. Indani
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP KERUPUK KULIT LUAR MELINJO (SARCOTESTA) Rifqatul Hasanah; . Izwani; . Indani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 4 (2017): November
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Kabupaten Pidie banyak kulit luar melinjo yang belum dimanfaatkan sebagai olahan makanan. Padahal kulit melinjo mempunyai kandungan gizi yang beragam. Kulit luar melinjo dapat diolah menjadi bahan tambahan dalam pembuatan kerupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resep standar, karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa), daya terima konsumen, kandungan gizi (karbohidrat, protein dan lemak), serta mutu simpan kerupuk kulit melinjo. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan terhadap 7 orang narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) kepada 50 orang panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur dari narasumber dan konsumen. Hasil analisis data dari narasumber dan konsumen menunjukkan bahwa warna, aroma, tekstur, dan rasa dari konsumen menyukai kerupuk kulit melinjo pada perlakuan kedua (KM2) dengan nilai ratarata pada warna (4,22), aroma (3,54), tekstur (3,58) dan rasa (3,64). Nilai gizi pada perlakuan kedua (KM2) yaitu karbohidrat 54,24%, lemak 25,95% dan protein 2,04% dengan daya simpan 5 hari. Simpulan, resep standar diperoleh dari perlakuan kedua (KM2) terdiri dari 100 gr tepung tapioka, 25 gr tepung terigu, 200 gr kulit melinjo, 10 gr garam, 5 gr gula, 9 gr bawang putih, 2 gr merica dan 5 ml air. Berdasarkan uji pengamatan dan penerimaan terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa kerupuk kulit melinjo lebih di terima pada perlakuan kedua (KM2), karena berwarna cerah, aroma harum, tekstur renyah dan rasa gurih. Hasil hipotesis diterima Hi karena ada perbedaan karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen antara kerupuk kontrol dengan kerupuk penambahan kulit luar melinjo. Di harapkan kepada masyarakat agar memanfaatkan kulit luar melinjo sebagai bahan pembuatan kerupuk, sehingga dapat menambah pendapatan keluarga. Peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian mengolah jenis penganan lain dengan bahan baku kulit luar melinjo.Kata Kunci: daya terima konsumen, kerupuk, kulit luar melinjo
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP PUDING BROKOLI (Brassica Oleracea) . Misnaiyah; . Indani; Rahmi Kamal
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 3, No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Brokoli merupakan tanaman yang mempunyai gizi lengkap dan baik untuk kesehatan. Selain diolah menjadi tumisan, brokoli dapat diolah menjadi penganan sehat yaitu puding. Tujuan (1) mengetahui karakteristik organoleptik, (2) menganalisis tingkat penerimaan konsumen dengan latar belakang usia yang berbeda, (3) menganalisis kandungan protein, lemak, dan karbohidrat, (4) memperoleh resep standar puding brokoli. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan uji pengamatan yang dilakukan terhadap 5 orang narasumber dan uji penerimaan kepada 75 orang panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan cara menentukan nilai rata-rata total yang diperoleh dari narasumber. Data uji penerimaan dianalisis menggunakan anava satu jalur. Berdasarkan uji pengamatan narasumber, puding brokoli yang disukai adalah BR2 baik dari segi warna dan aroma dengan nilai 23, dan 22,6, dan BR3 baik dari segi tekstur dan rasa dengan nilai 23,4 dan 22,6. Hasil analisis penerimaan konsumen anak-anak menunjukkan puding brokoli yang disukai adalah BR2 baik dari segi warna dan tekstur dengan nilai 3,92 dan 3,8, dan BR1 baik dari segi aroma dan rasa dengan nilai 3,72 dan 3,4. Konsumen remaja menunjukkan puding brokoli yang disukai adalah BR1 dengan nilai rata-rata warna 3,48, aroma 2,92, tekstur 3,56, dan rasa 3,12. Konsumen dewasa menunjukkan puding brokoli yang disukai adalah BR1 dengan nilai rata-rata warna 3,72, aroma 3,4, tekstur 3,44, dan rasa 3,4. Nilai gizi pada puding BR1 yaitu protein 1,10%, lemak 0,67%, dan karbohidrat 10,75%. Simpulan, resep standar diperoleh dari puding BR1 terdiri dari 300 gr brokoli, 100 gr gula pasir, 680 ml air, 7 gr bubuk agar-agar, dan 3 gr garam. Berdasarkan uji pengamataan dan penerimaan, puding yang disukai narasumber adalah BR2 dari segi warnadan aroma dan BR3 dari segi tekstur dan rasa. Secara keseluruhan panelis konsumen menyukai puding brokoli BR1. Hipotesis diterima HI karena ada pengaruh karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen terhadap puding brokoli. Kata Kunci: karakteristik organoleptik, daya terima, puding, dan standarisasi resep
TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PENGGUNAAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) DALAM MENGOLAH MAKANAN (DI GAMPONG JEULINGKE KECAMATAN SYIAH KUALA BANDA ACEH) Intan Junita; Yuli Heirina Hamid; . Indani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 3, No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya masyarakat Gampong Jeulingke memiliki tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Kondisi sosial ekonomi Gampong Jeulingke ini sudah berpengaruh dengan kebudayaan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu-ibu rumah tangga tentang penggunaan monosodium glutamate (MSG) dalam mengolah makanan. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh maka menganalisis dengan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu-ibu rumah tangga tentang penggunaan monosodium glutamate (MSG) dalam mengolah makanan di Gampong Jeulingke mencapai 75.83%, dikatakan sebagian besar baik. Artinya sebagian besar ibu rumah tangga di Gampong Jeulingke mengetahui tentang penggunaan monosodium glutamate dalam mengolah makanan. Disarankan kepada ibu rumah tangga agar dapat mempelajari lebih dalam mengenai efek negatif penggunaan monosodium glutamate, mengingat peranan ibu rumah tangga sangat penting dalam penyelenggaraan tingkat gizi yang baik. Kata kunci : pengetahuan, ibu, penggunaan, MSG, makanan.
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA KONSUMEN ANTARA NUGGET JAGUNG MANIS (Zea may L) DENGAN NUGGET KULIT SINGKONG (Manihot esculenta) Fizzah Mastura; . Indani; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 3, No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit singkong merupakan limbah dari penggunaan singkong sebagian kecil yang dimanfaatkan untuk pakan ternak, kompos, dan bio energi. Selebihnya bertumpuk, membusuk, mengeluarkan bau tidak sedap, dan akhirnya menimbulkan polusi. Jika ditangani lebih lanjut kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan makanan. Kulit singkong yang digunakan adalah kulit singkong yang berwarna merah muda yang terdapat sesudah kulit ari (kulit tanah). Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menstandarisasikan resep nugget kulit singkong. (2) Mengetahui karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa) nugget kulit singkong. (3) Mengetahui daya terima konsumen terhadap karakteristik nugget dengan penambahan kulit singkong. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 4 orang narasumber dan uji penerimaan (Acceptability Test) yang diuji cobakan kepada 30 orang panelis konsumen yaitu mahasiswi Tata Boga Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Data-data dari uji pengamatan dianalisis dengan cara menentukan nilai rata-rata (mean) dari total yang diperoleh dari narasumber. Data dari uji penerimaan dianalisis menggunakan analisis varian (anava) satu jalur pada nugget yang diperoleh dari narasumber dan panelis konsumen. Berdasarkan analisis data menunjukkan nugget kulit singkong perlakuan pertama (FM01) memiliki nilai rata-rata tertinggi pada warna 3,17, dan tekstur 3,2, sedangkan nugget kulit singkong perlakuan kedua (FM02) memiliki nilai rata-rata tertinggi pada aroma 3,13, dan rasa 3,17. Simpulan dari penelitian ini adalah Resep standar nugget kulit singkong perlakuan kedua terdiri dari 250 gr kulit singkong, 100 gr telur ayam, tepung terigu 80 gr, bawang putih 20 gr, bawang bombay 20 gr, garam 10 gr, merica 10 gr, tepung panir 100 gr, minyak goreng 500 gr. Hasil dari uji pengamatan konsumen terhadap warna, aroma, tekstur, dan rasa nugget dengan penambahan kulit singkong menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai nugget dengan penambahan kulit singkong 200 gr dibandingkan dengan nugget yang mendapat penambahan kulit singkong 250 gr. Sehingga pengaruh kulit singkong dalam pembuatan nugget dapat diterima H1. Hipotesis diterima H1 karena terdapat perbedaan karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen antara nugget jagung manis dan nugget kulit singkong. Kepada peneliti berikutnya untuk meneliti daya simpan nugget kulit singkong dan ujikandungangizinuggetkulit singkong. Kata Kunci:standarisasi resep, daya terima,nuggetkulit singkong
PERBEDAAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA KONSUMEN PADA KUE SEUPET DENGAN PENAMBAHAN SARI PATI WORTEL Farah Zafira; . Indani; Rahmi Kamal
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 3 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wortel merupakan sayuran yang mengandung banyak vitamin A, mudah di dapat dan harga relatif murah. Wortel dapat diolah menjadi sari pati wortel dan bisa dijadikan bahan penambah dalam membuat penganan tradisional. Penelitian ini membahas tentang penambahan sari pati wortel kue seupet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Standarisasi resep kue seupet sari pati wortel (2) Karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa) kue seupet sari pati wortel (3) Daya terima konsumen pada kue seupet dengan penambahan sari pati wortel. Metode yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 5 orang narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) yang diuji kepada 30 orang panelis konsumen yaitu mahasiswa Tata Boga Universitas Syiah Kuala. Data-data dari uji pengamatan dianalisis dengan cara menentukan nilai rata-rata (mean) dari total yang diperoleh dari narasumber. Data dari uji penerimaan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur diperoleh dari narasumber dan panelis konsumen. Resep standar kue seupet sari pati wortel yang diperoleh adalah resep standar perlakuan pertama (R1) bahwa nilai rata-rata pada warna (4,2), aroma (3,9), tekstur (3,67) dan rasa (3,97). Simpulan dari penelitian ini adalah hasil hipotesis terima H1 karena, ada perbedaan karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen antara kue seupet tanpa penambahan sari pati wortel dengan kue seupet penambahan sari pati wortel. Kepada peneliti berikutnya untuk meneliti daya simpan kue seupet sari pati wortel dan uji kandungan gizi kue seupet sari pati wortel.
ANALISIS KECUKUPAN GIZI IBU MENYUSUI DI DESA ANEUK PAYA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Maulia Fitri; . Zuraini; . Indani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 3 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kandungan gizi yang dibutuhkan balita, remaja, dewasa, ibu hamil, ibu menyusui berbedabeda tergantung fisiologis individu.Perhatian khusus kepada ibu menyusui perlu diperhatikan agar dapat memproduksi ASI yang berkualitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan dan kecukupan gizi pada ibu menyusui.Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah 22 orang ibu menyusui.Sampel diambil secara purposive sampling berdasarkan umur bayi dan ibu menyusui yang gagal memberikan ASI Eksklusif yang berjumlah 8 orang.Pengumpulan data dengan metode Recall dan alat bantu makanan (food model). Untuk memperkuat data dilakukan observasi.Berdasarkan hasil analisis data, Lebih dari setengah (50% dan 52,7%) ibu menyusui sarapan pagi dengan pola 1, 2 (nasi dan lauk-pauk) dan mengkonsumsi makanan selingan pagi. Sebagian besar (60,7% dan 71,4%) ibu menyusui makan siang dengan pola 1, 2 dan 3 (nasi dan lauk-pauk dan sayuran) dan mengkonsumsi makanan selingan sore. Kurang dari setengah (44,6%) ibu menyusui makan malam dengan pola 1, 2 dan 3 (nasi, lauk-pauk dan sayuran) dan pola 1, 2 (nasi dan lauk-pauk). kecukupan karbohidrat yang dikonsumsi oleh ibu menyusui di Desa Aneuk Paya berjumlah antara 741-1,196 gram, sedangkan kecukupan karbohidrat perhari untuk ibu menyusui adalah berkisar antara 1,1491,514gram. kecukupan lemak yang dikonsumsi ibu menyusui berjumlah antara 334-446 gram, sedangkan kecukupan lemak perhari berkisar antara 485638 gram. Kecukupan protein yang dikonsumsi ibu menyusui berjumlah antara 171265 gram, sedangkan kecukupan protein perhari berkisar antara 308399 gram. kecukupan kalori yang dikonsumsi oleh ibu menyusui berjumlah antara 1281-1849 kkal, sedangkan kecukupan kalori perhari berkisar antara 1,9432,552 kkal. Simpulan, ibu menyusui makan pagi dengan pola 1,2 makan siang dan malam dengan pola 1, 2, 3. Seluruh ibu menyusui kekurangan 213581 gram karbohidrat.126.73-250.40 gram lemak, 68.84-180.43gram protein, dan407.78-950.32kalori. Diharapkan kepada keluarga agar mendampingi ibu menyusui dalam memperhatikan variasi menu dan mengkomsumsi buahbuahan sehingga dapat meningkatkan kalori sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan
STANDARISASI RESEP CIMPE SEBAGAI PENGANAN TRADISIONAL ACEH TENGGARA . Nurhayati; Yuli Heirina Hamid; . Indani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 2 (2017): MEI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aceh Tenggara merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Aceh. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan peternak. Cimpe merupakan penganan tradisional yang sering dikonsumsi oleh petani saat bekerja di sawah. Cimpe sudah jarang dikonsumsi oleh penduduk Aceh Tenggara karena berubahnya pola konsumsi seiring dengan perkembangan zaman dan cimpe belum memiliki resep standar. Penelitian ini bertujuan (1) menstandarisasikan resep cimpe. (2) mengetahui karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur, dan rasa) cimpe. (3) mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap cita rasa cimpe. (4) menghitung kalori cimpe. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Data-data dari uji pengamatan dianalisis dengan cara menentukan nilai rata-rata (mean) dari total yang diperoleh dari narasumber. Data-data dari uji kesukaan dianalisis menggunakan analisis varian (anava) satu jalur pada cimpe yang diperoleh dari narasumber dan panelis konsumen mahasiswa suku Alas, Gayo dan Batak. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 5 orang narasumber, uji tingkat kesukaan (preferensi) yang di uji cobakan kepada 30 orang panelis konsumen. Resep standar cimpe adalah tepung beras 150 gram, gula merah 200 gram, kelapa parut 200 gram, dan garam sdt. Cimpe hasil standarisasi perlakuan ke-2 (Cp2) diterima oleh narasumber dan panelis konsumen, berdasarkan nilai rata-rata yang memperoleh nilai tertinggi perlakuan Cp2 dibandingkan cimpe perlakuan ke-1 (Cp1) karena berwarna coklat, aroma cukup harum, tekstur tidak terlalu keras dan rasanya manis. Jumlah kalori untuk satu resep adalah protein 18,5 gram, lemak 30,75 gram, karbohidrat 306 gram, dan total kalori cimpe adalah 1574.75 kal. Kalori cimpe perpotong adalah protein 0,93 gram, lemak 1,54 gram, karbohidrat 15,3 gram, dan total kalori 78,73 kal. Hipotesis penelitian H1 diterima.
THE USE OF ICE BREAKING ON THE PROCESS OF WORKSHOP AND ENTERPREUNER LEARNING TO IMPROVE MOTIVATION AND LEARNING OUTCOMES OF STUDENT X IS2 CLASS AT SMAN 4 BANDA ACEH Sri Erlaini Arima; Yuli Heirina Hamid; . Indani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 2 (2017): MEI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the learning strategies that use to improve motivation and learning outcomes is by using ice breaking. The research that titled The use of Ice breaking on the process of workshop and entrepreneur learning to improve motivation and learning outcomes of student X IS 2 class at SMAN 4 Banda Aceh is aimed to see (1) learning motivation of student with using ice breaking in the workshop and entrepreneur learning process X IS 2 class at SMAN 4 Banda Aceh, 2016/2017 Academic Year amounting to 30 students. The approach taken in this research is quantitative approach, when data obtained, and then processed using statistic method and explained again using words (narration). While the type of research is PTK (Classroom Action Research). The instrument data of data collection are RPP (Lerning Implementation Plan), observation sheet, (observation) teacher and student activity, student worksheet, student motivation sheet on the teaching and learning process with implement ice breaking learning strategy that the learning outcomes analysed using precentage test and student motivation analysed by reference to the criteria of the result of the analyse of the learning motivation. Based on the data analyse can be concluded that: (1)Using Ice breaking on the workshop and entrepreneur learning XIS2 class at SMAN 4 Banda Aceh 2016/2017 Academic Year is increase, it is seen from the results of classical learning completeness from 63,33 % on first sicluss to 86,67% on second sicluss with increased 23,34%. (2) student motivation sheet is increased too from enough category to be good. Average score of motivation obtained on the questionnaire in first sicluss that followed 30 students 64,57% is classified enough. While average score of motivation second sicluss 78,03% is classified good with incerased 13,46%.