Mirna Febriani
Departemen Dental Material, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, Indonesia, 12330

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ALGINATE IMPRESSION VS ALGINATE IMPRESSION PLUS CASSAVA STARCH: ANALISIS GAMBARAN MIKROSKOPIK Febriani, Mirna
STOMATOGNATIC- Jurnal Kedokteran Gigi Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Backgrounds. Alginate impression material is a material to make impression of teeth and oral cavity. Theresult will be reproduced by gypsum type III. Alginate impression material can modify with cassava starch with ratio 1:1.The major composition is algin or alginat acid and cassava starch composition are amylose 25 % andamylopectine 75 %. Material and methods. Alginate impression type normal setting, cassava starch, aquadestilata,light microscope and polarization microscope. Result. Microscopic structure alginate impression with light microscope showed that birefringence structure less than birefringence structure alginate impression with cassaca starch. When the structure is changed, the crystallite of cassava starch will be changed. Conclusions. The added cassava starch to alginate impression microscopically will not form a new chemical compound, will not change the molecule structure of alginate impression, without any chemical reaction between alginate impression with cassava starch and only produce the physical bond.
Pengaruh Penambahan Pati Ubi Kayu Pada Bahan Cetak Alginat Terhadap Stabilitas Dimensi Febriani, Mirna
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan cetak alginat merupakan bahan yang digunakan untuk mencetak gigi geligidan jaringan rongga mulut ,bahan cetak alginat masih di impor dan cukup mahalharganya. Pada penelitian Febriani 2001, telah dilakukan modifikasi pada bahancetak alginat dengan pati ubi kayu dengan perbandingan 1:1 dan didapat hasilreproduksi detil yang sama dengan bahan cetak alginat tanpa ditambah denganpati ubi kayu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat stabilitas dimensibahan cetak alginat yang ditambah pati kayu. Pati ubi (Manihot utilisima)merupakan suatu polimer yang mengandung amilosa dan amilopektin yang dapatditambahkan pada bahan cetak alginat. Metoda dan bahan : Bahan yangdigunakan pada penelitian ini adalah bahan cetak alginat tipe normal, pati ubikayu, aquadestilata dan alat uji stabilitas dimensi sesuai standar ANSI/ADAno.18/1992. Hasil penelitian. Hasil stabilitas dimensi stabilitas dimensi antarabahan cetak alginat standar (2,9782 mm dan 2,9719 mm) dengan bahan cetakalginat standar yang ditambah pati ubi kayu (2,9797 mm dan 2,9795 mm).Kesimpulan. Penambahan pati ubi kayu (Manihot utilisima) pada bahan cetakalginat standar mendapatkan hasil pengujian stabilitas dimensi yang masihmemenuhi standar ANSI/ADA no.18/1992. Stabilitas dimensi bahan cetak alginatyang ditambah pati ubi kayu memiliki nilai stabilitas dimensi yang lebih lamadari pada bahan cetak alginat standar.
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENGENAI PEMELIHARAAN KESEHATAN RONGGA MULUT ANAK SINDROMA DOWN DI DEPOK Ahmad Salman Ali Ghufroni; Risti Saptarini Primarti; Eka Chemiawan; Mirna Febriani
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v17i2.1392

Abstract

Latar belakang: Anak Sindroma Down memiliki masalah intelektual, risiko kesehatan umum, dan karakteristik wajah yang dapat memengaruhi kondisi rongga mulutnya. Ibu adalah panutan bagi anak, berperan mengajarkan kebersihan rongga mulut sejak usia dini. Pengetahuan dan sikap ibu menjadi modal dasar dalam memelihara kesehatan rongga mulut anak Sindroma Down. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu mengenai pemeliharaan kesehatan rongga mulut anak Sindroma Down di Kota Depok. Metode penelitian: Penelitian Ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei berupa pengisian kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Responden merupakan 55 ibu dari anak Sindroma Down dari POTADS dan 5 SLB Kota Depok. Hasil penelitian: Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menunjukan kategori pengetahuan rendah dan sikap baik dalam memelihara kesehatan rongga mulut anak Sindroma Down. Kesimpulan: Para ibu dari anak Sindroma Down memiliki kategori pengetahuan kurang namun memiliki sikap baik dalam memelihara kesehatan rongga mulut anak. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang memengaruhi ibu dalam menerima informasi dan bersikap dalam memelihara kesehatan rongga mulut anak Sindroma Down.
KORELASI INDEKS MASA TUBUH (BMI) DAN INDEKS KARIES (DEF-T) PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANDUNG Emma Rachmawati; Risti Primarti Saptarini; Yuliawati Zenab; Mirna Febriani
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v16i2.1103

