Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS ISLAM DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN AJARAN 2015/2016 Husaini, Ibnu; Mariyanti, Sulis
Jurnal Psikologi Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractPremarital sexual behavior in students is a behavior that is driven by sexual desire. One of the factors that influence sexual behavior before marriage is the level of religiosity, which is the level of confidence, faith, obedience, and the science of religion. The purpose of this study was to determine the correlation between religiosity of moslem and premarital sexual behavior in students. The research is a quantitative non-experimental with purposive sampling and non-probability sampling, totaling 100 students of the 2014. coefficient the reliability of measuring instruments coefficient (α) = 0.946 for religiosity with 41 items is valid, and (α) = 0.976 premarital sexual behavior with 37 items valid. The results is obtained pearson product moment correlation (sig = 0,013, p<0.05) with a coefficient correlation (r) = -0.247. It’s means, there’s a significant negative correlation between moslem religiosity and premarital sexual behavior. Religiosity contributed by 6.1% against premarital sexual behavior. then the result of sex, family status, old dating was not correlation with premarital sexual behavior. Sexual behavior dominant at Esa Unggul University students is oral sex.Keywords: Islamic religiosity, premarital sexual behavior, student AbstrakPerilaku seksual pranikah pada mahasiswa merupakan perilaku yang didorong dengan hasrat seksual. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah adalah tingkat religiusitas, yaitu tingkat  keyakinan, keimanan, ketaatan, dan ilmu pengetahuan tentang agama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religiusitas islam dan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa. Rancangan penelitian ini kuantitatif non-eksperimental dengan purposive sampling dan non-probability sampling, berjumlah 100 mahasiswa. Koefisiensi reliabilitas alat ukur (α) = 0,946 untuk religiusitas dengan 41 item valid, dan (α) = 0,976 perilaku seksual pranikah dengan 37 item valid. Hasil uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai (sig = 0,013, p<0,05) dengan nilai koefisien korelasi (r) = -0,247. Artinya, terdapat hubungan negatif signifikan antara religiusitas dan perilaku seksual pranikah. Religiusitas memberikan sumbangan sebesar 6,1% terhadap perilaku seksual pranikah. kemudian diperoleh hasil jenis kelamin, status keluarga, lama berpacaran tidak berhubungan dengan perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual yang dominan di mahasiswa Universitas Esa Unggul adalah oral seksual.Kata kunci: religiusitas islam, perilaku seksual pranikah, mahasiswa    
HUBUNGAN KONTROL DIRI (SELF-CONTROL) DENGAN INTENSI MENGAKSES PORNOGRAFI PADA MAHASISWA REGULER UNIVERSITAS ESA UNGGUL Putri, Gita Triana; Mariyanti, Sulis
Jurnal Psikologi Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractInternet easier for anyone to anything, anywhere and anytime without any restrictions except yourself. Internet facilitate students in finding additional sources of project work, but most of the students actually use the internet to access pornography. Students are required to have the self-control to be able to avoid the desire to access pornography. This study aims to determine the correlation of self-control with the intention of accessing pornography. This research is a quantitative non experimental. Sample of 130 respondents. The sampling technique was propotional random sampling, the measuring instrument of self-control (item 31 is valid) and intentions accessing pornography (44 items is valid). The coefficient of reliability (α) 0.951 to control themselves and (α) 0.970 for accessing pornographic intentions. Based