Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS PRESSURE TRANSIET DAN DELIVERABILITY TEST MENGGUNKAN SOFTWARE ECRIN DAN METODE MANUAL PADA SUMUR AL-01 LAPANGAN SNL Prakash Jeet Singh; Lestari Said; Puri Wijayanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3479

Abstract

Analisa tekanan transien dirancang untuk memberikan analisis kuantitatif dari sifat- sifat reservoir. Data-data hasil uji tersebut dikumpulkan sebagai penunjang informasi sebuah reservoir yang selanjutnya digunakan untuk menjadi model prediktif dan memperbarui model geologi. Berdasarkan jenisnya Pressure Transient dibagi menjadi pressure Build up dan Pressure Drawdown Dalam pengujian Analisa Pressure Trasient dapat menggambarkan karakter sifat reservoir atau kemampuan formasi untuk menghasilkan fluida. Uji ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknik lain dalam menentukan karakteristik reservoir, karena uji tekanan transient mencakup daerah yang lebih besar sehingga memungkinkan estimasi porositas, permeabilitas reservoir, tekanan rata-rata, skin, panjang fraktur, heterogenitas reservoir, luas drainase, bentuk, bahkan jaraknya dapat mencapai hingga bidang batasnya (boundary) atau flow discontinuities.Uji Kemampuan produksi sumur gas yang dilakukan pada sumur AL-01 ini menggunakan metode Modified Isochronal test. Analisis ini bertujuan mengetahui produktivitas sumur atau sering disebut sebagai Absolute Open flow Potential,sehingga dapat diketahui kemampuan suatu sumur untuk berproduksi.setelah mengetahui nilai AOFP,maka dapat dibuat kurva Inflow Performance Relationship (IPR) untuk memprediksi aliran sumur pada tekanan dasar sumur yang berbeda Berdasarkan Hasil analisa Pressure Transient dengan menggunakan metode Pressure Build up Test pada Sumur AL-01 dengan Type Curve Pressure Derivative, model sumur yang di dapat adalah Vertical well dengan model reservoir adalah Two porosity PSS dan model boundary adalah Rectangle, dimana tekanan reservoir yang didapat adalah 2529.32 psia dengan skin yang positif yaitu 1.46 serta nilai permeabilitas sebesar 62.5 mD. Sedangkan nilai Absolut Open Flow Potential (AOFP) padaSumur AL-01 berdasarkan analisa uji deliverabilitas adalah sebesar 117413 mscf/D dengannilai n sebesar 0.825.
PERENCANAAN CASING DESIGN UNTUK SUMUR MSH X1, LAPANGAN MAD Bambang Kustono; Puri Wijayanti; Pauhesti Rusdi
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 2 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v2i2.294

Abstract

Perencanaan casing dalam suatu perencanaan sumur sangat penting karena jika salah dalam melakukan perencanaan casing dapat menyebabkan kendala operasional yang berakibat realisasi biaya sumur menjadi jauh lebih mahal, misalnya terjadi lost in hole, hilang lubang, sidetrack, atau bahkan blow out. Masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah mengenai perencanaan casing pada sumur MSH – X1 dengan adanya penurunan tekanan di beberapa lapisan pada sumur tersebut. Rencana pemboran sumur MSH – X1 dilakukan dengan menentukan casing setting depth dengan menggunakan metode offset wells dan perhitungan Hubbert and Willis. Setelah mendapatkan casing setting depth, dilakukan perhitungan grade casing dengan metode lapangan dan metode maximum load. Pertimbangan casing setting depth yang digunakan, serta grade casing yang sesuai adalah H – 40 dengan berat 94 ppf untuk casing 20” pada kedalaman 150 m, H – 40 dengan 48 ppf untuk casing 13 3/8” pada kedalaman 470 m, H – 40 dengan 32 ppf untuk casing 9 5/8” pada kedalaman 935 m dan H – 40 dengan 20 ppf untuk liner 7” pada kedalaman 1300 m.PERENCANAAN CASING DESIGN UNTUK SUMUR MSH X1, LAPANGAN MAD
PELATIHAN PENGOLAHAN SEDERHANA LIMBAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK DI DESA PETIR, SERANG – BANTEN Samsol Samsol; Rini Setiati; Puri Wijayanti; Mulia Ginting
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 3 No 2 (2021): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.812 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v3i2.10382

