Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Hubungan Unsafe action dalam Penggunaan Smartphone dan Laptop Terhadap Kelainan Refraksi pada Siswa di SMA Negeri 1 Juwana Putri, Fadhilla Aurielia Arisya; Martiningsih, Wahju Ratna; Diatri, Devita; Swasty, Swasty
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 6 (2024): Volume 11 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i6.14978

Abstract

Banyak diskusi baru-baru ini berfokus pada kemungkinan bahwa perangkat elektronik seperti laptop dan ponsel berkontribusi terhadap masalah refraksi. Orang yang menggunakan ponsel dan laptop dengan cara yang berisiko, termasuk lebih dari dua jam berturut-turut, sambil berbaring, dengan jarak pandang lebih dari 30 cm, dan tingkat kecerahan di bawah 200 lux, rentan mengalami kelainan refraksi pada matanya. Kondisi mata seperti miopia, hipermetropia, dan astigmatisme sering terjadi. Fokus penelitian ini adalah pengaruh penggunaan smartphone dan laptop yang berisiko terhadap kelainan refraksi pada siswa SMA Negeri 1 Juwana. 155 peserta dalam penelitian ini dipilih secara acak dari siswa SMA Negeri 1 Juwana pada Januari 2024 dan berpartisipasi dalam prosedur analitik observasional kuantitatif cross-sectional. Dengan asumsi p<0,05, uji chi-square digunakan untuk menganalisis data. Siswa dengan kelainan refraksi (62,6%) dan yang tidak memiliki kelainan refraksi (37,4%), sesuai dengan temuan masing-masing ciri. Ditinjau dari frekuensi faktor risiko perilaku berisiko di kalangan pelajar, berikut ini yang paling umum: durasi penggunaan (133 responden), lokasi (116 responden), jarak pandang (87 responden), dan kecerahan (133 responden). dengan maksimal delapan puluh satu peserta. Siswa SMA Negeri 1 Juwana mempunyai korelasi antara penggunaan smartphone dan laptop yang berisiko dengan kelainan refraksi (p = 0,014), berdasarkan analisis Chi-Square.
Skrining Diabetes Mellitus Melalui Pemeriksaan dan Konsultasi Hasil Gula Darah di Rumah Pelayanan Sosial Purnamasari, Rina; Rakhmawatie, Maya Dian; Diatri, Devita; Rohmani, Afiana
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 2 No 4 (2023): Oktober
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v2i4.161

Abstract

Latar belakang: Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi normal. Cara mudah untuk mendeteksi apakah terdapat potensi mengalami diabetes yaitu dengan pengecekan kadar gula darah. Tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan screening DM melalui pemeriksaan kadar glukosa darah dan konsultasi hasil gula darah sewaktu di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading, Semarang. Metode: Sasaran kegiatan ini adalah lansia yang berjumlah 50 orang. Waktu pelaksanaan yaitu pada Rabu, 31 Mei 2023. Kegiatan meliputi pemeriksaan cek gula darah sewaktu (GDS) dilanjutkan dengan konsultasi hasil gula darah. Hasil: Sebanyak 50 lansia yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini sebagian besar adalah perempuan (62%), laki – laki (28%). Dari hasil pemeriksan GDS didapatkan rerata kadar GDS 152.12 gr/dl. Lansia yang tidak menderita DM (91%). Kesimpulan: Sebagian besar lansia memiliki kadar GDS yang normal. Namun, tetap perlu dilakukan upaya deteksi dini supaya tidak terjadi komplikasi Diabetes Mellitus. Kata kunci: diabetes mellitus, gula darah sewaktu, lansia __________________________________________________________________________________ Background: Diabetes Mellitus (DM) is a non-communicable disease characterized by abnormal blood sugar levels. An easy way to detect whether there is potential for diabetes is to check blood sugar levels. Objective: This activity aims to screen for DM by checking blood glucose levels and consulting blood sugar results. Method: The target of this activity is the 50 elderly in the Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading, Semarang City. This activity was carried out on Wednesday, 31st of May, 2023. After implementation, random blood sugar examination then continued with consultation on blood sugar results. Result: A total of 50 elderly who participated in this activity were mostly women (62%), and men (28%). From the random blood sugar examination results, the average random blood sugar level was 152.12 gr/dl. Elderly who did not suffer from DM (91%). Conclusion: Most of the elderly have normal random blood sugar levels. However, early prevention is still needed to prevent complications of Diabetes Mellitus.  Keywords: diabetes mellitus, elderly, random blood sugar level
Impact of Single vs Combination Anti-Hyperglycemic Drug Therapy on HbA1c Levels: A Cross-Sectional Study Diatri, Devita; Rakhmawatie, Maya Dian
South East Asia Nursing Research Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.6.2.2024.79-83

