang selama bertahun-tahun dan bahkan berabad-abad diyakini dan dijadikan sebagai dasar bagi perancangan ditentang secara radikal dan konseptual melalui eksplorasi dan olah kreativitas dalam desain. Segera setelah kemunculannya, dekonstruksi menjadi aliran baru yang menggantikan gaya Internasional (International Style) yang sebelumnya mendominasi karakter desain bangunan. Pengaruh filosofi dekonstruksi yang diperkenalkan oleh Jacques Derrida serta konstruktivisme yang berkembang di Rusia pada awal abad ke-20 melahirkan dua aliran utama dalam arsitektur dekonstruksi yang dikenal sebagai dekonstruksi derridean dan dekonstruksi nonderridean. Dalam karya ilmiah ini pemahaman terhadap arsitektur dekonstruksi diterangkan melalui eksplorasi preseden-preseden arsitektural yang terkait secara teoritis sebagai manifestasi strategi dekonstruksi dalam transformasi desain.Kata kunci : dekonstruktivisme, dekonstruksi derridean, dekonstruksi non-derridean
KONSERVASI ENERGI DALAM ARSITEKTUR Losung, Riedel; Makainas, Indradjaja
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 3 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKMengacu pada isu Penipisan Sumber Daya Energi Bumi yang tidak dapat terbarukan (Sumber Energi Fosil) salah satunya adalah Penggunaan Minyak sebagai pembangkit Listrik (Dengan tidak tersedianya BBM yang cukup maka akan mempengaruhi kemampuan penyediaan energi listrik) yang secara tidak langsung berdampak menyulitkan bagi seluruh aspek di seluruh dunia.Selain memaparkan isu dan data-data dari lembaga dunia mengenai Krisis Energi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yang menjadi inti dalam karya tulis ini yaitu pembahasan tentang penerapan atau aplikasinya ke suatu karya Arsitektural melalui beberapa pendekatan di bidang Sains dan Teknologi yang bertujuan untuk menekan konsumsi listriknya secara berlebihan.Pertama dengan lebih memanfaatkan penghawaan dan pencahayaan secara alami dengan cara lebih memperhatikan orientasi matahari serta bukaan pada bagian-bagian yang di anggap memiliki potensi untuk masuknya cahaya matahari dan angin ke dalam ruangan yang dinilai lebih membutuhkanya.Sedangkan yang kedua dengan lebih menitik beratkan pemakaian dan cara penerapan teknologi ke dalam suatu karya Arsitektural berupa Panel Surya dan Kincir angin sebagai alat untuk memanfaatkan kelebihan iklim berupa sumber energi yang dapat di daur ulang (Cahaya Matahari dan Angin). Hal ini di lakukan bertujuan untuk meminimalisir pemakaian energi yang tidak dapat di daur ulang khususnya sumber energi fosil (Minyak Bumi) yang smakin menipis. Kata Kunci : Energi Tak Terbarukan, Karya Arsitektural, Sains dan Teknologi.