Abstract

Latar belakang: kondisi kesehatan umum anak dapat diketahui melalui pengukuran indeks masa tubuh atau body mass indeks (BMI). BMI dapat digunakan sebagai sarana penilaian malnutrisi dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan anak menurut usia. BMI memiliki hubungan dengan kondisi kesehatan mulut anak yang ditandaidengan indeks OHI-S  yang secara signifikan  memiliki  hubungan erat dengan indeks def-t. Tujuan: tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui korelasi antara BMI dan def-t anak usia sekolah dasar di Kabupaten Bandung. Metode:penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel penelitian adalah228 siswa sekolah dasar berusia 5-9 tahun dengan ketentuan tidak memiliki sejarah penyakit sistemik. BMI ditentukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan anak disesuaikan dengan usia, sedangkan indeks karies ditentukan dengan menghitung def-t berdasarkan karakterisasi WHO. Hasil: BMI anak laki-laki adalah 14,47±1,96, BMI anak perempuan adalah 14,62±1,74 sedangkan rata-rata def-t adalah 8,84. Penghitungan korelasi dengan menggunakan Spearman rank didapat nilai p korelasi adalah 0,350 (p0,05), hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yangsignifikan  antara def-t dengan BMI.  Penghitungan korelasi Spearman rank untuk BMI dan def-t berdasarkan gendermemperlihatkan nilai p untuk anak laki-laki adalah 0,385 (p0,05) dan anak perempuan adalah 0,738 (p0,05),hal ini menunjukkan tidak terdapat korelasi yang signifikan  antara BMI dan def-t baik pada anak laki-laki  maupunperempuan. Kesimpulan: hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi antara BMI dan def-t baik pada anaklaki-laki maupun pada anak perempuan usia sekolah dasar di Kabupaten Bandung
Pengaruh Penambahan Pati Ubi Kayu Pada Bahan Cetak Alginat Terhadap Stabilitas Dimensi Mirna Febriani
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v1i1.507

Abstract

Bahan cetak alginat merupakan bahan yang digunakan untuk mencetak gigi geligidan jaringan rongga mulut ,bahan cetak alginat masih di impor dan cukup mahalharganya. Pada penelitian Febriani 2001, telah dilakukan modifikasi pada bahancetak alginat dengan pati ubi kayu dengan perbandingan 1:1 dan didapat hasilreproduksi detil yang sama dengan bahan cetak alginat tanpa ditambah denganpati ubi kayu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat stabilitas dimensibahan cetak alginat yang ditambah pati kayu. Pati ubi (Manihot utilisima)merupakan suatu polimer yang mengandung amilosa dan amilopektin yang dapatditambahkan pada bahan cetak alginat. Metoda dan bahan : Bahan yangdigunakan pada penelitian ini adalah bahan cetak alginat tipe normal, pati ubikayu, aquadestilata dan alat uji stabilitas dimensi sesuai standar ANSI/ADAno.18/1992. Hasil penelitian. Hasil stabilitas dimensi stabilitas dimensi antarabahan cetak alginat standar (2,9782 mm dan 2,9719 mm) dengan bahan cetakalginat standar yang ditambah pati ubi kayu (2,9797 mm dan 2,9795 mm).Kesimpulan. Penambahan pati ubi kayu (Manihot utilisima) pada bahan cetakalginat standar mendapatkan hasil pengujian stabilitas dimensi yang masihmemenuhi standar ANSI/ADA no.18/1992. Stabilitas dimensi bahan cetak alginatyang ditambah pati ubi kayu memiliki nilai stabilitas dimensi yang lebih lamadari pada bahan cetak alginat standar.
ALGINATE IMPRESSION VS ALGINATE IMPRESSION PLUS CASSAVA STARCH: ANALISIS GAMBARAN MIKROSKOPIK Mirna Febriani
STOMATOGNATIC - Jurnal Kedokteran Gigi Vol 8 No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Backgrounds. Alginate impression material is a material to make impression of teeth and oral cavity. Theresult will be reproduced by gypsum type III. Alginate impression material can modify with cassava starch with ratio 1:1.The major composition is algin or alginat acid and cassava starch composition are amylose 25 % andamylopectine 75 %. Material and methods. Alginate impression type normal setting, cassava starch, aquadestilata,light microscope and polarization microscope. Result. Microscopic structure alginate impression with light microscope showed that birefringence structure less than birefringence structure alginate impression with cassaca starch. When the structure is changed, the crystallite of cassava starch will be changed. Conclusions. The added cassava starch to alginate impression microscopically will not form a new chemical compound, will not change the molecule structure of alginate impression, without any chemical reaction between alginate impression with cassava starch and only produce the physical bond.
GAMBARAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT KABUPATEN SAMBAS (Studi dilakukan pada Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Merajut Nusantara tahun 2019) Manuel Dwiyanto; Pindobilowo Pindobilowo; Mirna Febriani
M-Dental Education and Research Journal Vol 1, No 1 (2021): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.108 KB)

