Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

MODEL ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) BERBASIS PSIKOLOGIS DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI PSIKOLOGIS ANAK USIA DINI Daud, Muh. Daud; Lunanta, Lita Patricia; A., M. Ahkam
Indonesian Journal of Educational Studies Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/ijes.v11i1.38

Abstract

Abstract. Psychology-based Educational Games Equipment (EGE) Model for Developing Psychological Potential of Young Children. This research aims at developing a model of psychology-based educational games equipment. This study employs research and development model of Courseware Development Process (CDP) which comprises phases of analysis, design, prototyping, evaluas formative evaluation, implementation, and summative evaluation. The analysis phase reveals that (1) the implementation of early childhood education has not yet developed all psychological aspects, (2) facilities and infrastructure owned by several kindergartens and play groups have not met the minimum standard, and (3) the functions of psychology-based educational games can not be applied in several kindergartens and play groups. Abstrak. Model Alat Permainan Edukatif (APE) Berbasis Psikologis dalam Mengembang-kan Potensi Psikologis Anak Usia Dini. Penelitian ini bertujuan menghasilkan model Alat Permainan Edukatif  Berbasis Psikologis. Penelitian ini menggunakan pedekatan ’penelitian pen-gembangan’ model Courseware Development Process (model CDP) yang terdiri atas fase analisis, perancangan, pembuatan prototipe, evaluasi formatif, penerapan dan evaluasi sumatif. Hasil anali-sis menunjukkan (1) penyelenggaraan PAUD belum mengembangkan semua aspek psikologis; (2) sarana dan prasarana yang dimiliki oleh beberapa TK dan play group belum terstandarisasi (3) fungsi alat permainan yang edukatif dan berbasis psikologis belum dapat diterapkan pada bebe-rapa TK dan play group.
PSIKOEDUKASI SEHAT EMOSI DI TENGAH PANDEMI DI GEREJA STANISLAUS KOSTKA, KRANGGAN, CIBUBUR Kristiyani, Veronica; Lunanta, Lita Patricia
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 8, No 01 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v8i01.4812

Abstract

Covid-19 pandemic brought a disruption to society. There were a lot of changing plans in every area or life, starting from home-based learning for the students and problems in the economy. These changes, in one way or another, put people in unrealized griefs. Losses of the life that they know and loss of control of unknown things. This psychoeducation was held online to socialize this condition of society, especially to those who were the member of the church as the location of this occasion. Understanding of the current condition was then continued with the discussion about the emotion regulation process that they could do. Each step was discussed and then ended with a relaxation activity in the form of self reflection. This psychoeducation activity was hoped to be used by participants in facing daily struggle with emotions. Questions and answers session was interactively held throughout the presentation and discussion of materials. Participants gave positive feedback from the pooling taken. They stated that the materials are relevant and showed interest to join similar seminars with further topics about emotions .  Keywords—emotion regulation, covid-19, psychoeducation
PENGETAHUAN TENTANG REGULASI EMOSI ORANGTUA DALAM PANDEMI COVID-19 Lunanta, Lita Patricia
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 7, No 01 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v7i1.3711

Abstract

Children reflect on their parents. Children can absorb their parents’ emotions and copy their parents’ behaviors. This seminar was held to raise awareness of the possibility for parents to have anxieties and emotional problems that they didn’t realize. This sharing of materials about emotion regulation aimed to make parents realize their emotional state, especially in the pandemic of Covid-19. Furthermore, it aimed to build understanding about the concept of emotion regulations and to master the strategies to be used in regulating emotions. This venue was held in scientific forum for lecturer and staffs of Esa Unggul University using online meeting with Zoom and Facebook live application programmes. This seminar began with explanation of the materials and continued with discussion (questions and answers) to enhanced understanding. From the survey, it was also found that most of them already applied regulation emotion strategy in facing their anxieties. From the pooling, it was found that most of the participants felt that the seminar is very interesting (58.8%), very good (47%), felt that it went accordingly with their hope (67%), the materials were well received (47%), and all of them (100%) would join similar seminar.  Keywords: emotion regulation, anxiety, covid-19
PSIKOEDUKASI REMAJA: KETIKA PINTAR SAJA TIDAK CUKUP Lita Patricia Lunanta; Reneta Kristiani; Aurelia Ardani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidikan (JPM-IKP) Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat (JPM-IKP)
Publisher : FKIP Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jmp-ikp.v4i1.877