on the statistical test results, obtained sig 0.000 (P <0.05) with a correlation (r) of -0460, meaning that there is a negative and significant correlation between self-control with the intention of accessing pornography on UEU students. Students UEU more had a lower intention to access pornography. There is no difference in knowledge about the impact of pornography and the media used to the intention accessing pornography. Keywords: self-control, intentions, pornography AbstrakInternet memudahkan siapapun untuk mengakses apapun, dimanapun dan kapanpun tanpa adanya batasan kecuali diri sendiri. Internet memudahkan mahasiswa dalam mencari sumber tugas kuliah tambahan, namun sebagian mahasiswa justru menggunakan internet untuk mengakses pornografi. Mahasiswa dituntut untuk memiliki pengendalian diri agar mampu menghindari keinginan untuk mengakses pornografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan intensi mengakses pornografi. Penelitian ini bersifat kuantitatif non eksperimental. Sampel berjumlah 130 responden. Teknik pengambilan sampel adalah propotional random sampling, dengan alat ukur kontrol diri (31 item valid) dan intensi mengakses pornografi (44 item valid). Koefisien reliabilitas (α) 0.951 untuk kontrol diri dan (α) 0.970 untuk intensi mengakses pornografi. Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh nilai sig 0.000 (p<0.05) dengan korelasi (r) sebesar -0.460, artinya terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kontrol diri dengan intensi mengakses pornografi pada mahasiswa UEU. Mahasiswa UEU lebih banyak memiliki intensi rendah untuk mengakses pornografi. Tidak ada perbedaan pengetahuan tentang dampak pornografi dan media yang digunakan terhadap intensi mengakses pornografi. Kata kunci: kontrol diri, intensi, pornografi
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN JASA OJEK ONLINE GO-JEK Prasetyo, Dwi; Mariyanti, Sulis; Safitri, Safitri
Jurnal Psikologi Vol 15, No 01 (2017): Jurnal Psikologi
Publisher : Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Jakarta kini dihadapkan pada beberapa pilihan ojek online dengan penawaran yang menarik dalam mendukung aktivitasnya.Persaingan ojek online yang semakin marak menyebabkan kualitas pelayanan terbaik menjadi salah satu faktor pembentuk loyalitas pelanggan.Pelanggan Go-Jek yang menilai kualitas pelayanan Go-Jek memuaskan memiliki loyalitas lebih tinggi sedangkan pelanggan Go-Jek yang menilai kualitas pelayanan tidak memuaskan memiliki loyalitas yang rendah.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan ojek online Go-Jek. Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental, dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling berjenis insidental sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 385 pengguna Go-Jek yang beraktifitas di Jakarta Selatan.Alat ukur kualitas pelayanan dengan 70 item valid dan nilai reliabilitas 0,962, sedangkan alat ukur loyalitas pelanggan dengan 43 item valid dan nilai reliabilitas 0,946.  Hasil penelitian memperoleh nilai sig. 0,000 (p < 0,05) dengan nilai R Square 0,374 artinya terdapat pengaruh positif secara signifikan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan ojek online Go-Jek, dengan pengaruh sebesar 37,4%. Hasil kategorisasi menunjukkan lebih banyak pelanggan Go-Jek  yang berada pada kategori loyalitas rendah (54,5%). Hasil crosstab juga menunjukkan adanya hubungan loyalitas pelanggan dengan jenis kelamin, usia, lama menggunakan layanan dan jaminan dari layanan. Kata kunci: Kualitas pelayanan, Loyalitas pelanggan, Pengguna Go-Jek
PERSEPSI TERHADAP USTADZ, MATERI KAJIAN DAN MOTIVASI MENGIKUTI KAJIAN DI MAJELIS TA’LIM JAKARTA SELATAN Sulis Mariyanti; Safitri; Tia Listiani
Psychopedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol 7 No 1 (2022): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v7i1.2363

