Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MENGUNGKAP PESAN-PESAN AL-QURAN MELALUI PETUAH BUGIS PAPPASENG TO RIYOLO Sugirma Sugirma
Palita: Journal of Social Religion Research Vol 2, No 1 (2017): Palita: Journal of Social Religion Research
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/pal.v2i1.66

Abstract

Pappaseng is an oral literature spoken by to riyolo na Ugi'e (ancestor of the Bugis tribe) to give a message to ana 'monri'e (young generation) so as not to fall into the things that are not desirable. While the Quran is a holy book for Muslims that contains values from all aspects of human life, including the one is about moral messages, ethics and rule of interaction. Both become the basis of life of Bugis tribe people in living their lives and interact with each other. this research is a qualitative research with a cultural approach to search for The Quran relationship with the advice Bugis pappaseng form as a repertoire of science in the Bugis society. And obtained the result that the value contained in pappaseng always connected directly with the content of the Quran, such as courage, honesty, work ethic of faith and so forth.
PERAN KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB DALAM MELETAKAN DASAR-DASAR ILMU NAHWU SUGIRMA SUGIRMA
Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman Vol 11, No 1 (2019): FORAMADIAHI VOL.11 NO 1.EDISI JUNI 2019
Publisher : IAIN Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.877 KB) | DOI: 10.46339/foramadiahi.v11i1.153

Abstract

Siapa yang tidak mengenal Khalifah Ali bin Abi Thalib. Beliauadalah Khalifah tarakhir dalam kepemimpinan Khulafaurrasyidin yang menggantikan Khalifah sebelumnya, yakni Usman bin Affan. Sosok Ali memang lebih banyak dikenal sebagai Khalifah yang santun dan memilki pengetahuan yang luas hingga Rasulullah menyebutnya sebagai pintu ilmu pengetahuan. Bukan sesuatu yang mengherankan banyak ungkapan-ungkapan yang dilontarkan oleh Ali yang menggetarkan relung qalbu yang dalam sebagai pertanda kedalaman ilmu yang dimilikinya. Beliau juga dikenal sebagai sosok sahabat yang setia dan sangat dekat dengan Baginda Rasulullah SAW. Begitu setianya, Ali rela menggantikan posisis Rasulullah di pembaringannya di Gua Hira pada saat dikejar oleh Kaum Kafir Quraisy dengan mempertaruhkan nyawanya. Salah satu yang patut untuk kita sorot adalah bagaimana keterlibatan khalifah Ali dalam meletakkan dasar Ilmu Nahwu yang merupakan ilmu terpenting dalam Islam. Bagaimana tidak, Ilmu Nahwu sangat mempengaruhi eksistensi khasanah keilmuan di dunia Islam yang sampai sekarang masih kita nikmati bersama. Kemampuan Abu Aswad ad-Duwaly dalam melahirkan dan mengembangkan kaidah ilmu nahwu memang telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai Bapak Bahasa Arab. Namun keterlibatan Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam menentukan kaidah dasar gramatikal bahasa Arab sebagai jawaban dari keresahan atas rusaknya makna bahasa Arab akibat ekspansi dunia Islam ke luar Negeri Arab juga tidak bisa dipungkiri sebagai peletak dasar Ilmu Nahwu.
Antara Khadijah Dan Aisyah (Teladan Moderasi Beragama Persfektif Gender) Sugirma Sugirma; Agustang K Agustang K
AL-WARDAH: Jurnal Kajian Perempuan, Gender dan Agama Vol 14, No 1 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/al-wardah.v14i1.244

Abstract

Khadijah dan Aisyah adalah sosok wanita yang sejatinya menjadi sosok teladan bagi kaum wanita masa kini yang hidup pada era milenial. Khadijah dikenal sebagai sosok wanita tangguh dan dermawan. Beliau tercatat dalam sejarah sebagai salah satu wanita yang mempercayai risalah kenabian yang dibawa oleh nabi muhammad saw., dengan gelar assabiqunal awwalun. Aisyah dikenal sebagai wanita berparas cantik dan cerdas, memberi warna romatika hidup bagi rasululah saw sebagai khatamul anbiya’i wal mursalin yang digelari olehnya Humairah. Khadijah dan Aisyahibu rumah tangga, isteri, sampai pada wanita karier yang akan menguatkan peran serta kau wanita dalam pembanguan manusia yang utuh dan mampu berdampingan dengan kaum pria dalam segala aspek kehidupan dengan tidak mengabaikan perannya dalam rumah tangga. Khadijah dan Aisyah telah membuktikan bahwa jauh sebelum konsep gender itu digaungkan di Negeri Barat, Islam telah memberikan ruang luas kepada wanita untuk membuktikan jati dirinya sesuai dengan sifat dan karakter pada diri seorang wanita.
PENGUATAN AKSARA AL-QUR’AN DI MAJELIS TAKLIM KOTA TOBELO HALMAHERA TENGAH MELALUI PENGGUNAAN BUKU QIRO’AH Agustang Kallang; Sulaeman Sulaeman; Muhammad Amri; Sugirma Sugirma; Sayuthi Atman Said; M. Ridwan
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v3i2.1805