Abstract

Energi selalu dibutuhkan oleh umat manusia. Tanpa energi keberlangsungan hidup tidak akan berjalan mengingat semakin hari kebutuhan akan energi semakin meningkat. Energi tidak dapat diciptakan, oleh karena itu energi yang ada harus dimanfaatkan dan digunakan sehemat mungkin. Selain permasalahan kelangkaan bahan bakar yang berasal dari fossil (BBM dan gas), di Indonesia juga sedang mengalami permasalahan sampah. Adanya penumpukan sampah plastik dan permasalahan dalam pengolahannya, menyebabkan timbulnya polusi dan pencemaran sampai munculnya berbagai penyakit yang berasal dari sampah. Tujuan dari PKM ini adalah untuk membantu mengurangi permasalahan sampah dengan pemanfaatan sampah plastik menjadi salah satu sumber energi alternatif sebagai bahan bakar. Metode yang digunakan adalah percontohan pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Limbah plastik yang dibiarkan tanpa penanganan dapat menimbulkan permasalahan pada lingkungan. Limbah plastik yang diolah menjadi bahan bakar alternatif ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan bakar pada motor mereka sehingga menghemat pembelian bensin. Jika dibina dengan baik, bahan bakar alternatif dari limbah plastik ini dapat dijual sehingga menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pembinaan masyarakat usia produkstif agar dapat beraktivitas yang positif dan memberikan penghasilan tambahan. Dengan mensosialisasikan pengetahuan dan teknologi dalam pemanfaatan limbah plastik maka masyarakat desa Petir, Serang dapat memperoleh bahan bakar yang dapat langsung digunakan untuk motor mereka sehingga menghemat pembelian bensin sekaligus dapat menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat.
Pemanfaatan Minyak Jelantah Untuk Pembuatan Sabun Batang Bagi Anggota Karang Taruna Duri Pulo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat Pauhesti Pauhesti; Widia Yanti; Puri Wijayanti; Wildan Tri Koesmawardani; Gabey Jane
Abdimas Universal Vol. 4 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Balikpapan (LPPM UNIBA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/abdimasuniversal.v4i2.228

Abstract

The amount of used cooking oil waste is thrown into the sewer, which over time will compress the sewer and can also pollute the environment. Therefore, it would be good if this used cooking oil is further processed into bar soap that can be used to wash clothes or other kitchenware. The process of making this bar soap uses a cold process, which does not use heating (stove). the chemical used is NaOH. The first stage is the purification of crude oil. Purification is done by soaking charcoal in used cooking oil, for about two days, then the used cooking oil is filtered. This purification does not remove the cloudy color of the used cooking oil, but the odor and turbid color of the used cooking oil is reduced. Then the purified used cooking oil is mixed into the lye, which is a mixture of water and NaOH. Then stir to mix until the solution is slightly thickened like the consistency of liquid soap. Then the mixture is put into a mold made of silicon, after 24 hours or after the soap is solid, the soap can be removed from the mold. This soap cannot be used yet, because it requires a curing process, which is a waiting time phase after solid soap, approximately 45 days. After going through the curing process, leaving it in the open air to ensure the water content evaporates well and the pH of the soap is normal. The solid soap produced from this training is able to clean the dirt on cooking utensils and can also be used as a clothes wash, and does not itch on the skin.
The Synergetic Economic Evaluation of PSC Cost Recovery and Gross Split Schemes on Field A Prayang Sunny Yulia; Adji Nadzif Sidqi; Syamsul Irham; Mustamina Maulani; Puri Wijayanti
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 12 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jeee.2023.12530

Abstract

In month of August, year 2021, there was an alteration in the production-sharing contract for this field. The contract previously used was Production Sharing Contract (PSC) Cost Recovery, which changed to PSC Gross Split. This contract comparison aims to synergetically evaluate the comparison of the two economic models and also to determine a more efficient and appropriate scheme to be applied to field A, as well as to analyze the parameters that can affect the economic indicators of field A. The results of the economic analysis that has been carried out show that the PSC Gross Split scheme is better than the PSC Cost Recovery scheme. For PSC Cost Recovery, the Net Present Value (NPV) obtained for 30 wells is equal to 13,848,000 US$, the average Interest Rate of Return (IRR) is 118%, the average Pay Out Time (POT) is 1.43 years, the Contractor Take is 20,740,000 US$, and the Government Take is 176,587,000 US$. Whereas for PSC Gross Split, the NPV obtained for 30 wells was US$ 37,906,000, the average IRR was 245%, the average POT was 1.30 years, the Contractor Take was US$ 52,544,000, and the Government Take was 136,402,000 US$. The sensitivity analysis that has been carried out shows that the parameters of the amount of oil production and the price of oil have a significant effect on both schemes.
ANALISIS PEMANFAATAN SURFAKTAN MINYAK JELANTAH KONSENTRASI RENDAH UNTUK PROSES PENINGKATAN PEROLEHAN MIGAS Ibnu, Muhammad; Lestari Said; Puri Wijayanti; Pauhesti Rusdi; Samsol; Yulia, Prayang Sunny
Jurnal Eksakta Kebumian Vol. 3 No. 2 (2022): JURNAL EKSAKTA KEBUMIAN (JEK)
Publisher : Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jek.v3i2.10078