Abstract

The Ta'Lim Assembly is a forum for religious activities that are carried out at the mosque regularly with relatively large congregations with the aim of increasing religious knowledge and building Islamic character. Pilgrims who come regularly to Islamic study activities have different levels of motivation. They came because of their perception of the presenter Ustadz and also because of the study material he delivered. The purpose of this study was to determine the relationship between perceptions of Ustadz and motivation to participate in the study. This research is quantitative correlational, with a non-probability sampling technique involving 100 congregational subjects studied by the Ta'Lim Council in South Jakarta. The measuring instrument used is the perception measuring scale with 34 valid items and the reliability coefficient (α) = 0.915, and the motivation measuring instrument scale with 28 valid items and the reliability coefficient (α) = 0.924. The results obtained sig (p) of 0.000, (p <0.05) with a coefficient value (r) of 0.489. This means that the hypothesis is accepted, that is, there is a significant positive relationship between the perception of Ustadz and motivation to participate in the study at the Ta'Lim Council in South Jakarta. The contribution of perception to Ustadz is 23.9% which affects motivation to participate in the study. The congregation's perception of the presenter Ustadz is more positive (51%) and the congregation's motivation to take part in the study is more high (54%). Another finding is the high motivation to come to Islamic studies because of the consideration of the material presented by the Ustadz and more because of the support from his partner. Keywords: Perception, Ustadz, speaker, motivation, Ta’lim council Majelis Ta’Lim merupakan wadah kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Masjid secara rutin dengan jamaah yang relatif banyak dengan tujuan menambah pengetahuan agama serta membangun karakter akhlak Islami. Jamaah yang datang secara rutin pada kegiatan kajian Islami memiliki tingkatan motivasi yang berbeda-beda. Mereka datang karena persepsinya terhadap Ustadz pemateri dan juga karena materi kajian yang disampaikannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap Ustadz dengan motivasi mengikuti kajian. Penelitian ini bersifat kuantiatif korelasional, dengan teknik nonprobability sampling yang melibatkan 100 Subjek jamaah kajian Majelis Ta’Lim di Jakarta Selatan. Instrument alat ukur yang digunakan ialah skala alat ukur persepsi dengan 34 aitem valid dan koefisien realibilitas (α) = 0,915, serta skala alat ukur motivasi dengan 28 aitem valid dan koefisien realibilitas (α) = 0,924. Didapatkan hasil sig (p) sebesar 0.000, (p < 0,05) dengan nilai koeffisiensi (r) sebesar 0,489. Artinya hipotesis diterima, yaitu terdapat hubungan positif signifikan antara persepsi terhadap Ustadz dengan motivasi mengikuti kajian di Majelis Ta’Lim di Jakarta Selatan. Kontribusi persepsi terhadap Ustadz sebesar 23,9% yang mempengaruhi motivasi mengikuti kajian. Persepsi jamaah terhadap Ustadz pemateri lebih banyak yang positif (51%) dan motivasi jamaah dalam mengikuti kajian lebih banyak yang tinggi (54%). Temuan lainnya adalah motivasi tinggi untuk datang ke kajian Islami karena pertimbangan materi yang dibawakan Ustadz serta lebih banyak karena dukungan dari pasangan. Kata Kunci: Persepsi, Ustadz, pemateri, motivasi, Majelis Ta’lim
MODEL WORK-LIFE BALANCE DALAM PENINGKATAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA PEREMPUAN BEKERJA YANG MENJALANI PERAN GANDA Sulis Mariyanti; Lita Patricia Lunanta; Aisyah Ratnaningtyas
Psychopedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol 7 No 2 (2022): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v7i2.3428