Abstract

Situasi pandemi turut memberikan dampak bagi remaja. Melalui kegiatan psikoedukasi terhadap remaja ini diharapkan dapat membantu remaja menggali kekuatan dan keterampilan yang bisa mereka terapkan dalam menyesuaikan diri dengan situasi pandemi. Kegiatan psikoedukasi ini membahas mengenai tantangan, kesempatan serta pilihan-pilihan yang dapat dilakukan remaja. Kegiatan dilakukan dalam bentuk seminar online dan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil. Materi seminar online mencakup bahan mengapa remaja adalah generasi yang harus diselamatkan serta hal-hal yang mempengaruhi kehidupan remaja, antara lain kecerdasan emosi, proses pengambilan keputusan, serta bagaimana remaja dapat menjadi individu yang membawa pengaruh positif. Dalam diskusi kelompok kecil dibahas mengenai kondisi kepuasan hidup partisipan saat ini, sumber daya yang mereka miliki agar mereka dapat menjadi tangguh. Dari hasil evaluasi, sebagian besar peserta memberikan respon yang positif terhadap kegiatan psikoedukasi ini dengan rata-rata tingkat kepuasan 90,38%. Saran sebaiknya melakukan kegiatan psikoedukasi dengan topik mengenai remaja kepada orangtua dan guru. Untuk remaja dapat diberikan kegiatan psikoedukasi dengan topik yang berbeda, seperti manajemen stres, keterampilan untuk memasuki jenjang pendidikan berikutnya, serta proses penerimaan diri sendiri, baik dari segi fisik, emosi dan sosial.     
PSIKOEDUKASIMENJADI ORANGTUA YANG CERDAS DAN KREATIF DI MASA PANDEMI Reneta Kristiani; Lita Patricia Lunanta; Gracia Samuela Kiswanto; Aurelia Ardani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidikan (JPM-IKP) Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat (JPM-IKP)
Publisher : FKIP Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jmp-ikp.v5i1.1199

Abstract

Orangtua seringkali bingung dalam memberikan pengasuhan yang tepat bagi anak mereka. Kegiatan psikoedukasi ini bertujuan untuk membekali orangtua agar dapat memahami perkembangan anak dan cara-cara praktis untuk mendidik anak secara kreatif di rumah.  Kegiatan dilakukan dalam bentuk seminar online atau webinar selama 2 jam yang diawali dengan pemberian pre-posttest dan survei kepuasan hidup untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana kehidupan orangtua saat ini. Materi kegiatan psikoedukasi meliputi kondisi pandemi saat ini yang dapat dilihat sebagai krisis atau kesempatan, keunikan anak, tahapan perkembangan anak, permasalahan mendasar anak, pengasuhan yang tepat sesuai dengan tahap perkembangan anak, bahasa kasih orangtua terhadap anak, serta keterampilan yang penting dimiliki dan kreativitas untuk beradaptasi dalam masa pandemi. Materi diberikan dalam bentuk presentasi dan video audio visual. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dari partisipan. Kegiatan ini diikuti oleh ayah dan ibu secara seimbang komposisinya serta calon orangtua yang belum menikah maupun memiliki anak. Dari hasil pre-posttest, terjadi perubahan walaupun tidak signifikan dari 74,5% ke 76,14%. Selain itu ditemukan bahwa tingkat kepuasan partisipan tinggi dengan rata-rata tingkat kepuasan 93,75%. Melihat antusiasme para partisipan, saran agar kegiatan psikoedukasi seperti ini dapat dilakukan secara berkala dengan berbagai topik yang berbeda serta ditujukan selain untuk orangtua, juga untuk guru dan pendidik agar lebih memahami perkembangan anak dan cara-cara kreatif dalam mendidik anak.
Pengaruh Parenting Stress terhadap Harga Diri Orangtua di JABODETABEK Lita Patricia Lunanta; Andi Rina Hatta; Veronica Kristiyani; Srifianti Srifianti
MANASA Vol 10 No 1 (2021): Juni, 2021
Publisher : Faculty of Psychology, Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.708 KB) | DOI: 10.25170/manasa.v10i1.2219

