Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

OH-5 Tata Laksana Kasus Gigitan Terpadu (TAKGIT) Sebagai Model Implementasi One Health dalam Optimalisasi Pengendalian Rabies di Bali . Nurhayati; Pebi Purwo Suseno; Wahid Fakhri Husein; Andri Jatikusumah; Ahmad Gozali; Ratmoko Eko Saputro; Elly Sawitri; I Made SukernI; I Wayan Pujana; I Wayan Masa Tenaya; Fadjar Sumping Tjatur Rasa
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.179 KB)

Abstract

PENDAHULUANIndonesia merupakan salah satu negara endemis rabies. Salah satu provinsi dengan jumlah kasus rabies yang tinggi adalah Provinsi Bali. Sejak November 2008 Provinsi Bali dinyatakan tertular rabies dengan jumlah manusia meninggal karena rabies dari tahun 2008 - 2017 mencapai 170 orang, sedangkan Kasus positif rabies HPR berjumlah 1.716 kasus.Beberapa upaya pengendalian telah dilakukan untuk menekan kejadian kasus rabies. Salah satu program yang cukup efektif adalah program pengendalian yang dilaksanakan secara terpadu dan lintas sektor yang sering disebut Tata laksana Kasus Gigitan Terpadu (TAKGIT). TAKGIT merupakan salah satu implementasi pendekatan “ONE Health” dan merupakan panduan bagi petugas lapangan dalam merespon dan menindaklanjuti kejadian kasus gigitan hewan diduga rabies yang dikoordinasikan lintas sektor (kesehatan manusia dan kesehatan hewan). Tujuan penulisan ini adalah untuk menggambarkan peran TAKGIT dalam merespon kasus gigitan diduga hewan pembawa rabies (HPR) dan kontribusinya menurunkan kasus pada manusia.
Effect of Leaf Extract Sirih (Piper betle L.) and on Future Soaking Time Freshness of Flowers Rose (Rosa sinensis L.) Devi Wahyuni; Rita Hayati; . Nurhayati
Proceedings of The Annual International Conference, Syiah Kuala University - Life Sciences & Engineering Chapter Vol 5, No 2 (2015): Life Sciences
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.596 KB)

Abstract

Rose (Rosa sinensis L.) is one commodity florikulture important as a component in agribusiness systems and as an ornamental plant. Roses as an ornamental plant has two types, namely roses for the garden and roses for cut flowers. Cut flowers are marketed must have a good quality. One aspect of the desired quality is the life of a cut flower freshness long. Age freshness of cut flowers can be done by granting long soaking solution which is natural as a preservative. This study aims to get the right composition of the soaking solution between betel leaf extract, citric acid and sugar to prolong the freshness of roses. Results showed that betel leaf extract very significant effect on the diameter of the roses in full bloom at 2, 6, 8, and 10 DAT (Days After Treatment), 8 and 10 flower sepals DAT, the index rose florescence 8 and 10 DAT, the index kelayuan rose 6.8 and 10 DAT and organoleptic (color), real influence on organoleptic (texture) and had no significant effect on the diameter of flowers in full bloom 4 DAT, petal number 2, 4, 6, 8 and 10 DAT, sepals index flower 2, 4 and 6 DAT, and florescence index rose2, 4 and 6 DAT. The best treatment is found in the treatment of betel leaf extract 200 g / L of water. Soaking time no real effect on the diameter of roses in full bloom, the number of petals, sepals index, the index rose florescence, indexes wilted roses and organoleptic (color and texture). Soaking time is best found in the soaking time of 9 days. There is a significant interaction between treatment betel leaf extract and soaking time on indexes sepals on 10 DAT and florescence index rose at 4 DAT.
Preliminary study on the adsorption of lead (II) ions from aqueous solution with breadfruid’s bark (Artocarpus altilis) by un-modified and modified with citric acid Lia Mairiza; Muhammad Zaki; . Nurhayati; Evi Juliyanti
Proceedings of The Annual International Conference, Syiah Kuala University - Life Sciences & Engineering Chapter Vol 1, No 2 (2011): Engineering
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.056 KB)

Abstract

The adsorption of lead(II) ions from aqueous solution with breadfruit’s bark by unmodified and modified with citric acid was investigated. The results by using adsorbent dosage 20 g/L indicated the   adsorption efficiency was up to 99%, and the best result is obtained about 99,963% when adsorbate is  conducted with modified bark for 90 minutes. The adsorption behavior by modified bark followed the Langmuir isotherm model and the Freundlich isotherm model for modified bark. The maximum adsorption capacity of lead(II) ions are 34,98 mg adsorbate/g adsorbent for unmodified bark when contact time is 60             minutes. The influence of contact time showed that adsorption reached the equilibrium rapidly. A batch adsorption model followed the pseudo second order kinetic.
OPTIMALISASI KINERJA ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA 5 SD DALAM GUGUS GAROT . Nurhayati
Jurnal Pencerahan Vol 7, No 2 (2013): September 2013
Publisher : Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh dan Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.149 KB) | DOI: 10.13170/jp.7.2.2038