Abstract

Women who have multiple roles hope to live a balanced life. On the one hand, as an employee, she tries to be engaged in her work to a maximum performance. On the other hand, personal matters, household domestic tasks can be completed satisfactorily to make them happy. One of the efforts that can be made by women who have multiple roles to remain engaged in their work is to balance their personal affairs with their work or work-life balance. The purpose of this study was to determine the effect of work-family balance on the work engagement of working women who have multiple roles. This research method is quantitative-causal comparative with a purposive sampling technique, involving 201 working and married mothers in Indonesia. The work-life balance measurement tool refers to the theory of Greenhaus et.al (2002) with 21 valid items (range (r) ≥ 0.3) and reliability (α) = 0.905. The work engagement scale uses the Utrecht Employee Engagement Scale (UWES) from Schaufeli and Bakker (UWES) adapted from Titien (2016) with 28 valid items and reliability (α) = 0.922. The results of this study indicate that there is an effect of work-life balance on work engagement in working women who have multiple roles with a significant value (p) of 0.000 (p <0.05), with a simple linear regression equation Y = 1.138 + 0.614 X1. Work-Life Balance contributes 51.5% to Employee Engagement. More working women who have multiple roles feel a low work life balance (62.7%) and also more have low work engagement (61.7%). Keywords: Work-life balance, work engagement, women, work, multiple roles, Indonesia Perempuan yang menjalani peran ganda berharap dapat menjalani kehidupannya dengan seimbang. Di satu sisi, sebagai karyawati, ia berupaya bisa engaged terhadap pekerjaannya hingga berkinerja maksimal. Di sisi lain urusan pribadi, tugas domestik rumah tangga pun dapat diselesaikan dengan memuaskan hingga membuatnya bahagia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perempuan yang menjalani peran ganda agar tetap engaged terhadap pekerjaannya adalah dengan tetap menyeimbangkan urusan pribadinya dengan pekerjaannya atau work-life balance. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh work-family balance terhadap work engagement perempuan bekerja yang menjalani peran ganda. Metode penelitian ini berjenis kuantitatif-kausal komparatif dengan teknik purposive sampling, melibatkan 201 ibu bekerja dan telah menikah di wilayah Indonesia. Alat ukur work-life balance mengacu pada teori Greenhaus et.al (2002) dengan 21 item valid (rentang (r) ≥ 0,3) dan reliabilitas (α) = 0,905. Skala work engagement menggunakan Utrecht Employee engagement Scale (UWES) dari Schaufeli dan Bakker (UWES) yang diadaptasi dari Titien (2016) dengan 28 item valid dan reliabilitas (α) = 0,922. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh work-life balance terhadap work engagement pada perempuan bekerja yang menjalani peran ganda dengan nilai signifikan (p) sebesar 0,000 (p < 0,05), dengan persamaan regresi linier sederhana Y= 1,138 + 0,614 X1. Work-Life Balance berkontribusi 51,5% terhadap Employee Engagement. Perempuan bekerja yang menjalani peran ganda lebih banyak yang merasakan work life balance rendah (62,7%) dan juga lebih banyak yang memiliki work engagement rendah (61,7 %) Kata Kunci: Work-life balance, work engagement, perempuan, bekerja, peran ganda, Indonesia
Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Helath Belief Pada Pasien Penurunan Fungsi Ginjal Rangganis, Safira Tias; Mariyanti, Sulis; M, Safitri
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi Vol 17, No 2 (2019): Jurnal Psikologi
Publisher : Esa Unggul University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/jpsi.v17i2.58

Abstract

Penyakit penurunan fungsi ginjal memiliki jumlah penderita yang semakin meningkat setiap tahunnya. Pengobatan yang dijalankan dan resiko apabila tidak melakukan pengobatan menimbulkan beban bagi penderita. Pada penyakit ini penderita dituntut untuk selalu patuh dengan anjuran dokter atau memiliki health belief. Salah satu faktor yang mempengaruhi health belief seseorang adalah dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap health belief pada pasien penurunan fungsi ginjal. Penelitian ini bersifat kuantitatif non-eskperimental dengan 100 responden penelitian. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposif sampling. Alat ukur dukungan sosial diukur menggunakan skala dukungan sosial berdasarkan teori Sarafino yang diadaptasi dari Gideon (2010) berjumlah 36 aitem valid dengan nilai reliabilitas 0,920 dan alat ukur health belief diukur menggunakan skala health belief berdasarkan teori Janz dan Becker dari Widyaningsih (2018) yang dimodifikasi berjumlah 25 aitem dengan nilai reliabilitas 0,848. Hasil uji regresi linier sederhana memperoleh nilai sig.(p) = 0,000 dengan koefisien sebesar +0,308 yang artinya hipotesis diterima yaitu dukungan sosial berpengaruh positif signifikan terhadap health belief. Nilai R2 menunjukkan dukungan sosial mempengaruhi health belief sebesar 16,4% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Pasien penurunan fungsi ginjal didominasi memiliki health belief negatif sebesar 51%. Jenis kelamin dan usia tidak memiliki hubungan dengan health belief pasien penurunan fungsi ginjal. Pasien yang memiliki health belief tinggi pada penelitian ini didominasi yang berjenis kelamin laki-laki dan pada usia dewasa akhir.Kata kunci: Dukungan Sosial, Health Belief, Pasien
OPTIMISME IBU BEKERJA DI INDONESIA DITINJAU DARI WORK-FAMILY CONFLICT DAN KEPEMILIKAN ASISTEN RUMAH TANGGA Mariyanti, Sulis; Lunanta, Lita Patricia; Handayani, Sri
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi Vol 19, No 02 (2021): Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi
Publisher : Esa Unggul University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/jpsi.v19i2.186