Abstract

Situations that parents handle affect how they parent their children and this will affect howtheir children develop later on. The aim of this research is to analyze how parenting stressaffects other factors in parent’s psychological condition, especially in their self-esteem. Thisresearch was held to parents with middle school children who live in JABODETABEK with241 participants. The scale that was used to measure parenting stress is the one that Berry andJones (1995) developed and to measure self-esteem is The Coopersmith Self-Esteem Inventorythat was developed by Ryden (1978). This research used a quantitative descriptive method todescribe parenting stress and self-esteem of participants and used simple regression analysisto measure how parenting stress affects self-esteem of middle school children’s parents. Fromthe statistical analysis it was found that parenting stress contributed negatively (t (241) = -7.330, p <0.005) to self-esteem of parents with middle school age children in JABODETABEK.The higher the parenting stress the lower self-esteem becomes. Parenting stress contributed 18percent to self-esteem that means the remaining 82 percent of a parent's self-esteem wasdetermined by other factors.
Pendekatan Eksplorasi pada Kasus Anak Oppositional Defiant Disorder di Kota Makassar Meily Lunanta Kouwagam; Lita Patricia Lunanta
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i2.622

Abstract

Anak adalah karunia yang paling berharga bagi sebuah keluarga sehingga jika anak itu mengalami kelainan dalam berperilaku, orang tua perlu mencari solusi untuk mengatasi. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mengungkapkan, dan mencari solusi penanganan anak yang mengalami Oppositional Defiant Disorder (ODD). Pendekatan eksplorasi digunakan dengan metode wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan data agar mendukung analisis holistik dalam rangka mencapai tujuan artikel ini. Data yang dikumpulkan terdiri atas dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari seorang anak yang mengalami gangguan ODD dan dilengkapi oleh data dari orang tua, pakar yang terkait topik ini. Sedangkan data sekunder dari hasil kajian sebelumnya terhadap lima kasus. Pola perilaku mereka menunjukkan perlawanan kepada otoritas baik orang tua maupun guru di sekolah. Kelima kasus dari data dokumentasi menunjukkan perilaku yang tidak menyukai peraturan, perkembangan emosional yang tidak stabil, dan pengendalian diri yang buruk. Solusi penanganan anak yang mengalami gangguan ini adalah memberikan pelatihan kepada orang tua, orang tua membuat aturan yang diterapkan secara konsisten, orang tua memberi penghargaan, dan melibatkan seluruh anggota keluarga dengan perspektif yang sama. Artikel ini merupakan studi kasus yang tidak digeneralisasi melainkan berusaha memberikan penggambaran yang holistic terhadap kasus yang ada. Children are the most precious gift to a family. Therefore, if there is a problem with a child, parents would want to find a way to treat them. This article aimed to describe, explore and find solutions for children with oppositional defiant disorder (ODD). Interviews and documentation are used to get a holistic view of the problem. Data that are collected were primary data and secondary data. The primary data was from one child with oppositional defiant disorder and his parents along with his psychological records. Secondary data are previous cases about similar struggles in children. The result showed a pattern of oppositional behaviour to authority, to parents and teachers at school. The secondary case also showed a pattern of defiant behaviour, unstable emotional development, and low self-control. The treatment plan for oppositional defiant disorder cases included giving training for parents so they can apply consistent rules while giving positive regard and involving all family members to work in the same framework. This article is a study case that was not meant to be generalized but aimed to describe the case from various points of view, theologically and psychologically.
Pelatihan Empowering Saudara Kandung dari Anak Berkebutuhan Khusus Empowering Training for Sibling of Special Needs Children Lita Patricia Lunanta; Yeny Duriana
Jurnal Psikologi TALENTA Vol 3, No 1 (2017): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.108 KB) | DOI: 10.26858/talenta.v3i1.13057