Abstract

Optimalisasi kinerja sekolah melalui MBS merupakan upaya untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pengelolaan sekolah dengan memanfaatkan segenap sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kinerja warga sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui program, pelaksanaan, dan hambatan kepala sekolah dalam pengelolaan organisasi sekolah dalam gugus Garot. Penelitian ini  menggunakan metode deskriptif, pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan studi dokumen, subjek penelitian kepala sekolah, guru, dan siswa, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Program pembinaan kinerja organisasi sekolah  pada sekolah dalam Gugus Garot,  sudah  memiliki RKAS, dan KTSP, walaupun belum memenuhi sebagaimana yang diharapkan oleh MBS (2) Pelaksanaan optimalisasi kinerja organisasi sekolah sudah berjalan dengan baik pada sekolah dalam Gugus Garot, walaupun memanfaatkan sumber daya secara optimal malalui pengarahan, pemimpinan, pemotifasian dan pembinaan personil sesuai dengan bidangnya masing- masing. (3) Hambatan-hambatan yang dialami kepala sekolah dalam mengoptimalisasi kinerja sekolah antara lain: rendahnya partisipasi masyarakat terhadap sekolah, rendahnya kemampuan personil, kepemimpinan dan manajemen sekolah, hal ini disebabkan rendahnya intensitas kegiatan pelatihan kepemimpinan dan manajemen yang dilakukan  pihak terkait
STANDARISASI RESEP CIMPE SEBAGAI PENGANAN TRADISIONAL ACEH TENGGARA . Nurhayati; Yuli Heirina Hamid; . Indani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 2 (2017): MEI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aceh Tenggara merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Aceh. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan peternak. Cimpe merupakan penganan tradisional yang sering dikonsumsi oleh petani saat bekerja di sawah. Cimpe sudah jarang dikonsumsi oleh penduduk Aceh Tenggara karena berubahnya pola konsumsi seiring dengan perkembangan zaman dan cimpe belum memiliki resep standar. Penelitian ini bertujuan (1) menstandarisasikan resep cimpe. (2) mengetahui karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur, dan rasa) cimpe. (3) mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap cita rasa cimpe. (4) menghitung kalori cimpe. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Data-data dari uji pengamatan dianalisis dengan cara menentukan nilai rata-rata (mean) dari total yang diperoleh dari narasumber. Data-data dari uji kesukaan dianalisis menggunakan analisis varian (anava) satu jalur pada cimpe yang diperoleh dari narasumber dan panelis konsumen mahasiswa suku Alas, Gayo dan Batak. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 5 orang narasumber, uji tingkat kesukaan (preferensi) yang di uji cobakan kepada 30 orang panelis konsumen. Resep standar cimpe adalah tepung beras 150 gram, gula merah 200 gram, kelapa parut 200 gram, dan garam sdt. Cimpe hasil standarisasi perlakuan ke-2 (Cp2) diterima oleh narasumber dan panelis konsumen, berdasarkan nilai rata-rata yang memperoleh nilai tertinggi perlakuan Cp2 dibandingkan cimpe perlakuan ke-1 (Cp1) karena berwarna coklat, aroma cukup harum, tekstur tidak terlalu keras dan rasanya manis. Jumlah kalori untuk satu resep adalah protein 18,5 gram, lemak 30,75 gram, karbohidrat 306 gram, dan total kalori cimpe adalah 1574.75 kal. Kalori cimpe perpotong adalah protein 0,93 gram, lemak 1,54 gram, karbohidrat 15,3 gram, dan total kalori 78,73 kal. Hipotesis penelitian H1 diterima.
EKSPLORASI TALI DAN BENANG DENGAN TEKNIK RAJUT UNTUK PEMBUATAN TAS Rauzatul Jannah; . Nurhayati; . Novita
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 2 (2017): MEI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi dan pengetahuan yang berkembang pesat saat ini sehingga muncul berbagai macam kerajinan, salah satunya adalah rajutan tas yang sedang digemari oleh masyarakat, selama ini merajut hanya menggunakan benang rajut sebagai bahan dasar untuk membuat aneka kreasi produk. Namun dalam penelitian ini penulis ingin membuat rajutan tas dari tali dan benang yang tidak lazim digunakan untuk kegiatan merajut seperti tali kur, tali rafia, tali termoplastik dan benang nilon. Penelitian ini berupanya mengekplorasikan tali dan benang dengan teknik rajut untuk pembuatan tas. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk (1) dapat mengeksplorasi tali dan benang dengan teknik rajut untuk pembuatan tas, (2) mendesain serta membuat tas dari tali dan benang dengan teknik rajut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksprimen terapan yaitu percobaan yang dilakukan dengan sistematis dengan tujuan untuk mengeksplorasi tali dan benang untuk pembuatan tas. Dalam penelitian mengekplorasi tali dan be nang dengan teknik rajut untuk pembuatan tas, penulis memilih material tali kur, tali rafia, tali termoplastik dan benang nilon yang akan di kreasikan menjadi empat buah tas sebagai objek dalam penelitian ini.