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a long-term medical condition characterized by increased blood glucose levels caused by abnormalities in the insulin metabolism process. Various types of antihyperglycemic drugs are available, both as single and combination therapy. Recent research shows that single or combination therapy can impact glycemic control differently, especially when looking at changes in HbA1C levels.  This research is descriptive-analytical with a cross-sectional design using medical record data from Type 2 DM patients in the 2022-2023 period.  Data was analyzed using SPSS. In this study, there was a significant relation between single and combination anti-hyperglycemic drug therapy. Bivariate analysis showed that both single and combination therapy were associated with a reduction in HbA1C levels, with a p-value of 0.019. There is a correlation between HbA1C levels and single and combination therapy in type 2 DM patients at the Prolanis Clinic.
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN AKREDITASI DI KLINIK PRATAMA SEBAGAI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA: SEBUAH STUDI KASUS Maharani, Chatila; Diatri, Devita
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 8, No 3 (2024): JULI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNIT
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v8i3.26302

Abstract

Fasilitas pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas terbaik untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 menyatakan bahwa setiap fasilitas kesehatan baik yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan maupun tidak, wajib terakreditasi. Pada semester 1 Tahun 2023, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terakreditasi hanya 42.7%. Jumlah Klinik Pratama sebagai salah satu FKTP yang terakreditasi masih sangat rendah dibandingkan Puskesmas. Hal ini karena akreditasi di Klinik adalah hal baru dengan disahkannya standar akreditasi Klinik pada tahun 2022. Kebaruan dalam penelitian ini karena meneliti tentang persiapan dan pelaksanaan akreditasi di klinik pratama sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kegiatan yang dilaksanakan Klinik Pratama Swasta yaitu Klinik Insan Medika Semarang dalam mempersiapkan akreditasi sampai dengan survei akreditasi serta hambatan dan tantangannya. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Wawancara mendalam dilaksanakan kepada Pemilik Klinik, Penanggungjawab Bab I, II, dan III serta perwakilan audit internal. Selain itu data sekunder berupa dokumen akreditasi juga digunakan dalam penelitian ini. Analisa dilakukan secara thematic analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Klinik Insan Medika sudah mempersiapkan sejak tahun 2017 tetapi tertunda karena pandemi COVID-19, dan mulai melanjutkan sejak tahun 2021. Pelaksanaan persiapan akreditasi yaitu sosialisasi, pelatihan, pendampingan (tidak kontinyu), penyusunan dokumen dan persiapan fasilitas, pelaksanaan audit internal, penilaian mandiri, permohonan usulan akreditasi, survei akreditasi sampai mendapatkan hasil akreditasi. Kesimpulan bahwa untuk pelaksanaan akreditasi perlu persiapan waktu, fasilitas, dana, dan SDM terutama terkait pelatihan sesuai dengan kondisi SDM.
HUBUNGAN KADAR D-DIMER DAN NEUTROFIL LYMPHOCYTE RATIO DENGAN TINGKAT KEPARAHAN COVID-19 DI RS TUGUREJO SEMARANG Shinta Anjani Putri, Ni Wayan; Wahab, Zulfachmi; Setyoko; Diatri, Devita
Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 3 (2024): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v6i3.227