Abstract

ABSTRAK  Latar belakang: Karies gigi masih menjadi masalah kesehatan gigi di Indonesia. Menurut Rikesdas 2018, prevalensi karies gigi di Indonesia 45,3% khususnya di Sambas dengan prevalensi karies 51,14 % dan salah satu faktor risikonya adalah kualitas sumber air minum yang rendah Tujuan:  Memperoleh data demografi, derajat keasaman air minum, saliva dan status kesehatan gigi masyarakat di Kabupaten Sambas responden Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sambas 2019 Metode: Penelitian deskriptif pendekatan potong lintang  yang dilakukan pada masyarakat kabupaten Sambas yang menjadi responden KKN melalui kuesioner; pemeriksaan kesehatan gigi mulut, pH saliva dan air minum. Hasil: 151 responden yang diperiksa memiliki usia rata-rata 24,953 tahun, 66% menggunakan air hujan sebagai sumber air minum dengan keasaman (pH) air 5,965; pH saliva 6,40. Nilai DMFT sebesar 6,51. Berdasarkan uji statistik, tidak ada perbedaan  antara sumber air minum, IMT, frekuensi ke dokter gigi dengan nilai DMFT. Korelasi antara pH air minum dengan nilai DMFT sangat lemah, pH saliva dengan DMFT berkorelasi kuat. Kesimpulan: Kesehatan gigi masyarakat kabupaten Sambas masih sangat rendah. Terjadinya karies gigi pada masyarakat kabupaten Sambas tidak dipengaruhi oleh sumber air minum tapi adanya faktor perilaku untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik.
DENTAL HEALTH STATUS AND ORAL PIGMENTATION OF EAST BELITUNG REGENCY RESIDENTS (STUDY ON COMMUNITY SERVICE PROGRAM “MERAJUT NUSANTARA 2018) Manuel Dwiyanto; Mirna Febriani; Irma Binarti; Irina Purwaningrum
M-Dental Education and Research Journal Vol 1, No 3 (2021): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.173 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: prevalensi karies di Indonesia sebesar 57,6% dan 45,9% khususnya di Provinsi Bangka Belitung menurut Riskesdas 2018. Provinsi Bangka Belitung terkenal dengan sumber daya alam berupa timbal. Penambangan timbal mempengaruhi lingkungan termasuk air. Sebagian besar penduduk di Bangka Belitung sering mengkonsumsi air tanah. Tujuan: mengumpulkan status kesehatan gigi dan pigmentasi rongga mulut warga, data level logam dan keasaman air minum 3 desa di Kabupaten Belitung Timur pada saat diselenggarakan Kuliah Kerja Nyata 2018. Metode: deskriptif dengan pendekatan potong lintang dengan memeriksa DMFT, pigmentasi rongga mulut, kadar Pb, Fe, F, Cd dan pH air minum. Hasil: 98 penduduk memiliki usia rata-rata 18.949+13.626 tahun. Rerata kadar Pb dan Cd air minum di 3 desa lebih tinggi dari batas maksimum, sedangkan kadar Fe dan F lebih rendah dari batas maksimum, pH lebih rendah dari 7, nilai rata-rata DMFT adalah 5,59+4,20, 8 penduduk memiliki pigmentasi fisiologis. Berdasarkan Analisis korelasi non parametrik Spearman antara konsentrasi Pb, Fe, F, Cd dan pH air minum dengan skor DMFT sangat buruk. Kesimpulan: kesehatan gigi penduduk kabupaten Belitung Timur sangat rendah, frekuensi pigmentasi oral rendah. Terjadinya karies gigi dan pigmentasi oral tidak dipengaruhi oleh kandungan logam pada air minum. Kata kunci: DMFT, pigmentasi, Timbal, Besi, Fluorida, Kadmium, pH air.   ABSTRACTBackground: the prevalence of caries in Indonesia is 57.6% and 45.9% in Bangka Belitung Province according to the Riskesdas 2018. Bangka Belitung Province is known for its natural resources in the form of lead. Lead mining affects the environment including water.  Most of the population in Bangka Belitung consume groundwater. Purpose: to collect dental health status, oral pigmentation of residents, score of metal, acidity of drinking water of 3 villages East Belitung District at Kuliah Kerja Nyata 2018. Method: descriptive cross-sectional conducted by examine DMFT, macula, concentration level of Pb, Fe, F, Cd and pH of drinking water. Results: the average age of 98 residents was 18,949+13,626 years. The mean level of Pb and Cd in drinking water were higher, while Fe and F were lower than the maximum limit, pH 7, the mean score of DMFT was 5.59+4.20, 8 residents had physiological pigmentation. Analysis of Spearman’s non parametric correlation between concentration of Pb, Fe,F, Cd, pH of drinking water and DMFT score were very poor. Conclusion: the dental health of the residents of East Belitung district is very low, low frequency of oral pigmentation, dental caries and oral pigmentation are not influenced by the metal contents in drinking water. Keywords: DMFT, pigmentation, Lead, Iron, Fluoride, Cadmium, pH of water.
Temuan insidental lesi radiopak asimptomatik pada pemeriksaan radiografi panoramik: laporan 3 kasus dan ulasan pustaka Dense Bone Island (DBI) Fadhlil Ulum Abdul Rahman; Lusi Epsilawati; Farina Pramanik; Mirna Febriani
Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI) Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI)
Publisher : Ikatan Radiologi Kedokteran Gigi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32793/jrdi.v3i2.488