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen terapan yaitu mengadakan percobaan untuk menguji hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi, teknik kepustakaan dan teknik dibuat dari tali dan benang menggunakan beberapa macam teknik eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian dari 4 tas tersebut memiliki hasil yang lebih menarik dari benang yang biasa digunakan untuk merajut dan unik karena hasilnya berbeda dari yang biasanya. Eksperimen ini menunjukkan eksplorasi tali kur, tali rafia, tali termoplastik dan benang nilon dengan teknik rajut untuk pembuatan tas memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri. Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah diharapkan kepada mahasiswa PKK tata busana agar lebih kreatif dalam mencari hal-hal baru.
PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP CITA RASA COOKIES PISANG OWAK (Musa paradisiaca L) . Zulhera; Suryati Sufiat; . Nurhayati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 2, No 2 (2017): MEI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cookies merupakan penganan yang rasanya manis, berstektur renyah yang terbuat dari tepung terigu protein rendah, gula, lemak dan telur. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resep standar pembuatan cookies dengan menggunakan pisang owak dan mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap cookies dengan penambahan pisang owak (Musa paradiaca L). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan 3 kali perlakuan dengan 2 kali pengulangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 6 orang narasumber/ panelis terlatih yaitu dosen Prodi PKK FKIP Unsyiah. Selanjutnya uji penerimaan (Acceptability Test) dilakukan oleh 30 orang panelis konsumen yang terdiri dari 20 mahasiswa FKIP Unsyiah. Teknik analisis data menggunakan LSD (Least Significant Different) dengan taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil analisis data oleh narasumber terhadap resep kontrol cookies menunjukkan bahwa, penilaian tertinggi adalah pada perlakuan ke II dilihat dari segi warna memiliki warna kuning keemasan, aroma harum, tekstur renyah dan dari segi rasa manis. Dari hasil uji pengamatan oleh narasumber terhadap cookies dengan penambahan pisang owak menunjukkan bahwa, penilaian tertinggi adalah pada perlakuan pertama Zc001 50 gr (20%). Dari hasil uji penerimaan panelis konsumen terhadap cookies dengan penambahan pisang owak menunjukkan bahwa, penilaian tertinggi adalah pada perlakuan pertama Zc00I, ditinjau dari warna kuning keemasan, aroma harum, tekstur renyah dan rasa manis, untuk uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan tingkat penerimaan konsumen terhadap karakteristik organoleptik cookies pisang owak dilihat dari warna kuning keemasan, aroma harum, tekstur renyah dan rasa manis. Dengan demikian hipotesis alternatif diterima (H1). Diharapkan masyarakat dapat mengembangkan penganan dari pisang owak lebih bervariasi.
GAYA BUSANA ADAT PENGANTIN TAMIANG DALAM UPACARA PERKAWINANDI DESA KEBUN TANAH TERBAN KECAMATAN KARANG BARU ACEH TAMIANG . Tiara; . Nurhayati; Aya Sophiana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 1, No 1 (2016): AGUSTUS
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang berjudul Gaya Busana Adat Pengantin Tamiang Dalam Upacara Perkawinan Di Desa Kebun Tanah Terban Kecamatan Karang Baru Aceh Tamiang bertujuan untuk mengetahui busana pengantin Tamiang saat ini dan jenis-jenis busana adat pengantin Tamiang yang sebenarnya dalam upacara perkawinan di Desa Kebun Tanah Terban serta pendapat para tokoh adat tentang gaya busana adat pengantin dalam acara perkawinan saat ini.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang bersifat naturalistik, dengan delapan orang subjek penelitian yang terdiri dari dua orang tokoh masyarakat, dua orang perias pengantin, dan empat orang masyarakat Desa Kebun Tanah Terban yang pernah melaksanakan upacara perkawinan dan satu orang tokoh adat sebagai informan.Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pemilihan subjek dilakukan secara purposive sampling.Hasil penelitian menunjukkan busana adat pengantin Tamiang yang saat ini digunakan oleh masyarakat Desa Kebun Tanah terban telah mengalami modifikasi karena beberapa perubahan, seperti perubahan pada warna bahan pakaian dari kuning menjadi merah, penggunaan detar menjadi tengkulok, penggunaan sanggul sisir sederhana menjadi sanggul goyang, perubahan motif serati dari motif bulan sabit dan bintang menjadi motif bunga melati, dan penambahan pemakaian labong atau tutup kepala. Busana adat pengantin Tamiang hanya terdiri dari satu macam model. Tokoh adat berpendapat bahwa perubahan kebiasaan masyarakat Desa Kebun Tanah Terban pada upacara perkawinan saat ini merupakan suatu langkah mundur dalam pelestarian busana adat pengantin Tamiang di tengah pengaruh kehidupan masyarakat multietnis di Desa Kebun Tanah Terban Kecamatan Karang Baru.Kata Kunci : Gaya busana adat, pengantin Tamiang, Desa Kebun Tanah Terban