Abstract

AbstrakIbu yang bekerja di luar rumah akan menjalani dua tuntutan peran berbeda. Dengan kedua tuntutan tersebut, ia mengalami keterbatasan waktu, merasakan ketegangan emosional dan dituntut menampilkan perilaku berbeda antara di tempat kerja dan di rumah. Menghadapi kondisi tersebut, ibu bekerja harus memiliki energi ekstra agar tidak lelah secara fisik maupun psikologis. Salah satu upaya untuk meringankan beban ibu bekerja adalah adanya bantuan fisik dari asisten rumah tangga, agar ia memiliki waktu untuk membagi perhatian antara keluarga dan pekerjaan hingga tetap optimis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh simultan work-family conflict dan kepemilikan asisten rumah tangga terhadap optimisme ibu bekerja di Indonesia. Metode penelitian ini berjenis kuantitatif-kausal komparatif dengan teknik purposive sampling, melibatkan 204 ibu bekerja dan telah menikah di wilayah Indonesia. Alat ukur optimisme menggunakan teori Seligman (2008) dengan 35 item valid (rentang (r) ≥ 0,3) dan reliabilitas (α) = 0,956. Skala work-family conflict menggunakan teori Greenhaus & Beutell (1985) dengan 22 item valid dan reliabilitas  (α) = 0,912. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh secara simultan work-family conflict dan kepemilikan asisten rumah tangga terhadap optimisme ibu bekerja di Indonesia (sig. (p) = 0,000); (p) < 0,05 dengan persamaan regresi berganda Y =  147,392 - 0,804 X1 + 0,320 X2. Work-family conflict dan kepemilikan asisten rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 44,8% terhadap optimisme. Selain itu, ditemukan secara parsial ada pengaruh work family conflict terhadap optimisme (p) = 0,000 <0,05, akan tetapi tidak ada pengaruh secara parsial kepemilikan asisten rumah tangga terhadap optimisme dengan nilai (p)= 0,775 >0,05. Ibu bekerja dengan optimisme tinggi lebih banyak yang telah menikah >20 tahun, memiliki anak >3 serta berprofesi sebagai doker dan nakes.    AbstractWomen who worked outside the house had two different roles that are both demanding. With those two roles, there were time management issues, emotional burden, and pressure to show different behaviour at work and at home. Facing these challenges, working women needed extra energy to prevent physical and emotional fatigue. One of the thing to do was to provide a house assistant to help with some of house chores so women could have more time to handle family and work and in the end could experience optimism. The aim of this research was to find out the simultaneous effect of work-family conflict and the usesage of house assistant toward the level of optimism of working women in Indonesia. Method of this research was quantitative-causal comparative with purposive sampling technique, involving 204 working and married women. Optimism was measured with a scale based on Seligman (2008) with 35 items (range (r) ≥ 0,3) and reliability(α) = 0,956). Work family conflict was measured with a scale based on Greenhaus & Beutell (1985) with 22 items (reliability (α) = 0,912). The result of this research showed the simultaneous influence of work-family conflict and the usage of house assistant to level of optimism of working women in Indonesia (sig. (p) = 0,000); (p) < 0,05) with double regression equation: Y =  147,392 - 0,804 X1 + 0,320 X2. Work-family conflict and usage of house assistant gave a 44.8% contribution on optimism. Beside that, it was also found a partial influence of work family conflict toward optimism ((p) = 0,000 <0,05) but there was no partial influence of usage of house assistant toward optimism ((p)= 0,775 >0,05. Working women with higher level of optimism were those who were married more than 20 years, have equal and more than three children, and had doctor and health practitioner as their professions.   
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN JASA OJEK ONLINE GO-JEK Prasetyo, Dwi; Mariyanti, Sulis; Safitri, Safitri
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi Vol 15, No 1 (2017): JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : Esa Unggul University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/jpsi.v15i1.15