Panti Rehabilitasi Korban Ketergantungan NAPZA di Manado (Aktualisasi sistem pelayanan terapi dan rehabilitas pecandu secara terpadu) Gerungan, Gloria G. F.; Makainas, Indradjaja; Sondakh, Julianus A. R.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Panti Rehabilitasi Korban Ketergantungan NAPZA adalah tempat terapi untuk penyembuhan dan pemulihan para korban NAPZA. Perancangan bangunan panti rehabilitasi NAPZA dikarenakan semakin banyaknya para korban NAPZA di kota Manado tidak diperlakukan selayaknya korban penderita penyakit ketergantungan yang membutuhkan perhatian untuk pelayanan rehabilitasi baik fisik maupun non-fisik, sehingga sampai saat ini korban NAPZA selalu meingkat dari tahun ke tahun dikarenakan pembinaan untuk khasus NAPZA yang tidak diwadahi dengan tepat. Dari identifikasi masalah tersebut, maka dapat diambil satu rumusan permasalahan yaitu bagaimana merancang bangunan panti rehabilitasi NAPZA yang dapat membantu proses penyembuhannya para korban NAPZA dan bagaimana aktualisasi sistem pelayanan terapi dan rehabilitasi pecandu secara terpadu dengan berkonsep pada prilaku arsitektur di perancangan panti rehabilitasi NAPZA. Untuk mendapatkan data-data mengenai obyek tentang panti rehabilitasi NAPZA dilakukan studi komparasi, serta obyek tentang panti rehabilitasi NAPZA secara langsung yang memiliki kesamaan fungsi. Dalam perancangan ini diharapkan bisa memenuhi fungsinya sebagai tempat rehabilitasi. Kata Kunci : NAPZA, Panti Rehabilitasi, Perancangan  
EXHIBITION AND CONVENTION CENTER DI KABUPATEN JAYAPURA (SENTANI) “STRUCTURAL EXPRESSION AS AESTHETIC FUNCTION” Supit, Octavia C.; Van Rate, Johannes; Makainas, Indradjaja
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Jayapura merupakan kota yang sedang berkembang menjadi pusat perkembangan budaya dan peradaban manusia bagi daerah sekitarnya, dilihat dari segi pembangunan banyak bangunan dan kantor yang sudah maupun yang sedang dibangun  di Kota maupun Kabupaten Jayapura, masyarakat, pemkot Kota Jayapura dan para pengusaha asli maupun pendatang juga sering mengadakan kegiatan yang bersifat formal maupun non formal selama ini kegiatan pameran maupun pertemuan di kota Jayapura diselenggarakan di hotel, serta di gedung pertemuan yang tidak dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Dari uraian tersebut diatas, Kota Jayapura membutuhkan wadah yang dibangun khusus untuk keperluan konvensi, pameran,  dan kegiatan yang secara masal. Rencana pembangunan Exhibition and Convention Center di Kabupaten Jayapura yang nantinya dirancang dengan dasar penerapan tema Structural Expression as Aesthetic Function (Ekspresi Struktur sebagai keindahan) merupakan kebutuhan objek rancangan  sebagai pameran dan konvensi yang lingkupnya regional atau nasional maupun internasional. Penerapan tema Ekspresi Struktur melalui kajian yang ada diharap dapat mengoptimalkan fungsi bangunan, memberikan kenyamanan serta meningkatkan kepariwisataan kota Jayapura. Kata Kunci : Exhibition and Convention Center,Structural Expression as Aesthetic Function (Ekspresi Struktur sebagai keindahan)
MUSEUM SENI KONTEMPORER DI MANADO (EMOTIONAL ARCHITECTURE WITHIN SPACE AND LIGHT) Mantiri, Hyginus J.; Makainas, Indradjaja; Erdiono, Deddy
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan yang terjadi secara pesat sejak akhir Perang Dunia II telah melahirkan suatu era baru dalam dunia seni. Contemporary art, atau “seni kontemporer” dalam bahasa Indonesia, muncul sebagai suatu fenomena yang memberi warna baru pada kanvas peradaban umat manusia. Seni kontemporer lahir dari semangat untuk meninggalkan doktrin-doktrin lama dalam bidang seni yang dianggap sudah usang. Jika dipandang dari konteks kata pembentuknya, seni kontemporer dapat dijelaskan secara etimologis sebagai suatu refleksi dari waktu yang sedang berjalan. Kota Manado tidak luput dari fenomena seni kontemporer yang sedang terjadi. Oleh karena itu kita membutuhkan suatu sarana publik dengan fungsi utama untuk mengumpulkan, merawat, mengapresiasi, dan mempublikasikan karya-karya seni kontemporer yang ada di Kota Manado dan sekitarnya. Dalam hal inilah perancangan “Museum Seni Kontemporer di Manado” akan memegang peranan. Adapun tema yang dipergunakan dalam perancangan ini adalah “Emotional Architecture Within Space and Light” dengan tujuan untuk menciptakan suatu objek arsitektural yang mampu mempengaruhi sisi psikologis manusia sebagai subjek yang akan berinteraksi dengan objek perancangan. Kata kunci: Seni kontemporer, museum, emotional architecture