Abstract

Abstrak Pada tahap pengembangan untuk meningkatkan perolehan minyak bumi terdiri dari 3 tahapan yaitu:primary recovery, secondary recovery, dan tertiary recovery (Enhanced Oil Recovery). Penelitian menggunakan metode Enhanced Oil Recovery di laboratorium Enhanced Oil Recovery Universitas Trisakti. EOR (Enhanced Oil Recovery). terdiri dari injeksi kimia,injeksi uap panas, injeksi gas, dan injeksi microbial. Metode EOR yang dilakukan pada penelitian adalah injeksi surfaktan. Konsentrasi surfaktan yang digunakan 0,3%, 0,4%, dan 0,75% dengan variasi temperatur 30o C dan 70o C. Prosedur penelitian diawali dengan pembuatan brine dan pembuatan surfaktan. Kemudian perhitungan sifat fisik larutan dan perhitungan sifat fisik batuan sampel. Pada Surfaktan konsentrasi 0,2%, 0,3%, 0,4%, 0,5%, dan 0,75% dilakukan uji IFT (Interfacial Tension) untuk mendapatkan nilai CMC (Critical Micelle Concentration). Nilai CMC berada di 0,4% pada temperatur 30o C dan 70o C. Kemudian dilakukan saturasi minyak, dilanjutkan dengan injeksi brine dan injeksi surfaktan didapat recovery faktor. Dari penelitian, didapat hasil Recovery faktor yang dilakukan pengujian di konsentrasi 0,3%, 0,4%, dan 0,75% di temperatur 30o C didapat RF sebesar 33%, 45,8%, dan 42,2%. Recovery factor pada konsentrasi 0,3%, 0,4%, dan 0,75% di temperatur 70o C sebesar 37,2%, 55%, dan 46,7%. Dihasilkan recovery faktor yang paling bagus di konsentrasi 0,4% di temperatur 30o C dan 70o C   Kata kunci: Enhanced Oil Recovery,injeksi kimia,injeksi surfaktan, minyak jelantah.   Abstract At the development stage to increase oil recovery, it consists of 3 stages, namely: primary recovery, secondary recovery, and tertiary recovery (Enhanced Oil Recovery). The study used the Enhanced Oil Recovery method in the Enhanced Oil Recovery laboratory at Trisakti University. EOR (Enhanced Oil Recovery). consists of chemical injection, hot steam injection, gas injection, and microbial injection. The EOR method used in this study is surfactant injection. The surfactant concentrations used were 0.3%, 0.4%, and 0.75% with variations in temperature of 30o C and 70o C. The research procedure began with making brine and making surfactants. Then the calculation of the physical properties of the solution and the calculation of the physical properties of the rock samples. At 0.2%, 0.3%, 0.4%, 0.5%, and 0.75% surfactants, the IFT (Interfacial Tension) test was performed to obtain the CMC (Critical Micelle Concentration) value. The CMC values were at 0.4% at 30oC and 70oC. Then oil saturation was performed, followed by brine injection and surfactant injection to obtain recovery factor. From the research, it was found that the recovery factor was tested at concentrations of 0.3%, 0.4%, and 0.75% at a temperature of 30o C. The RF was 33%, 45.8%, and 42.2%. Recovery factors at concentrations of 0.3%, 0.4%, and 0.75% at a temperature of 70o C were 37.2%, 55%, and 46.7%. The best recovery factor was obtained at a concentration of 0.4% at temperatures of 30o C and 70o C.   Keywords: Enhanced Oil Recovery, chemical injection, surfactant injection, waste cooking oil