Abstract

AbstractNowadays, Jakartans have several options of online motorcycle transportation services with interesting offers to choose to supports their activity. The clash of online motorcycle transportation services is increasing drastically. The effect of this competition is, a good quality service has become the factor of customers’ loyalty. Go-Jek’s customers who rate Go-Jek’s service as a good quality service are the one who likely to be the most loyal customers, and unsurprisingly customers who rate it as a bad quality service are not the loyal customers. This research is made to shows the effect of service quality to the loyalty of the Go-Jek’s customers. This research use the non-experimental quantitative method with incidental sampling type of non-probability sampling. The sample of this research are 385 Go-Jek’s customers who settled in South Jakarta. Service Quality measuring instrument with 70 valid items and reliability point of 0,962. Customer loyalty measuring instrument with 43 valid items and realibility point of 0,946. The research obtains result of sig. 0,000 (p < 0,05) and R square equal to 0,374, which means there is a positive effect of service quality to the loyalty of Go-Jek’s customers, the amount achieve 37,4%. Categorization result shows there are more customers in the low loyalty category (54,5%). Crosstab result also shows the relation of customer’s loyalty with gender, age, membership time and service guarantee. Keywords: service quality, customer loyalty, Users Go-Jek. AbstrakMasyarakat Jakarta kini dihadapkan pada beberapa pilihan ojek online dengan penawaran yang menarik dalam mendukung aktivitasnya.Persaingan ojek online yang semakin marak menyebabkan kualitas pelayanan terbaik menjadi salah satu faktor pembentuk loyalitas pelanggan.Pelanggan Go-Jek yang menilai kualitas pelayanan Go-Jek memuaskan memiliki loyalitas lebih tinggi sedangkan pelanggan Go-Jek yang menilai kualitas pelayanan tidak memuaskan memiliki loyalitas yang rendah.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan ojek online Go-Jek. Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental, dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling berjenis insidental sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 385 pengguna Go-Jek yang beraktifitas di Jakarta Selatan.Alat ukur kualitas pelayanan dengan 70 item valid dan nilai reliabilitas 0,962, sedangkan alat ukur loyalitas pelanggan dengan 43 item valid dan nilai reliabilitas 0,946.  Hasil penelitian memperoleh nilai sig. 0,000 (p < 0,05) dengan nilai R Square 0,374 artinya terdapat pengaruh positif secara signifikan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan ojek online Go-Jek, dengan pengaruh sebesar 37,4%. Hasil kategorisasi menunjukkan lebih banyak pelanggan Go-Jek yang berada pada kategori loyalitas rendah (54,5%). Hasil crosstab juga menunjukkan adanya hubungan loyalitas pelanggan dengan jenis kelamin, usia, lama menggunakan layanan dan jaminan dari layanan. Kata kunci: kualitas pelayanan, loyalitas pelanggan, pengguna go-jek.
PROFIL PSYCHOLOGICAL WELL BEING MAHASISWA REGULER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI SEMESTER 1 DI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Mariyanti, Sulis
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi Vol 15, No 2 (2017): JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : Esa Unggul University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/jpsi.v15i2.20