Abstract

ABSTRACT Treatment and management of blood clotting disorders in Covid-19 patients when they have just been admitted to the hospital must be considered even if no bad manifestations are found due to increased D-dimer levels. Initial indications obtained from the hemostasis laboratory, D-dimer levels are very important to use to calculate the degree of risk and survival of Covid-19 patients. Therefore, this research was carried out with the aim of assessing the relationship between D-dimer levels and Neutrophil lymphocyte ratio with the severity level in Covid-19 patients at Tugurejo Hospital, Semarang. The type of research used in this research is analytical observational with a cross sectional design. This approach was carried out to determine the relationship between D-dimer levels and Neutrophil lymphocyte ratio with the severity of Covid-19 patients at Tugurejo Hospital, Semarang, Central Java. The majority of Covid-19 patients at Tugurejo Hospital Semarang had increased D-Dimer levels, which could indicate a potential disturbance in the blood clotting system. the majority of patients, 95.5%, showed a risky NLR (≥3.3). Most of the patients treated at Tugurejo Hospital Semarang experienced severe levels of severity. There is a significant pattern between the severity of Covid-19 patients and D-Dimer levels, where higher levels of severity tend to be associated with higher D-Dimer levels. There is a significant relationship between NLR and patient severity, with a significance value of 0.000. Research findings show that the majority of Covid-19 patients at Tugurejo Hospital Semarang experienced increased D-Dimer levels, reaching 93.2%. Elevated NLR reflects high levels of inflammation and an active immune system response. serious impact of this disease on the hospital. There is a significant relationship between D-Dimer levels and the severity of Covid-19 patients at Tugurejo Hospital Semarang with a significance of 0.000 or P<0.05 and there is a significant relationship between NLR and the severity of Covid-19 patients with a significance of 0.000 or P< 0.05
Edukasi Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Hiperkolesterolemia Pada Lanjut Usia Di Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang Rakhmawatie, Maya Dian; Rohmani, Afiana; Purnamasari, Rina; Diatri, Devita
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hiperkolesterolemia adalah salah satu penyakit yang banyak diderita lanjut usia (lansia). Selain penggunaanterapi farmakologi statin, hiperkolesterolemia dapat diterapi dengan obat herbal bahan alam dari tanamanseperti protein kedelai, bawang, dan jahe. Untuk mencapai efek terapi yang maksimal dari penggunaan obatherbal bahan alam, pemberian edukasi diperlukan terutama informasi mengenai jenis bahan alam yangdapat digunakan, dosis, serta informasi efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan. Kegiatanpengabdian masyarakat ini melakukan pemberian edukasi mengenai penggunaan obat herbal bahan alamsebagai terapi tambahan untuk hiperkolesterolemia. Sasaran edukasi adalah para lansia dan perawat lansiadi Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang. Edukasi dilaksanakan setelah para lansiamendapatkan hasil pemeriksaan kadar kolesterol. Para lansia yang mempunyai kadar kolesterol tinggi (>240 mg/dL) atau ambang batas tinggi (200 – 239 mg/dL) diberikan edukasi berupa konsultasi tatap mukamengenai diet makanan yang rendah kolesterol dan obat herbal bahan alam yang dapat digunakan untuktambahan terapi obat dari dokter. Pada saat kegiatan edukasi, para lansia diminta untuk menceritakan polamakan keseharian dan obat yang telah dikonsumsi. Hasil evaluasi kegiatan edukasi dilakukan secarakualitatif dengan memberikan pertanyaan ulangan untuk memastikan pemahaman para lansia mengenaipenggunaan obat herbal bahan alam. Edukasi juga dilakukan dengan menggunakan poster untuk paraperawat lansia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang. Poster edukasi dipasangdi ruang yang dapat dijangkau oleh para perawat lansia untuk meningkatkan informasi penggunaan obatherbal bahan alam antihiperkolesterolemia yang aman untuk lansia. Secara umum, para lansia yang masihdapat berkomunikasi dengan baik dapat memahami materi edukasi. Kata Kunci: bawang, jahe, kedelai, obat tradisional, poster edukasi kolesterol
Antimicrobial ointment based on Bacillus subtilis subsp. subtilis HSFI-9 isolated from Sea Cucumber of Kodek Bay Lombok Indonesia Rakhmawatie, Maya Dian; Diatri, Devita; Samiroh, Samiroh; Abdillah, Rifqi; Arfiyanti, Mega Pandu; Ethica, Stalis Norma; Zilda, Dewi Seswita
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 20, No 1 (2025): May 2025
Publisher : :Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resources, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.925

Abstract

The ethyl acetate extract of Bacillus subtilis subsp. subtilis HSFI-9, a bacteria isolated from intestinal fermentation of sea cucumbers (Holothuria scabra) is known to have antimicrobial properties. This research aimed to determine the activity of HSFI-9 extract ointment against Staphylococcus aureus and Candida albicans. Extract ointment is a topical preparation for skin infections made from a mixture of Vaseline Alba and Adeps lanae bases. The extract ointment was prepared into four concentrations of 0.003%, 0.03%, 0.3%, and 1% w/v using HSFI-9 as active ingredient.  Antimicrobial assay was carried out in vitro using the disc diffusion method. The extract ointment was evaluated based on organoleptic, homogeneity, spreadability, adhesion characteristics, and pH tests. The optimal concentration of the extract ointment to inhibit the growth of S. aureus  0.3% (inhibition zone of 11.67±1.26 mm) and against C. albicans is 0.03% (inhibition zone of 10.16±1.50 mm). The activity of the extract ointment was categorized as strong although not as strong as the antibiotic control ointment Mupirocin 2% or Ketoconazole 2%. The extract ointment organoleptic indicated a characteristic odor of ethyl acetate, was yellowish-white ointment, and had a homogeneous and smooth consistency. The extract ointment also had properties such as good spreadability but poor adhesion and tended to have an acidic pH ( 4.5). The HSFI-9 extract can be declared feasible for the development of topical antimicrobials. The ointment still needs to be optimized, especially regarding improving the adhesion characteristic and pH to be safe for the skin and mucosa.
Blood Pressure and Cholesterol Screening as a Preventive Measure for Degenerative Diseases in the Elderly Diatri, Devita; Joharlina, Lourensya Berta; Kurniawan, Dwi Agus; Rakhmawatie, Maya Dian; Zulizar, Alif Adlan
Journal of Community Empowerment Vol. 5 No. 1 (2025): Journal of Community Empowerment
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jce.v5i1.29646