Abstract

Abstrak. Hubungan antara saudara kandung adalah salah satu hubungan yang paling ambivalen. Dalam keluarga yang memiliki beberapa anak, saudara kandung dapat berselisih pandang, tertawa, berpelukan dalam waktu yang berdekatan. Demikian juga yang terjadi pada saudara kandung anak berkebutuhan khusus. Saudara kandung anak yang berkebutuhan khusus seringkali muncul perasaan yang sangat bervariasi, beberapa mengungkapkan rasa malu, rasa bersalah, rasa bertanggung jawab, rasa terisolasi. Namun di sisi lain keberadaan saudara kandung sangat dibutuhkan bagi anak berkebutuhan khusus sebagai  social support. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hubungan interpersonal antara anak berkebutuhan khusus dengan saudara kandungnya. Kerangka teori yang digunakan antara lain mengenai hubungan interpersonal, mengenai saudara kandung dari anak berkebutuhan khusus, serta modul pelatihan untuk mendukung saudara kandung dari anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan metode  Quasi-experimental dengan desain “The   Dependent Pretest and Postest Samples”.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang siginifikan hubungan interpersonal pada saudara kandung anak autis sebelum dan sesudah penelitian.  Peserta mengikuti kegiatan dengan baik dan memberikan penilaian yang positif terhadap kegiatan yang dilakukan. Namun nampaknya pelatihan setengah hari yang diterima tidak cukup signifikan untuk mengubah kualitas hubungan interpersonal antara saudara kandung. Kata kunci: pemberdayaan, hubungan interpersonal, saudara, kebutuhan khusus.
PENDEKATAN BERBASIS HAK ANAK UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PENDAMPING ANAK BERISIKO (CHILDREN-AT-RISK) Reneta Kristiani; Lita Patricia Lunanta; Renata Raissa Sondakh; Gracia Samuela Kiswanto; Elizabeth Vanya
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidikan (JPM-IKP) Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat (JPM-IKP)
Publisher : FKIP Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jmp-ikp.v5i2.1422

Abstract

Anak berisiko (Children-at-risk) merupakan anak yang rentan dalam menjalani kehidupan karena anak tersebut berada dalam situasi khusus yang menyebabkannya tidak mendapatkan pemenuhan akan hak-haknya serta berada dalam situasi yang dapat mengancam perkembangan fisik maupun psikologisnya. Oleh sebab itu, anak berisiko membutuhkan pendampingan. Salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa adalah melalui pendampingan pada anak-anak bersituasi khusus melalui organisasi PENA (Pendampingan Anak). Para pendamping anak terutama anggota baru perlu dibekali dengan pemahaman akan hak-hak anak, karakteristik anak berisiko yang berada dalam situasi khusus, serta pembuatan program berdasarkan pendekatan berbasis hak, tidak hanya berbasis kebutuhan yang bersifat jangka pendek. Tujuannya agar mereka dapat memberikan pendampingan yang optimal. Kegiatan pembekalan ini telah berlangsung dengan hasil yang memuaskan dimana terjadi peningkatan skor pre-test (84.67%) menjadi post-test (88.2%). Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, para partisipan merasa bahwa materi yang disampaikan sangat berguna dalam pendampingan (94.78%), materi dapat dipahami dengan baik (91.64%) serta pembicara dapat menyampaikan materi dengan jelas dan menarik (91.79%). Saran sebaiknya dilakukan kegiatan tindak lanjut berupa latihan-latihan dalam pembuatan program berdasarkan hak anak, bukan hanya kebutuhan anak.
MODEL WORK-LIFE BALANCE DALAM PENINGKATAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA PEREMPUAN BEKERJA YANG MENJALANI PERAN GANDA Sulis Mariyanti; Lita Patricia Lunanta; Aisyah Ratnaningtyas
Psychopedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang Vol 7 No 2 (2022): PSYCHOPEDIA : Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/psychopedia.v7i2.3428