Abstract

Objectives: Dense Bone Island (DBI) is one of the lesions that are usually visualized on a panoramic radiographs in the form of total radiopaque in the periapical area of the mandibular premolar or molar but most of them are not directly related to the dentition. This case report is aimed to give summaries about the description of 3 DBI cases. Case Report: Three panoramic radiographs of patients with asymptomatic well-defined radiopaque lesions which was found incidentally in the periapical area of the left mandibular first premolar with two of them showing the lesions located exactly in the 1/3 apical of the root and one of them seen as root resorption like. From clinical information, all three cases reported no clinical symptoms and affected teeth are still vital. Conclusion: Incidental findings of well-defined radiopaque lesion in the periapical area of the premolar and molar of mandible that mostly do not damage the surrounding teeth lead to the diagnosis of dense bone island.
BEHAVIORAL MANAGEMENT IN DENTAL TREATMENT FOR CHILDHOOD AUTISM: (CASE STUDY) Muhammad Chair Effendi; Sri Susilawati; Mirna Febriani; Agus Susanto; Lisda Damayanti; Anne Agustina S; Inne S. Sasmita
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v18i2.1948

Abstract

Background: Autism Spectrum Disorder (ASD) or autism is a disorder that occurs during brain development characterized by deficiencies in social behavior and nonverbal interactions such as lack of eye contact, facial expressions, and body movements before a child is three years old. Autism Spectrum Disorder (ASD) is not a single disorder and is generally considered a multi-factorial disorder caused by the interaction of genetic and non-genetic factors. Lack of social behavior includes avoiding eye contact, difficulty controlling emotions or understanding the emotions of others, and limiting the range of activities and interests. Case report: A patient, female, 7 years and 4 months complained that the maxillary front teeth shake and want to be removed. Patients are suspected of having symptoms of autism since the age of 2 years and have started screening at that age until finally diagnosed with autism. Autism in patients, in this case, is suspected of autism from genetic factors. Conclusion: People with autism require special examination and treatment regarding the health of their teeth and mouth. These actions require cooperation between dentists and pediatricians or psychologists or other related disciplines so that the desired end results can be achieved as well as possible.