Abstract

AbstractThe University's policy of imposing mandatory counseling to students of EsaUnggul University starting from 2nd semester students who have a GPA <2.00 is one of the preventive ways to identify stressfull problems by students, both academic and non academic and find solutions from the beginning, so that students are able to complete their studies on time. The amount of psychological stress experienced by students as a result of the demand to adjust to the new situation is one indicator of the psychological well-being level and is usually greater experienced by students at the beginning of the lecture. First semester students will be able to undergo a transition period well needed a very important thing that is psychological well being. The purpose of this study is the availability of psychological profile profilewell being a new student in the psychology department and the factors that influence it. This research is descriptive quantitative research, with saturated sampling method which involves all students of psychology semester one study program is 51 regular students, using psychological well-being scale scale reliability value of coefficient (α) = 0,86. From the results of the categorization of students visible semester 1 (one) tend to have more psychological well being low (51%). Other findings suggest that sex, family status, family economic conditions, shelter, and dating status do not affect the psychological well being of the student. Keywords: psychological well being, semester 1, psychology student AbstrakKebijakan Universitas yang memberlakukan konseling wajib kepada para mahasiswa Universitas Esa Unggul yang dimulai dari mahasiswa semester 2 (dua) yang memiliki IPK <2,00 merupakan salah satu cara preventif untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dirasakan stressfull oleh mahasiswa, baik akademik maupun non akademik serta menemukan solusi sejak awal, agar mahasiswa mampu menyelesaikan studinya dengan tepat waktu.  Besarnya stress psikologis yang dialami mahasiswa sebagai akibat tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru merupakan salah satu indikator dari level psychological well-being dan biasanya lebih besar dialami mahasiswa pada awal perkuliahan. Mahasiswa semester satu akan mampu menjalani masa transisi dengan baik dibutuhkan suatu hal yang sangat penting yaitu psychological well being. Tujuan penelitian ini adalah tersedianya profil kondisi psychological well being mahasiswa baru di prodi psikologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif, dengan metode sampling jenuh yang melibatkan seluruh mahasiswa prodi psikologi semester satu berjumlah 51 mahasiswa reguler, menggunakan alat ukur  psychological well-being scale nilai koefisien reliabilitas  (α)= 0,86. Dari hasil kategorisasi terlihat mahasiswa semester 1 (satu) cenderung lebih banyak yang memiliki psychological well being rendah (51%). Temuan yang lain menunjukkan bahwa jenis kelamin, status keluarga, kondisi ekonomi keluarga, tempat tinggal, dan status berpacaran tidak mempengaruhi psychological well being mahasiswa. Kata kunci : psychological well being, semester 1, mahasiswa psikologi
KEPUASAN PERNIKAHAN DEWASA AWAL DITINJAU DARI KEKUATAN KOMITMEN PERNIKAHAN Wanda Hamidah; Sulis Mariyanti; Veronica Kristiyanti
Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol. 3 No. 2 (2023): Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/empowerment.v3i2.858

Abstract

Dalam setiap pernikahan, semua pasangan berharap dapat menjalani pernikahannya dengan langgeng, bahagia, saling mengasihi dan memuaskan. Namun demikian, seiring perjalanan waktu pernikahan, ada beberapa pasangan yang merasakan pernikahannya hambar, tidak memuaskan, bahkan tidak mampu menyelesaikan konflik antar pasangan hingga berakhir dengan peceraian Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pernikahan adalah kekuatan komitmen pernikahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada dewasa awal. Metode penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan kausalitas, menggunakan non-probability sampling dengann jenis purposive sampling yang melibatkan 100 responden dewasa awal. Alat ukur menggunakan skala komitmen pernikahan berjumlah 24 aitem valid dengan reliabilitas (a)=0,925 dan kepuasan pernikahan berjumlah 28 aitem valid dengan reliabilitas (a)= 0,995. Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana diketahui bahwa terdapat pengaruh komitmen pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada individu dewasa awal dengan nilai sig. (p) = 0,000; (p) ˂0,05 artinya, hipotesis diterima. Komitmen pernikahan berkontribusi sebesar 41,5% terhadap kepuasan pernikahan, sedangkan sisanya 58,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa lebih banyak responden yang merasa puas terhadap pernikahannya (56%) dan juga lebih banyak yang memiliki komitmen tinggi (51%). In every marriage, all couples hope to have a lasting, happy, loving and satisfying marriage. However, over the course of the marriage, there are some couples who feel their marriage is bland, unsatisfactory, and even unable to resolve the conflict between the partners, which ends in divorce. One of the factors that can affect marital satisfaction is the strength of the marriage commitment. The purpose of this study was to determine the effect of marital commitment on marital satisfaction in early adulthood. This research method is quantitative with a causality approach, using non-probability sampling with purposive sampling involving 100 early adult respondents. The measuring instrument used a marriage commitment scale with 24 valid items with reliability (a) = 0.925 and marital satisfaction totaling 28 valid items with reliability (a) = 0.995. Based on the results of the simple linear regression test, it is known that there is an effect of marital commitment on marital satisfaction in early adulthood individuals with a sig. (p) = 0.000; (p) ˂0.05 means, the hypothesis is accepted. Marital commitment contributed 41.5% to marital satisfaction, while the remaining 58.5% was influenced by other factors. In this study, it was found that more respondents were satisfied with their marriage (56%) and also more had high commitment (51%).