Abstract

Dinamika pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di Indonesia, termasuk di Maluku Utara telah mengalami perkembangan pesat. Beberapa metode baca tulis Al-Qur’an telah mewarnai dunia literasi Al-Qur’an seperti Bhaghdadiyah, Iqro’, Qiro’ati, Ummi dan Metode Qiro’ah. Sebagai salah satu metode yang lahir dari timur Indonesia, yakni Makassar, metode Qiro’ah bisa menjadi pilihan untuk penguatan literasi Al-Qur’an dengan cara belajar santri super aktif (CBSSA), termasuk di Majelis Taklim di Kota Tobelo Halmahera Utara. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguatkan literasi Al-Qur’an majelis taklim di Kota Tobelo Halmahera Utara melalui penggunaan buku qiro’ah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menguatkan literasi Al-Qur’an majelis taklim di Kota Tobelo Halmahera Utara melalui penggunaan buku qiro’ah. Metode kegiatan dilakukan melalui participation action research dengan tim pengabdi bertindak sebagai pendamping untuk penerapan metode qiro’ah. Hasil kegiatan melalui pola pembinaan literasi Al-Qur’an secara terstruktur dan sistematis, mulai dari penentuan mitra dampingan, pendampingan, pengaplikasian metode qiro’ah dan monitoring. Pola pembinaan mengacu pada pola dasar pengaplikasian metode qiro’ah yaitu 4M dan        7D. 4D sebagai penguasaan huruf hijaiyah, baris-harakat, huruf bersambung dan ilmu tajwid. Kemudian 7D dipahami, ditunjuk, dituntun, diulangi, diuji, diperlancar dan dipindahkan. Kegiatan ini telah berjalan sesuai dengan pengabdian dan memberikan kontribusi dalam menguatkan literasi Al-Qur’an bagi majelis taklim
Analisis terhadap Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Sugirma Sugirma; Khalid Hasan Minabari; Agungtang K.; Amran Eku
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 5 (2022): October Pages 6401-7346
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i5.3726

Abstract

Kegiatan belajar-mengajar bahasa Arab melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media, dan evaluasi. Tujuan pembelajaran bahasa Arab secara umum adalah agar peserta didik mampu mengusai empat keterampilan (skills) bahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Pembelajaran bahasa Arab di MAN Insan Cendikia Halmahera Barat dilakukan dengan dua system. Pertama, Pembelajaran bahasa Arab berlangsung di kelas, sebagaimana mata pelajaran yang lain yang dikakukan pada saat jam sekolah (sesuai jadwal yang telah di buat per semester) dan Kedua pembelajaran bahasa Arab yang dialkukan di asrama yang berlangsung setalah kegiatan belajaran mengajar di kelas selesai ( dari sore sampai dengan malam), berupa kajian kitab Kuning. Penelitian ini bertujuan menganalisa pembelajaran Bahasa Arab di MAN Insan Cendikia Halmahera Barat untuk mengungkap masalah yang terjadi dan mencari solusi agar pembelajaran bahasa Arab berjalan efektif. Dengan latar belakang santri yang heterogen, MAN Insan Cendikia harus menerapkan trik-trik khusus, agar pembelajaran dapat dengan mudah diserap oleh peserta didik. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif, obeservasi, wawancara dan dokumentasi sebagai media untuk mengumpulkan data.
Taṭbīqu Manẓuri al-Imām al-Ghazalī al-Qiyam asy-Syakhṣiyyah fī Ta‘līmi an-Nahwi bi Jām‘ati Ma‘ārif al-Islāmiyyah Lampung Dian Risky Amalia; Miftahul Huda; Sugirma Sugirma; Ahmad Fadhel Syakir Hidayat; Siti Sulaikho
Lisanudhad: Jurnal Bahasa, Pembelajaran, dan Sastra Arab Vol. 11 No. 01 (2024): Lisanudhad: Jurnal Bahasa, Pembelajaran dan Sastra Arab
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/lisanudhad.v11i01.10702

Abstract

تم العثور على العديد من مرتكبي الاحتيال في الأكاديميين وهم محور المشاكل التي يتعرض لها الاهتمام إلى كفاءة المعلمين في عملية التعلم الخاصة بهم. يزيد من التدقيق العام في كفاءة المعلمين الذين يفتقرون إلى غرس قيم الشخصية في تعلمهم. إن تطبيق قيم الشخصية في تعلم اللغة على أساس الإمام الغزالي هو هدف صالح في هذه الدراسة، وتحديدا في الموازنة بين والمعرفة والأعمال . منهج البحث وصفي ويستخدم منهجا كميا، وهو مقياس ليكرت مع أسلوب أخذ العينات غير الاحتمالية، أي أخذ العينات الكلية من طلاب الفصل الثالث المتخصصين في تعليم اللغة العربية. نتج عن هذا البحث تصور الشخصيات الأربع الرئيسية على أساس الإمام الغزالي هي الحكمة والشجاعة والسماحة والعدل التي يمكن تنفيذها في تعلم النحو. أظهرت النتائج أن 96٪ موافقون بشدة ومتفقون ومعتدلون، و 4٪ غير موافقين، بحيث لم يحصلوا فقط على نظرية قواعد النحوية ولكن أيضا على قيم الشخصية التي يمكن أن يطبقوها معا. بناء على التوازن بين العلم العمل التي لها أثرها على البعد الاجتماعي، وهي مفتاح الحصول على السعادة في الدنيا والآخرة.