Abstract

The elderly are one of the highest risk groups for developing degenerative diseases such as hypertension and dyslipidemia. This community service is held to promote the early detection of older adults at risk of degenerative diseases and improve knowledge of healthy lifestyles. The activity was held on June 18, 2025, in Wreda Harapan Ibu Semarang Nursing Home, Semarang, Indonesia. A total of 19 older women aged 60 to 90 years were screened for their blood pressure and total cholesterol levels. Study participants were diagnosed with hypertension in 84.2% and with high cholesterol in 63.2% of cases as a result of the examination. Post-examination, participants were provided health education emphasizing the need to control blood pressure and cholesterol through the consumption of healthy diets, light physical activities, and drug adherence. This study has shown the efficacy of combining health checks and education as a promotive and preventive strategy for degenerative diseases in the institutionalized elderly. Early discovery is beneficial for early prevention, and health education plays an important role in helping the elderly remain conscious and independent, thereby maintaining good health. This trend is in line with the paradigm of prevention-oriented healthcare services, promoting and protecting health rather than waiting for illness. The findings from the activity also underscore the need for continuation and sustainability of such programs, given the high prevalence of hypertension and dyslipidemia. Arguably, the disease burden is likely to be greater if not managed in an organized manner.
Perbedaan Kemampuan Keterampilan Klinik Mahasiswa Profesi Dokter Pre Dan Post Kepaniteraan Komprehensif Pada Studi Kasus Trauma Muskuloskeletal Basreka, Cahya Okta Putra; Arfiyanti, Mega Pandu; Diatri, Devita
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 9 (2025): Volume 12 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i9.19199

Abstract

Kompetensi kegawatdaruratan (3B) meliputi kemampuan mendiagnosis, memberikan terapi awal, merujuk, dan menindaklanjuti pasien, dengan penguasaan keterampilan klinik yang dikembangkan melalui praktik langsung di bawah supervisi dokter, terutama selama tahap profesi atau kepaniteraan klinik. Penelitian ini mengevaluasi perbedaan kemampuan mahasiswa dalam menangani kasus kegawatdaruratan muskuloskeletal sebelum dan sesudah kepaniteraan komprehensif menggunakan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Kepaniteraan komprehensif melibatkan berbagai rotasi klinik untuk melatih manajemen kasus holistik, dengan OSCE digunakan sebagai alat evaluasi. Berdasarkan analisis uji t-berpasangan pada 49 mahasiswa dari populasi 98, skor rata-rata OSCE meningkat dari 62,27 menjadi 65,14, namun perbedaan ini tidak signifikan secara statistik (p = 0,142). Temuan ini menunjukkan tidak ada peningkatan signifikan dalam keterampilan klinik mahasiswa setelah kepaniteraan komprehensif.
Analisis Faktor-Faktor Risiko Pasien Katarak Di RSUD DR. R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Halayuda, Moch. Farrel Naufal; Martiningsih, Wahju Ratna; Diatri, Devita
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 10 (2025): Volume 12 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i10.20115

Abstract

Katarak merupakan kondisi lensa mengalami kekeruhan terjadi akibat hidrasi cairan lensa, hilangnya protein lensa, atau kombinasi keduanya. Hal ini mengakibatkan penurunan produktifitas manusia yang berkualitas rendah, dan biaya perawatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan faktor risiko pasien terhadap kejadian katarak di RSUD dr. R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Penelitian dilakukan dengan desain analitik obsevasional dengan case-control. Sampel penelitian adalah pasien katarak yang berkunjung di poli mata mata di RSUD DR. R Sosodoro Djatikoesoemo kota Bojonegoro. Hasil penelitan didapatkan dari 80 responden diantaranya 40 responden katarak dan 40 tidak katarak. Hasil perhitungan statistik memperlihatkan bahwa ada hubungan bermakna antara terjadinya katarak dengan faktor usia (p = 0,042), jenis kelamin (p = 036), riwayat glukoma (p = 0,043), diabetes mellitus (p = 0,013), pekerjaan (p = 0,012) sedangkan faktor merokok (p = 0,793), penggunaan Kortikosteroid (p = 0,745), dan trauma mata (p = 0,314) menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. Pada variabel faktor risiko usia, jenis kelamin, riwayat glaukoma, diabetes mellitus, dan pekerjaan didapatakan hasil memiliki hubungan signifikan dengan katarak sedangkan faktor risiko merokok penggunaan kortikosteroid, dam trauma mata menunjukkan hubungan yang tidak signifikan.