HUBUNGAN KETERAMPILAN MENJAHIT DENGAN NILAI MATA KULIAH KONSTRUKSI BUSANA WANITA PADA MAHASISWA TATA BUSANA PKK FKIP UNSYIAH Nurul Shoumi; Rosmala Dewi; . Nurhayati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 1, No 1 (2016): AGUSTUS
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penyelesaian busana diperlukan pola yang sudah sesuai dengan ukuran si pemakai. Pola tersebut diperlukan agar busana yang dijahit memiliki lekuk-lekuk tubuh yang tepat dan nyaman dipakai. Supaya busana terlihat serasi dan nyaman dibutuhkan keterampilan menjahit yang baik. Dalam kurikulum program studi Tata Busana, terdapat satu mata kuliah yang berkaitan dengan pembuatan pola dan pengembangan pola, yaitu mata kuliah Konstruksi Busana Wanita yang merupakan inti dari pengetahuan pola busana. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan Wanita. Hipotesisnya yaitu Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keterampilan menjahit dengan nilai mata kuliah Konstruksi Busana Wanita pada mahasiswa Tata Busana PKK FKIP Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sampel penelitian berjumlah 23 orang mahasiswa tata Busana PKK FKIP Unsyiah angkatan 2014/2015, pengambilan sampel secara total sampling dengan pengumpulan data secara observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa koefisien korelasi product moment antara keterampilan menjahit dengan nilai mata kuliah Konstruksi Busana Wanita diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,600 dengan tingkat korelasi yang kuat. Hubungan yang terjadi berjalan searah, semakin tinggi keterampilan menjahit mahasiswa maka nilai akhir yang diperoleh akan semakin tinggi. Kesimpulannya adalah terdapat korelasi yang positif antara keterampilan menjahit dengan nilai mata kuliah Konstruksi Busana Wanita pada mahasiswa Tata Busana PKK FKIP Unsyiah. Hipotesis penelitian yang diajukan pada penelitian ini diterima. Kata Kunci: Keterampilan, Menjahit, Nilai, Konstruksi Busana
EVAKUASPENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP CITA RASA COOKIES PISANG OWAK (Musa paradisiaca L) . Zulhera; Suryati Sufiat; . Nurhayati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 1, No 1 (2016): AGUSTUS
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cookies merupakan penganan yang rasanya manis, berstektur renyah yang terbuat dari tepung terigu protein rendah, gula, lemak dan telur. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resep standar pembuatan cookies dengan menggunakan pisang owak dan mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap cookies dengan penambahan pisang owak (Musa paradiaca L). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan 3 kali perlakuan dengan 2 kali pengulangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 6 orang narasumber/ panelis terlatih yaitu dosen Prodi PKK FKIP Unsyiah. Selanjutnya uji penerimaan (Acceptability Test) dilakukan oleh 30 orang panelis konsumen yang terdiri dari 20 mahasiswa FKIP Unsyiah. Teknik analisis data menggunakan LSD (Least Significant Different) dengan taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil analisis data oleh narasumber terhadap resep kontrol cookies menunjukkan bahwa, penilaian tertinggi adalah pada perlakuan ke II dilihat dari segi warna memiliki warna kuning keemasan, aroma harum, tekstur renyah dan dari segi rasa manis. Dari hasil uji pengamatan oleh narasumber terhadap cookies dengan penambahan pisang owak menunjukkan bahwa, penilaian tertinggi adalah pada perlakuan pertama Zc001 50 gr (20%). Dari hasil uji penerimaan panelis konsumen terhadap cookies dengan penambahan pisang owak menunjukkan bahwa, penilaian tertinggi adalah pada perlakuan pertama Zc00I, ditinjau dari warna kuning keemasan, aroma harum, tekstur renyah dan rasa manis, untuk uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan tingkat penerimaan konsumen terhadap karakteristik organoleptik cookies pisang owak dilihat dari warna kuning keemasan, aroma harum, tekstur renyah dan rasa manis. Dengan demikian hipotesis alternatif diterima (H1). Diharapkan masyarakat dapat mengembangkan penganan dari pisang owak lebih bervariasi.Kata Kunci: Penerimaan, Konsumen, Cita Rasa, Cookies,Pisang Owak