Masa dewasa awal merupakan tahap perkembangan penting dalam kehidupan individu yang ditandai dengan berbagai transisi dan tuntutan peran. Di era digital, tahap ini menjadi semakin kompleks karena penggunaan media sosial memperkuat tekanan sosial akibat perbandingan diri yang dapat memicu krisis seperempat abad pada dewasa awal. Krisis seperempat abad ditandai dengan perasaan tertekan dalam menghadapi realitas hidup yang terus berubah, banyaknya pilihan, serta perasaan tidak berdaya. Dalam menghadapi masa krisis, resiliensi dan dukungan sosial merupakan aspek psikologis yang berperan penting dalam meningkatkan kemampuan individu untuk beradaptasi, mengembangkan diri, serta mengatasi masa krisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran resiliensi dan dukungan sosial terhadap krisis seperempat abad pada dewasa awal pengguna media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik sampling insidental, melibatkan 125 dewasa awal pengguna media sosial dengan lokasi penelitian di Bali. Data dikumpulkan secara daring melalui kuesioner yang mencakup skala krisis seperempat abad, skala resiliensi, dan skala dukungan sosial. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa resiliensi dan dukungan sosial secara bersama-sama berperan terhadap krisis seperempat abad sebesar 56,7% (R² = 0,567; p<0,05). Artinya, semakin tinggi resiliensi dan dukungan sosial, maka semakin rendah tingkat krisis seperempat abad yang dialami. Temuan ini dapat menjadi acuan pengembangan intervensi yang bertujuan memperkuat resiliensi dan dukungan sosial agar dewasa awal mampu menghadapi krisis seperempat abad dengan lebih adaptif.