KAMPUNG SUSUN NELAYAN DI TUMINTING (EKSPRESI PERILAKU PADA GUBAHAN BENTUK DAN RUANG ARSITEKTUR) Kiroh, Christian I.; Mononimbar, Windy; Makainas, Indradjaja
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan melihat wajah Kota Manado saat ini bisa dikatan sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, itu dikarnakan banyak terjadi pembenahan di bagian-bagian yang merupakan pusat-pusat dari Kota Manado,  dapat dikatakan sebagai bentuk keindahan dari Kota yang sering sekali dilalui oleh masyarakat ataupun turis-turis lokal dan asing. Tetapi ada hal yang di lupakan oleh pemerintah Kota, bahwa ada pula bagian lain dari waja Kota yang perlu di tata serta di benahi agar dapat mendukung dan memberikan keuntungan bagi masyarakat pinggiran pesisiri pantai tuminting yang dimana kurang sekali di perhatikan, oleh karna itu timbulah satu ide pembangunan atau penataan ulang kawasan perkampungan secara bertahap dalam bentuk “ Kampung Susun Nelayan Di Tuminting “ Proses perancangan ini mengunakan tema yaitu: ”EKSPRESI PERILAKU PADA GUBAHAN BENTUK DAN RUANG ARSITEKTUR”. Kenapa Tema ini yang di angkat/di gunakan karna melihat dua hal yaitu dari segi prinsib sebuah perkampungan pada umunya adalah Kebersamaannya, serta Kebudayaan yang takpernah lepas dari perilaku masyarakat kampung tersebut. Oleh karna itu dari sisi Arsitektur yang menampung masalah-masalah serta menganalisa sebuah kawasan sehingga dapat menghasilkan sebuang ide perancangan yang dapat memberikan wajah yang baru pada satu perkampungan yang ada pada umumnya. Lokasi pembangunan “Kampung Susun Nelayan” ini terletak di Kota Manado. Terdapat beberapa lokasi yang dimana masyarakat di dalamnya berprofesi sebagai seorang nelayan, namun dengan melihat daerah tuminting terutama di Kec. Sindulang yang sedang di persiapkan sebagai daerah yang terbuka area pesisirnya, yang nantinya akan di lewati banyak kendaraan pribadi dan angkutan umum itu di karnakan posisi daerah site ini sangat dekat dengan jembatan Soekarno yang sedang dibangun. Karna itu, lokasi yang ada di Sindulang ini sangat cocok digunankan untuk ide perancangan.   Kata Kunci : Kampung, Penataan, Nelayan.
MUSIC PARK CENTRE DI MANADO ( Ekspresi Warna Pada Arsitektur Taman ) Napu, Sutrisni; Makainas, Indradjaja; Takumansang, Esli D.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik merupakan salah satu seni yang banyak diminati oleh semua manusia dimanapun. Musik adalah seni yang mengekspresikan dan membangkitkan emosi tertentu melalui media suara dan bunyi. Dengan musik seseorang bisa mengekspresikan kreativitas mereka melalui bunyi yang didengarkan. Seseorang akan lebih menikmati keindahan suara music bila berada disuatu tempat alam tebuka dengan lansekap yang teratur seperti taman. Arsitektur taman(park) merupakan sebuah tempat yang terencana atau sengaja direncanakan di buat oleh manusia, biasanya di luar ruangan, di buat untuk menampilkan keindahan ekspresi dari berbagai tanaman dan bentuk alami. Taman dapat di bagi dalam taman alami dan taman buatan. Taman yang sering di jumpai adalah taman botani. Di manado sendiri belum memiliki fasilitas seperti gedung music yang sudah dilengkapi dengan berbagai macam kegiatan seni music, dan juga dilengkapi dengan sebuah tempat seperti taman yang dapat memberikan suatu ekspresi atau penunjang yang melengkapi suatu area gedung music. Dan dengan taman yang diperankan oleh berbagai macam bentuk, warna, yang dapat menciptakan suatu ekspresi yang akan timbul dengan sendirinya sesuai dengan kriteria bentuk warna pada suatu gedung atau taman, sehinga warna memiliki peran penting pad ataman, selain memberikan keindahan tapi memberikan ekspresi yang berdampak positif. Kata kunci :Musik, Arsitektur, Taman(park), Manado