Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISTIK HABITAT DAN KUALITAS AIR TERHADAP KEBERADAAN JENTIK Aedes spp DI KELURAHAN SUKARAMI PALEMBANG Indah Margarethy; Nungki Hapsari Suryaningtyas; Desy Asyati
SPIRAKEL Vol 9 No 2 (2017)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.896 KB)

Abstract

Sukarami regency is one of the areas with the highest dengue cases in Palembang City. The presence of larvae will affect the mosquito population of dengue vectors. The spot has several characteristic differences that will affect the Aedes spp mosquito. to meet the eggs This study aims to determine the relationship between larvae habitat with habitat characteristics and air quality. The sample of this research is 100 homes inhabited as residence in Sukarami Village. Collection of Aedes spp larvae. with single larvae method. Aedes spp larvae habitat habitat data collection through the form. Measurement of water quality in Aedes spp larvae habitat. carried out to obtain water temperature, pH and salinity. The resulting data is then processed and categorized based on each variable. The analysis using bivariate using chi-square test to know the relationship between habitat characteristics and water quality with larvae area. The results showed significant differences between container type, container wall surface, container location, cover condition and water pH with Aedes spp larvae seeds (p <0.05). DHF surveillance activities through cadre empowerment for widening and Aedes spp eradication larvae should be undertaken as an effort to restore the chain of Aedes spp mosquitoes and propagation.
Kepadatan dan Keragaman Spesies Nyamuk di Desa Jagaraga Kecamatan Buana Pemaca dan Desa Sukajaya, Kecamatan Buay Rawan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yahya yahya; R Irpan Pahlepi; Rahayu Hasti Komariah; Desy Asyati; Surakhmi Oktavia
Jurnal Vektor Penyakit Vol 14 No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1204.979 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v14i1.1286

Abstract

Abstract The study on mosquito diversity was conducted in Jagaraga Village, Buana Pemaca Subdistrict and Sukajaya Village, Buay Rawan Subdistrict of Ogan Komering Ulu Selatan Regency in 2017. This study aimed to analyze population density of mosquitoes, feeding habits and resting behavior of mosquito, and identify the types of potential /specific breeding habitat of mosquito larvae in OKU Selatan regency. Mosquitoes were collected during the night for 12 hours, started at 06.00 p.m. until 06.00 a.m. by human landing, resting, and cattle landing collection methods. The indoor density of mosquitoes ranged from 0.04-3.96 mosquitoes/person/hour with the highest density of 10,7 on Cx.tritaeniorhyncus. Species of mosquitoes collected in Sukajaya Village were more diverse than in Buana Pemaca Village. There were 12 species and the most dominant species was Cx. tritaeniorhyncus (68.09%), Breeding habitats were identified in rice fields, bricks pit, puddle marsh, and flow of rice fields. Abstrak Penelitian tentang keragaman nyamuk telah dilakukan Di Desa Jagaraga Kecamatan Buana Pemaca dan Desa Sukajaya Kecamatan Buay Rawan Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kepadatan populasi nyamuk yang tertangkap, menganalisis kebiasaan mencari makan danperilaku beristirahat masing-masing spesies nyamuk yang tertangkap serta mengetahui jenis-jenis habitat perkembangbiakan potensial bagi larva nyamuk yang ada di Kabupaten OKU Selatan. Penangkapan nyamuk dilakukan selama 12 jam dimulai dari pukul 18.00 WIB malam hingga pukul 06.00 pagi, menggunakan metode human landing collection, resting collection dan penangkapan di sekitar kandang ternak. Spesies nyamuk yang tertangkap 12 spesies dan yang paling dominan yaitu Culex tritaeniorhyncus(68,9%). Kepadatan nyamuk yang menggigit per orang per jam (MHD) di dalam rumah berkisar antara 0,04-3,96 ekor/orang/jam. Kepadatan rata-rata paling tinggi pada nyamuk Cx. tritaeniorhyncus 10,7 ekor. Habitat perkembangbiakan berupa sawah, lubang galian tanah liat untuk batu bata, kobakan, aliran sawah.
Bionomik Anopheles spp. di Kecamatan Sindang Beliti Ulu Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Tahun 2021 Rahman Irpan Pahlepi; Santoso; Yulian Taviv; Muhammad Umar Riandi; Febriyanto; Vivin Mahdalena; I Gede WD Permadi; Rahayu Hasti Komaria; Desy Asyati; Agus Setiawan; Emawati; Anggraini
Aspirator Vol 14 No 2 (2022): Jurnal Aspirator Volume 14 Nomor 2 2022
Publisher : Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58623/aspirator.v14i2.14

Abstract

Malaria masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong, meskipun kabupaten ini telah mendapatkan sertifikat eliminasi malaria pada tahun 2014. Pada tahun 2018-2020, masih ditemukan penularan malaria setempat (indigenous). Program eliminasi malaria di Kabupaten Rejang Lebong belum didukung dengan program pengendalian vektor, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang vektor malaria yang bertujuan untuk menilai kepadatan dan distribusi vektor malaria di Kabupaten Rejang Lebong. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei habitat perkembangbiakan nyamuk, penangkapan nyamuk di dalam dan di luar rumah serta di kandang ternak dan pengujian kelambu berinsektisida. Survei habitat menemukan larva An. vagus dan An. barbirostris di kolam dan sawah. Nyamuk Anopheles tertangkap sebanyak 164 ekor terdiri dari tujuh spesies, empat di antaranya merupakan spesies nyamuk yang telah terkonfirmasi sebagai vektor malaria, yaitu An.maculatus, An. tessellatus, An. kochi dan An. vagus. Nyamuk yang dominan tertangkap yaitu An. vagus. Hasil pengujian PCR tidak mendapatkan nyamuk positif Plasmodium. Dapat disimpulkan bahwa penularan malaria masih dapat terjadi karena ditemukannya nyamuk yang telah terkonfirmasi sebagai vektor malaria dan ditemukannya habitat vektor malaria di sekitar pemukiman penduduk.