Abstract

Women who have multiple roles hope to live a balanced life. On the one hand, as an employee, she tries to be engaged in her work to a maximum performance. On the other hand, personal matters, household domestic tasks can be completed satisfactorily to make them happy. One of the efforts that can be made by women who have multiple roles to remain engaged in their work is to balance their personal affairs with their work or work-life balance. The purpose of this study was to determine the effect of work-family balance on the work engagement of working women who have multiple roles. This research method is quantitative-causal comparative with a purposive sampling technique, involving 201 working and married mothers in Indonesia. The work-life balance measurement tool refers to the theory of Greenhaus et.al (2002) with 21 valid items (range (r) ≥ 0.3) and reliability (α) = 0.905. The work engagement scale uses the Utrecht Employee Engagement Scale (UWES) from Schaufeli and Bakker (UWES) adapted from Titien (2016) with 28 valid items and reliability (α) = 0.922. The results of this study indicate that there is an effect of work-life balance on work engagement in working women who have multiple roles with a significant value (p) of 0.000 (p <0.05), with a simple linear regression equation Y = 1.138 + 0.614 X1. Work-Life Balance contributes 51.5% to Employee Engagement. More working women who have multiple roles feel a low work life balance (62.7%) and also more have low work engagement (61.7%). Keywords: Work-life balance, work engagement, women, work, multiple roles, Indonesia Perempuan yang menjalani peran ganda berharap dapat menjalani kehidupannya dengan seimbang. Di satu sisi, sebagai karyawati, ia berupaya bisa engaged terhadap pekerjaannya hingga berkinerja maksimal. Di sisi lain urusan pribadi, tugas domestik rumah tangga pun dapat diselesaikan dengan memuaskan hingga membuatnya bahagia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perempuan yang menjalani peran ganda agar tetap engaged terhadap pekerjaannya adalah dengan tetap menyeimbangkan urusan pribadinya dengan pekerjaannya atau work-life balance. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh work-family balance terhadap work engagement perempuan bekerja yang menjalani peran ganda. Metode penelitian ini berjenis kuantitatif-kausal komparatif dengan teknik purposive sampling, melibatkan 201 ibu bekerja dan telah menikah di wilayah Indonesia. Alat ukur work-life balance mengacu pada teori Greenhaus et.al (2002) dengan 21 item valid (rentang (r) ≥ 0,3) dan reliabilitas (α) = 0,905. Skala work engagement menggunakan Utrecht Employee engagement Scale (UWES) dari Schaufeli dan Bakker (UWES) yang diadaptasi dari Titien (2016) dengan 28 item valid dan reliabilitas (α) = 0,922. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh work-life balance terhadap work engagement pada perempuan bekerja yang menjalani peran ganda dengan nilai signifikan (p) sebesar 0,000 (p < 0,05), dengan persamaan regresi linier sederhana Y= 1,138 + 0,614 X1. Work-Life Balance berkontribusi 51,5% terhadap Employee Engagement. Perempuan bekerja yang menjalani peran ganda lebih banyak yang merasakan work life balance rendah (62,7%) dan juga lebih banyak yang memiliki work engagement rendah (61,7 %) Kata Kunci: Work-life balance, work engagement, perempuan, bekerja, peran ganda, Indonesia